Psikologi Manusia disajikan oleh Theresia Ratih Sawitridjati Komisi

  • Slides: 106
Download presentation
Psikologi Manusia disajikan oleh Theresia Ratih Sawitridjati Komisi Kateketik Keuskupan Bogor 1

Psikologi Manusia disajikan oleh Theresia Ratih Sawitridjati Komisi Kateketik Keuskupan Bogor 1

Psikologi ? Ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia 2

Psikologi ? Ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia 2

Kaitan dengan Katekese? 3

Kaitan dengan Katekese? 3

Katekese Pengajaran , pendalaman, dan pendidikan iman agar seorang Kristiani semakin dewasa dalam iman.

Katekese Pengajaran , pendalaman, dan pendidikan iman agar seorang Kristiani semakin dewasa dalam iman. 4

Kenal psikologi agar … • Tujuan katekese tercapai • Dapat menentukan tema yang cocok

Kenal psikologi agar … • Tujuan katekese tercapai • Dapat menentukan tema yang cocok • Dapat menentukan metode yang efektif dan efisien • Dapat menentukan sarana/media yang diperlukan • Dapat membuat proses katekese yang menarik dan tepat sasaran 5

Siapakah Aku? 6

Siapakah Aku? 6

Psikologi Kepribadian • bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri

Psikologi Kepribadian • bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, • berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial • kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya. 7

Tes Kepribadian • Tes projektif seperti - tes grafis - Tes Draw A Person

Tes Kepribadian • Tes projektif seperti - tes grafis - Tes Draw A Person (Menggambar Orang) - Tes HTP (House Tree Person) - Tes Baum Tree (Menggambar Pohon). - Wartegg - tes Rorschach yang mengungkap alam bawah sadar manusia 8

Tes Kepribadian • tes inventori/objektif yang mengandalkan kejujuran pengisinya - MBTI (Myers-Briggs Type Indicator)

Tes Kepribadian • tes inventori/objektif yang mengandalkan kejujuran pengisinya - MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) - DISC (dominance, influence, steadiness, and conscientiousness) 9

apakah M B T I itu ? Myers-Briggs Type Indicator merupakan sebuah sarana bantu

apakah M B T I itu ? Myers-Briggs Type Indicator merupakan sebuah sarana bantu yang dapat menggambarkan perbedaan mendasar pada perilaku manusia yang sehat dan normal 10

tujuan • melihat bagaimana tipe khas akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang. • mengenali kekuatan

tujuan • melihat bagaimana tipe khas akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang. • mengenali kekuatan dan potensi pada diri agar dapat dikembangkan. • dapat memahami dan menghargai diri sendiri maupun orang lain, serta perbedaannya. 11

manfaat M B T I • • • pengembangan diri maupun organisasi pengembangan dan

manfaat M B T I • • • pengembangan diri maupun organisasi pengembangan dan eksplorasi karir pada konseling mengenai hubungan dan konflik pada konseling akademis pelatihan komunikasi efektif dan membangun tim penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan • pelatihan manajemen dan kepemimpinan • pengembangan pendidikan dan kurikulum • pelatihan akan keragaman dan multi-budaya 12

Carl Gustav Jung (1875 -1961) psikiater asal Swiss

Carl Gustav Jung (1875 -1961) psikiater asal Swiss

t e o r i Carl Gustav Jung • perilaku manusia yang normal memiliki

t e o r i Carl Gustav Jung • perilaku manusia yang normal memiliki pola tertentu dan dapat diramalkan • pola perbedaannya dihasilkan oleh : perbedaan pada kecenderungan cara menggunakan pikirannya, yaitu dalam memperoleh informasi dan mengelolanya untuk menghasilkan kesimpulan 14

Myers - Briggs Katharine Cook-BRIGGS (1875 -1968) dan putrinya, Isabel Briggs-MYERS (1897 -1980)

