PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI MUSIK DAN ETNOGRAFI VISUAL ETNOGRAFI
- Slides: 63
PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI MUSIK DAN ETNOGRAFI VISUAL
ETNOGRAFI ? ETNOGRAFI (secara etimologis) Etno: suku-(bangsa) Grafi atau Graph: tulisan/ pelukisan/ penggambaran
PENGERTIAN UMUM Etnografi adalah pekerjaan melukiskan/ menggambarkan/ mendeskripsikan kebudayaan (Spreadley, 1979: 3). ETNOGRAFI Etnografi adalah bidang studi yang perhatian utamanya adalah menggambarkan dan menganalisis kebudayaan (Maurice Saville. Troike, 1989: 1)
Inti dari kegiatan etnografi adalah memahami cara hidup (way of life) suatu masyarakat dan melaporkanya menurut cara pandang native point of view (menurut cara pandang masyarakat bersangkutan).
Etnografi adalah penggambaran kisah yang kredibel, teliti, dan otentik. ETHNOGRA PHY: David M. Fetterman Etnografi memberi suara kepada orang-orang dalam konteks lokal mereka sendiri, biasanya mengandalkan kutipan “asli” dan “thick” description atas peristiwa. Kisah ini diceritakan melalui mata orang setempat ketika mereka melakukan kehidupan sehari-hari di komunitas mereka sendiri.
Etnografer mengadopsi lensa budaya untuk menafsirkan perilaku yang diamati, memastikan bahwa perilaku tersebut ditempatkan dalam konteks yang relevan secara budaya dan bermakna. Etnografer berfokus pada gagasan dan perilaku manusia sehari-hari yang dapat diprediksi. Etnografi adalah metode penelitian dan produk, khususnya teks tertulis.
Bronislaw Malinowski (1922: 25). Tujuan dari Etnografi adalah untuk menangkap (grasp) native point of view, hubungannya dengan kehidupan mereka, serta bagaimana mewujudkan pandangan mengenai dunia
Eth no gra ph y Graham R. Gibb Deskripsi yang rinci tentang peristiwa sehingga menemukan maknanya Setting alamiah Memahami dunia simbolis dari orang-orang yang diteliti
Pada tingkat yang lebih operasional, pokok dari etnografi adalah menemukan makna dari tindakan, benda-benda dan peristiwa bagi masyarakat yang kita “teliti”.
Sebagian makna itu diwujudkan secara langsung dalam bahasa; tetapi sebagian lainnya telah dianggap sebagai sesuatu yang lumrah (taken for granted) dan dikomunikasikan secara tidak lansung melalui kata dan tindakan.
Sebuah penelitian etnografi lebih merupakan proses belajar oleh seorang peneliti terhadap masyarakat (learning from people), daripada mengkaji masyarakat (studying people).
CHOOSING AN ETHNOGRA PHIC TOPIC Topik penelitian terbaik biasanya dimulai dari "masalah" atau pertanyaan yang muncul melalui pengamatan kasual atau hati-hati dari dunia. Seorang etnografer terlatih akan mulai melihat topik penelitian potensial hampir di mana pun dia melihat. Anda harus bertujuan untuk memilih topik yang secara pribadi Anda komit dan yang Anda bayangkan memberikan kontribusi penting. Anda akan mendedikasikan banyak waktu dan energi untuk proyek ini dan akan jauh lebih berhasil jika anda berkomitmen penuh untuk itu.
WHERE TO LOOK FOR POSSIBLE TOPICS Anda dapat mulai melakukan riset etnografi dengan bertukar pikiran tentang topik-topik penelitian yang mungkin dilakukan dengan memberi perhatikan lebih cermat terhadap aktivitas manusia yang terjadi di sekitar Anda: mungkin ada peristiwa atau gagasan tertentu yang sering Anda tanyakan tetapi tidak pernah menemukan peluang untuk mempelajari atau menyelidiki. Anda mungkin telah mengamati atau menjadi bagian dari sosial atau acara budaya yang tampaknya unik, mempesona, bermasalah, atau tidak bisa dijelaskan.
