Puisi lama Ciriciri Puisi lama Irama sama Terdiri

  • Slides: 27
Download presentation
Puisi lama

Puisi lama

Ciri-ciri Puisi lama � Irama sama � Terdiri dari 4 baris dalam satu larik

Ciri-ciri Puisi lama � Irama sama � Terdiri dari 4 baris dalam satu larik � Terikat oleh aspek bentuk (bait, baris, kata, rima) � Dipengaruhi oleh kebudayaan islam yang berkiblat pada sastra arab dan hindu

Jenis-jenis Puisi lama 1. BIDAL Bidal adalah bahasa berkias yang berirama dan berima. terdiri

Jenis-jenis Puisi lama 1. BIDAL Bidal adalah bahasa berkias yang berirama dan berima. terdiri dari satu kalimat dalam satu larik. ada juga yang disusun dalam bentuklebih dari satu baris tapi tetap merupakan suatu baris.

Jenis –jenis bidal a. Pepatah; a. 1. ucapan pendek yang mengandung kebenaran. contoh; bermain

Jenis –jenis bidal a. Pepatah; a. 1. ucapan pendek yang mengandung kebenaran. contoh; bermain api letup bermain air basah a. 2. ucapan pendek untuk memotong atau mematahkan percakapan orang Contoh: air beriak tanda tak dalam tong kosong nyaring bunyinya

b. Peribahasa(ungkapan) � b. 1. kiasan pendek yang bersifat � Contoh; patah tumbuh hilang

b. Peribahasa(ungkapan) � b. 1. kiasan pendek yang bersifat � Contoh; patah tumbuh hilang berganti � B. 2. potongan kata /bagian kalimat yang mengandung kias. � Contoh : tinggi hati, patah hati dll.

� C. Tamsil adalah bahasa kias yang berirama dan berima Contoh: tua-tua keladi, makin

� C. Tamsil adalah bahasa kias yang berirama dan berima Contoh: tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. d. Ibarat adalah bahasa kias yang menggunakan perbandingan Contoh: Ibarat kerakap tumbuh di batu, mati segan hidup tak mau.

� C. Hadis melayu/kata arif(aferisme ) Merupakan pernyataan yang dipergunakan sebagai pedoman, karena mengandung

� C. Hadis melayu/kata arif(aferisme ) Merupakan pernyataan yang dipergunakan sebagai pedoman, karena mengandung kebijaksanaan. Contoh; dimana tanah diinjak disitu langit dijunjung. � D. Kata adat. adalah pernyataan yang mempunyai nilai hukum. Contoh: Penghulu menghukum sepanjang adat mualim menghukum sepanjang sarak

2. MANTRA � Mantra adalah bahasa klise yang tidak mengalami perubahan. Irama dan rimanya

2. MANTRA � Mantra adalah bahasa klise yang tidak mengalami perubahan. Irama dan rimanya mempunyai peranan untuk memperkuat tenaga gaib (magis). mantra tidak diucapkan oleh sembarangan orang. Orang yang menggunakan mantra di sebut pawang.

Mantra menabur benih Indang-indang melikut Indang dilapeh purun Hilang-hilang dijemput Dijemput dibawa turun Tak

Mantra menabur benih Indang-indang melikut Indang dilapeh purun Hilang-hilang dijemput Dijemput dibawa turun Tak turun makan menturun Tak datang makan binatang Hinggap didahan mati tetahan …………………… ….

3. PANTUN Pantun adalah puisi Idonesia asli yang sudah ada berabad-abad yang lampau. disebut

3. PANTUN Pantun adalah puisi Idonesia asli yang sudah ada berabad-abad yang lampau. disebut juga puisi rakyat, karena tumbuh dan berkembang dikalangan rakyat. Ciri-cirinya � terdiri dari dua bagian: sampiran dan isi � bersajak silang(a-b-a-b) � Tiap larik terdiri dari 4 perkataan

JENIS-JENIS PANTUN A. Berdasarkan isinya 1. Pantun Anak-Anak � Pantun Bersuka Ria Elok rupanya

JENIS-JENIS PANTUN A. Berdasarkan isinya 1. Pantun Anak-Anak � Pantun Bersuka Ria Elok rupanya si kumbang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang

� Pantun karang Berduka Cita Anak nelayan menangkap peri Sampannya karamg melanggar Sungguh malang

� Pantun karang Berduka Cita Anak nelayan menangkap peri Sampannya karamg melanggar Sungguh malang nasibku ini Ayah pergi ibu berpulang

2. Pantun Orang Muda a. Pantun nasib/dagang Asam pauh dari seberang Tumbuhnya dekat tepi

2. Pantun Orang Muda a. Pantun nasib/dagang Asam pauh dari seberang Tumbuhnya dekat tepi tebat Badan jauh di rantau orang Sakit siapa akan mengobat b. Pantun Muda: 1. Pantun Berkenalan Sekuntum bunga dalam padi Ambil batang cabut uratnya Tuan sepantun langit tinggi Boleh berlindung di bawahnya

b. 2. Pantun berkasih-kasihan Kalau tuan mandi ke kali Ambilkan saya bunga kemboja Kalu

b. 2. Pantun berkasih-kasihan Kalau tuan mandi ke kali Ambilkan saya bunga kemboja Kalu tuan mati dahulu Nantikan saya di pintu surga b. 3. Pantun perceraian Pucuk pauh selara pauh Pandan dirimba dilandungkan Adik jauh kakanda jauh Kalau rindu sama renungkan

b. 4. Pantun beriba hati Rusa terdampar didalam lembah Ekornya hitam kena bara Adinda

b. 4. Pantun beriba hati Rusa terdampar didalam lembah Ekornya hitam kena bara Adinda tinggal tengah rumah Tidur bertilam air mata C. PANTUN JENAKA/TEKA-TEKI Biduk sekunar dari barat Penuh berisi asam cuka Makan di laut tumpah di darat Apakah itu cobalah terka

