PROGRAM PROFESI INSINYUR UU KEINSINYURAN ORGANISASI PII ETIKA

  • Slides: 76
Download presentation
PROGRAM PROFESI INSINYUR UU KEINSINYURAN ORGANISASI PII ETIKA PROFESI KODE ETIK INSINYUR Dikumpulkan oleh

PROGRAM PROFESI INSINYUR UU KEINSINYURAN ORGANISASI PII ETIKA PROFESI KODE ETIK INSINYUR Dikumpulkan oleh Ir. Istanto Oerip IPU

1 UU no 11/2014 tentang ETIKA KEINSINYURAN

1 UU no 11/2014 tentang ETIKA KEINSINYURAN

DAFTAR ISI UU No 11/2014 tentang Keinsinyuran 15 BAB 56 PASAL BAB I (1

DAFTAR ISI UU No 11/2014 tentang Keinsinyuran 15 BAB 56 PASAL BAB I (1 pasal) KETENTUAN UMUM Pasal 1 BAB II (3 pasal) ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUP Pasal 2, 3, 4 BAB III (1 pasal) CAKUPAN KEINSINYURAN Pasal 5 BAB IV (1 pasal) STANDAR KEINSINYURAN Pasal 6 BAB V (3 pasal) PROGRAM PROFESI INSINYUR Pasal 7, 8, 9 BAB VI (8 pasal) REGISTRASI INSINYUR Pasal 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 BAB VII (5 pasal) INSINYUR ASING BAB X (6 pasal) DEWAN INSINYUR INDONESIA Pasal 30, 31, 32, 33, 34, 35 BAB XI (9 pasal) Pasal 18, 19, 20, 21, 22 BAB VIII (1 pasal) PERSATUAN INSINYUR INDONESIA Pasal 23 PEMBINAAN KEINSINYURAN Pasal 24, 25, 26, 27, 28, 29 KETENTUAN PIDANA PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAB IX (6 pasal) HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Kesatu Hak dan Kewajiban Insinyur Bagian Kedua Hak dan Kewajiban Pemanfaat Keinsinyuran Bagian Ketiga Hak dan kewajiban Pengguna Keinsinyuran Pasal 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44 BAB XII (5 pasal) Pasal 45, 46, 47, 48, 49 BAB XIII (2 pasal) Pasal 50, 51 BAB XIV (2 pasal) KETENTUAN PERALIHAN Pasal 52, 53 BAB XV (3 pasal) KETENTUAN PENUTUP Pasal 54, 55, 56

DAFTAR ISI UU No 11 tentang ETIKA 5 BAB 12 PASAL BAB I (1

DAFTAR ISI UU No 11 tentang ETIKA 5 BAB 12 PASAL BAB I (1 pasal) KETENTUAN UMUM Pasal 1 BAB II (3 pasal) ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUP Pasal 2, 3, 4 BAB III (1 pasal) CAKUPAN KEINSINYURAN Pasal 5 BAB IV (1 pasal) STANDAR KEINSINYURAN Pasal 6 BAB V (3 pasal) PROGRAM PROFESI INSINYUR Pasal 7, 8, 9 BAB VI (8 pasal) REGISTRASI INSINYUR Pasal 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 BAB VII (5 pasal) INSINYUR ASING BAB X (6 pasal) DEWAN INSINYUR INDONESIA Pasal 30, 31, 32, 33, 34, 35 BAB XI (9 pasal) Pasal 18, 19, 20, 21, 22 BAB VIII (1 pasal) PERSATUAN INSINYUR INDONESIA Pasal 23 PEMBINAAN KEINSINYURAN Pasal 24, 25, 26, 27, 28, 29 KETENTUAN PIDANA PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAB IX (6 pasal) HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Kesatu Hak dan Kewajiban Insinyur Bagian Kedua Hak dan Kewajiban Pemanfaat Keinsinyuran Bagian Ketiga Hak dan kewajiban Pengguna Keinsinyuran Pasal 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44 BAB XII (5 pasal) Pasal 45, 46, 47, 48, 49 BAB XIII (2 pasal) Pasal 50, 51 BAB XIV (2 pasal) KETENTUAN PERALIHAN Pasal 52, 53 BAB XV (3 pasal) KETENTUAN PENUTUP Pasal 54, 55, 56

DAFTAR ISI UU No 11 tentang ETIKA Pasal 2 Pengaturan Keinsinyuran berdasarkan Pancasila dan

DAFTAR ISI UU No 11 tentang ETIKA Pasal 2 Pengaturan Keinsinyuran berdasarkan Pancasila dan berasaskan: a. profesionalitas; b. integritas; c. etika; Huruf c : Yang dimaksud dengan “asas etika” adalah prinsip pelaksanaan Praktik Keinsinyuran yang berdasarkan norma, nilai moral, dan kaidah profesi Insinyur. Pasal 3 Pengaturan Keinsinyuran bertujuan: e. menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keinsinyuran Indonesia dengan tatakelola yang baik, beretika, bermartabat, dan memiliki jati diri kebangsaan. Pasal 14 Surat Tanda Registrasi Insinyur tidak berlaku karena: d. pencabutan Surat Tanda Registrasi Insinyur oleh PII atas malapraktik atau pelanggaran kode etik Keinsinyuran yang dilakukan oleh yang bersangkutan. Pasal 24 a. melakukan kegiatan Keinsinyuran sesuai dengan standar Keinsinyuran; b. memperoleh jaminan pelindungan hukum selama melaksanakan tugasnya sesuai dengan kode etik insinyur dan standar Keinsinyuran; Pasal 25 Insinyur dan Insinyur Asing berkewajiban: a. melaksanakan kegiatan Keinsinyuran sesuai dengan keahlian dan kode etik Insinyur; asal 39 PII mempunyai wewenang: d. menyatakan terjadi atau tidaknya suatu pelanggaran kode etik Insinyur berdasarkan hasil investigasi; f. menjatuhkan sanksi terhadap Insinyur yang melakukan pelanggaran kode etik Insinyur; Pasal 42 Kode etik Insinyur harus dijadikan pedoman dan landasan tingkah laku setiap Insinyur dalam melaksanakan Praktik Keinsinyuran. PENJELASAN Hasil karya Insinyur harus dapat dipertanggungjawabkan, baik secara moril-materiil maupun di muka hukum sehingga layanan jasa di bidang Keinsinyuran memiliki kepastian hukum, memberikan pelindungan bagi Insinyur dan pengguna, serta dilakukan secara profesional, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi etika profesi.