Etnografer mungkin ingin berkontribusi pada pemahaman yang lebih besar tentang model sosial budaya tertentu atau berkontribusi pada penyelesaian masalah sosial yang ada. Dengan penelitian etnografis, Anda dapat menyelidiki ide atau peristiwa yang menarik, mengisi kesenjangan penelitian, dan bahkan membantu menyelesaikan masalah sosial.
Types of Ethnographi c Writing Gullion, Jessica Smartt 2016 Writing Ethnography. Roterdam, Boston, Taipei: Sense Publisher
Adalah apa yang oleh Van Maanen (2011: 46) sebut sebagai "suara resmi, “. 1. Realist Tales Apa yang digambarkan oleh peneliti adalah apa yang dilihatnya sebagai “benar-benar terjadi" pada kelompok yang diteliti.
Etnografi confesional dimlai dengan mengungkap kisah di balik proses penelitian dan membantu menyelesaikan beberapa masalah yang muncul ketika kita memproblematisasi penggambaran realis. 2 Confessional Tales Dalam kisah semacam ini, peneliti mengungkapkan kehadiran dalam narasi. Penulis menjelaskan bagaimana dia pergi melakukan penelitian, dan termasuk diskusi sudut pandang peneliti, bias, dan subjektivitas.
Etnografi impresonis menghapuskan kisah realis atau konfesional dan mengajak pembaca ke dalam gambaran dramatis. 3 Impressionist / Literary Tales Memanfaatkan teknik-teknik nonfiksi sastra dan kreatif, para penulis dari jenis etnografi ini berusaha menyajikan kisah-kisah yang menarik para pembaca. Karakter dikembangkan, dan cerita mereka disajikan dengan struktur sastra.
Banyak etnografer berpendirian bahwa menulis etnografi harus berpegang pada etika keadilan sosial dan melihat pekerjaan mereka sebagai bentuk aktivisme. 4. Critical/ Advocacy Tales Penggambaran kritis ditulis dengan agenda perubahan sosial. Mereka menjelaskan beberapa masalah yang ada di masyarakat, yang beberapa di antara masalah itu dipandang sebagai sesuatu yang perlu diperbaiki. Kisah advokasi membawa langkah ini lebih jauh, dengan agenda perubahan sosial yang jelas.
Dalam gaya ini, peneliti dan satu atau lebih orang anggota dari kelompok yang diteliti bersama-sama menulis narasi. 5. Collaborative Tales Penulisan kolaboratif adalah suatu bentuk tanggapan terhadap “kekerasan” apropriasi pengetahuan serta imperialisme yang oleh sejumlah ahli dipandang terjadi dalam dunia ilmu sosial budaya.
Mengapa Etnografi Visual?
Situating visual research Sarah Pink Masa sekarang, berbeda dari masa sebelumnya, di mana para ahli etnografi menggunakan gambar dan teknologi visual dan digital untuk meneliti dan menggambarkan/ merepresentasikan kebudayaan, kehidupan, dan pengalaman orang lain.
Kita cenderung menerima begitu saja keunggulan teks tertulis di hampir semua bidang pengetahuan, dan menganggap materi visual yang menyertainya sebagai sekedar tambahan (ilustrasi). Padahal, jika kita perhatikan, misalnya, apa yang kita ingat tentang mimpi kita sebagian besar terdiri gambar visual. Kombinasi gambar dan teks merupakan salah satu sarana komunikasi yang paling efektif.
Menurut definisi dalam hal seni visual, hierarki verbal / visual secara formal diposisikan sebaliknya. Dalam konteks seni, orang berfokus pada seni visualitas karya, dan memperlakukan label sebagai mendukung.