Myers - Briggs Katharine Cook-BRIGGS (1875 -1968) dan putrinya, Isabel Briggs-MYERS (1897 -1980)

Myers - Briggs • didorong oleh kondisi potensi manusia dalam Perang Dunia II (1940

Myers - Briggs • didorong oleh kondisi potensi manusia dalam Perang Dunia II (1940 -1945) yang kurang diperhatikan. • sekitar tahun 1950 -an : mempelajari dan memperluas pemikiran Carl Gustav Jung • mengembangkan Indikator untuk memberi manfaat yang luas pada individu melalui pengenalan tipe psikologis yang dimiliki. 16

cara memahami diri 17

cara memahami diri 17

PREFERENSI • • • merupakan pilihan netral tidak ada cap moril baik dan buruk

PREFERENSI • • • merupakan pilihan netral tidak ada cap moril baik dan buruk bersifat pembawaan kita memiliki ke-8 preferensi yang ada, hanya saja kita memilih 4 • bertindak sesuai preferensi akan merasa lebih nyaman dan spontan 18

perbedaan preferensi arah pemusatan perhatian E xtravert I ntrovert cara memperoleh informasi S ensing

perbedaan preferensi arah pemusatan perhatian E xtravert I ntrovert cara memperoleh informasi S ensing i N tuition cara mengambil keputusan T hinking F eeling cara menyikapi dunia luar J udging P erceiving 19

ekstraver introver pengindera intuisi sensing intuition pemikir perasa thinking penilai judging feeling penerima perceiving

ekstraver introver pengindera intuisi sensing intuition pemikir perasa thinking penilai judging feeling penerima perceiving 20

menentukan Tipe Anda • dari uraian mengenai ke-8 preferensi (4 pasangan), Anda memilih 4

menentukan Tipe Anda • dari uraian mengenai ke-8 preferensi (4 pasangan), Anda memilih 4 preferensi. • 4 preferensi yang dipilih menghasilkan 4 kombinasi huruf. • kombinasi huruf yang mewakili preferensi akan menggambarkan proses mental yang cenderung digunakan dan mempengaruhi tingkah laku anda. 21

silahkan Anda memilih E atau I E xtrovert I ntrovert 22

silahkan Anda memilih E atau I E xtrovert I ntrovert 22

E memperhatikan lingkungan eksternal I menarik diri pada dunianya sendiri 23

E memperhatikan lingkungan eksternal I menarik diri pada dunianya sendiri 23

E cenderung untuk berkomunikasi secara verbal I cenderung untuk berkomunikasi secara non-verbal / tulisan

E cenderung untuk berkomunikasi secara verbal I cenderung untuk berkomunikasi secara non-verbal / tulisan 24

E I belajar melalui perilaku atau diskusi belajar melalui refleksi diri 25

E I belajar melalui perilaku atau diskusi belajar melalui refleksi diri 25

E minat yang meluas I minat yang mendalam 26

E minat yang meluas I minat yang mendalam 26

E I bicara/bertindak dulu, baru (kemudian) berfikir dulu, baru (kemudian) berbicara/bertindak 27

E I bicara/bertindak dulu, baru (kemudian) berfikir dulu, baru (kemudian) berbicara/bertindak 27

E xtrovert I ntrovert ekspresif dan mudah bersosialisasi menyendiri dan terkendali 28

E xtrovert I ntrovert ekspresif dan mudah bersosialisasi menyendiri dan terkendali 28

E berinisiatif dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain I fokus 29

E berinisiatif dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain I fokus 29

E xtrovert I ntrovert arah pemusatan perhatian anda E pendorong atau enersi utamanya adalah

E xtrovert I ntrovert arah pemusatan perhatian anda E pendorong atau enersi utamanya adalah lingkungan dunia luar, berupa orang lain maupun benda I pendorong atau enersi utamanya berasal dari dalam dirinya - dunia dalam, berupa pikiran dan refleksi (perenungan) 30