DAFTAR ISI UU AD-ART PII 11 BAB 25 PASAL MUKADIMAH BAB I (1 pasal)

DAFTAR ISI UU AD-ART PII 11 BAB 25 PASAL MUKADIMAH BAB I (1 pasal) NAMA & TEMPAT Pasal 1, 2 BAB II (5 pasal) DASAR, AZAS, SIFAT, VISI & MISI Pasal 2, 3, 4, 5, 6, 7 BAB III (3 pasal) WARGA, KEANGGOTAAN & KODE ETIK Pasal 8, 9, 10 BAB IV (1 pasal) TUGAS & WEWENANG Pasal 11, 12 BAB V (4 pasal) ORGANISASI Pasal 13, 14, 15, 16 BAB VI (1 Pasal) LAMBANG Pasal 17 BAB VII (2 pasal) KEUANGAN Pasal 18, 19 BAB VIII (1 pasal) ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 20 BAB IX (2 pasal) PERUBAHAN ANGGARAN AD & ART Pasal 21, 22 BAB X (1 pasal) PEMBUBARAN Pasal 23 BAB X (2 pasal) PENUTUP Pasal 24, 25

2. PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

2. PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

SEKILAS PII 1952 -2013 Didirikan oleh Ir. Djuanda & Ir. Rooseno di ITB Pendiri

SEKILAS PII 1952 -2013 Didirikan oleh Ir. Djuanda & Ir. Rooseno di ITB Pendiri ITI di bawah naungan Yayasan Pendidikan Indonesia (YPTI) Melaksanakan Sertifikasi Insinyur Profesional (IP) setara ASEAN & APEC 13 Badan Kejuruan 2015 58 61 64 95 84 1952 Berperan dalam pendirian pendidikan tinggi teknologi seperti ITB, FTUI & ITS 97 Merintis insinyur Indonesia secara int’l melalui kerjasama IEAustralia Jumlah anggota PII saat ini hampir 21. 000 tersebar di Indonesia, dengan 9000 IP 1800 IPM setara Internasional

PENGANTAR ORGANISASI PII 2012 -2015 …. . . Bahwa Insinyur Indonesia sebagai insan dunia

PENGANTAR ORGANISASI PII 2012 -2015 …. . . Bahwa Insinyur Indonesia sebagai insan dunia ikut bertanggung jawab untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui peningkatan kemampuan sumber daya manusia agar tangguh, handal dan dapat dipercaya. Bahwa Insinyur Indonesia sebagai insan bangsa Indonesia, bertanggung jawab untuk mengambil peran strategis yang menentukan arah pembangunan nasional melalui peningkatan kemampuan profesional insinyur dalam memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat…. . (dari Mukadimah-PII) Profesionalisme Peran Strategis di Masyarakat

DASAR PENGEMBANGAN PII adalah organisasi non pemerintah, non profit. VISI PII “menjadi pendorong kemandirian

DASAR PENGEMBANGAN PII adalah organisasi non pemerintah, non profit. VISI PII “menjadi pendorong kemandirian bangsa, sebagai agen perubahan dan pembangunan melalui pengembangan kompetensi profesi keinsinyuran berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi” MISI PII “menjadikan insinyur yang berdaya saing dan memberi nilai tambah yang tinggi bagi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa”

KETUA-KETUA PII 1952 -2013 IR. DJUANDA KARTAWIDJAJA 1952 -1954 IR. KASLAN TOHIR IR. UKAR

KETUA-KETUA PII 1952 -2013 IR. DJUANDA KARTAWIDJAJA 1952 -1954 IR. KASLAN TOHIR IR. UKAR BRATAKUSUMA IR. BRATANATA IR. G M TAMPUBOLON IR. SURATMAN IR. SUMANTRI IR. ABURIZAL BAKRIE IR. ARIFIN PANIGORO IR. QOYUM TJANDRANEGARA 1999 -2001 1965 -1969 IR. PANDRI PRABONO 2001 -2004 1954 -1959 1984 -1989 IR. RAUF PURNAMA 2004 -2006 1959 -1961 1989 -1994 IR. AIRLANGGA HARTARTO 2006 -2009 1961 -1965 1994 -1999 DR. . IR. MUH. SAID DIDU 2009 -2012 1969 -1984 IR. BOBBY GAFUR UMAR MBA 2012 -2015

