Prospek Perbankan Syariah Indonesia 2013 27 November 2012
Prospek Perbankan Syariah Indonesia 2013 27 November 2012 PT Bank BNI Syariah Dinno Indiano
Agenda 1. Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Nasional 2. Gambaran Umum Perbankan Syariah di Indonesia 3. Catatan di 2012 dan Faktor Kunci Keberhasilan 4. Kesimpulan
Perkembangan Perbankan Nasional 3, 653 Kredit DPK Aset 1, 753 1, 308 2008 4, 009 3, 009 2, 311 2, 534 1, 973 1, 438 2009 2, 339 2, 785 2, 200 3, 050 2, 556 1, 766 2010 2011 41153 ü Aset perbankan nasional telah menembus Rp 4. 000 triliun per September 2012, sedangkan DPK dan kredit telah menembus Rp 3. 000 dan 2. 500 triliun. ü Pertumbuhan besaran perbankan yang stabil menunjukkan industri perbankan Indonesia cukup tahan (strong enough) terhadap krisis global. Sumber: Bank Indonesia (Sept 2012), diolah
Meski di tengah kecenderungan suku bunga yang menurun, perbankan nasional masih mampu menumbuhkan profitabilitas dengan baik Perkembangan Suku Bunga 90, 756 Net Income 75, 077 57, 309 45, 215 30, 606 2008 2009 2010 2011 2012* Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah *) disetahunkan berdasar data real sept ‘ 12 ü Suku bunga, baik DPK maupun kredit memiliki tren menurun hingga ke posisi terendah. Suku bunga DPK berada di bawah 5%, sedangkan suku bunga kredit berada pada kisaran 10%-12%. ü Meski demikian, perbankan nasional masih mampu menumbuhkan profitabilitasnya, yang ditunjukkan dengan Net Income yang juga terus meningkat menjadi Rp 75 triliun pada akhir 2011. Nilai ini diproyeksikan menembus Rp 90 triliun pada akhir tahun 2012.
Bisnis KPR dan KKB masih memiliki peluang untuk tumbuh meski dipengaruhi regulasi yang ketat CAG R: 13 % ü Sebagai dampak dari regulasi LTV, permintaan KPR dan KKB sama-sama menurun dengan posisi September 2012 sebesar Rp 231 triliun dan Rp 103 triliun. Namun jika disetahunkan, nilainya dapat melampauai portfolio 2012. ü Meski demikian, penurunan ini masih dapat dianggap penyesuaian portfolio kedua produk terhadap regulasi baru. ü Dengan pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga di atas 6%, dan perkembangan kelas menengah, masih terdapat ruang bagi pertumbuhan KPR dan KKB pada level yang baru, khususnya untuk KPR. CAG R: 8% Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah ü Portfolio KPR diproyeksikan menembus Rp 300 T di akhir 2013. Pertumbuhan KKB juga masih memiliki kemungkinan bertumbuh.
Perkembangan Bisnis BNI ü Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, kontribusi portfolio BNI juga terus bertumbuh hingga aset mencapai Rp 299 triliun. ü Laba BNI juga terus tumbuh, dimana estimasi laba 2012 dengan menggunakan data real sept ‘ 12 yang disetahunkan mencapai Rp 6, 6 triliun. Sumber: Laporan Keuangan BNI, tahun 2012 disetahunkan
Perbankan Syariah Indonesia berkembang dengan baik, namun masih kecil dibandingkan dengan total Industri Perbankan 24 23 24 19 Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah 1 1992 2 3 2000 11 11 11 2010 2011 41153 3 2005 üJumlah bank syariah terus bertambah, saat ini telah beroperasi 11 BUS & 24 UUS. Jauh lebih banyak dibanding angka di tahun 2000 saat industri baru terbentuk. Sumber: Bank Indonesia (Sept 2012), diolah
Perbankan Syariah Indonesia berkembang dengan baik, namun masih kecil dibandingkan dengan total Industri Perbankan Jumlah Kantor üJumlah jaringan kantor telah melebihi 2. 000 outlet Dengan jumlah jaringan kantor yang meningkat pesat tersebut, coverage jaringan perbankan syariah semakin luas dari barat ke timur, dan utara ke selatan Indonesia. Bahkan ke wilayah-wilayah remote yang sebelumnya tidak terjangkau. Sumber: Bank Indonesia (Sept 2012), diolah
Perbankan Syariah Indonesia berkembang dengan baik, namun masih kecil dibandingkan dengan total Industri Perbankan 4, 04% Marketshare Aset Industri Perbankan Syariah terhadap Total Aset Perbankan 95, 96% üSecara keseluruhan, marketshare perbankan syariah dari sisi aset baru mencapai 4, 04% terhadap total industri perbankan nasional Sumber: Bank Indonesia (Sept 2012), diolah