E xtrovert bagi orang Introvert, para Extrovert terkesan sering berubah pikiran I ntrovert bagi

E xtrovert bagi orang Introvert, para Extrovert terkesan sering berubah pikiran I ntrovert bagi orang Extrovert, para Introvert terkesan suka menahan informasi 31

Extrovert • memperhatikan lingkungan eksternal • cenderung untuk berkomunikasi secara verbal • belajar melalui

Extrovert • memperhatikan lingkungan eksternal • cenderung untuk berkomunikasi secara verbal • belajar melalui perilaku atau diskusi • minat yang meluas • bicara/bertindak dulu, baru (kemudian) berfikir • ekspresif dan mudah bersosialisasi • berinisiatif dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain 32

Introvert • menarik diri pada dunianya sendiri • cenderung untuk berkomunikasi secara non-verbal/ tulisan

Introvert • menarik diri pada dunianya sendiri • cenderung untuk berkomunikasi secara non-verbal/ tulisan • belajar melalui refleksi diri • minat yang mendalam • berfikir dulu, baru (kemudian) berbicara/bertindak • menyendiri dan terkendali • perhatian terfokus 33

EXTROVERT INTROVERT demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan 34

EXTROVERT INTROVERT demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan 34

silahkan Anda memilih S atau N S ensing pengindera i N tuitif intuisi 35

silahkan Anda memilih S atau N S ensing pengindera i N tuitif intuisi 35

S memusatkan pada apa yang nyata dan aktual N memusatkan pada “gambaran umum” dan

S memusatkan pada apa yang nyata dan aktual N memusatkan pada “gambaran umum” dan kemungkinan 36

S menghargai aplikasi praktis N menghargai pemahaman imajinatif 37

S menghargai aplikasi praktis N menghargai pemahaman imajinatif 37

S N E= mc 2 faktual dan konkrit, memperhatikan detail abstrak dan teoritis 38

S N E= mc 2 faktual dan konkrit, memperhatikan detail abstrak dan teoritis 38

S mengamati dan mengingat secara berurutan N melihat pola dan makna dibalik fakta 39

S mengamati dan mengingat secara berurutan N melihat pola dan makna dibalik fakta 39

S berorientasi pada saat ini N berorientasi pada masa depan 40

S berorientasi pada saat ini N berorientasi pada masa depan 40

S N 1 menginginkan informasi setahap demi setahap 4 7 2 3 melompat-lompat, pindah

S N 1 menginginkan informasi setahap demi setahap 4 7 2 3 melompat-lompat, pindah dimana saja 41

S mempercayai pengalaman N mempercayai inspirasi 42

S mempercayai pengalaman N mempercayai inspirasi 42

S ensing i N tuition cara anda memperoleh informasi S N mengumpulkan informasi melalui

S ensing i N tuition cara anda memperoleh informasi S N mengumpulkan informasi melalui panca indera mengumpulkan informasi dengan menggunakan “indera keenam”, firasat atau dugaan - dugaan 43

S ensing bagi orang Intuition, para Sensing terkesan sangat berorientasi pada kenyataan, mencari bukti

S ensing bagi orang Intuition, para Sensing terkesan sangat berorientasi pada kenyataan, mencari bukti i N tuition bagi orang Sensing, para Intuition terkesan plin-plan dan pemimpi 44

Sensing • • memusatkan pada apa yang nyata dan aktual menghargai aplikasi praktis faktual

Sensing • • memusatkan pada apa yang nyata dan aktual menghargai aplikasi praktis faktual dan konkrit, memperhatikan detail mengamati dan mengingat secara berurutan berorientasi pada saat ini menginginkan informasi setahap demi setahap mempercayai pengalaman 45

i. Ntuition • memusatkan pada “gambaran umum” dan kemungkinan • menghargai pemahaman imajinatif •

i. Ntuition • memusatkan pada “gambaran umum” dan kemungkinan • menghargai pemahaman imajinatif • abstrak dan teoritis • melihat pola dan makna dibalik fakta • berorientasi pada masa depan • melompat-lompat, pindah dimana saja • mempercayai inspirasi 46