Berger menyatakan di sampul depan buku Ways of Seeing”, bahwa melihat terjadi sebelum kata-kata. Seorang anak melihat dan mengenali sesuatu sebelum ia dapat berbicara '(Berger 1972). Bahkan mereka yang tidak menekankan pentingnya penglihatan akan sepakat bahwa ada hubungan interaktif yang erat antara apa yang kita lihat dengan bagaimana kita merepresentasikan dunia (198).
(Pink 2001, Banks 2001, Edgar Menganggap bahwa porsi yang lebih besar metode visual dalam penelitian dan representasi adalah sesuatu yang mendesak untuk dikerjakan. Mac. Dougall mendorong untuk mengintegrasikan metode visual ke dalam antropologi mainstream, baik dalam pendekatan kritis dan refleksif ataupun sebagai pemahaman yang 'dapat diakses hanya dengan cara non-verbal' (1997: 292).
Changing methods and practices in ethnography Dalam beberapa tahun terakhir pendekatan baru dalam penelitian etnografi telah melahirkan refleksivitas, kolaborasi, yaitu suatu pendekatan baru yang menyangkut etika dan teknologi baru yang diperlukan dalam tema setiap teks metode etnografi, terutama dalam teks etnografi visual (Pink 2001 a, Banks 2001).
Pendekatan baru terhadap etnografi ini telah membangun hubungan yang lebih erat antara penelitian dan representasi, yang sebagian besar ditandai oleh desakan pada refleksivitas yang diilhami oleh debat tentang ‘Writing Culture' (lihat Clifford dan Marcus 1986, James et al. 1997).
Visualitas menjadi fokus, baik sebagai metode ataupun objek penelitian antropologis, yaitu sebagai gagasan antropologis dan objek etnografi yang terletak di persimpangan antara 'penggunaan bahan visual dalam penelitian antropologis' dan 'studi sistem visual dan budaya yang visual '(Morphy dan Banks 1997: 1).
Penggunaan kamera video berguna membantu upaya untuk mendapatkan wawasan tentang ketrampilan yang bersifat visual dari komunitas , dan merefleksikan tentang bagaimana melalui pembuatan film dapat membantu peneliti untuk memikirkan bagaimana suatu cara melihat (ways of seeing) itu dibingkai oleh praktik.
Representasi ‘merupakan istilah yang rumit, sehingga perlu dijelaskan secara hati-hati. Cinema sebagai Representasi Istilah itu menyiratkan bahwa gambar dan teks tidaklah merefleksikan sumbernya, melainkan mengubah bentuknya sesuai dengan gambar atau kode tekstual, sehingga gambar/ teks itu terpisah dari, dan berbeda dari sumbernya. Lebih jauh, 'representasi' dapat dipahami sebagai artikulasi dan kontribusi pada proses sosial (Chaplin: 1994 ).
Proses sosial ini menentukan representasi tetapi juga dipengaruhi dan diubah olehnya. Dengan demikian, representasi tidak hanya mengartikulasikan kode dan konvensi visual atau verbal tetapi juga praktik sosial dan kekuatan yang mendasari mereka, yang dengannya kita menafsirkan dunia. Seorang yang melihat: adalah seseorang yang menjadi tujuan representasi beserta realisasinya.
Film dokumenter yang observasional bertujuan menciptakan kembali pengalaman kehidupan sehari-hari melalui gaya perekaman dan pengeditan yang memberikan kesan merangkai realitas tanpa fragmentasi analitis.
Observational cinema as practical ethnography Paul Henley Istilah 'sinema observasional' telah diterapkan pada sejumlah praktik pembuatan film dokumenter yang berbeda, beberapa di antaranya didasarkan pada prinsip dan strategi yang saling bertentangan. Pada satu ekstrem, istilah ini telah digunakan untuk menunjukkan pembuatan film di mana tidak ada keterlibatan dengan subyek, yang difilmkan dari jarak jauh, seolah-olah dari sebuah menara pengawas, untuk kepentingan menjaga obyektivitas yang seharusnya 'ilmiah'.
