Public Health Andika Pradana dr Hilna K Shalihat
Public Health Andika Pradana, dr Hilna K Shalihat, dr
Public Health • • Metodologi Penelitian Promosi Kesehatan Epidemiologi Sistem Pelayanan Kesehatan Family Medicine Ilmu Perilaku Komunikasi Efektif
Public Health Metodologi Penelitian • • Desain Penelitian Uji Hipotesis Teknik Pengambilan Sampel Bias Penelitian
VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT RISK EFFECT
Desain Penelitian Cross Sectional Case Control Cohort Singkat, Bergerak dari Resiko Retrospektif, Bergerak dari Efek Prospektif, Diikuti ke Depan Prevalence Ratio Odd Ratio Risk Ratio
CROSS SECTIONAL / POTONG LINTANG • Studi epidemiologi yang mempelajari : • Prevalensi • Distribusi • Hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan, penyakit atau outcome lain secara SERENTAK pada individu- individu dari suatu populasi pada suatu saat. Clinical Key : SATU POPULASI, JUMLAH SAMPEL TELAH DITENTUKAN MUDAH, MURAH, CEPAT, HEMAT, EFISIEN
Struktur studi Cross-sectional Pengukuran faktor resiko dan efek dilakukan sekaligus a efek (+) b efek (-) Faktor resiko c efek (+) d efek (-)
Dapat mengetahui prevalensi suatu kejadian Dapat mengetahui hubungan sebab akibat Tidak dapat memantau perubahan yang terjadi Informasi kurang mendalam KETERBATASAN Efisien waktu dan biaya KEUN
Hasil pengamatan studi cross sectional Efek (+) Efek (-) Jumlah Paparan (+) a b a+b Paparan (-) c d c+d Jumlah a+c b+d a+b+c+d RASIO PREVALENS dihitung dengan membagi prevalens efek pada kelompok paparan (+) dengan prevalens efek pada kelompok paparan (-). RP = a/(a+b) : c/(c+d)
Rasio Prevalens • RP = 1 Variabel yang diduga sebagai faktor resiko tidak ada pengaruhnya dalam terjadinya efek. • RP > 1 Variabel tersebut merupakan faktor resiko timbulnya penyakit. • RP < 1 Faktor yang diteliti merupakan faktor protektif.
Case Control / KASUS KONTROL • Studi epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan dan efek (penyakit), dengan cara MEMBANDINGKAN KELOMPOK KASUS dan KELOMPOK KONTROL berdasarkan status paparannya. • Faktor resiko dipelajari dengan pendekatan “RETROSPEKTIF” (faktor efek diidentifikasikan pada saat ini, faktor resiko diidentifikasikan terjadinya pada waktu yang lalu) → Efek sudah terjadi, hanya tinggal mengkaji dari data yang ada.
Adakah faktor resiko? Ditelusuri retrospektif Penelitian mulai disini Skema dasar studi kasus- kontrol
• Cocok untuk mempelajari penyakit yg jarang ditemukan • Subjek penelitian bisa lebih sedikit • Dapat mengetahui faktor risiko yg mungkin berhubungan dengan penyakit • Tidak mengalami kendala etik • Mudah terjadi bias recall • Pemilihan sampel kasus dan kontrol sering salah • Pengaruh faktor luar selain paparan tidak diperhitungkan • Data yang didapat tidak dapat di validasi
Hasil pengamatan studi kasus kontrol Faktor resiko (+) Kasus Kontrol a b Jumlah a+b Faktor resiko (-) c d c+d Jumlah a+c b+d a+b+c+d Resiko relatif yang dinyatakan dalam rasio odds (RO) Odds adalah perbandingan antara peluang (probabilitas) untuk terjadinya efek dengan peluang untuk tidak terjadinya efek. RO = ad/bc
Interpretasi nilai RO sama dengan pada penelitian Cross-sectional. • RO = 1 Bukan faktor resiko • RO > 1 Merupakan faktor resiko • RO < 1 Faktor protektif
Cohort • Suatu penelitian epidemiologis yang PALING BAIK dalam mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan efek (penyakit). • Penelitian PROSPEKTIF atau longitudinal • Faktor resiko diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian diikuti ke depan secara prospektif hingga timbulnya efek
Penelitian Cohort Penelitian mulai disini Diikuti prospektif Apakah terjadi efek? Skema dasar penelitian kohort prospektif
Membutuhkan waktu lama sarana dan pengelolaan yang rumit Kemungkinan subjek drop-out akan mengganggu analisis hasil Kurang etis, karena faktor resiko pada objek akan diamati sampai terjadinya efek Perbandingan antara kelompok subjek dan kelompok kontrol sejak awal Besarnya angka resiko satu waktu ke waktu dapat ditentukan Ada keseragaman observasi, baik terhadap faktor resiko maupun efek dari waktu ke waktu
Analisis dasar studi Cohort Efek Faktor resiko Ya Tidak Jumlah Ya a b a+b Tidak c d c+d Jumlah a+c b+d a+b+c+d Resiko relatif dihitung dengan cara membandingkan insidens efek pada kelompok dengan resiko dengan insidens pada kelompok tanpa resiko. RR = a/(a+b) : c/(c+d)