109 CABANG & 14 WILAYAH N. A. D. • Banda Aceh • Lhok Seumawe

109 CABANG & 14 WILAYAH N. A. D. • Banda Aceh • Lhok Seumawe SUMUT • Medan SUMBAR RIAU • Kampar • Duri • Siak Sriindrapura • Pekanbaru • Lingga • Dumai • Bengkalis • Indragiri Hilir • Indragiri Hulu • Bengkalis • Padang • Pariaman • Bukittinggi • Padang Panjang • Kab. Solok • Kab. Agam • Kab. JAMBI Limapuluh • Jambi BENGKUL Kota U • Bengkulu SUMSEL • Palembang KALBAR • Pontianak KEPRI • Samarinda • Bontang • Berau • Balikpapan KALTENG SULTENG KALSEL • Palu • Palangkaray • Banjarmasin a BANGKA BELITUN G SULAWESI • Babel SULTRA MALUKU SULSEL KALIMANTAN LAMPUNG • Lampung • Kab Lampung Barat • Kab Lampung Selatan • Kab Way Kanan • Kab Lampung Timur • Kab Tanggamus • Kab Lampung Utara • Kab Tulang Bawang • Kab Lampung Tengah • Metro • Bandar Lampung SUMATRA SULUT GORONTA • Kab. Minahasa LO Utara • Gorontalo SULBAR • Manado KALTIM MALUT • Ternate • Maros • Pare-pare • Pinrang • Gowa • Takalar • Bulukumba • Sinjau • Bone • Wajo • Sorowako • Makassar • Pangkep • Barru • Jeneponto • Bantaeng • Soppeng • Sidrap • Tator • Palopo • Selayar IRJABA R PAPUA JAWA DKI JATENG JAKARTA • Semarang • Malang • Pasuruan • Pamekas • Sampang • Ngawi • Bondowoso an • Surabaya • Jombang • Sumenep • Bangkala • Probolinggo • Mojokerto n • Trenggalek • Tuban • Lamongan • Kota Malang YOGYAKART • Bojonegoro • Jember NUSA TENGGARA • Situbondo • Tulungagun A g BALI • Yogyakarta NTB NTT • Banyuwangi • Blitar • Bantul • Mataram • Kupang • Kota Batu • Sidoarjo • Sleman • Kodya Yogyakarta • Kota Probolinggo • Jakarta Timur • Surakarta • Cepu Blora • Jakarta Sltn BANTEN • Ungaran • Cilegon DI • Serang JABAR • Bandung • Bogor JATIM

HUBUNGAN INTERNASIONAL FEIAP Federation of Engineers Institution Asia and Pacific Association of Engineering Education

HUBUNGAN INTERNASIONAL FEIAP Federation of Engineers Institution Asia and Pacific Association of Engineering Education of South East Asia and Pacific Asean Federation Engineers Organization AFEO by AFEO Asean Academy Engineering and Technology Aliansi Washington Accord Sidney Accord Bologna Accord APEC Engineer

TUJUAN Menjadikan PII organisasi yang anggotanya patuh melaksanakan kode etik Insinyur sehingga nya- Zero

TUJUAN Menjadikan PII organisasi yang anggotanya patuh melaksanakan kode etik Insinyur sehingga nya- Zero malapraktik MISI INTERNAL- membangun PII melalui pembinaan Etika (Pengaturan- Pemberdayaan. Pengawasan) yg terarah, terstruktur, sistimatis dan berkelanjutan. MISI EKSTERNAL- mensosilisasikan kepada stakeholder PII untuk membangun lingkungan stratejik yang berbasis keinsinyuran yang etikal 1 7 17

UPAYA MENCAPAI TUJUAN 1. Membentuk Pribadi yang Etikal • What is ethics? • How

UPAYA MENCAPAI TUJUAN 1. Membentuk Pribadi yang Etikal • What is ethics? • How should one approach an ethical dilemma? • Why do good people do bad things? 2. Membangun Profesi Insinyur yang Etikal • Why study engineering ethics? • What is a professional engineer? 3. Membangun perusahaan yang Etikal • Conducting business ethically and responsible • What are the common traits in a corporate ethical collapse? 4. Membangun PII yang Etikal • What are the characteristics of an ethical organization? 5. Menebarkan ETIKA PII • kepada lingkungan stratejik keinsinyuran 18

3. MEMAHAMI ETIKA PROFESI INSINYUR

3. MEMAHAMI ETIKA PROFESI INSINYUR

STANDAR KEPROFESIONALAN + PANGGILAN NURANI + TERORGANISASIKAN + PENDIDIKAN TINGGI YANG MEMBERIKAN KECENDEKIAAN +

STANDAR KEPROFESIONALAN + PANGGILAN NURANI + TERORGANISASIKAN + PENDIDIKAN TINGGI YANG MEMBERIKAN KECENDEKIAAN + PENGALAMAN LUAS DAN TERSTRUKTUR + SELEKSI KELAYAKAN DAN KEPATUTAN DIKEMBANGKAN DALAM ASOSIASI PROFESI PII 20

“. . … A PROFESSION IS A CALLING WHICH IS PURSUED ONLY BY AN

“. . … A PROFESSION IS A CALLING WHICH IS PURSUED ONLY BY AN ORGANIZED BODY OF PEOPLE POSSESSED OF HIGH SCIENTIFIC QUALIFICATIONS FOR THIS SPECIAL WORK BY REASON OF THOROUGH EDUCATIONAL TRAINING AND EXTENSIVE RESPONSIBLE EXPERIENCES AND FROM WHOSE RANKS THE UNFIT AND THE UNWORTHY ARE RIGIDLY EXCLUDED …. . ” Anson Marston, Dean Emeritus of Engineering, Iowa State College, USA 21

RIGID EXCLUSION OF THE UNFIT AND UNWORTHY q q TUGAS UTAMA ASOSIASI PROFESI :

