PROSES PENGUMPULAN BAP BUKTI ACARA PEMERIKSAAN IMPLEMENTASI AUDIT
PROSES PENGUMPULAN BAP (BUKTI ACARA PEMERIKSAAN) IMPLEMENTASI AUDIT DALAM PROSES PENGUMPULAN BUKTI
Pendahuluan Dalam kegiatan auditing paling tidak mempunyai karakteristik sebagai berikut: Objektif: independen yaitu tidak tergantung pada jenis atau aktivitas organisasi yang diaudit Sistematis: terdiri dari tahap demi tahap proses pemeriksaan Ada bukti yang memadai: mengumpulkan, mereview, dan mendokumentasikan kejadian-kejadian Adanya kriteria: untuk menghubungkan pemeriksaan dan evaluasi bukti–bukti
Pendahuluan Sebenarnya konsep dan prinsip auditing baik di lingkungan manual dan lingkungan sistem informasi yang berbasis komputer tidak berubah, yang berubah adalah metode dan tekniknya saja. Beberapa teknik dan metode tersebut berbeda karena antara lain disebabkan: Otomatisasi, yaitu seluruh proses di dalam pemrosesan data elektronik mulai dari input hingga output cenderung secara otomatis, bentuk penggunaan dan jumlah kertas cenderung minimal, bahkan sering kali tidak ada (paperless office) sehingga untuk penelusuran dokumen (tracing) audit berkurang dibandingkan sistem manual yang banyak menggunakan dokumen dan kertas.
Pengertian Bukti Audit Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.
BUKTI YANG CUKUP KOMPETEN Bukti yang cukup kompeten merupakan ukuran kualitas bukti- bukti audit. Faktor-faktor yang mungkin saja mempengaruhi penilaian auditor sehingga cukup: Material menunjukkan arti transaksi-transaksi, account balances dan pengungkapan kepada pengguna laporan keuangan. Resiko material misstatement menunjukkan pada resiko-resiko yang melekat yang dinyatakan salah dan kontrol resiko terhadap kontrol internal akan gagal untuk dicegah atau dideteksi material misstatement dalam pernyataan. Ukuran dan karakteristik populasi. Ukuran populasi menunjukkan jumlah item yang ada populasi, seperti halnya jumlah transaksi penjualan dalam jurnal penjualan. Karakteristik populasi umumnya
Kompetensi Bukti-Bukti Audit Kompetensi merupakan ukuran kualitas, reliabilitas, bukti-bukti audit. Jika ingin kompeten, bukti-bukti harus relevan terhadap pernyataan. Relevansi Bukti Audit Relevansi berarti bukti-bukti harus berhubungan dengan pernyataan manajemen dalam laporan keuangan.
Faktor-faktor Lain yang Berhubungan dengan Reliability Bukti Audit Bukti-bukti audit haruslah reliable dan terpercaya. Faktor-faktor lainnya adalah: Independensi sumber. Bukti didapatkan secara langsung oleh auditor. Kontrol internal lebih dari informasi internal. Dokumen-dokumen yang ditulis. Dokumen asli. Konsistensi bukti dari sumber yang
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari 2 data : 1. Data Akuntansi dan, 2. Semua Informasi information). Penguat (corroborating
Tipe-Tipe Bukti Audit Meigs Walter B. Larsen. E (1977) mengelompokan tipe bukti audit menjadi 10 tipe, tipe-tipe tersebut antara lain: Pengendalian Intern. Catatan Akuntansi. Bukti Fisik. Bukti Dokumenter.
Perhitungan-perhitungan. Bukti Lisan. Bukti Analisis. Bukti dari spesialis. Pernyataan Tertulis. Konfirmasi.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Bukti Audit 1. Materialitas. 2. Risiko Audit. 3. Faktor Ekonomi. 4. Ukuran dan karakteristik populasi.
Prosedur Audit Prosedur audit adalah tindakan-tindakan yang dilakukan atau metode-metode dan teknik yang dilakukan oleh auditor untuk memperoleh bukti audit.
Prosedur-prosedur audit yang dapat digunakan untuk memperoleh bukti yang kompeten dapat dipercaya adalah (munawir, 2008): 1. Inspeksi. 2. Observasi. 3. Konfirmasi. 4. Wawancara. 5. Perbandingan.