Trend Portfolio Perbankan Syariah Aset DPK Pembiayaan % 46 98 47 % 76 4 3 3 144 3%* 2 115109 169 128131 68 21 16 15 2002 2005 2010 2011 41153 *Estimasi 2012 dengan menggunakan data real sept’ 12 yg disetahunkan ü Trend peningkatan portfolio masih terlihat positif walaupun dengan growth yang melambat Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Indikator Rasio masih dalam tren positif ü Dari sisi indikator rasio, semua angka masih dalam tren positif, khususnya NPF masih di bawah 5% (risiko pembiayaan termitigasi baik) dan CAR di atas 10% (modal masih cukup kuat). Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Indikator Rasio masih dalam tren positif ü Rasio FDR menembus nilai 100% pada September karena ekspansi pembiayaan, namun nilai ini masih bisa bergerak lebih rendah. Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Perbankan Syariah masih ditopang “Dana Mahal” 73, 505 70, 806 Giro Tabungan Deposito 44, 072 *nilai 2012 disetahunkan 32, 602 29, 595 20, 143 14, 807 10, 826 9, 169 12, 471 9, 454 6, 430 4, 371 4, 238 3, 750 3, 416 2, 045 2006 2007 2008 40, 396 22, 908 16, 475 6, 202 2009 9, 056 2010 12, 006 2011 13, 776 41153 ü Dari sisi pendanaan (DPK), bisnis perbankan syariah secara umum masih ditopang oleh portfolio Deposito yang berkategori “dana mahal” karena memiliki nisbah dan ekspektasi bagi hasil yang tinggi, sehingga meningkatkan biaya operasional bank syariah. Hal ini berdampak terhadap pricing pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank syariah kepada Nasabah. Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Perbankan Syariah masih ditopang “Dana Mahal” üGrafik menunjukkan perbankan syariah masih harus terus meningkatkan potensi dana murahnya Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Portfolio Pembiayaan dengan tujuan konsumtif masih mendominasi pembiayaan syariah ü Besarnya portfolio berdasar tujuan pembiayaan yang didominasi oleh tujuan konsumsi (consumer financing) meningkat significant sejak ’ 05, hal ini menunjukan tingkat akseptasi masyarakat terhadadap produk konsumtif syariah semakin membaik. Namun demikian bank-bank syariah tetap dituntut untuk lebih berperan dalam pembiayaan produktif khususnya pada segmen SME Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Aset Industri Perbankan Syariah Mengalami Perubahan Signifikan 2005 2011 3. 83% 1. 40% Sept 2012 2010 3. 14% 4. 04% Total Share 5 Bank: Perbankan Syariah Perbankan Konvensional Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah -2005: 89% -2010: 73% -2011: 73% -Sept 2012: 69%
Struktur Industri Perbankan Syariah Mengalami Perubahan Signifikan üSekalipun marketshare industri perbankan syariah bergerak lambat, dalam waktu 7 tahun terakhir struktur industri perbankan syariah mengalami perubahan yang signifikan. üTotal aset 5 bank terbesar turun dari 89% (2005) menjadi 69% (September 2012). Hal ini menandakan, pertumbuhan tidak hanya digerakkan oleh bank syariah existing yang telah dominan, tetapi juga oleh hampir seluruh bank syariah. üKondisi ini juga mengisyaratkan tumbuhnya lingkungan yang kompetitif antar bank syariah, dalam pengertian pentingnya upaya masing-masing bank untuk meningkatkan efisiensi dan memiliki produk serta layanan yang kompetitif, sehingga berdampak positif terhadap keseluruhan nasabah perbankan syariah. Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Perkembangan Bisnis BNI Syariah ü Portfolio bisnis BNI Syariah juga mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Total aset menuju Rp 10 triliun (sudah tercapai pada awal November 2012) yang diiringi oleh DPK dan pembiayaan yang mencapai Rp 8 T dan Rp 6, 5 T per September. ü Jika disetahunkan, laba BNI Syariah 2012 dapat mencapai Rp 100 miliar. Sumber: Laporan Keuangan BNI Syariah, tahun 2012 disetahunkan
Beberapa Catatan di tahun 2012 yang akan memiliki dampak berkelanjutan Penurunan Bisnis Gadai Emas Dana Haji dipindah ke Sukuk Negara Peningkatan significant unit syariah di perbankan maupun lembaga keuangan lainnya Aturan LTV dan maksimum Pemindahan dana haji dari plafond Gadai Emas telah. Bank – bank Syariah kepada Meningkatkan tingkat menyurutkan portfolio Sukuk Negara yang kompetisi dan ekonomi gadai emas Bank Syariah, berpengaruh aset dan sumbersyariah nasional dengan diperlukan terobosan agar pendanaan, diperlukan tetap memperhatikan potensi pembiayaan ini arrangement khusus yang kualitas syariah tidak berpindah pada bank tidak merugikan kedua belah compliance secara benar konvensional pihak. Switching Demand KPR/KKB dari Bank Konvensional Aturan LTV KPR dan KKB untuk Bank Konvensional sehingga syarat uang muka Nasabah naik menyebabkan peralihan permintaan kredit kepada Bank Syariah.