RIGID EXCLUSION OF THE UNFIT AND UNWORTHY q q TUGAS UTAMA ASOSIASI PROFESI : MENYINGKIRKAN YANG TIDAK LAIK DAN TIDAK PATUT DILAKUKAN MELALUI PENERAPAN : - COMPETENCY BASED CERTIFICATION - CODES OF ETHICS and PROFESSIONAL CONDUCT 22

ENGINEERING PROFESSION Engineering is the profession in which knowledge of the mathematical and natural

ENGINEERING PROFESSION Engineering is the profession in which knowledge of the mathematical and natural sciences gained by study, experience, and practice is applied with judgement to develop ways to utilize, economically, the material and forces of nature for the benefit of mankind. (A. B. E. T. CRITERIA 2000) 23

Praktek Keinsinyuran berbasis pada : • ethical behaviour; • • • competent performance; innovative

Praktek Keinsinyuran berbasis pada : • ethical behaviour; • • • competent performance; innovative practice; engineering excellence; equality of opportunity; social justice; and sustainable development. 24

25

25

Prinsip-prinsip profesi • TANGGUNG JAWAB; merupakan komitmen untuk memberikan yang terbaik agar mampu menghasilkan

Prinsip-prinsip profesi • TANGGUNG JAWAB; merupakan komitmen untuk memberikan yang terbaik agar mampu menghasilkan kinerja yang optimal dengan mutu kerja tinggi. Selalu berusaha keras, disiplin dan tekun untuk menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas demi kehormatan diri dan profesi. • KEADILAN; etika selalu adil, netral, objektif, rasional dan tidak memihak. Tidak boleh bersikap diskriminatif. Hak setiap orang untuk mendapatkan layanan profesi sesuatu dengan mutu standar. • OTONOMI; kebebasan mengembangkan profesi, kreativitas dan inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi maupun masyarakat yang membutuhkan layanan profesi. Tanggung jawab profesional akan memberikan batas/rambu dalam penerapan otonomi. • INTEGRITAS MORAL; Integritas pribadi yang tidak dipertanyakan dan komitmen moral yang tinggi mengharuskan seorang profesional senantiasa menjaga nama baik, martabat, citra, keluhuran dan kehormatan profesi. 26

P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S

P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S I A ETIKA PROFESI • . Etika profesi adalah refleksi "self control", karena dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok profesi itu sendiri. Perangkat kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian. Sebuah profesi memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bila ada kesadaran kuat mengindahkan etika profesi pada saat mereka memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat

Noreen E. Calderbank, P. Eng. 29 P E RS AT UAN I NS I

Noreen E. Calderbank, P. Eng. 29 P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S I A

PROFESI VS TERAMPIL TENAGA AHLI [ PROFESI ] TENAGA TERAMPIL KELUARAN / OUTPUT KECENDIKIAAN

PROFESI VS TERAMPIL TENAGA AHLI [ PROFESI ] TENAGA TERAMPIL KELUARAN / OUTPUT KECENDIKIAAN KETERAMPILAN PROSES PENGAJARAN PENDIDIKAN PELATIHAN LEGAL LIABILITY LIABLE TIDAK LIABLE BAKUAN KOMPETENSI PROFESSION RELATED JOB RELATED UJI KOMPETENSI PEER TO PEER ASSESSMENT UJI KETERAMPILAN ORGANISASI ASOSIASI PROFESI SERIKAT SEKERJA 30

BAGIAN - 2 PROFESIONAL ENGINEER HAVE THE CHALLENGE AND OPPORTUNITY TO BE LEADERS IN

BAGIAN - 2 PROFESIONAL ENGINEER HAVE THE CHALLENGE AND OPPORTUNITY TO BE LEADERS IN CREATING A BETTER WORLD FOR THE FUTURE

§ § LEADERSHIP Leadership: – The ability or authority to guide and direct others

§ § LEADERSHIP Leadership: – The ability or authority to guide and direct others toward achievement of a goal – Leaders are key to influencing an organization’s corporate culture and ethics Leadership styles – influence organizational behavior – Including employees’ acceptance of/adherence to organizational norms and values. § Leadership types – Transactional = Give something to get something – Transformational = Go beyond self interests for the good of the whole Transformational ethical leadership is best suited for organizations with high ethical commitment among employees and strong stakeholder support for an ethical culture § Habits of Strong Ethical Leaders – Ethical Leaders Have Strong Personal Character – Ethical Leaders Have a Passion to Do Right – Ethical Leaders Are Proactive – Ethical Leaders Consider Stakeholders’ Interests – Ethical Leaders Are Role Models for the Organization’s Values – Ethical Leaders Are Transparent and Actively Involved in Organizational Decision Making – Ethical Leaders Are Competent Managers Who Take a Holistic View of the Firm’s Ethical Culture Sumber: Ferrell-Fraedrich-Ferrell 32

Persatuan Insinyur Indonesia 4. KODE ETIK INSINYUR INDONESIA

Persatuan Insinyur Indonesia 4. KODE ETIK INSINYUR INDONESIA

KODE ETIK Insinyur Indonesia P E RS AT UAN I NS I NY UR

KODE ETIK Insinyur Indonesia P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S I A MUKADIMAH Bahwa berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadi bagian penting dalam proses mensejahterakan kehidupan umat manusia yang dikembangkan terus-menerus baik secara perorangan, kelompok, kerjasama antar disiplin ilmu, profesi dan atau antar bangsa. Bahwa sesungguhnya hakikat serta esensi pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 adalah upaya gotong-royong berbasis kompetensi segenap patriot bangsa untuk membangun keswadayaan, kecerdasan serta daya-saing masyarakat yang handal dalam memberdayakan dan meningkatkan nilai tambah sumber daya sebagai asset nasional untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera yang berkelanjutan. Bahwa Insinyur Indonesia sebagai patriot, pemicu, dan pemimpin Pembangunan Nasional berkelanjutan menyadari bahwa pola pikir, sikap, perilaku serta karya inovasinya akan memacu peningkatan kualitas serta martabat kehidupan bermasyarakat, berprofesi, berbangsa dan bernegara. Maka dalam menjalankan peran dan tanggungjawabnya akan berusaha keras, jujur dan sepenuh hati mendedikasikan kemampuan terbaiknya sesuai kaidah keilmuan dan keprofesian. Bahwa karena itu segenap Insinyur Indonesia senantiasa akan mentaati, mematuhi, dan mengejawantahkan Kode Etik Insinyur Indonesia dibawah ini:

P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S

P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S I A KODE ETIK Insinyur Indonesia (1) Empat Prinsip Dasar / Catur Karsa 1. Mengutamakan keluhuran budi 2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk kepentingan kesejahteraan manusia 3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai tugas dan tanggung-jawabnya 4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran

P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S

P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S I A KODE ETIK Insinyur Indonesia (1) Empat Prinsip Dasar / Catur Karsa 1. Mengutamakan keluhuran budi 2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk kepentingan kesejahteraan manusia 3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai tugas dan tanggung-jawabnya 4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran

P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S

P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S I A KODE ETIK Insinyur Indonesia (2) Tujuh Tuntunan Sikap / Sapta Dharma 1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat 2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya 3. Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung-jawabkan 4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tangung jawab tugasnya 5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing 6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi 7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesional

Melaksanakan KODE ETIK Ir. Indonesia P E RS AT UAN I NS I NY

Melaksanakan KODE ETIK Ir. Indonesia P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S I A (1) Empat Prinsip Dasar / Catur Karsa 1. 2. 3. 4. Keluhuran Budi; memberi nilai lebih pada hubungan horisontal dengan manusia, masyarakat dan lingkungan bumi, yang dipertanggung jawabkan secara vertikal sebagai landasan utama. Kesejahteraan Umat; selalu memperbaiki dan meningkatkan aspek keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan pada umat dan memelihara keberlanjutannya agar tidak meninggalkan kerusakan bagi umat mendatang. Kepentingan Masyarakat; mengurangi kesenjangan, mendahulukan yang lebih banyak, menghargai nilai-nilai, proaktif menjemput kebutuhan, kesulitan dan kemampuan masyarakat serta menemukan solusinya, Meningkatkan kompetensi; belajar terus menerus, memperbarui ilmu dari perkembangan teknologi dan keinsinyuran mutakhir maupun dari berbagai kasus kegagalan, mempertahankan penerapan ilmu dengan argumentasi yang berdasar dan selalu memperbarui informasi.

Melaksanakan KODE ETIK Ir Indonesia (2) P E RS AT UAN I NS I

Melaksanakan KODE ETIK Ir Indonesia (2) P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S I A Dari (tujuh) Tuntunan Sikap / Sapta Dharma • Mematuhi kaidah keinsinyuran dengan menerapkan – – – – – • • standar kompetensi kerja, standar prosedur kerja, standar bahan baku (spesifikasi teknik) standar sumber dan akurasi informasi yang sahih, standar keluaran yang diharap, standar kriteria perhitungan, standar pemenuhan keselamatan/keamanan/kesehatan, standar pemenuhan sustainable engineering, standar peraturan/ ketentuan yang ada, standar pengambilan keputusan dan standar pelaporan/ rekam jejak. Mengindahkan tata nilai tradisi, kebiasaan masyarakat Berhubungan saling menghargai, – – komunikasi dengan rekan Insinyur seikhwan, komunikasi antar profesi, komunikasi lingkungan sosial, komunikasi kalangan ilmiah berlandaskan kepentingan masyarakat dan penerapan ilmu keinsinyuran

P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S

P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S I A BISNIS dan Profesi Insinyur • Dunia Bisinis sering menjadi sebuah kehidupan yang “KOTOR ”karena cenderung berorientasi untuk mendapatkan keuntungan sebesar –besarnya dengan menghalalkan segala cara( tipu-menipu, bajak-membajak, suap-menyuap, praktek KKN, pelanggaran Haki, dsb) dan menjadi sebuah obsesi yang dalam prateknya justru banyak bertentangan dengan etos pengabdian maupun pelayanan profesi • Aktivitas bisnis tidak bisa diklasifikasikan sebagai sebuah profesi (luhur) apabila ciri-ciri profesi tidak bisa dipenuhi.

P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S

P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S I A PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI 1. Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi, seperti: komersialisasi, kolusi-nepotisme, mengejarkeuntungan (finansial kekuasaan) yang jauh dari ukuran kewajaran, mark-up proyek. 2. Pelanggaran terhadap pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian dan sulit dapat dipertanggung jawabkan menurut kriteria profesional, seperti mal-praktek, konflik kepentingan, penyalahgunaan informasi/data, Kerahasiaan dan loyalitas, pelanggaran Ha. KI. 3. Mendiamkan terjadinya pelanggaran etika profesi yang dilakukan oleh rekan seprofesinya dengan dalih melindungi kehormatan, masa depan dan turunnya kredibilitas profesi. 4. Konflik kepentingan, situasi dimana seorang pejabat/ karyawan/ profesional mempunyai kepentingan pribadi cukup besar untuk mempengaruhi tindakan obyektif dari pelaksanaan tugasnya.

BERBAGAI PERMASALAHAN ETIKA DALAM PRAKTEK 1. Hubungan dengan clients, Konsultan, Pesaing, dan Kontraktor 2.

