PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI By Faradilla Safitri S

PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI By. Faradilla Safitri. S. ST

LAKTASI �Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan bayi �Ada kalanya seorang ibu mengalami masalah dalam pemberian ASI, kendala yang utama adalah karena produksi ASI tidak lancar.

Proses Laktasi �Timbul setelah plasenta lepas �Plasenta mengandung hormon penghambat prolaktin. �Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. Proses bekerjanya hormon dalam menghasilkan ASI : �Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirimkan pesan ke hipotalamus. �Hipotalamus melepas “rem” penahan prolaktin �Prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari merangsang kelenjar-kelenjar susu di payudara.

Hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI �Progesteron Memengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Kadar progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi ASI secara besar-besaran. �Estrogen Menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Kadar estrogen dalam tubuh menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama menyusui.

� Prolaktin Berperan dalam membesarnya alveoli pada masa kehamilan. � Oksitosin Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus disekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu. � Human Placental Lactogen (HPL) Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.

Proses Pembentukan Laktogen 1. Laktogenesis I � Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuk fase laktogenesis I. � Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. � Tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI. 2. Laktogeness II � Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron, estrogen dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran.

� Apabila payudara dirangsang, jumlah prolaktin dalam darah akan meningkat dan mencapai puncaknya dalam peroide 45 menit, kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. � Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel didalam alveoli untuk memproduksi ASI. 3. Laktogenesis III � Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari setelah melahirkan. � Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol otokrin dimulai � Apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula � Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, juga seberapa sering payudara dikosongkan

Proses Produksi Air Susu �Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Produksi Air Susu Ibu (prolaktin) 2. Pengeluaran Air Susu Ibu (oksitosin) 3. Pemeliharaan Air Susu Ibu

Produksi Air Susu Ibu/ Prolaktin �Prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitari �Kadar hormon ini meningkat selama kehamilan, kerja hormon ini dihambat oleh hormon plasenta. �Peningkatan kadar prolaktin akan menghambat ovulasi, yang mempunyai fungsi kontrasepsi. �Pada seorang ibu yang hamil dikenal dua refleks yang masing-masing berperan dalam pembentukan dan pengeluaran air susu, yaitu refleks prolaktin dan refleks let down.

1. Refleks Prolaktin �Menjelang akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan penting dalam proses pembuatan kolostrum, namun jumlah kolostrum masih terbatas. �Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang fungsinya untuk membuat air susu. �Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan normal kembali tiga bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak.

2. Refleks Let Down �Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofisis, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan neurohipofisis yang kemudian dikeluarkan oksitosin. �Oksitosin yang sampai pada alveoli akan memengaruhi sel mioepitelim. �Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus yang untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi

Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah : �Melihat bayi �Mendengarkan suara bayi �Mencium bayi �Memikirkan untuk menyusui bayi Refleks pada bayi yang memungkinkan bayi baru lahir untuk memperoleh ASI : �Refleks rooting : Refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting susu apabila ia diletakkan di payudara.

�Refleks menghisap (Sucking reflex) : yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu sampai ke langit keras dan punggung lidah. Refleks ini melibatkan rahang, lidah dan pipi. �Refleks menelan (Swallowing reflex) : Pada saat air susu keluar dari putting susu, akan disusul dengan gerakan menghisap yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi sehingga pengeluaran air susu akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan masuk kelambung.

Pengeluaran Air Susu/Oksitosin �Saat bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat didalam glandula pituitari posterior sehingga mengeluarkan oksitosin. �Sel-sel miopitel (sel “keranjang” atau sel “laba-laba”) disekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong air susu masuk kedalam pembuluh ampulae. �Refleks ini dapat dihambat oleh adanya rasa sakit, dengan demikian, penting untuk menempatkan ibu dalam posisi nyaman, santai, dan bebas dari rasa sakit, terutama pada jam-jam menyusukan anak.

AIR SUSU IBU MENURUT STADIUM LAKTASI 1. KOLOSTRUM �Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara. �Mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi dari ASI sebenarnya, khususnya kandungan imunoglobulin A (Ig. A), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki tubuh bayi, serta mencegah bayi mengalami alergi makanan.

2. Air Susu Masa Peralihan Ø Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi Ø Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi. Ø Volumenya juga makin meningkat 3. Air Susu Matur Ø Asi yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan Ø Asi merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Ø Merupakan cairan berwarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan warna dari garam kalsium caseinat, riboflavin dan karoten yang terdapat didalamnya. Ø Tidak menggumpal jika dipanaskan
- Slides: 16