. Pada sisi lain, digunakan untuk merujuk pada dokumenter televisi yang durasinya sedikit lebih panjang, dengan lebih sedikit komentar dan wawancara sedikit lebih banyak daripada yang normal dalam produksi tersebut. Sinema pengamatan dalam pengertian Paul Henley, berada di antara dua ekstrem yang diuraikan di atas
Inti dari pendekatan ini terletak pada gagasan bahwa melalui pengamatan yang cermat terhadap detail-detail peristiwa dan interaksi sosial, memungkinkan untuk mendapatkan pemahaman yang signifikan, tidak hanya terbatas pada subjek langsung, tetapi juga ke dalam realitas sosial budaya dunia sosial mereka yang lebih luas.
Membuat film berdasarkan proses pengamatan, memberikan secara khusu menekankan cara following the subject dan merekamnya secara keseluruhan alih-alih mengarahkannya sesuai dengan agenda intelektual atau estetika yang telah ditentukan sebelumnya (script/ scenario).
Partisipasi Hal yang juga sangat penting adalah bahwa, pengamatan juga bertujuan untuk partisipatif, dalam arti bahwa idealnya harus terjadi hubungan pemahaman dan rasa hormat dari dalam, yang hal itu hanya dapat muncul ketika pembuat film telah berpartisipasi aktif dalam dunia subyek untuk waktu yang lama.
Observasional Cinema memiliki banyak kesamaan dengan metode etnografi participant observation yang secara konvensional merupakan salah satu ciri penelitian antropologis. Ciri yang juga penting adalah, mayoritas antropolog, pembuat film observasional cenderung lebih mementingkan orang-orang 'biasa' dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Selain itu, seperti kebanyakan antropolog, pembuat film observasional bertujuan untuk tidak menilai subyek mereka dalam arti moral, melainkan untuk menyajikan dan menganalisa pandangan dunia mereka sedemikian rupa sehingga membuatnya dapat dipahami oleh penonton tanpa pengalaman pribadi langsung tentang dunia itu. Secara estetika juga terdapat landasan bersama dalam arti bahwa sinema observasional, seperti kebanyakan teks antropologis, biasanya sederhana dan tidak ditata dengan gaya.
What do we mean by “ethnographic film”? karl g. Heider ethnographic film (2006) Revised Edition. university of texas press Austin Beberapa ahli mencoba untuk menghindari masalah dengan menggunakan istilah yang lebih luas seperti "film dokumenter" atau "film nonfiksi"; beberapa mengembangkan istilah khusus seperti "sinema observasional" atau "sinema transkultural. " Semua label ini memiliki kegunaannya, tetapi masalah inheren dalam upaya mempertahankan batas masih ada.
Satu pendekatan yang berguna adalah mencari berbagai atribut, atau dimensi yang memberikan ciri etnografis ke dalam film. Mengadopsi strategi ini, kita harus bertanya, “Apa ciri film yang bersifat etnografis? ” Dan “Dengan cara apakah sebuah film menjadi etnografis”
Ada dua pertimbangan utama: 1. Seberapa jauh sebuah film dapat mendekati standar dan tujuan tertinggi etnografi? 2. Bagaimana film dapat menyajikan informasi yang tidak bisa dilakukan oleh etnografi tertulis? Untuk menyelesaikan paradoks dalam kedua pertimbangan ini — menjadi etnografis dan melampaui etnografi — kita dapat menguraikannya kembali sebagai berikut: Bagaimana (kemampuan visual) film melengkapi (kemampuan leksikal) dari) etnografi?
Ciri etnografi yang paling relevan dengan pembuatan etnografi (seperti halnya jenis etnografi umum, prototipikal). 1. Pertama, etnografi adalah cara untuk membuat deskripsi dan analisis terperinci tentang perilaku dan pikiran manusia berdasarkan studi jangka panjang di tempat.