BERBAGAI PERMASALAHAN ETIKA DALAM PRAKTEK 1. Hubungan dengan clients, Konsultan, Pesaing, dan Kontraktor 2. Memastikan kepatuhan hukum clients, client's contractors, and others 3. Pertentangan Kepentingan 4. Penyuapan dan kickbacks, : 5. Hadiah, Jamuan, Pelayanan dan Hiburan 6. Perlakuan terhadap Kerahasiaan atau Informasi yang terbatas. 7. Perlakuan terhadap aset karyawan 8. Kerja sampingan 9. Whistleblower 10. Keselamatan Publik 11. Penipuan 12. Perlindungan terhadap lingkungan 13. Keadilan 14. Kejujuran dalam Riset dan Pengujian 25/12/2021 42

DISKUSI KASUS

DISKUSI KASUS

BAGIAN - 3 Dilemma • The hijacked plane with 200 people is approaching a

BAGIAN - 3 Dilemma • The hijacked plane with 200 people is approaching a building with 50, 000 people • Vote! Will you shoot down the plane? • A true moral dilemma Yes No ? 44

BAGIAN - 3 KASUS KODE ETIK - 1 • A dan B bersahabat sejak

BAGIAN - 3 KASUS KODE ETIK - 1 • A dan B bersahabat sejak kuliah, keduanya sangat menjunjung tinggi etika dan kejujuran, dan keduanya masih sering kumpul seperti karaoke bersama. • A punya perusahaan kontraktor , dan • B bekerja di perusahaan konsultan. • A memenangkan proyek yang ditangani oleh B. • Apakah A dan B tidak boleh lagi karaoke bersama sampai proyek selesai ? 45

BAGIAN - 3 KASUS KODE ETIK - 2 • Pengolahan Limbah sebuah pabrik secara

BAGIAN - 3 KASUS KODE ETIK - 2 • Pengolahan Limbah sebuah pabrik secara berkala dites sebelum dialirkan ke saluran irigasi dan selalu dilaporkan ke BPLH Lokal. • Pada suatu hari Amir menemukan hasil tes buangan sedikit diatas ambang batas. • Bos minta kepada Amir, agar data tes hari itu “disesuaikan”. Alasannya kelebihan hanya sedikit. Hanya masalah pengukuran. Tidak membahayakan bagi ikan atau manusia. • Kalau dilaporkan, menurut Bos, akan ada tindakan represif dari pihak yg berwenang. ( seperti penutupan sementara Pabrik sampai pengolahan diperbaiki atau ada yang kehilangan pekerjaan ) • Apakah Amir melanggar etika kalau mematuhi perintah Bos ? 46

LIMBAH DI MUSIM HUJAN (1) • • Wartawa, wartawan sebuah surat kabar, dalam suatu

LIMBAH DI MUSIM HUJAN (1) • • Wartawa, wartawan sebuah surat kabar, dalam suatu acara santai menerima informasi dari seorang insinyur – manajer pabrik kertas XYZ – • bahwa tiga bulan terakhir ini pabrik tersebut membuang air limbahnya langsung ke saluran irigasi. Ia langsung turun meliput ke daerah sekitar pabrik. Dari liputannya • Wartawa menemukan bahwa penduduk di sekitar pabrik menggunakan saluran irigasi sebagai tempat mandi & cuci. Ia juga berhasil mengumpulkan fakta • bahwa tiga bulan terakhir ini penduduk yang kena penyakit kulit dan diare meningkat. Dengan bekal hasil liputannya, Wartawa menemui Direktur XYZ untuk wawancara tentang masalah tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan. Wartawa memaparkan hasil liputannya. Sang Direktur kaget. Dan langsung menjanjikan untuk menghentikan pembuangan air limbah langsung ke saluran irigasi. Pabrik memang sudah tiga bulan membuang air limbahnya tanpa diolah dengan pertimbangan bahwa bulan itu musim hujan hingga dampak limbahnya minimal. Kebijakan ini ditempuh dalam rangka penghematan biaya. Mereka sama sekali tidak memperkirakan bahwa akan ada akibat buruk dari keputusan ini yang telah dilaksanakan beberapa kali.

LIMBAH DI MUSIM HUJAN (2) • • • Wartawa menunda dulu penulisan hasil liputannya

LIMBAH DI MUSIM HUJAN (2) • • • Wartawa menunda dulu penulisan hasil liputannya menunggu tindakan koreksi dari pimpinan Pabrik. Berita itu datang seminggu kemudian. Insinyur yang mula-mula memberi informasi kepada Ridwan menelpon bahwa perusahaan telah mengolah kembali air limbahnya. Wartawa merasa lega karena berhasil melepaskan penduduk di sekitar pabrik dari gangguan limbah. Beberapa hari kemudian ia menerima surat dari Direktur pabrik disertai cek sebesar sepuluh juta rupiah. Wartawa mula-mula ingin menolaknya. Tapi sesudah dipikirkannya ia yakin bahwa suratnya jelas mengatakan pemberian itu tanda terima kasih dan bukan karena ancaman. Lagi pula ia memang butuh tambahan uang untuk membayar uang muka membeli rumah yang menjadi idaman seluruh keluarganya.