SENSING demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan INTUITION 47

SENSING demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan INTUITION 47

silahkan Anda memilih T atau F T hinking pemikir F eeling perasa 48

silahkan Anda memilih T atau F T hinking pemikir F eeling perasa 48

T kuat dalam analisa F kuat dalam memahami orang lain 49

T kuat dalam analisa F kuat dalam memahami orang lain 49

T menggunakan ‘kepala’ F menggunakan ‘hati’ 50

T menggunakan ‘kepala’ F menggunakan ‘hati’ 50

T menggunakan aturan berfikir sebab-akibat F dibimbing oleh ‘nilai-nilai’ pribadi 51

T menggunakan aturan berfikir sebab-akibat F dibimbing oleh ‘nilai-nilai’ pribadi 51

T “Teguh-pendirian” F “Lembut-perasaan” 52

T “Teguh-pendirian” F “Lembut-perasaan” 52

T berjuang untuk kebenaran yang objektif F berjuang untuk keharmonisan dan keyakinan individual 53

T berjuang untuk kebenaran yang objektif F berjuang untuk keharmonisan dan keyakinan individual 53

T masuk akal F kasih sayang 54

T masuk akal F kasih sayang 54

T F adil menerima 55

T F adil menerima 55

T hinking F eeling cara anda mengambil keputusan T pengambilan keputusan berdasarkan pada pertimbangan

T hinking F eeling cara anda mengambil keputusan T pengambilan keputusan berdasarkan pada pertimbangan yang logis dan obyektif F pengambilan keputusan berdasarkan pada pertimbangan nilai pribadi yang subyektif 56

T hinking F eeling bagi orang Feeling, para Thinking terkesan dingin dan merendahkan orang

T hinking F eeling bagi orang Feeling, para Thinking terkesan dingin dan merendahkan orang lain bagi orang Thinking, para Feeling terkesan berpikir tidak jelas dan emosional 57

Thinking • kuat dalam analisa • menggunakan “kepala” • menggunakan aturan berfikir sebab-akibat •

Thinking • kuat dalam analisa • menggunakan “kepala” • menggunakan aturan berfikir sebab-akibat • “teguh-pendirian” • berjuang untuk kebenaran yang objektif • masuk akal • adil 58

Feeling • kuat dalam memahami orang lain • • menggunakan “hati” dibimbing oleh ‘nilai-nilai’

Feeling • kuat dalam memahami orang lain • • menggunakan “hati” dibimbing oleh ‘nilai-nilai’ pribadi “lembut-perasaan” berjuang untuk keharmonisan dan keyakinan individual • kasih sayang • menerima 59

demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan THINKING FEELING 60

demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan THINKING FEELING 60

silahkan Anda memilih J atau P J udging penilai P erceiving penerima 61

silahkan Anda memilih J atau P J udging penilai P erceiving penerima 61

J schedul e P terjadwal spontan 62

J schedul e P terjadwal spontan 62

J teratur P berpikiran terbuka 63

J teratur P berpikiran terbuka 63

J P menyukai batasan yang jelas dan kategori - kategori menyukai kebebasan untuk menjajagi

J P menyukai batasan yang jelas dan kategori - kategori menyukai kebebasan untuk menjajagi tanpa batas 64

J merasa nyaman dalam situasi yang pasti, ada batasan P merasa nyaman dalam situasi

J merasa nyaman dalam situasi yang pasti, ada batasan P merasa nyaman dalam situasi yang terbuka 65

J P Plan terencana menyesuaikan diri 66

J P Plan terencana menyesuaikan diri 66

J P suka menutup perkara – mengambil keputusan suka pada hal yang bebas dan

J P suka menutup perkara – mengambil keputusan suka pada hal yang bebas dan terbuka pada perubahan 67