JENIS SKALA PENGUKURAN N O JENIS SKALA 1. Nominal Urutan (-), Titik awal (-) 2. Ordinal Urutan (+), Penentuan lebih besar dan Tingkat Pendidikan, Perbedaan (-), titik lebih kecil Sikap, Tingkat Motivasi, awal (-) 3. Interval Urutan (+), Penentuan kesamaan Perbedaan (+), Titik interval atau perbedaan awal (-) Skala pada jam, Skala pada termometer Urutan (+), Penentuan Kesamaan Perbedaan (+), Titik rasio awal (+) Berat Badan, pendapatan karyawan 4. Rasio KARAKTERISTIK OPERASI EMPIRIS DASAR Penentuan Kesamaan CONTOH Agama, Jenis Kelamin, Golongan Darah
KLASIFIKASI SKALA q. KATEGORIK (KUALITATIF) merupakan data yang hasil pengklasifikasian / penggolongan data nominal, ordinal q. NUMERIK (KUANTITATIF) merupakan variabel hasil dari penghitungan dan pengukuran Interval, rasio
HIPOTESIS VARIABEL II Kategorik JENIS UJI STATISTIK Kai Kuadrat Fisher Exact numerik KOMPARATIF Kategorik Ordinal Numerik Variabel berpasang 2 kelompok an Variabel tidak berpasang an > 2 kelompok KORELATIF Numerik Regresi Korelasi Annova ordinal T dependent Wilcox (paired) on T independe nt Mann Whitne y
Macam-macam Metode Sampling TEKNIK SAMPLING Probability Sampling 1. 2. 3. 4. 5. Simple Random Sampling Sistematis Random Sampling Stratified Sampling Cluster Sampling Double Sampling/ Multiphase Sampling Non Probability Sampling 1. Purposive sampling 2. Judgement Sampling 3. Quota Sampling 4. Snowball Sampling 5. Convenience Sampling
SIMPLE RANDOM SAMPLING SISTEMATIS RANDOM SAMPLING Pengambilan sampel dimana semua unsur dari populasi mempunyai Pengambilan sampel dimana sampel kesempatan yang sama untuk dipilih pertama ditentukan secara acak sebagai anggota sampel. Anggota sampel dipilih secara acak. sedangkan sampel berikutnya diambil berdasarkan satu interval tertentu. Contoh : 1. Berdasarkan urutan genap absen POPULASI SAMPEL
STRATIFIED RANDOM SAMPLING • Pengambilan sampel dimana populasi yang ada memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karakteristik sendiri. • Contoh : Kelas pada suatu sekolah CLUSTER SAMPLING Hampir sama dengan teknik stratified. Perbedaannya jika pada stratified anggota populasi dalam satu strata relatif homogen sedangkan pada cluster sampling anggota dalam satu cluster bersifat heterogen. Contoh : penelitian pada wilayah luas
DOUBLE SAMPLING / MULTIPHASE SAMPLING • Double sample (sampel ganda) sering juga disebut dengan istilah sequential sampling (sampel berjenjang), multiphase-sampling (sampel multi tahap). Purwokerto Pwt-Utara Sumampir • Pwt-Utara §Pwt-Selatan §Pwt-Barat §Pwt-Timur §Baturaden §Sokaraja • Grendeng §Sumampir §Bancatkembar §Buaran §Kararangwangkal §karanggintung • Rw I §Rw III §Rw IV
NON PROBABILITY SAMPLING CONSECUTIVE SAMPLING Penetapan sampel dari populasi secara acak selama masih memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi CONVENIENCE SAMPLING Penetapan sampel berdasarkan kebetulan saja. PURPOSIVE /JUDGEMENT SAMPLING Penetapan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. QUOTA SAMPLING Penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok. SNOW BALL SAMPLING Penetapan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak sampai informasi telah cukup.
UJI DIAGNOSTIK IDEAL : 1. memberi hasil (+) pd semua subjek yg sakit (sensitif) 2. memberikan hasil (-) pd semua subjek yg tidak sakit. (spesifik) TETAPI 1. Hasil (+) pd subjek yg sehat : FALSE POSITITIVE 2. Hasil (-) pd subjek yg sakit : FALSE NEGATIVE
• Positive Predictive Value: – Probabilitas seseorang menderita penyakit apabila uji diagnostiknya positif. – = A : (A+B) • Negative Predictive Value: – Probabilitas seseorang tidak menderita penyakit apabila uji diagnostiknya negatif. – = D : (C+D)
SENSITIVITAS dan SPESIFISITAS UJI Positif Negatif Jlh BAKU EMAS Positif Negatif A B C D A+C B+D Sensitivitas = A : (A+C) Spesifisitas = D : (B+D) Nilai prediksi positif (Positive Predictive Value ) = A : (A+B) Nilai prediksi negatif (Negative Predictive Value) = D : (C+D) Jlh A+B C+D A+B+C+D
CONTOH SOAL Suatu uji diagnostik terhadap 100 pasien limfoma malignum yang dibuktikan dengan biopsi, 65 menunjukkan hasil positif; sedangkan uji diagnostik yang sama terhadap 100 pasien dengan pembesaran kelenjar non-limfoma, hanya 30 yang menunjukkan hasil uji positif.