2. Ciri penting lain dari etnografi adalah bahwa hal itu berkaitan dengan perilaku dengan norma budaya spesifik yang diamati Generalisasi budaya sangat tidak mudah dilakukan karena harus dibuat spesifik dan visual, bukan dengan kata-kata.
3. Prinsip dasar ketiga etnografi adalah holisme. Untuk beberapa hal, peristiwa harus dipahami dalam konteks sosial dan budaya mereka. Dari prinsip ini muncullah semboyan “seluruh tubuh, ” “seluruh orang, ” “keseluruhan interaksi, "dan" seluruh tindakan.
4. “Ciri penting etnografi lainnya adalah tujuan kebenaran. Pada tingkat tertentu dapat dikatakan bahwa iri ni adalah tujuan yang naif tanpa harapan dan kenyataan tidak dapat diwakili secara jujur. dan tidak mudah diwujudkan, tetapi untuk tujuan kita saat ini, yakin bahwa keakuratan dan kebenaran itu penting bagi etnografi, bahwa beberapa penyimpangan konvensional cukup disepakati tentang apa yang merupakan distorsi tidak sah (dengan nama, "tidak jujur" atau "tidak ilmiah").
Kejujuran dalam sinematografi sangat berbeda. Film telah dikembangkan sebagai media menyatakan imajinasi di mana pertanyaan tentang keakuratan ilmiah sering tidak relevan. Gagasan yang banyak berkembang dalam aliran pemikiran film adalah bagaiman cara menerjemahkan atau mengubah realitas untuk tujuan efek estetika.
Singkatnya, film etnografis adalah film yang merefleksikan pemahaman etnografis. Yaitu film yang relatif cukup jelas untuk penggunaan biasa, tetapi menuntut etnografi tertulis yang menyertainya untuk penggunaan yang lebih serius dan pemahaman yang lebih dalam. Karena sulit membayangkan sebuah film yang bisa memuat kontekstualisasi etnografis yang cukup dan generalisasi sepenuhnya mandiri.
Kita harus menekankan, bahwa ketika kita berbicara tentang "film etnografi, " maka etnografi harus diutamakan daripada sinematografi. Jika tuntutan etnografis bertentangan dengan tuntutan sinematografi, etnografi harus menang. Untuk menilai tingkat etnografis dan merancang sebuah proyek film yang etnografisnya, kita perlu mempertimbangkan sejumlah atribut: Atribut paling penting dari film etnografi adalah sejauh mana film memberi pemahaman etnografis.
Film Etnografi merupakan alat untuk menjadikan sesuatu, agar lebih eksplisit daripada biasa. Bahayanya adalah: bahwa antropolog akan melihat film sebagai "hanya alat" dan tidak memberikannya rasa hormat dan perhatian yang dibutuhkan oleh alat yang sama.
Film etnografi harus dinilai dalam kaitannya dengan etnografi, yang, juga, merupakan pekerjaan ilmiah. Dalam beberapa hal orang dapat berargumen bahwa, semua film “etnografis” adalah tentang (kebudayaan) manusia.
The ethnographer Begins with theoretical problems and research plans Gathers data by making observations and asking questions Analyzes data Edits footage Writes and rewrites Produces a written report Produces a fi lm The filmmaker. Begins with an idea an Shoots footage d a script
Interview Document Direct Observation – become part of setting= Participant observation Key Method
Entering the field Entry= the process of developing presence and relationship in the designed research setting that make it possible for researcher to collect data Field= natural, non laboratory setting or location where the activities take place Building rapport: develop good personal relationship with people to get acces and information
Participant observation Data collection technic that requires the researcher to be present at, involved in and recording the daily activties with people in the field setting Objective: To identify the rules and meaning that govern relationship and action in the setting Not just observation, but often making questions too
Setting Observe and track event and event sequence What to observe Counting, sensus-taking and ethnographic mapping Searching for indicators of socio-economic differences
Involve more than one person Have history and consequence Are repeated Event Bounded in time and space Eg: ritual marrige, celebration, ect.