J menghindari tekanan ‘deadline’ P merasa bersemangat oleh tekanan ‘deadline’ 68

J menghindari tekanan ‘deadline’ P merasa bersemangat oleh tekanan ‘deadline’ 68

J udging P erceiving cara anda menyikapi dunia luar J gaya hidup Judging adalah

J udging P erceiving cara anda menyikapi dunia luar J gaya hidup Judging adalah pasti, terencana dan teratur P gaya hidup Perceiving adalah luwes, mudah menyesuaikan dan spontan 69

J udging P erceiving bagi orang Perceiving, para Judging terkesan menuntut, kaku, gelisah atau

J udging P erceiving bagi orang Perceiving, para Judging terkesan menuntut, kaku, gelisah atau tegang bagi orang Judging, para Perceiving terkesan tidak terorganisir, dan tidak bertanggung jawab 70

Judging • terjadwal • teratur • menyukai batasan yang jelas dan kategori - kategori

Judging • terjadwal • teratur • menyukai batasan yang jelas dan kategori - kategori • merasa nyaman dalam situasi yang pasti, ada batasan • terencana • suka menutup perkara, mengambil keputusan • menghindari tekanan batas waktu 71

Perceiving • spontan • berpikiran terbuka • menyukai kebebasan untuk menjajagi tanpa batas •

Perceiving • spontan • berpikiran terbuka • menyukai kebebasan untuk menjajagi tanpa batas • merasa nyaman dalam situasi yang terbuka • menyesuaikan diri • suka pada hal yang bebas dan terbuka pada perubahan • merasa bersemangat oleh tekanan batas waktu 72

JUDGING demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan PERCEIVING 73

JUDGING demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan PERCEIVING 73

Ingin tahu lebih banyak tentang artinya? ? 74

Ingin tahu lebih banyak tentang artinya? ? 74

Siapakah Kita? 75

Siapakah Kita? 75

Psikologi Perkembangan cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia

Psikologi Perkembangan cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan mati. 76

Sigmund Freud (1856 -1939) psikiater Jerman 77

Sigmund Freud (1856 -1939) psikiater Jerman 77

Perkembangan Psikoseksual 1. 2. 3. 4. 5. Tahapan Oral (lahir – 1, 5 tahun)

Perkembangan Psikoseksual 1. 2. 3. 4. 5. Tahapan Oral (lahir – 1, 5 tahun) Tahapan Anal (1, 5 – 3 tahun) Tahapan Falik (3 – 6 tahun) Tahapan Laten (6 – pubertas) Tahapan Genital (setelah pubertas) 78

1. Tahapan Oral Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga

1. Tahapan Oral Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga refleks mengisap adalah sangat penting. Bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral. Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, jika kurang tepat individu akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. Juga dapat mengakibatkan masalah dengan minum, merokok makan, atau menggigit kuku. 79

2. Tahapan Anal fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang

2. Tahapan Anal fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian. Kegagalan : - terlalu longgar : individu boros dan berantakan - terlalu awal : ketat, tertib, kaku dan obsesif. 80

3. Tahapan Falik fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan

3. Tahapan Falik fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. 81

4. Tahapan Laten Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada,

4. Tahapan Laten Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri. 82

5. Tahapan Genital individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis, kepentingan kesejahteraan

5. Tahapan Genital individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan baik, individu hidup seimbang, hangat dan peduli. 83

Jean Piaget (1896 -1980) Psikolog Swiss 84

Jean Piaget (1896 -1980) Psikolog Swiss 84

Perkembangan Kognitif 1. 2. 3. 4. Tahap Sensorimotor (0 -2 tahun), Tahap Preoperasional (2

Perkembangan Kognitif 1. 2. 3. 4. Tahap Sensorimotor (0 -2 tahun), Tahap Preoperasional (2 -7 tahun), Tahap Concrete operations (7 -11 tahun), Tahap Formal operations (mulai 11 -15 tahun ke atas). 85