Penyakit Limfoma Hasil uji Positif 65 Non limfoma 30 Negatif Jlh 35 100 70 100 Jlh 105 200 95 Sensitivitas = A : (A+C) = 65 : 100 = 65% Spesifisitas = D : (B+D) = 70 : 100 = 70% Uji diagnostik terbaik adalah uji diagnostik yg mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yg tertinggi
Promosi Kesehatan Level Pencegahan Media Promosi Teori Blum PHBS
5 Level of Prevention ( Leavell & Clark ) 1. 2. 3. 4. 5. Health promotion Spesifik protection Early diagnosis and prompt treatment Disability limitation Rehabilitation
Health Promotion Kegiatan : • Pendidikan kesehatan agar berlaku sehat • Perbaikan gizi • Pemeriksaan kesehatan secara berkala • Cukup istirahat dan rekreasi • Pemeliharaan kesehatan lingkungan
Spesific Protection Kegiatan : • Imunisasi • Pakaian pelindung • Kebersihan perorangan • Kesehatan lingkungan
Early Diagnosis & Prompt Treatment Kegiatan : • Mencari kasus (case finding) • Screening • Survey penyakit • Pemberian obat sesuai penyakit • Pemeriksaan lingkungan secara berkala
Disability Limitation Kegiatan : • Pencegahan + perawatan yang baik dan tepat • Gangren → amputasi
Rehabilitation Kegiatan : • R. fisik • R. mental • R. sosial • R. estetis
Sasaran promosi kesehatan 1. SASARAN PRIMER individu atau kelompok yg diharapkan berubah perilakunya. 2. SASARAN SEKUNDER individu/kelompok/organisasi yang mempengaruhi perilaku sasaran primer. Contoh : tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan 3. SASARAN TERSIER individu/kelompok/organisasi yang punya wewenang membuat kebijakan/keputusan yang memperngaruhi perilaku sasaran primer. Contoh : badan eksekutif, legislatif, donatur
METODE PROMOSI KESEHATAN • Individual : konseling dan wawancara • Kelompok : 1. Kelompok Besar : Ceramah dan Seminar 2. Kelompok kecil : Diskusi kelompok, brainstorming, snowballing, buzzgrup, roleplay, simulasi • Massa – – Public Speaking Diskusi Simulasi Billboard
Surveilans Epidemiologi proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data, serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak / instansi terkait secara sistematis dan terus menerus agar dapat dilakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien -Surveilans aktif -Surveilans pasif -Surveilans sentinel
Teori Blum
• Pada suatu desa diketahui angka kejadian Gizi buruk terbilang tinggi. Setelah dilakuakn telaah masalah, ternyata terdapat mitos di daerah tersebut bahwa anak tidak boleh makan ikan karena akan membuat cacingan. Penyebab utama keadaan ini adalah? • A. Pengaruh Tenaga Kesehatan • B. Pengaruh Perilaku • C. Pengaruh Genetik • D. Pengaruh Lingkungan • E. Pengaruh Pejabat Pembuat Kebijakan
PHBS • 10 (sepuluh) indikator PHBS, yaitu: 1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan; 2) Memberi ASI Eksklusif; 3) Menimbang balita setiap bulan; 4) Menggunakan air bersih; 5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun;
• 6) Menggunakan jamban sehat; • 7) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu; • 8) Makan sayur dan buah setiap hari; • 9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari; • 10) Tidak merokok di dalam rumah (Kemenkes, 2011).
Epidemiologi Ukuran Penyakit Kejadian Luar Biasa
Indikator Kesehatan Daerah • Jumlah bayi lahir hidup selama 1 tahun x 1000 Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama Jumlah kematian selama 1 tahun x 1000 Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama Jumlah bayi mati sebelum berusia 1 tahun selama 1 tahun x 1000 Jumlah bayi lahir hidup pada tahun yang sama
• Jumlah kematian janin lahir > 28 minggu kehamilan + jumlah kematian bayi berumur < 7 hari x 1000 Jumlah lahir hidup tahun yang sama Jumlah kematian bayi usia <28 hari selama setahun x 1000 Jumlah lahir hidup tahun yang sama Jumlah kematian balita selama 1 tahun x 1000 Jumlah balita pada tahun yang sama Jumlah ibu mati akibat kehamilan, persalinan dan nifas selama 1 tahun x 1000 Jumlah lahir hidup tahun yang sama
DEFENISI RUMUS INCIDENCE RATE PREVALENCE RATE Merupakan jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu. Merupakan jumlah orang yang menderita penyakit di kalangan penduduk pada satu titik waktu tertentu.
