Psikoterapi Bengkel Perkembangan Kepribadian PERTEMUAN 13 Olivia Tjandra
Psikoterapi: Bengkel Perkembangan Kepribadian PERTEMUAN 13 Olivia Tjandra Waluya M. Si. , Psikoterapi Fakultas Psikologi
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN • Mahasiswa dapat memahami tujuan dilakukannya psikoterapi, membedakan psikoterapi dan konseling beserta kegunaannya dalam penanganan kasus psikis, serta mengetahui karakteristik terapis handal dan tipe-tipe klien
Definisi Psikoterapi Berasal dari kata terapeia (yunani): menyembuhkan → menyembuhkan pikiran atau jiwa (harafiah) Definisi luas: menyembuhkan pikiran melalui metode-metode psikologis yang diterapkan oleh praktisi yang terlatih dan bersertifikat
Definisi Teoritis Psikoterapi • Proses kolaboratif yang bertujuan untuk mencapai perkembangan kepribadian dan perubahan perilaku pada diri klien, sebagai hasil dari pengalamannya pada saat berhubungan dengan terapis, dimana terapis berusaha untuk memahami dan memfasilitasi sejumlah perubahan tersebut.
Konseling VS Psikoterapi KONSELING: Sebuah proses dimana klien diberi kesempatan untuk mendalami hal yang menyita perhatiannya, sehingga kesadaran klien meningkat, dan terbuka lebih banyak kemungkinan pilihan yang bisa diambil. Dilakukan dalam jangka pendek Fokus pada permasalahan tertentu PSIKOTERAPI: Terfokus pada proses ketidaksadaran dan perubahan struktur kepribadian. Dilakukan secara rutin dalam jangka waktu yang lebih panjang. Solusi tidak dapat diperoleh secara langsung, melainkan melalui proses pemahaman diri yang intensif terhadap dinamika masalah kehidupan.
Konseling dan Psikoterapi Pada kenyataannya konseling dan psikoterapi digunakan secara bergantian. Sebelum terapis memberikan terapi, biasanya dilakukan dulu konseling untuk masuk ke dalam fenomena di dalam diri klien Teori konseling dan psikoterapi relatif memiliki kesamaan Jadi konseling tidak dapat dilepaskan dalam proses psikoterapi
3 Mazhab Konseling dan Psikoterapi 1. Mazhab Psikodinamika • Menekankan pada pentingnya fungsi ketidaksadaran. • Tujuan terapi: meningkatkan kemampuan klien dalam menerapkan kontrol kesadaran yang lebih besar dalam kehidupannya 2. Mazhab Humanistik – Eksistensial - Menekankan kualitas dan kemampuan manusia yang lebih baik untuk pengembangan potensi manusiawi - Tujuan terapi: menekankan pada kemampuan seseorang untuk memilih bagaimana cara mengaktualisasikan eksistensinya
Lanjutan 3 Mazhab Psikoterapi & Konseling 3. Mazhab Kognitif- Behavioral - Selain berfokus pada pengubahan perilaku yang dapat diobservasi dan dengan pemberian konsekuensi, juga diperluas dengan memasukkan unsur suasana hati, pikiran, dan kreativitas klien dalam mengatasi masalahnya. - Tujuan terapi: membantu mengubah cara berpikir dan cara berperilaku tertentu dalam diri klien
Keterbatasan Psikoterapi dan Konseling (Jones, 2006) Kebenaran parsial teori → kebenaran utuh Teori fokus perhatian kurang tepat tentang klien Persamaan antarteori 'kurang’ karena bahasa Bahasa teori sebabkan ketidakseimbangan kedudukan terapis-klien Generalisasi teori ke praktek kurang Teoretisi krg perhatikan perbedaan budaya Asumsi lebih pada heteroseksualitas
Tujuan Psikoterapi Mengubah perilaku yang tidak diinginkan Mencari ‘growth experience’ Mengubah perilaku yang menyebabkan klien merasa tidak bahagia Rekonstruksi karakter dan kepribadian Klien dapat melakukan kontrol diri lebih baik
Contoh Kasus yang Terbantu dengan Psikoterapi • Depresi terapi kognitif • Percobaan bunuh diri kelompok yang ikut sesi terapi kognitif memiliki skor lebih rendah pada tes mood depresi dan ketidakberdayaan • Gangguan kecemasan efektif menggunakan teknik terapi perilaku/ kognitif-perilaku • Kemarahan dan tindak kekerasan impulsive terapi kognitif ajarkan cara ekspresi marah dengan lebih tenang &konstruktif
Lanjutan… • Masalah kesehatan terapi kognitif dan perilaku banyak membantu mengatasi kesakitan dan adiksi • Masalah perilaku pada perkembangan anak dan remaja terapi perilaku • Pengulangan gejala adiksi/depresi/skizofrenia tidak terulang dgn terapi kognitif perilaku
Saat Terapi Membahayakan Klien • Penggunaan Teknik-Teknik yang tidak didukung secara empiris dan memiliki potensi membahayakan klien. Contoh: Intervensi langsung pada ketakutan lebih parah Terapi kelekatan kematian dan cedera parah pada anak - Pengaruh yang tidak sesuai dapat menimbulkan masalah baru pada klien pemaksaan terapis sebabkan kepribadian ganda pada klien - Prasangka/ ketidakpedulian budaya yang dimiliki terapis Terapis yang punya prasangka terhadap SARA membuat klien merasa tidak dihargai dan direndahkan - Keintiman seksual dan perilaku tidak etis yang dilakukan terapis
Unsur-Unsur Psikoterapi 1. 2. 3. 4. Dua individu saling terikat dalam interaksi yang bersifat rahasia, dimana klien akan dibukakan jalan untuk menjadi tahu. Interaksi umumnya terbatas pada pertukaran verbal. Interaksi dalam jangka waktu lama. Hubungan bertujuan mengubah perilaku tertentu pada klien, yang telah disetujui oleh kedua pihak.