Observational cinema is certainly not the only method of film-making that is potentially appropriate to anthropological research, just as participant observation is not the only appropriate ethnographic fieldwork strategy. There are undoubtedly many situations and subject-matters to which other film-making approaches would be better suited. Indeed there seems to be no good reason to rule out in advance any particular film-making approach as inappropriate to anthropology.
Roland Barthes: Semiologi Fotografi From the object to its image, there is of course a reduction: in proportion, in perspective, in color. But this reduction is at no point a transformation (in the mathematical sense of the term); to shift from reality to its photograph, it is not at all necessary to break down this reality into units and to constitute these units into signs substantially different from the object they represent;
between this object and its image, it is not at all necessary to arrange a relay, i. e. , a code; of course, the image is not the reality, but at least it is its perfect analogon, and it is just this analogical perfection which, to common sense, defines the photograph. Here appears the particular status of the photographic image: it is a message without a code; a proposition from which we must immediately extract an important corollary: the photographic message is a continuous message.
Barthes postulates, "the photograph is the only one to be exclusively constituted and occupied by a 'denoted' message, which completely exhausts its being“. He even remarks that these commonsense opinions may be mythical. hypothesis that "the photographic message (at least the press message) is also connoted"
They include trick effects, pose, selection of objects or content, photogenia, aestheticism, and accompanying text. All indicate something about how content, composition, or use can be manipulated, but none provides the basis for understanding the intrinsic difference (if any) between the photograph and any other image.
- Contoh alat musik oriental
- Peralatan konsep elektronika analog
- Etnografi visual
- Kelebihan dan kekurangan metode ceramah
- Kerangka etnografi
- Ciri-ciri penelitian etnografi
- Klasik etnografi
- Laporan penelitian kualitatif
- Etnografi adalah
- Rancangan penelitian etnografi
- Musik gambang kromo
- Alat musik diatonis dan pentatonis
- Laporan evaluasi kinerja program studi
- Rancangan evaluasi pembelajaran
- Led program studi
- 9 kriteria akreditasi
- Tingkat kejenuhan program studi
- If unikom
- Urgensi studi islam
- Fungsi manajemen dalam studi kelayakan bisnis
- Aspek teknis dan operasi studi kelayakan bisnis
- Case study adalah
- Perbedaan studi kelayakan bisnis dan rencana bisnis
- Contoh soal kriteria investasi
- Aspek teknik dalam studi kelayakan bisnis
- Aspek ekonomi dan sosial dalam studi kelayakan bisnis
- Merancang program tahunan dan program semester
- Contoh bahasa pemrograman konvensional
- Do re mi fa sol la si do c d e f
- Tangga nada kromatis adalah
- New wave vertreter
- Melodic interval adalah dua buah nada yang
- Seni menyusun nada atau suara disebut
- Meine hobbys sind musik hören
- Sebutkan dan jelaskan 7 komponen pertunjukan
- Triangle alat musik
- Lugn musik vårbilder
- Jenis musik ritmis
- Alat musik sasando
- Musik ist eine sprache die jeder mensch versteht
- Alat musik harmonik
- Deutschland labor musik
- Berühmte chinesische musiker
- Prinsip memainkan musik ansambel
- Gungig musik
- Tarian lir ilir menggunakan hitungan
- Biwa alat musik jepang
- Mandarin musik
- Gambar alat musik tradisional beserta namanya
- Pengertian alat musik elektrofon
- Der dritte mann musik
- Hesse seltsam im nebel zu wandern
- Hip hop musik merkmale
- Hakikat seni musik
- Musik
- Romantik merkmale musik
- 100 jahre elektronische musik
- Kleine leistungsnachweise gymnasium bayern
- Konzentrationsfördernde musik
- Teknik seni musik
- Jenis sound yang dapat digunakan dalam scratch kecuali
- 4 metode pembelajaran seni musik
- Pasca pementasan adalah
- Lasst uns eine kirche baun