SKEMATIS: 1 X X X 5 X 4 X X 3 x 7 8 X X X 1 Januari 1990 2 X X 6 9 31 Desember 1990 • Incidence: kasus 2, 3, 4, 8, 9 • Point prevalence: 1 Jan: kasus 1, 5, 7 31 Des: kasus 2, 5 • Periode prevalence: kasus 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8 dan 9
Besarnya masalah kesehatan • Endemi Suatu keadaan dimana dijumpai suatu penyakit dengan frekuensi kecil dan menetap di suatu daerah tertentu • Sporadik Penyakit dijumpai di suatu daerah tertentu dengan frekuensi berubah-ubah menurut perubahan waktu
• Epidemi Penyakit pada daerah tertentu dengan frekuensi meningkat cepat, waktu singkat dan gejala jelas. • Pandemi Peningkatan frekuensi sangat tinggi dan melewati batas negara.
KLB = OUT BREAK = EPIDEMI ENDEMIS Dari tidak ada menjadi ada Dari ada meningkat 2 x lipat Dari ada terus meningkat 3 waktu berturut Terus menerus tinggi SPORADIS Pandemi Naik turun Wabah Epidemi OUTBREAK/KLB
• Attack Rate Jumlah kasus Populasi yang beresiko • Secondary Attack Rate Jumlah kasus sekonder Populasi yang beresiko • Case Fatality Rate Jumlah orang yang mati karena penyakit A Jumlah penderit a dengan penyakit A • Cause Spesific Death Jumlah orang yang mati karena penyakit A Jumlah penduduk dalam periode waktu yang sama
Definisi Kasus • Suspect hanya gejala klinis saja • Probable dilakukan pemeriksaan penunjang yang bukan gold standard • Confirmed / definit dilakukan gold standard
Sistem Pelayanan Kesehatan Puskesmas & Posyandu Sistem Rujukan Pembiayaan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Di Indonesia PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat) • Suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh juga membina peran serta masyarakat uruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok
Kegiatan Pokok Puskesmas • Upaya Promosi Kesehatan • Upaya Kesehatan Lingkungan • Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana • Upaya Perbaikan Gizi • Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular • Upaya Pengobatan
Puskesmas dan jumlah penduduk • Ditetapkan satu macam puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi satu kecamatan atau pada suatu daerah dengan jumlah penduduk antara 30. 000 sampai 50. 000 jiwa. Yang dikenal dengan konsep wilayah. • Berdasarkan Inpres No. 5 tahun 1974 dan No. 4 tahun 1976 konsep wilayah diperkecil menjadi suatu wilayah dengan jumlah penduduk 30. 000 jiwa. • Untuk koordinasi kegiatan di tingkat kecamatan, salah satu ditunjuk menjadi sebagai penanggung jawab dan disebut Puskesmas Kecamatan atau Puskesmas pembina. • Dan puskesmas yang ada di desa/kelurahan disebut sebagai puskesmas pembantu.
STANDAR KEBERHASILAN PROGRAM PUSKESMAS • Indikator derajat kesehatan masyarakat yang paling peka untuk menilai dampak (impact) program kesehatan adalah IMR, MMR dan BR (Infant Motality Rate, Maternal Mortality Rate, Birth Rate).
Penunjang Puskesmas • Puskesmas Pembantu ruang lingkup lebih kecil • Puskesmas Keliling memliki kendaraan bermotor, wilayah terpencil, kasus KLB, penyuluhan audiovisual • Bidan Desa Belum ada pelayanan kesehatan 3000 orang Memberikan pelayanan dan rujukan
Konsultasi & Rujukan • Konsultasi ad. upaya meminta bantuan profesional penanganan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli • Rujukan ad. upaya melimpahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang sesuai
Pembagian Wewenang & Tanggung jawab 1. INTERVAL REFERRAL • Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya.
2. COLLATERAL REFERRAL • Menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja 3. CROSS REFERRAL M • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya
4. SPLIT REFERRAL • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.
POSYANDU Posyandu adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari dan untuk masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak pada khususnya. Pos Pelayanan Terpadu
SASARAN 1. 2. 3. 4. Bayi berusia kurang dari 1 tahun Balita usia 1 -5 tahun Ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas Wanita usia subur 1 POSYANDU 100 BALITA
5 KEGIATAN POSYANDU (PANCA KRIDA POSYANDU) 1. 2. 3. 4. 5. Kesehatan ibu dan anak KB Imunisasi Peningkatan gizi Penanggulangan diare 7 KEGIATAN POSYANDU (SAPTA KRIDA POSYANDU) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. KIA KB Imunisasi Peningkatan gizi Penanggulangan diare Sanitasi dasar Penyediaan obat esensial
MEJA POSYANDU • • • Meja 1 Registrasi Meja 2 Penimbangan Meja 3 Pengisian KMS Meja 4 Penyuluhan, pembagian PMT Meja 5 Pelayanan kesehatan, pengobatan, KB, Imunisasi
JENJANG POSYANDU “KONSEP ARRIF” No. Jenjang Posyandu Jumlah Kader Kegiatan Program Tambahan Dana Mandiri 1. Pratama Terbatas Belum rutin Tidak ada 2. Madya 5 orang Teratur Tidak ada 3. Purnama ≥ 5 orang Teratur Ada Tidak ada 4. Mandiri ≥ 5 orang Teratur Ada
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN S : Semua balita diwilayah kerja Posyandu. K : Semua balita yang memiliki KMS. D : Balita yang ditimbang. N : Balita yang naik berat badannya. INDIKATOR KEBERHASILAN 1 ) D/S : Baik/kurangnya peran serta masyarakat. 2 ) N/D : Berhasil tidaknya program Posyandu
Program Imunisasi Tambahan • Backlog Fighting mencukupi imunisasi wajib yang tidak terpenuhi pada anak berumur 1 -3 tahun setiap 2 tahun sekali • Crash Program pada daerah dengan angka kematian bayi tinggi, angka PD 3 I tinggi, infrastruktur kurang • PIN pemberian imunisasi polio pada semua balita tanpa mempertimbnagkan status imunisasinya. Dilakukan 2 bulan berturut • Sub PIN bila telah terjadi 1 kasus polio, diberikan imunisasi polio pada semua bayi kurang dari 1 tahun • Catch Up Campaign imunisasi ulangan campak pada anak sekolah tanpa mempertimbangkan imunisasi sebelumnya
Fee For Service SISTEM PEMBIAYAAN Health Insurance
PRINSIP ASURANSI KESEHATAN (HEALTH INSURANCE) SOLUSI? ? MEMBAGI RISIKO (RISK SHARING) DENGAN PPK PEMBAYARAN PRA-UPAYA (PRE-PAYMENT/ PROSPECTIVE PAYMENT) KENAPA? ? PPK = Pemberi Pelayanan Kesehatan
PEMBAYARAN PRAUPAYA/PROSPEKTIF Empat bentuk pembiayaan pra-upaya : 1)Sistem Kapitasi (Capitation System) 2)Sistem Paket (Packet System) 3)Sistem Kelompok Diagnosa Terkait (Diagnosis Related Group/DGR System) 4)Sistem Anggaran (Budget System) Menjaga di kala sehat, Mengobati di kala sakit
Pelaku dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) • Badan Penyelenggara • Peserta • Penyelenggaraan dan Pemberi Pelayanan Kesehatan
PENYELENGGARAAN JPKM BAPIM BAPEL ar ay pr ab ur an i-i em pr a ay up a pr yankes (paripurna) n ra ya ba m pe PESERTA ikatan kerja/kontrak siklus kendali mutu pemantauan utilisasi penanganan keluhan PPK
Family Medicine Dokter Keluarga Konseling Fungsi Manajemen
BENTUK-BENTUK KELUARGA • KELUARGA INTI (Nuclear Family) • Suami+istri+anak • KELUARGA CAMPURAN (Blended Family) • Suami+Istri+anak tiri+anak kandung • KELUARGA BESAR (Extended Family) • Terdiri dari 3 generasi vertikal maupun horizontal berasal dari kedua belah pihak • KELUARGA ORANGTUA TUNGGAL (Single Parent Family) • KELUARGA HIDUP BERSAMA (Communal / Corporate Family)
BENTUK – BENTUK KELUARGA Keluarga inti Property of PDKI Cab. Sumut - 2013
Keluarga orang tua tunggal Property of PDKI Cab. Sumut - 2013
Keluarga extended atau Property of PDKI Cab. Sumut - 2013
Keluarga majemuk atau Property of PDKI Cab. Sumut - 2013
Model Pelayanan Dokter Keluarga • • • One Stop Shopping Bekerja dalam tim Kemitraan jangka panjang Pola pikir & tindak paradigma sehat Kendali mutu & Biaya Membentuk jejaring dokter keluarga
Ciri Dokter Keluarga • First Contact dalam pelayanan kesehatan • Melayani penderita sebagai anggota keluarga (Family Based Service) • Doctor –Patient –Relationship (D –P –R) yang optimal • Home Visite • Family Folder
PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA 1. CONTINUITY OF CARE (Pelayanan yang berkesinambungan) 2. COMPREHENSIVE OF CARE (Pelayanan yang menyeluruh) 3. COORDINATION OF CARE (Pelayanan yang terkoordinasi) 3. COMMUNITY (Masyarakat) 4. PREVENTION (Pencegahan) 5. FAMILY (Keluarga) dokter Rumah sakit perawat klinik bidan Dokter spesialis
TOOLS FOR FAMILY ASSESSMENT
FAMILY LIFE CYCLE • Menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi, dan fungsi keluarga sepanjang hidup. • Gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi dialami banyak keluarga
THE FAMILY LIFE CYCLE Source: Duvall 1977 8. Family in later years 1. Newly married couple 2. Newborn children 2 3. The family with 2. 5 young children 3. 5 10 -15 7 7 15 7. Middle age parents to retire time 4. The family with school-age children 5. Family with adolescent 8 6. Launching family
The Family Genogram (Genogram Keluarga) Manfaat: • Mencatat nama dan peran setiap anggota keluarga • Memisahkan keluarga besar dalam beberapa generasi • Mencatat masalah 2 kesehatan setiap anggota keluarga • Mencatat tanggal 2 penting dalam sejarah keluarga • Memberi informasi yang lengkap dan mudah sebuah keluarga
FAMILY CIRCLE
APGAR Keluarga = Fungsi Keluarga Adaptation (adaptasi) Tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang diperlukannya dari anggota keluarga lainnya Partnership (kemitraan) Tingkat kepuasan dalam berkomunikasi Growth (pertumbuhan) Tingkat kepuasan dalam kebebasan untuk mematangkan pertumbuhan/kedewasaan Affection (kasih sayang) Tingkat kepuasan terhadap kasih sayang dan interaksi emosional dalam keluarga Resolve (Kebersamaan) Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam membagi waktu, kekayaan dan ruang antar anggota keluarga.