Tugas Terapis Membangun hubungan yang profesional dan bersifat membantu, dimana klien sebagai pihak yang menginginkan terjadinya perubahan, mempelajari perilaku baru, membentuk perilaku coping yang baru, dan mengurangi/ memodifikasi/ menghilangkan perilaku/emosi yang tidak diinginkan atau maladaptif
Faktor Penunjang Perubahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Terapis menciptakan suasana yang kondusif untuk melakukan perubahan. Ada penguatan terhadap klien untuk melakukan observasi diri. Perkembangan hubungan dua arah yang kuat antara terapis dan klien. Kesempatan untuk katarsis. Penekanan pada komunikasi, khususnya komunikasi verbal. Terjadi pengurangan kecemasan pada klien kerahasiaan penting dijaga! Harapan terhadap perubahan: klien yakin, prosedur terapis, penekanan perubahan mendatang sejak awal.
Kontrak Terapi Menjaga efektivitas terapi. Terapis dan klien membangun hubungan kerja yang positif di mana kedua belah pihak memiliki komitmen terhadap proses terapi. Bisa tertulis maupun lisan. Berisi tanggung jawab dan pengaturan waktu yang dijalankan oleh kedua pihak jadwal dan frekuensi pertemuan, biaya, waktu pertemuan, harapan klien, persetujuan klien untuk mengerjakan tugas (mis: lapor mimpi)
Karakteristik Terapis Handal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Obyektif Sensitif Sabar Kemampuan untuk memahami perasaan Hangat Mampu berempati Otentik
Masalah-Masalah yang dihadapi Para Terapis Pemula 1. Kecemasan: merasa cemas saat awal melakukan psikoterapi itu normal 2. Kita tidak sempurna: tidak perlu terbebani bahwa terapis harus sempurna, karena manusia tidak sempurna. Bila perlu, cari teman diskusi apabila menghadapi kesulitan dalam terapi. Menjadi otentik penting. 3. Klien yang diam, ancaman bagi terapis: diam dapat berarti klien berusaha evaluasi atau mendapat insight dari pembicaraan, menunggu terapis mulai terlebih dahulu, klien tidak tahu harus bicara apa, cemas bercerita ttg rahasia 4. Menangani klien penuntut: jangan terbawa perasaan ingin jadi ‘pahlawan’, fokus pada tujuan terapi
Lanjutan Masalah Terapis Pemula • Menangani klien yang tidak berkomitmen: berikan komitmen yang cukup pada klien, sehingga klien punya komitmen pada terapis • Hubungan sosial dengan klien: beri batas antara menjadi terapis dan menjalin persahabatan • Mengharapkan hasil seketika: perlu proses dalam perubahan kepribadian klien untuk mencapai hasil yang diharapkan, psikoterapi perlu waktu
Lanjutan…. • Tidak akan berhasil menangani setiap klien: jika perlu referensikan pada terapis lain • Menjadi diri sendiri: pekalah terhadap diri sendiri tidak perlu pakai ‘topeng’ • Jujur kepada klien: dengan mengakui keterbatasan pada klien, klien juga mau jujur pada terapis • Bahaya kehilangan diri: jangan mengambil identitas diri klien menjadi identitas diri kita, harus ada pemisahan diri dengan klien • Pengembangan rasa humor: jangan terlalu serius agar suasana terapi dapat lebih kondusif
- Slides: 22