3. Pantun Orang Tua A. Pantun nasihat Tumbuhlah lumut dengan kemumu Ambil penjolok tabung

3. Pantun Orang Tua A. Pantun nasihat Tumbuhlah lumut dengan kemumu Ambil penjolok tabung madat Jika hidup tidak berilmu Sesat hidup dunia akhirat b. Pantun adat Pisang emas bawa berlayar Masak sepiji dalam peti Hutan emas dapat dibayar Hutang budi dibawa mati

C. Pantun agama Kemumu di dalam semak Jatuh melayang selaranya Meski ilmu setinggi tegak

C. Pantun agama Kemumu di dalam semak Jatuh melayang selaranya Meski ilmu setinggi tegak Tidak sembayang apa gunanya

B. PANTUN BERDASARKAN BENTUK 1. PANTUN KILAT (KARMINA)(2 LARIK/BAIT) Sudah gaharu cendana pula Sudah

B. PANTUN BERDASARKAN BENTUK 1. PANTUN KILAT (KARMINA)(2 LARIK/BAIT) Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu bertanya pula 2. PANTUN BIASA; (4 larik/bait) Kalau gugur gugrlah nangka Jangan ditimpa sicabang pauh Kalau tidurlah mata Jangan dicinta orang yang jauh

� 3. TALIBUN; (6, 8, 10…. 20 larik/bait) Gulai kacang dalam belanga Masak senja

� 3. TALIBUN; (6, 8, 10…. 20 larik/bait) Gulai kacang dalam belanga Masak senja dimakan pagi Dimakan anak raja cina Esa adat dua lembaga Pakaian kita di negeri ini Bingung dan miskin jangan terlanda

C. PANTUN BERKAIT Buaian kendor jangan ditarik Buaian teguh buatan sendiri Tuan gubernur orang

C. PANTUN BERKAIT Buaian kendor jangan ditarik Buaian teguh buatan sendiri Tuan gubernur orang yang baik Pandai sungguh menata negeri Buaian teguh buatan sendiri talinya kecil jangan dikerat Pandai sungguh menata negeri tahu pula mengambil hati rakyat �

4. SELOKA � Ciri-ciri seloka � 4 larik/bait, rima terus, � 8 -11 suku

4. SELOKA � Ciri-ciri seloka � 4 larik/bait, rima terus, � 8 -11 suku kata/larik, tdk bersampiran, � isinya sindiran sesaat Candu dibungkus daun talas Makan dia mata bilas Mandi segan kerja malas Harta orang hendak digalas

5. GURINDAM � Ciri-ciri Gurindam � 2 larik/bait, larik 1 sarat, larik 2 jawab

5. GURINDAM � Ciri-ciri Gurindam � 2 larik/bait, larik 1 sarat, larik 2 jawab � Rima terus, setiap larik 4 kata, 8 -11 suku kata � Berisi nasihat(amsal) � Contoh Membuat utang amatlah mudah Waktu membayar timbullah gundah

6. SYAIR CIRI-CIRI : Terdiri 4 larik/bait, 4 perkataan, 8 -16 sk � Rima

6. SYAIR CIRI-CIRI : Terdiri 4 larik/bait, 4 perkataan, 8 -16 sk � Rima terus, terdiri dari beberapa bait � Isi berupa petuah, dongeng, cerita Syair tertua berbentuk doa, disebuah nisan rajadi Minye Tujoh aceh(bhs cmprn mly, arb, sank ) Contoh; diriku hina amatlah malang padi ditanam tumbuhnya lalang puyuh disangkar jadi belalang ayam ditambat disambar elang

Not book � Gurindam pasal 9 Tahu pekerjaan tak baik tapi dikerjakan Bukan manusia

Not book � Gurindam pasal 9 Tahu pekerjaan tak baik tapi dikerjakan Bukan manusia itulah setan kejahatan seorang perempuan tua itulah iblis punya penggawa Kepada segala hamba-hamba raja Disitulah setan tempatnya manja

Karmina Dahulu parang, sekarang besi Dahulu sayang sekarang benci banyak udang banyak garam banyak

Karmina Dahulu parang, sekarang besi Dahulu sayang sekarang benci banyak udang banyak garam banyak orang banyak ragam sudah gaharu, cendana pula sudah tahu bertanya pula

SELOKA Pasang berdua bunyikan tabuh Anak gadis berkain merah Supaya cedera jangan tumbuh Mulut

SELOKA Pasang berdua bunyikan tabuh Anak gadis berkain merah Supaya cedera jangan tumbuh Mulut manis kecindam murah

TALIBUN walau pandai berkain panjang (sampiran ) Lebih baik berkain sarung (sampiran ) Jika

TALIBUN walau pandai berkain panjang (sampiran ) Lebih baik berkain sarung (sampiran ) Jika pandai memakainya (sampiran ) Kalau pandai berinduk semang (isi) Lebih umpama bunda kandung (isi) Jika pandai membawakannya (isi)