LIMBAH DI MUSIM HUJAN (3) • • INSINYUR: – Menyampaikan kondisi internal perusahaan (rahasia)

LIMBAH DI MUSIM HUJAN (3) • • INSINYUR: – Menyampaikan kondisi internal perusahaan (rahasia) terhadap pihak lain – Tidak/belum/sudah pernah berjuang agar atasannya tidak menetapkan pembuangan limbah tanpa diolah ke saluran umum WARTAWAN: – Setelah melakukan observasi lapangan namun kajian tidak segera diterbitkan dalam media cetak – Melakukan (tidak langsung) kompromi dengan Direktur BKN – Menerima cek sebagai tanda terima kasih dari Direktur BKN • DIREKTUR: – Menetapkan pembuangan limbah perusahaan tanpa diolah ke saluran umum meskipun sadar akan bahayanya terhadap lingkungan. – Terjadi beberapa kali untuk kepentingan keuntungan finansial. – Memberikan cek kepada Wartawan, sebagai tanda terima kasih • PENDUDUK: – Tidak melaporkan Dampak Negatif terhadap lingkungannya kepada pihak yang berwewenang. • APARAT PEMDA: – Tidak melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana seharusnya untuk melindungi msyarakat banyak dan tidak melakukan Law Enforcement terkait dengan Dampak Lingkungan.

VENN DIAGRAM MODEL FOR ETHICAL DECISION MAKING BAGIAN - 3 ETHICAL RESPONSIBILITY 2 3

VENN DIAGRAM MODEL FOR ETHICAL DECISION MAKING BAGIAN - 3 ETHICAL RESPONSIBILITY 2 3 1 ECONOMIC RESPONSIBILITY 4 LEGAL RESPONSIBILITY 1 - Profitable, legal, ethical : Go for it 2 - Profitable, Ethical : Proceed cautiously 3 - Legal, Ethical not profitable: Find the way to seek profitability 4 - Legal, profitable, not Ethical: Proceed cautiously 50

Pelanggaran ETIKA P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO

Pelanggaran ETIKA P E RS AT UAN I NS I NY UR I NDO NE S I A Menurut Mahatma Gandhi, terdapat 7 jenis pelanggaran etika di masyarakat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengetahuan tanpa karakter Sains tanpa kemanusiaan Bisnis tanpa moralitas Kekayaan tanpa bekerja Kenikmatan tanpa hati nurani Politik tanpa prinsip Agama tanpa pengorbanan Knowledge without character Science without humanity Commerce without morality Wealth without work Pleasure without conscience Politics without principle Religion without sacrifice

Persatuan Insinyur Indonesia 6. PENANGANAN KASUS PELANGGARAN

Persatuan Insinyur Indonesia 6. PENANGANAN KASUS PELANGGARAN

BAGIAN - 4 TATA CARA PENANGANAN KASUS PELANGGARAN KODE ETIK

BAGIAN - 4 TATA CARA PENANGANAN KASUS PELANGGARAN KODE ETIK

Persatuan Insinyur Indonesia 6. PENUTUP

Persatuan Insinyur Indonesia 6. PENUTUP

Ethical Decision-Making Process CHARACTERISTICS OF THE DECISION MAKER ETHICAL SITUATION DECISION OUTCOMES SIGNIFICANT INFLUENCES

Ethical Decision-Making Process CHARACTERISTICS OF THE DECISION MAKER ETHICAL SITUATION DECISION OUTCOMES SIGNIFICANT INFLUENCES 55

BAGIAN - 4 ROADMAP TO WISDOM Philanthropic Responsibility BE A GOOD CITIZEN Ethical Responsibility

BAGIAN - 4 ROADMAP TO WISDOM Philanthropic Responsibility BE A GOOD CITIZEN Ethical Responsibility BE ETHICAL Legal Responsibility OBEY THE LAW Economic Responsibility BE PROFITABLE 56

BAGIAN - 5 ENGINEER Make Things HAPPEN

BAGIAN - 5 ENGINEER Make Things HAPPEN

TERIMA KASIH PROGRAM PEMBINAAN PROFESI INSINYUR 12 NOPEMBER 2015 – GEDUNG MITRA JAKARTA 58

TERIMA KASIH PROGRAM PEMBINAAN PROFESI INSINYUR 12 NOPEMBER 2015 – GEDUNG MITRA JAKARTA 58

Kode Etik Insinyur Indonesia MUKADIMAH Bahwa berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa ilmu pengetahuan

Kode Etik Insinyur Indonesia MUKADIMAH Bahwa berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadi bagian penting dalam proses mensejahterakan kehidupan umat manusia yang dikembangkan terus-menerus baik secara perorangan, kelompok, kerjasama antar disiplin ilmu, profesi dan atau antar bangsa. Bahwa sesungguhnya hakikat serta esensi pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 adalah upaya gotong-royong berbasis kompetensi segenap patriot bangsa untuk membangun keswadayaan, kecerdasan serta daya-saing masyarakat yang handal dalam memberdayakan dan meningkatkan nilai tambah sumber daya sebagai asset nasional untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera yang berkelanjutan. Bahwa Insinyur Indonesia sebagai patriot, pemicu, dan pemimpin Pembangunan Nasional berkelanjutan menyadari bahwa pola pikir, sikap, perilaku serta karya inovasinya akan memacu peningkatan kualitas serta martabat kehidupan bermasyarakat, berprofesi, berbangsa dan bernegara. Maka dalam menjalankan peran dan tanggungjawabnya akan berusaha keras, jujur dan sepenuh hati mendedikasikan kemampuan terbaiknya sesuai kaidah keilmuan dan keprofesian. EE/KEP/tb. M/'04 Bahwa karena itu segenap Insinyur Indonesia senantiasa akan mentaati,

Kode Etik Insinyur Indonesia Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia CATUR KARSA - Prinsip

Kode Etik Insinyur Indonesia Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia CATUR KARSA - Prinsip Dasar : 1. Mengutamakan keluhuran budi 2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia 3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas & tanggung-jawabnya 4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesi keinsinyuran 60

Catur Karsa - Prinsip Dasar (1) 1. Mengutamakan keluhuran budi. Jujur, terbuka dan tulus

Catur Karsa - Prinsip Dasar (1) 1. Mengutamakan keluhuran budi. Jujur, terbuka dan tulus mendedikasikan kemampuan terbaiknya untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan serta menegakkan kehormatan Profesi Keinsinyuran demi meningkatkan keswadayaan, kecerdasan daya saing Bangsa Indonesia bersendikan penguasaan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh masyarakat; 2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia. Jujur, tulus dan adil dalam berkarya untuk meningkatkan manfaat dan nilai tambah yang berkesinambungan dari sumber daya nasional demi kesejahteraan berkelanjutan bagi masyarakat, profesi, bangsa, negara dan umat EE/KEP/tb. M/'04 manusia.