 • Tahap Sensorimotor (0 -2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain

• Tahap Sensorimotor (0 -2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya 86

 • Tahap Praoperasional (2 -7 tahun), Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan

• Tahap Praoperasional (2 -7 tahun), Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda. 87

3. Tahap Operasional Kongkrit (7 -11 tahun), mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai.

3. Tahap Operasional Kongkrit (7 -11 tahun), mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: • Pengurutan • Klasifikasi • Decentering • Reversibility • Konservasi • Penghilangan sifat Egosentrisme 88

4. Tahap Operasional Formal (mulai 11 -15 tahun ke atas) Karakteristik tahap ini adalah

4. Tahap Operasional Formal (mulai 11 -15 tahun ke atas) Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu -abu" di antaranya. 89

Erikson (1902 - 1994) Psikolog Denmark 90

Erikson (1902 - 1994) Psikolog Denmark 90

Perkembangan Psikososial 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Trust vs Mistrust (0

Perkembangan Psikososial 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Trust vs Mistrust (0 -1 tahun) Autonomy vs Shame/Doubt (1 -3 tahun) Initiative vs Guilt (3 -5 tahun) Industry vs Inferiority (6 – remaja) Identity vs Identity confusion (10 -20 tahun) Intimacy vs Isolation (20 -30 tahun) Generativity vs Stagnation (40 -50 tahun) Integrity vs Despair (Lansia) 91

James W. Fowler (1940 - 2000) psikiater asal Swiss 92

James W. Fowler (1940 - 2000) psikiater asal Swiss 92

Perkembangan Iman 1. iman intuitif-projektif (18 -24 bulan - 7 tahun) 2. iman mitis-literal

Perkembangan Iman 1. iman intuitif-projektif (18 -24 bulan - 7 tahun) 2. iman mitis-literal (7 - 12 tahun) 3. iman sintetik-konvensional (usia remaja dan selanjutnya) 4. iman individuatif-reflektif (awal hingga pertengahan umur duapuluhan) 5. iman konjuktif (usia paruh baya) 6. iman universal (lanjut usia) 93

iman intuitif-projektif • Pada tahap ini manusia hanya fokus pada kualitas secara permukaan saja,

iman intuitif-projektif • Pada tahap ini manusia hanya fokus pada kualitas secara permukaan saja, seperti apa yang digambarkan oleh orang dewasa dan tergantung pada luasnya fantasi dari manusia itu sendiri. Di sini konsep Tuhan direfleksikan sebagai sesuatu yang gaib 94

iman mitis-literal • Pada tahap ini, fantasi sudah tidak lagi menjadi sumber utama dari

iman mitis-literal • Pada tahap ini, fantasi sudah tidak lagi menjadi sumber utama dari pengetahuan, dan pembuktian fakta menjadi perlu. Pembuktian kebenaran bukan berasal dari pengalaman aktual yang dialami sendiri, tapi berasal dari sesuatu yang dianggap lebih ahli, seperti guru, orang tua, buku, dan tradisi. Kepercayaan di fase ini mengarah pada sesuatu yang konkrit dan tergantung dari kredibilitas orang yang bercerita. 95

iman sintetik-konvensional • Pada tahap ini kepercayaan tergantung pada konsensus dari opini orang lain,

iman sintetik-konvensional • Pada tahap ini kepercayaan tergantung pada konsensus dari opini orang lain, orang yang lebih ahli. Mempelajari fakta masih menjadi sumber informasi, tapi individu mulai percaya pada penilaian mereka sendiri. Meskipun demikian mereka belum sepenuhnya percaya terhadap penilaian mereka tersebut. 96

iman individuatif-reflektif • Pada tahap yang ketiga remaja tidak dapat menemukan area pengalaman baru