Hubungan Dokter - Pasien • Aktif-pasif Paternalistic (pasien merasa dokter tau semuanya) • Guidance cooperative (pasien mencurahkan keinginannya, kemudian bekerja sama dengan dokter yang membimbing agar tercapai solusi • Mutuality (dokter dan pasien sama mencari jalan terbaik) • Consumerist (pasien sbg pembeli jasa medik, berhak menuntut jika tidak puas)
Transaksi Terapeutik • Inplanning Dokter berusaha menjanjikan UPAYA dan PROSES yang terbaik • Resultant Dokter menjanjikan HASIL yang terbaik
KONSELING EFEKTIF • Prinsip Konseling CEA (Catarhsis – Education – Action)
Seorang pria didiagnosis dengan gangrene diabetikum dan perlu menjalani operasi amputasi karena dikhawatirkan akan meluas ke jaringan di sekitarnya. Pasien terlihat enggan mdan ragu untuk menjalani amputasi. Langkah konseling yang sebaiknya dilakukan dokter pada pria tersebut adalah? a. Menjelaskan bahwa amputasi tidak berbahaya b. Menjelaskan bahwa amputasi merupakan jalan terbaik untuk keadaan saat ini c. Menjelaskan manfaat dan konsekuensi amputasi dengan bahasa yang mudah dimengerti dan tanpa ditutupi d. Mengundang anggota keluarga pasien untuk memberikan support psikologis pada pasien e. Menanyakan pada pasien mengapa enggan dan ragu
CATARHSIS • Biarkan pasien untuk mengeluarkan dan mengutarakan yang dirasakan terhadap kekhawatirannya atau penyakitnya. Biarkan emosi pasien keluar, kita tidak boleh mengarahkan atau memutusnya. • Identifikasi jika ada mispersepsi pasien tentang penyakit atau apa yang menyebabkan pasien cemas (ECM = Emotional Critical Misperception)
CATARHSIS • Dengan cara member pertanyaan pada pasien • Apa yang bapak/ ibu pikirkan saat bapak/ibu merasakan sakit? • Perasaan apa yang muncul saat bapak/ibu berpikiran seperti itu? • Dari penyakit/kecemasan bapak/ibu, konsekuensi apa yang paling bapak/ibu pikirkan? • Rangkum dan simpulkan
EDUCATION • Kita lakukan edukasi dan mengoreksi mispersepsi pasien. Kita berikan informasi tentang penyakit pasien, meliputi definisi, etiologi, faktor resiko
ACTION • Menjelaskan pengelolaan penyakit • Mengklarifikasi pemahaman pasien tentang penyakit/penyakit yang sedang dikhawatirkan • Mengklarifikasi perasaan pasien
FUNGSI MANAJEMEN INPUT PROSES • • • Man Money Material Method Machine Market Time Planning Organizing Actuating Controlling Evaluation OUTPUT OUTCOME
Input-Proses-Output • Input (struktur), ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan, seperti SDM, dana, obat, fasilitas, peralatan , bahan, teknologi, organisasi, • Proses adalah Semua kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya yang mengadakan interaksi secara profesional dengan pasiennya
• Output/outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut. . Hasil pelayanan kesehatan / medis dapat dinilai antara lain dengan melakukan audit medis, review rekam medis
FUNGSI MANAJEMEN • POACE • • • Planning Organizing Actuating Controlling Evaluating
Fungsi Manajemen • Fungsi Perencanaan / Planning Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut. • Fungsi Pengorganisasian / Organizing Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
Fungsi Manajemen • Fungsi Pengarahan / Directing / Leading / Actuating • Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya. • Fungsi Pengendalian / Controling • Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. • Fungsi Peninjauan / Evaluating • Fumgsi Peninjauan adalah suatu aktivitas meninjau atau memperhatikan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan.
