Psikodiagnostik dan Asesmen Psikologi AWANJEMINY Definisi Psikodiagnostik dari

  • Slides: 13
Download presentation
Psikodiagnostik dan Asesmen Psikologi @AWANJEMINY

Psikodiagnostik dan Asesmen Psikologi @AWANJEMINY

Definisi Psikodiagnostik dari berbagai Tokoh 1. Stern (1937), adalah keseluruhan cara, metode, dan teknik

Definisi Psikodiagnostik dari berbagai Tokoh 1. Stern (1937), adalah keseluruhan cara, metode, dan teknik untuk menentukan ciri atau struktur psikis individu atau kelompok individu. 2. Rapaport (1949), dalam bukunya yang berjudul Diagnostic Psychological Testing menjelaskan bahwa pemberian tes-tes piskologi dilakukan untuk mengukuhkan diagnosis gangguan jiwa oelh psikiater yang didasarkan pada riwayat hidup pasien dan observasi. 3. Schraml (1968), psikodiagnostik sebagai bagian dari Psikologi Kepribadian secara sadar membatasi diri untuk memperoleh gambaran kepribadian dalam rangkapenegakan diagnosis psikopatologis dan neurosis. Sedangkan Psikodiagnostik Klinis adalah, kegiatan yang secara integral dilakukan oleh psikolog secara mandiri, seperti praktik psikologi klinis pribadi.

Cont’d 4. Kisker (1972), PSD adalah suatu teknik khusus dalam metpde psikologi untuk mengungkapkan

Cont’d 4. Kisker (1972), PSD adalah suatu teknik khusus dalam metpde psikologi untuk mengungkapkan sifat dan luasnya kerusakan psikis. 5. Levy (1963), PSD merpakan kegiatan deskripsi yang bertujuan untuk meletakan dasar bagi peramalan tingkah laku pasien dalam berbagai situasi. 6. C. P. Chaplin, PSD suatu proses yang dilakukan untuk memperolah gambaran atau pemahaman diri subjek

Sasaran Psikodiagnostik Untuk melihat kepribadian individu dengan bagian lainnya dari individu. Bahwa terdapat tingkat

Sasaran Psikodiagnostik Untuk melihat kepribadian individu dengan bagian lainnya dari individu. Bahwa terdapat tingkat ketidaksamaan antara kepribadian dengan bagian kognitif maupun psikomotorik dari manusia. Sehingga perlu suatu jembatan untuk dapat menghubungkan bagian manusia tersebut.

Tujuan Psikodiagnostik - Melakukan Pengklasifikasian Terhadap Kondisi Kepribadian Manusia. - Melakukan Deskripsi Fungsi Psikologis

Tujuan Psikodiagnostik - Melakukan Pengklasifikasian Terhadap Kondisi Kepribadian Manusia. - Melakukan Deskripsi Fungsi Psikologis Pada Diri Manusia, Menurut Gejala Dan Kondisinya. - Memprediksi adanya gejala-gejala yang dapat memperngaruhi individu.

Definisi Asesmen Psikologi Istilah Asesmen atau Assessment Psikologi, yang bermakna menilai atau menaksir, dan

Definisi Asesmen Psikologi Istilah Asesmen atau Assessment Psikologi, yang bermakna menilai atau menaksir, dan dapat dianggap sepadan dengan istilah diagnostic. Penggunaan istilah diagnostic sering digunakan dalam bidang klinis dan penggunaan alat tes, sedangkan asesmen penggunaannya bersifat menyeluruh. 1. Cronbach (1960), assessment dapat terwujud dalam dua cara yaitu, dalam analisis klinis, sebagai contoh penggunaan satu alat tes saja dapat diinterpretasikan dengan teori psikoanalisis. Kedua, prediksi kinerja (performance) dapat digunakan untuk mengukur kemampuan orang-orang normal atau superior yang diberi tugas-tugas yang memerlukan tanggung jawab besar. 2. Vernon (1971), personality assessment adalah kegiatan dalam rangka mengenali, mengerti, dan memahami orang lain dengan menggunakan metode ilmiah untuk digunakan dalam keperluan –keperluan seleksi, konseling, bimbingan dan pelatihan.

Cont’d 3. Shea (dalam Newmark, 1985), dibedakan pemberian tes dan asesmen, pemberian tes adalah

Cont’d 3. Shea (dalam Newmark, 1985), dibedakan pemberian tes dan asesmen, pemberian tes adalah suatu segmen dalam proses asesmen yang terdiri dari serangkaian kegiatan dimulai dari membahas referral question, memilih prosedur pemeriksaan yang tepat guna dan tepat sasaran, melaksanakan dan memberi skor pada tes, menginterpretasikan tes dan mensintesiskan keseluruhan hasil dan temuan lain dari tes, dan mengkomunikasikan hasil ini dengan baik kepada pihak yang tepat (klien yang bersangkutan, dokter atau professional lain yang berkompeten). 4. Marnat (1999), juga senada dengan Shea, asesmen psikologis tidak hanya memberikan dan menginterpretasikan hasil tes, namun juga mempertimbangkan kompleksnya perilaku dan permasalahan manusian, yang selalu terkait dengan konteks sosial.