Isu Regulasi yang Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Bisnis § Rencana aturan LTV KPR untuk Bank Syariah (seperti telah diterapkan untuk Bank Konvensional) akan berpengaruh terhadap hilangnya potential switching demand KPR dari Bank Konvensional yang telah berjalan dan proyeksi pertumbuhan bisnis KPR syariah LTV KPR Bisnis Haji Insentif Regulasi OJK § Rencana penghentian produk talangan haji relatif tidak akan mengganggu bisnis pembiayaan, karena dari sisi profitabilitas rendah dan portfolio tidak signifikan § Yang lebih signifikan dan positif adalah regulasi yang mewajibkan seluruh dana haji hanya boleh dikelola oleh perbankan syariah § Diperlukan insentif regulasi bagi bank induk sehingga mendorong sinergi dan dukungan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis Bank Syariah yang menjadi anak perusahaan § Pendirian OJK diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengawasan dan regulasi yang lebih baik, sehingga mendorong industri yang lebih sehat dan kompetitif
Strategi 2013 sampai dengan 2015 > 2015 Growing profitability & stronger business growth Expanding network & completing product 2012 2009 -2012 § Sharpening business segment § Enhancing product, business model and infrastructure Growing assets 2013 -2015 üUntuk mendukung portfolio bisnis yang semakin besar, peningkatan produktivitas dan mitigasi risiko, bank syariah memperbaiki proses bisnis seperti membentuk strategic business unit khusus, sentra proses pembiayaan dan sentra operasional. >2015 2005 Pre-industry & introducing the business < 2000 üMelengkapi produk-produk standard (KPR floating, joint financing multifinance, Pembiayaan Rekening Koran, dsb) agar lebih bersaing dengan perbankan konvensional. üDengan pengalaman dan positioning bisnis yang telah didapat, bank syariah menajamkan segmentasi bisnis untuk berupaya menjadi leader pada bisnis/ segmen nasabah tertentu, termasuk mengembangkan model bisnis secara spesifik. 2009 Set-up & growing the business üBank-bank syariah pendominasi industri mengembangkan jaringan outlet secara masif untuk “mengamankan” potensi daerah dan memperdalam penetrasi bisnis yang telah ada. üBank syariah dituntut telah memiliki “mesin” yang lebih handal baik untuk “memproduksi” bisnis ataupun memitigasi risiko. Bank syariah akan dituntut meningkatkan profitabilitasnya dan pertumbuhan bisnis yang berkualitas serta sustain.
Kesimpulan PERBANKAN SYARIAH NASIONAL § Perbankan Syariah Nasional masih tetap optimis dengan pertumbuhannya § Peran seluruh stakeholder terutama pemerintah dan masyarakat tetap menjadi kunci utama lajunya pertumbuhan perbankan syariah nasional § Sekalipun pertumbuhan tinggi namun mengingat peningkatan bank konvensional yang juga tetap tinggi menyebabkan marketshare perbankan syariah akan masih stagnan di bawah 5%. § Indikator kunci perbankan syariah masih mengalami perkembangan yang baik, hanya saja masih terdapat “PR” besar terkait masih dominannya dana mahal sebagai sumber pendanaan. Diperlukan terobosan agar perbankan syariah semakin menjadi bank pilihan masyarakat untuk bertransaksi.
Faktor Kunci untuk Pertumbuhan Bisnis tahun 2013 -2015 Semakin kompetitifnya setiap segmen bisnis / produk mengharuskan Bank memiliki fokus dan spesialisasi pada segmen tertentu untuk meningkatkan competitive advantages dan menjadi segment leader Ekspansi pembiayaan secara agresif dalam rangka mengimbangi pertumbuhan aset harus didukung oleh penguatan modal, sehingga akses terhadap permodalan secara kontinyu menjadi kunci. Faktor “harga” (pricing) tetap penting. Clear & Sharp Business Segmentation Strong Equity Hal tersebut harus didukung oleh struktur biaya dan operational se-efisien mungkin Business Cost Efficiency Sinergy with Holdings Bank Syariah masih belum mencapai skala ekonomi untuk secara agresif menambah investasi jaringan dan pengembangan sistem, khususnya electronic banking Sinergi dengan berbagai pihak maupun induk akan mendorong efisiensi biaya sekaligus percepatan akselerasi bisnis
Portfolio Pembiayaan didominasi Akad Jual Beli dengan Tujuan Konsumsi 77, 514 Ijarah & Qardh Bagi Hasil Jual Beli 56, 691 26, 744 16, 904 12, 961 13, 616 9, 984 6, 397 1, 724 1, 086 1, 056 9, 769 5, 022 441 2005 44, 072 37, 855 2006 2007 2008 23, 255 7, 072 2009 22, 908 9, 056 2010 29, 189 35, 840 17, 003 16, 776 2011 41153 ü Dari sisi pembiayaan, secara akad pembiayaan perbankan syariah didominasi oleh akad jual beli 64% 63% (murabahah dan istishna). Namun demikian, 60% 59% porsinya terus menurun hingga di bawah 60%. 58% 55% bandingkan dengan Malaysia atau Timur Tengah Porsi Jual Beli 56% yang mencapai 90%, 66% 64% 62% 60% 58% 56% 54% 52% 50% Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah 3 15 41 11 20 10 20 09 20 08 20 07 20 06 20 20 05 64%
- Slides: 25