Diagram Penyelesaian Masalah • DIAGRAM SEBAB AKIBAT (TULANG IKAN)
Diagram Penyelesaian Masalah • DIAGRAM PARETO
Diagram Penyelesaian Masalah • DIAGRAM POHON
Diagram Penyelesaian Masalah • DIAGRAM SWOT
Ilmu Perilaku Teori Perubahan Perilaku Manajemen Konflik Teori Kuble Ross
Teori Skinner • Respondent / Reflexive Stimulus disikapi sama sehingga menghasilkan respons yang sama • Operant stimulus disikapi oleh masing individu sehingga responsnya berbeda
Teori Perubahan Perilaku • • • Prekontemplasi tidak tertarik dan tidak berpikir untuk berubah Intervensi: informasi dan edukasi Kontemplasi mulai berniat untuk berhenti. Tantangan yang dihadapi adalah emosi negatif yang timbul karena pilihan untuk meninggalkan kegiatan yang ia senangi Intervensi: Motivasi Persiapan persiapan spesifik sudah mulai dibuat. Misalnya, tanggal berapa intervensi : mengajarkan teknik
• Tindakan Perubahan perilaku Intervensi : dukungan positif, kelompok kerja • Pemeliharaan 6 bulan setelah perubahan perilaku, beratahan ataui kembali pada kebiasaan lama Intervensi : pujian dan apresiasi
Manajemen Konflik (Coping) • Kompetisi hasrat untuk memuaskan kepentingan pribadi, tanpa memedulikan dampaknya atas pihak lain yang berkonflik dengannya meyakinkan orang lain bahwa kesimpulan anda benar dan kesimpulannya salah • Kolaborasi ingin sepenuhnya memuaskan kepentingan kedua belah pihak • Avoiding mencoba mengabaikan suatu konflik dan menghindari orang lain yang berbeda pendapat. “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
Manajemen Konflik (Coping) • Accomodating salah satu pihak yang berkonflik untuk menempatkan kepentingan lawannya di atas kepentingannya sendiri. Maksud dari perilaku ini adalah supaya hubungan tetap terpelihara, salah satu pihak bersedia berkorban • Compromising berusaha mencari jalan tengah, umumnya melibatkan kerelaan berkorban lebih banyak dibandingkan pendekatan dominasi, namun tak sebanyak yang direlakan dalam pendekatan akomodasi
Teori Kuble Ross • DENIAL Penyangkalan biasanya merupakan pertahanan sementara untuk diri sendiri “Hal ini tidak mungkin terjadi, tidak pada saya” • ANGER Menyalahkan keadaan "Kenapa saya ? Ini tidak adil!"; • BARGAINING harapan supaya individu dapat sedemikian rupa menghambat atau menunda kematian “Kalau dengan bersedekah saya bisa sembuh, saya akan bersedekah setiap hari sebanyaknya”
• DEPRESI menolak dibesuk dan menghabiskan banyak waktu untuk menangis dan berduka “Untuk apa lagi saya berobat, toh pasti akan mati juga” • ACCEPTANCE “saya sudah siap menjalani pengobatan, inilah jalan terbaik untuk saya”
Komunikasi Efektif Komunikasi Breaking Bad News
Komunikasi Efektif Lingkungan Pembuat berita Berita Feedback Penerima berita
Komunikasi Efektif • Komunikasi Intrapersonal komunikasi yang terjadi pada diri sendiri • Komunikasi Interpersonal komunikasi antara 2 orang (dokter-pasien) ü Komunikasi Verbal ü Komunikasi Non Verbal • Kumunikasi Kelompok komunikasi massal
Komunikasi Verbal adalah komunikasi melalui kata-kata yang diucapkan oleh seseorang 1. Membuat pasien merasa nyaman (Rapporting) 2. Mengajukan pertanyaan (pertanyaan terbuka dan tertutup, diajukan satu-persatu) 3. Mendengar aktif (refleksi isi, refleksi perasaan, merangkum), 4. Memberikan informasi 5. Menanggapi pasien (asumsi, evaluasi, memotong pembicaraan, tidak mencela, menenteramkan, memuji), 6. Mendorong pasien berbicara
Komunikasi Non Verbal • Suara (volume, kecepatan, nada, vokal) • Wajah (muram, kesal, senyum, marah, kecewa) • Kontak mata • Gerak tubuh, posisi tubuh • Touch
Teknik Komunikasi Verbal • RAPPORTING Salam – perkenalkan diri – persilahkan duduk – berbasa basi • Mengajukan pertanyaan terbuka “ bisa ibu ceritakan apa yang ibu rasakan, . . ? ” Jenis jenis pertanyaan: - Pertanyaan terbuka - Pertanyaan tertutup - Pertanyaan mendalam - Pertanyaan mengarahkan
JENIS KEGUNAAN CONTOH Pertanyaan- Untuk menanyakan riwayat "Berapa umur Ibu? " tertutup kesehatan Pertanyaan- Untuk terbuka perasaan, kepercayaan dan rasakan saat ini? " mempelajari "Apa yang saudara pengetahuan klien Pertanyaan Untuk menanggapi "Apa mendalam pernyataan klien saudara bisa menjelaskan lebih lanjut saya kepada mengapa saudara berpikir imunisasi bahwa itu justru berbahaya pada anak? "
MENDENGARKAN AKTIF • Mengajukan Refleksi Isi Gambaran ide yang diekspresikan pasien, untuk memvalidasi apa yang didengar • Klien: “Saya tidak tahu apa yang terjadi. Hari ini saya merasa tidak enak badan. ” • Konselor: “Anda merasa tidak sehat dan bingung karena hal tersebut? ” • Mengajukan Refleksi Perasaan Memberi respon pada perasaan klien • Merangkum mirip seperti refleksi isi, tetapi dilakukan di akhir
CONTOH MENDENGARKAN AKTIF • Pasien: “Sebenarnya saya ingin pakai pil KB, tapi tetangga saya mengatakan bahwa kalau minum pil saya akan jadi gemuk dan berjerawat, padahal sekarangpun saya sudah gemuk begini, bagaimana jadinya nanti! “ • Provider : • Refleksi Isi: “Ibu mendengar berbagai akibat buruk dari penggunaan pil”. • Refleksi Perasaan: “Ibu kuatir kalau menggunakan pil akan memperoleh efek samping yang tidak menyenangkan”.