iman individuatif-reflektif • Pada tahap yang ketiga remaja tidak dapat menemukan area pengalaman baru karena tergantung pada orang lain di kelompoknya yang belum tentu dapat menyelesaikan masalah. Individu di tahap ini mulai mengambil tanggungjawab atas kepercayaannya, perilaku, komitmen, dan gaya hidupnya. Tapi individu pada tahap ini tetap masih membutuhkan figur yang bisa diteladani. 97

iman konjuktif • Pada tahap ini individu mulai bisa memahami dan mengintegrasikan elemen spiritual

iman konjuktif • Pada tahap ini individu mulai bisa memahami dan mengintegrasikan elemen spiritual seperti simbolisasi, ritual, dan kepercayaan. Individu di tahap ini juga menganggap bahwa semua orang termasuk dalam kelompok yang universal dan memiliki rasa kekeluargaan terhadap semua orang. 98

iman universal • Fowler menganggap bahwa sangat sedikit orang yang mampu mencapai tahap ini

iman universal • Fowler menganggap bahwa sangat sedikit orang yang mampu mencapai tahap ini 99

Siapakah Kamu? Siapakah Dia? Siapakah Mereka? 100

Siapakah Kamu? Siapakah Dia? Siapakah Mereka? 100

Kelompok Usia • • Tahap sebelum kelahiran/konsepsi Tahap Batita (0 -3 tahun) Tahap Prasekolah

Kelompok Usia • • Tahap sebelum kelahiran/konsepsi Tahap Batita (0 -3 tahun) Tahap Prasekolah (3 -6 tahun) Tahap Anak-anak (6 -11 tahun) Tahap Remaja (11 -20 tahun) Tahap Dewasa Awal (20 -40 tahun) Tahap Dewasa Pertengahan (40 -65 tahun) Tahap Dewasa Akhir (> 65 tahun) 101

Contoh Katekese Tingkat Umur Kelompok Katekese Karakteristik Waktu Metode Mengajar 2 -3 tahun -Daya

Contoh Katekese Tingkat Umur Kelompok Katekese Karakteristik Waktu Metode Mengajar 2 -3 tahun -Daya konsentrasi pendek - sangat tergantung pada orang lain 5 menit -Tidak memaksa -Gunakan alat bantu - bercerita - biarkan mereka bebas bergerak - gunakan bahasa anak (pertanyaan terarah) Bina Iman Anak (Play Group) 102

Contoh Katekese Tingkat Umur Kelompok Katekese Karakteristik Waktu Metode Mengajar 4 -5 tahun -Daya

Contoh Katekese Tingkat Umur Kelompok Katekese Karakteristik Waktu Metode Mengajar 4 -5 tahun -Daya konsentrasi terbatas - rasa ingin tahu besar 5 – 10 menit - hindari kata abstrak - jawab pertanyaan dengan jelas, singkat, sederhana - guru harus tenang karena menjadi teladan Bina Iman Anak (TK) 103

Contoh Katekese Tingkat Umur Kelompok Katekese 6 -12 tahun -Bina Iman Anak -Komuni Pertama

Contoh Katekese Tingkat Umur Kelompok Katekese 6 -12 tahun -Bina Iman Anak -Komuni Pertama -Katekumen Anak (SD) Karakteristik Waktu Metode Mengajar -Daya konsentrasi baik - penuh daya kreativitas 10 -20 menit -Perlu pembinaan lebih sistematik - perlu pujian -Cara mengajar yang dapat merangsang pikiran 104

Contoh Katekese Tingkat Umur Kelompok Katekese 12 -18 tahun -Bina Iman Remaja - Krisma

Contoh Katekese Tingkat Umur Kelompok Katekese 12 -18 tahun -Bina Iman Remaja - Krisma -Mudika (SMP -SMA) Karakteristik Waktu Metode Mengajar -Daya konsentrasi baik - daya imajinasi penuh - kreatif -Senang berbantah/ber debat -Tidak mudah menerima pendapat orang lain 20 -30 menit -Perlu diberi tanggung jawab - beri penjelasan dengan logis dan pasti 105

Selamat Berkarya 106

Selamat Berkarya 106