6. Pengkajian Ulang. 7. Penilaian. 8. Verifikasi. 9. Penelusuran. 10. Pembuktian. 11. Kalkulasi Kembali. 12. Analisis.
13. Rekonsiliasi. 14. Penjajagan. 15. Perhitungan. 16. Pengujian.
Keputusan Auditor Sehubungan Dengan Bukti Audit Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan empat pengambilan keputusan yang saling berkaitan yaitu: 1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan. 2. Penentuan besarnya sampel untuk prosedur audit tertentu.
3. Penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi. 4. Penentuan waktu yang cocok melaksanakan prosedur audit tersebut. untuk
Berbagai teknik dan prosedur yang digunakan dalam audit operasional hampir sama dengan yang diterapkan dalam audit system informasi dan keuangan. Perbedaan utamanya adalah bahwa lingkup audit system informasi dibatasi pada pengendalian internal, sementara lingkup audit keuangan dibatasi pada output sistem. Sebaliknya, lingkup audit operasional lebih luas, melintasi seluruh aspek manajemen system informasi. Tujuan audit operasional mencakup faktor- faktorseperti: efektivitas, efisiensi, dan pencapaian tujuan. Pengumpulan bukti mencakup kegiatan- kegiatan berikut ini : Meninjau kebijakan dokumentasi operasional Melakukan konfirmasi atas prosedur dengan pihak manajemen serta personil operasional Prosedur pengumpulan bukti, cont. Mengamati fungsi-fungsi dan kegiatan operasional Memeriksa rencana dan laporan keuangan serta operasional Menguji akurasi informasi operasional
Pendahuluan Laporan hasil audit adalah merupakan salah satu tahap paling penting dan akhir dari suatu pekerjaan audit. Dalam setiap tahap audit akan selalu terdapat dampak psikologis bagi auditor maupun auditee. Dampak psikologis dalam tahapan persiapan audit dan pelaksanaan audit dapat ditanggulangi pada waktu berlangsungnya audit. Tetapi dampak psikologis dari laporan hasil audit, penanggulangannya akan lebih sulit karena: Waktu audit sudah selesai Laporan merupakan salah satu bentuk komunikasi tertulis, formal, sehingga auditor tidak dapat mengetahui reaksi auditee secara langsung Laporan telah didistribusikan kepada berbagai pihak sehingga semakin banyak pihak yang terlibat. Karena laporan hasil audit akan mempunyai dampak luas, maka diperlukan pengetahuan khusus tentang penyusunan laporan hasil audit. Pelaporan hasil audit merupakan tahap akhir kegiatan audit. Selain harus sesuai dengan norma pemeriksaan, penyusunan laporan hasil audit juga harus mempertimbangkan dampak psikologis, terutama yang bersifat dampak negatif bagi auditee, pihak ketiga dan pihak lain yang menerima
Norma Pelaporan hasil Pemeriksaan pada standar pemeriksaan satuan pengawas intern (auditor internal BUMN/BUMD) antara lain memuat hal-hal berikut ini: Audit harus melaporkan hasil pemeriksaan sesuai dengan penugasan yang ditetapkan. Laporan audit harus dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat yang berwenang tepat pada waktunya agar bermanfaat. Laporan audit harus memuat ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan, disusun dengan baik, menyajikan informasi yang layak serta pernyataan bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan norma pemeriksaan. Setiap Laporan pemeriksaan harus: Memuat ruang lingkup pemeriksaan, sasaran/tujuan pemeriksaan, dan adakah hal-hal yang dapat dirasakan sebagai pembatasan terhadap pelaksanaan kegiatan pemeriksaan. Memuat temuan (findings) dan kesimpulan (conclusions) pemeriksa secara objektif (didukung dengan adequate audit evidence), serta saran tindak yang konstruktif Lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempurnaan dari pada kritik. Mengungkapkan hal-hal yang masih merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan sampai berakhirnya pemeriksaan, bila ada. Mengemukakan pengakuan atas suatu prestasi atau suatu tindakan perbaikan itu dapat diterapkan di bagian lain. Mengemukakan tanggapan/penjelasan pejabat objek (formal responses by the auditee) yang diperiksa mengenai hasil pemeriksaan.
- Slides: 20