CONTOH MENDENGARKAN AKTIF • Pasien: “Saya sudah tidak ingin punya anak lagi, anak saya sudah 3, umur saya sudah 35 tahun, saya ingin disteril saja, tapi suami saya tidak mau mengerti, katanya dia ingin punya laki-laki, payah deh dia. ” • Provider : • Refleksi Isi: “Ibu sebenarnya sudah tidak ingin hamil dan melahirkan lagi, tetapi suami ibu tidak setuju. ” • Refleksi Perasan: “Ibu jengkel karena itu ingin disteril saja, tetapi suami ibu tidak setuju. ”
CONTOH MENDENGARKAN AKTIF • Pasien: “Kakak saya menganjurkan supaya saya pakai spiral, tetapi teman saya mengatakan agar saya memakai susuk KB saja, jangan spiral, sebab katanya enak dan praktis. Tetapi ada yang mengatakan susuk bisa berjalan-jalan di dalam kulit kita, mana yang benar ? !” • Provider : • Refleksi Isi: “Ibu mendengar berbagai anjuran untuk mengikuti KB, tetapi selalu ada pendapat negatif tentang itu. ” • Refleksi Perasaan: “Ibu bingung dengan berbagai anjuran dan pendapat negatif tentang cara/alat KB. ”
Memberikan Informasi • • Sederhana Jujur Benar Lengkap
MENANGGAPI PASIEN • Mengajukan asumsi Asumsi, adalah bila provider membuat kesimpulan terlalu dini, membuat kesimpulan tanpa bukti • Mengajukan evaluasi, bila dalam responnya provider meragukan atau menaruh ketidakpercayaan terhadap apa yang dikatakan oleh pasien.
CONTOH ASUMSI • PROVIDER: “Ibu, syarat operasi steril antara lain harus ada ijin suami……. ” • KLIEN: “Wah, kalau saya mengatakan pada suami saya, kemungkinan besar dia tidak akan setuju kalau saya memilih steril. • • PROVIDER: “Wah, jadi ibu akan bohong kepada suami. ”
CONTOH EVALUASI • PROVIDER : “Ibu, apakah ada saudara kandung ibu yang pernah mengalami gejala seperti penyakit ibu ini? ” • KLIEN : “ Nggak ada tuh dok? ” • PROVIDER : “Masak sih, masak nggak ada yang sakit seperti ibu? ”.
MENDORONG PASIEN BERBICARA • Dorong dengan mengatakan: “Apa lagi, …. . Lalu…… Sesudah itu apa yang terjadi? ” • Kadang-kadang provider perlu berhenti berbicara sebentar (silence) untuk memberikan kesempatan kepada pasien untuk berfikir atau berkonsentrasi dengan baik agar dapat mengutarakan pendapatnya.
v. Jarak kedekatan – Zona intim (0 -0, 5 meter) – Zona personal ( 0, 5 -1, 5 meter) – Zona sosial (1, 5 -3 meter) – Zona publik ( 3 meter atau lebih)
PLEASE NOTICE THE BARRIER BETWEEN DOCTOR – PATIENT!
PLEASE NOTICE THE POSITION OF DOCTOR – PATIENT. IT IS CLOSER, FAMILIAR, AND THERE IS NO BARRIER…BETTER.
Tips for Breaking Bad News. • PERSIAPAN : v Negosiasikan waktu konsultasi yang tepat. v Kondisikan situasi yang nyaman saat konsultasi. v Persilakan pasien membawa keluarga/kerabat dekat. v Pelajari latar belakang pendidikan, pekerjaan dan kondisi medis pasien. v Pelajari perasaan pasien yang mungkin muncul dan hadapilah.
• BERIKAN INFORMASI YANG BENAR – Nilai pemahaman pasien tentang penyakit yang diterimanya. – Berikan peringatan dini seperti (Saya fikir, , mungkin hasilnya tidak seperti yang Anda harapkan. . ) – Berikan Informasi Dasar – Hubungkan informasi yang anda berikan kepada pemahaman pasien. – Jangan berikan terlalu banyak informasi dalam suatu waktu. – Empati terhadap perasaan pasien. – Gunakan bahasa yang mudah dimengerti.
TERIMA KASIH Andika Pradana, dr Hilna Khairunnisa Shalihat, dr
- Slides: 144