PUISI JAWA J PRAPTA DIHARJA SJ Puisi dalam

  • Slides: 12
Download presentation
PUISI JAWA J. PRAPTA DIHARJA, SJ

PUISI JAWA J. PRAPTA DIHARJA, SJ

Puisi dalam Kehidupan • Sejak kecil kita sebenarnya sudah akrab dengan puisi. Ketika bayi,

Puisi dalam Kehidupan • Sejak kecil kita sebenarnya sudah akrab dengan puisi. Ketika bayi, waktu mau tidur, dilagukan lagu Ninabobok; ada lagu Bangun tidur; ketika menangis, ditembangkan lagu Tak lela ledung; waktu masih balita, diajar nyanyi Keplok ame-ame; waktu belajar berhitung, dilagukan Satu-satu, Balonku Ada 5. Untuk mengenal lingkungan, ketika di TK, diajari Pelangi-pelangi, Bintang Kecil, Menanam Jagung;

Keplok ame-ame Belalang kupu-kupu; . . . Kalo asal jangan usul. . . Cempe-cempe,

Keplok ame-ame Belalang kupu-kupu; . . . Kalo asal jangan usul. . . Cempe-cempe, barata sing gedhe . . . cempo-cempo, barata sing dowo . . . . ; “Kesan pertama begitu menggoda, . . . Gaharu cendana pula, …. .

MANTRA: Puisi untuk roh gaib, pemakaian bahasa indah dan bera dap. • Dalam membahasakan

MANTRA: Puisi untuk roh gaib, pemakaian bahasa indah dan bera dap. • Dalam membahasakan maksud secara baik, indah dan beradap, tidak semua orang bisa. Hanya orang 2 tertentu saja. MC, Pranata Adicara, orang yang dituakan (Pak Lurah). Dalam berhubun gan dengan roh 2 gaib pun juga tak sembarang orang mampu berkomunikasi. Dibutuhkan seorang mediator. • Demikian juga kalau manusia menghadapi kekuasaan alam yang tidak tampak/gaib. Dia menggunakan bahasa yang indah supaya berkenan di hati roh gaib itu. Di sini bahasa sebagai alat untuk menarik perhatian, untuk kemudian mempengaruhi agar roh itu bisa diajak bekerja sama dengan menusia.

 • Di dalam berhubungan dengan roh itu, biasanya ada se seorang perantara roh

• Di dalam berhubungan dengan roh itu, biasanya ada se seorang perantara roh dan manusia (mediator). Mediator biasanya disebut pawang, dukun, datu, belian, pokkalu, kiai, guru, dsb. Manusia dengan kekuatan 2 yang lebih. • Bahasa/kata 2 yang digunakan oleh pawang biasanya disebut mantra. Mantra ini memiliki sifat 2 khas. • Diucapkan pada kesempatan 2 tertentu dengan cara 2 tertentu (misalnya mantra pengasih dibaca 3 hari 3 malam dimulai hari Senin Kliwon. Dibaca saat matahari terbit, di senthong menghadap Barat, berdiri dekat tembok)

Biasanya rapal ditujukan kepada • a. Tuhan (Pangeran) • b. Diri sendiri • c.

Biasanya rapal ditujukan kepada • a. Tuhan (Pangeran) • b. Diri sendiri • c. Orang lain, binatang, barang • d. Lelembut/Roh Halus

“Kukuh bakuh, kukuh bakuh…” Jopa-japu nambani . . . asu “Gut lugut Dadio rambut

“Kukuh bakuh, kukuh bakuh…” Jopa-japu nambani . . . asu “Gut lugut Dadio rambut Tukulo sing lembut” Hong ilaheng awighnam astu namas sidam “Adus banyu gege kariyo gelis gedhe” Kutu hutan suruh keluar Suruh keluar beranak-anak Suruh keluar bercucu-cucu Suruh keluar bercicit -cicit tamba teka lara lunga! Tolak sawan bali ndalan; "Niyatingsun matekaji Wedhus prucul. Aja nggombalnggambul tanggul Nggambula musuhku sing gedhe dhuwur"

Parikan Ungkapan yang mengandung 3 hal, • Terjadi dari 2 kalimat bersajak. • Setiap

Parikan Ungkapan yang mengandung 3 hal, • Terjadi dari 2 kalimat bersajak. • Setiap kalimat terdiri 2 kelompok kata (frase/klausa). • Kalimat pertama sebagai sampiran, sedang kalimat ke 2 sebagai isinya.

Tawon madu, ngisep sekar. Calon guru, kudu sabar. Kembang adas, sumebar tengahing alas. Tuwas-tiwas,

Tawon madu, ngisep sekar. Calon guru, kudu sabar. Kembang adas, sumebar tengahing alas. Tuwas-tiwas, nglabuhi wong ora waras. Ngetan, bali ngulon (2 + 4) Tuwas edan, ora kelakon (4 +5) Suwe ora jamu, jamu pisan godong kencur Suwe ora ketemu, temu pisan maju mundur. Gajah diblangkoni Pinter kojah ra iso nglakoni

Wangsalan • Ungkapan semacam teka teki yang menyatakan jawabannya secara tersamar. Tidak dinyatakan secara

Wangsalan • Ungkapan semacam teka teki yang menyatakan jawabannya secara tersamar. Tidak dinyatakan secara langsung. Untuk bisa mengerti dan menangkap sebuah wangsalan tergantung dari kepekaan dan kecakapan orang menangkap kata simbolis yang digu nakan. • Contoh: • Jenang gula, kowe aja lali, marang aku iki ya kang mas.

Pindang lulang, kacek apa aku karo kowe. Reca kayu, goleka kawruh rahayu. Jenang sela

Pindang lulang, kacek apa aku karo kowe. Reca kayu, goleka kawruh rahayu. Jenang sela wader kali sesonderan. Apuranto yen wonten lepat kawula. Uler kambang, yen trima alonan. (Uler kambang: lintah saktitahe alonan). m. Balung jagung (janggel), saguhku isih janggelan. m. Balung pakel (pelok), alok 2, hore. Cengkir wungu, wungune ketiban ndaru; Wis pestimu, kowe pisah karo aku.

Barangsiapa mengenal akhirat, . . . Syair? Barangsiapa meninggalkan sembahyang, . . . Buah

Barangsiapa mengenal akhirat, . . . Syair? Barangsiapa meninggalkan sembahyang, . . . Buah ara, batang dibantun, mari dibantun dengan parang; . . Tir padha irenge, . . . . Cahari olehmu akan sahabat, . . . Bunga dikarang di dalam kebun, kebun permainan Raja Judah; . . . ? Apabila kita kurang siasat, . . . Satu, dua, tiga, enam Enam dan satu jadi tujuh; . . . ? Apabila anak tidak dilatih, . . . ?