Observasi dan Wawancara Manusia memliki disposisi dalam intelegensi, sikap dan sifatnya. Disposisi tersebut tidak

Observasi dan Wawancara Manusia memliki disposisi dalam intelegensi, sikap dan sifatnya. Disposisi tersebut tidak dapat ditangkap secara langsung, namun ditampilkan melalui gejala-gejala. Gejala yang dapat diukur umumnya ditangkap melalui tes, sedangkan yang tidak dapat diukur ditangkap melalui observasi dan wawancara. Dari hasil tes, observasi, dan interview nantinya akan diinterpretasi oleh pemeriksa, dan akan memberikan gambaran berupa deskripsi atau diagnosis. Observasi, merupakan cara lain dari asesmen. Dapat dilakukan secara bebas maupun sesuai arahan yang diinginkan. Dapat dilakukan secara makro ataupun mikro. Hasil observasi dapat diketahui secara kualitatif ataupun secara kuantitatif.

Cont’d Interview, sebagai alat untuk memperoleh informasi dapat dilakukan dalam berbagai setting dan keperluan

Cont’d Interview, sebagai alat untuk memperoleh informasi dapat dilakukan dalam berbagai setting dan keperluan umum maupun khusus. Pembagian dari interview dapat dibedakan dari bagaimana cara pelaksanaannya, yaitu direktif atau semi direktif dan non direktif. Interview juga dapat dibagi berdasarkan isi pembicaraannya, yaitu: data tentang hal objektif, data ttg pekerjaan, keluhan fisik, masa lalu, dsb. Isi pembicaraan dapat berarti psikoanalitis, yakni menggali kekhususan individu hingga mencakup motivasi tak sadar, atau dengan intensitas yang tinggi (sampai 30 jam).

Sejarah Tes Psikologi Istilah pertama kali “mental test” dikemukakan oleh Ryan Cattel (1890), pada

Sejarah Tes Psikologi Istilah pertama kali “mental test” dikemukakan oleh Ryan Cattel (1890), pada saat itu tes berkaitan dengan fungsi faal dan baterai tes antara lain terdiri dari tes kekuatan genggaman, tes ambang 2 titik (two point threshold), waktu reaksi atas bunyi, kecepatan menyebutkan nama warna, dan rentang ingatan tentang kata. Pada tahun (1895) Kraepelin, mengemukakan sejumlah sifat yang dianggap sebagai dasar dalam melukiskan manusia dan sifat-sifat ini dilihat melalui sejumlah tugas-tugas hitungan (Anastasi, 1949).

Klasifikasi Tes - Schraml (1968), membedakan tujuan dari fungsi-fungsi yang akan diperiksa dalam pemeriksaan

Klasifikasi Tes - Schraml (1968), membedakan tujuan dari fungsi-fungsi yang akan diperiksa dalam pemeriksaan psikologis, secara garis besar adalah: A. Pemeriksaan kemampuan dan fungsi psikis dan psikofisis, baik yang sederhana maupun yang kompleks. B. Pemeriksaan sifat-sifat dan struktur kepribadian. C. Pemeriksaan genesis (terbentuknya) konflik-konflik, gangguan atau penyakit.

Pembagian Tes Intelegensi menurut Drenth (dalam Bonang, 1980) 1. Tes-Tes Kemampuan: - General Ability:

Pembagian Tes Intelegensi menurut Drenth (dalam Bonang, 1980) 1. Tes-Tes Kemampuan: - General Ability: Tes Individu Anak, Dewasa, dan Intelegensi. - Battery Test / Multiple Aptitude Test: Batt utk factor-factor intelegensi, tes bakat majemuk. - Tes-tes kemampuan Khusus / Special Abilities: Intelegensi Khusus, Bakat Khusus, Faktor Khusus non Intelektual. - Tes Hasil Belajar / Achievement Test: Tes Hasil Belajar Pendidikan, Tes Keterampilan (profiency). 2. Tes-Tes Kepribadian: - Tes Observasi: Kelompok/ Individual - Inventory Lapor diri: Tes Minat, Inventory nilai dan sikap, Kuesioer Biografi, Inventory Kepribadian. - Tes Kinerja Kualitatif: Tes Performance (Eksperimental, motoric, intelegensi, Karakter, Gaya Kognitif), Teknik-Teknik Proyeksi (Persepsi, Interpretasi, Ekspresi, Konstruksi, Asosiasi, Preferensi) - Metode-Metode Fisik dan Fisiologis (Prosedur Morphologis, Metode-metode dalam Psikofisiologis)