Catur Karsa - Prinsip Dasar (2) 3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai

Catur Karsa - Prinsip Dasar (2) 3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Menjamin setiap karyanya merupakan hasil kerja terbaik yang handal mengacu standardisasi serta kaidah profesionalisme dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia serta perlindungan eko-sistem. 4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran. Senantiasa memutakhirkan kompetensi pribadi maupun tim dan mengembangkan kemampuan inovasi serta melakukan pembelajaran dan kaderisasi untuk EE/KEP/tb. M/'04 meningkatkan kehandalan keswadayaan masyarakat dan

Kode Etik Insinyur Indonesia SAPTA DHARMA - Tujuh Tuntunan Sikap dan Perilaku Insinyur Indonesia

Kode Etik Insinyur Indonesia SAPTA DHARMA - Tujuh Tuntunan Sikap dan Perilaku Insinyur Indonesia senantiasa: 1. mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat 2. bekerja sesuai dengan kompetensinya 3. hanya menyatakan pendapat yg dapat dipertanggungjawabkan 4. menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung- jawab tugasnya 5. membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing 6. memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi 7. mengembangkan kemampuan profesionalnya 63

Sapta Dharma Tujuh Tuntunan Sikap dan Perilaku EE/KEP/tb. M/'04 64

Sapta Dharma Tujuh Tuntunan Sikap dan Perilaku EE/KEP/tb. M/'04 64

Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Eko-sistem (K 3 LEs) yang berlaku dan atau sesuai

Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Eko-sistem (K 3 LEs) yang berlaku dan atau sesuai dengan standardisasi acuan yang disepakati Para Pihak; Ø Mengutamakan manfaat dan bernilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat dalam setiap karyanya; Ø Mencermati dan mengevaluasi keterkaitan, keakuratan serta keabsahan setiap data dan informasi yang akan digunakan; Ø Menjaga kerahasiaan setiap data dan informasi serta tidak menggunakannya untuk kepentingan pekerjaan lain tanpa seizin Para Pihak atau semua pihak yang terkait; Ø Membuat Panduan Standar Pelaksanaan dan Pengoperasian serta penjaminan atas resiko yang dapat membahayakan dan atau merugikan kepentingan pengguna, masyarakat dan lingkungan hidup saat ini hingga masa mendatang; Ø Secara pribadi ataupun tim memprakarsai penyampaian penjelasan tertulis kepada Para Pihak dan semua pihak terkait, bilamana menemukan indikasi atau potensi permasalahan yang membahayakan dan atau merugikan berikut saran mengatasinya; Ø Bekerjasama hanya dengan perorangan dan atau institusi yang diyakininya tidak akan melakukan praktek kecurangan dan atau tidak jujur. Ø Secepatnya membuat pengaduan tertulis kepada Persatuan Insinyur EE/KEP/tb. M/'04 65 Indonesia (PII) lengkap dengan data dan informasi yang memadai, 2

3 2. Bekerja sesuai dengan kompetensinya. Ø Hanya akan merencanakan, merancang, melaksanakan dan mengawasi

3 2. Bekerja sesuai dengan kompetensinya. Ø Hanya akan merencanakan, merancang, melaksanakan dan mengawasi Pekerjaan atau mengevaluasi hasil pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi pribadi dan atau kompetensi tim dimana ia bergabung; Ø Apabila dipandang perlu dalam mengerjakan kegiatan pada butir a. diatas, dapat bekerjasama dengan pihak lain berdasarkan ketentuan yang berlaku dan disepakati oleh Para Pihak; Ø Menjamin kehandalan setiap karyanya sampai batas umur desain atau sesuai batas rentang waktu jaminan yang disepakati bersama; Ø Jujur, obyektif dan teliti mengevaluasi keterkaitan, keakurasian, kewajaran serta keabsahan setiap data dan informasi yang termaktub dalam berkas dokumen sebelum memaraf dan atau menandatanganinya; Ø Bertanggungjawab atas semua aspek yang terkait dengan tugasnya dan materi berkas dokumen yang diparaf dan atau ditandatanganinya; Ø Secara pribadi ataupun tim memprakarsai penyampaian pendapat, testimoni dan atau saran profesional yang terkait dengan Pekerjaan sebagai bahan pertimbangan bagi Para Pihak dan atau semua pihak terkait; EE/KEP/tb. M/'04

4 3. Hanya menyatakan pendapat yg dapat dipertanggungjawabkan. Ø Jujur, obyektif dan adil dalam

4 3. Hanya menyatakan pendapat yg dapat dipertanggungjawabkan. Ø Jujur, obyektif dan adil dalam memberikan pendapat, testimoni, laporan dan atau pernyataan; Ø Menyatakan pendapat hanya berdasarkan kompetensi dan kaidah keilmuannya yang didukung kelengkapan, keakuratan serta keabsahan data dan atau informasi; Ø Secara pribadi ataupun tim memprakarsai penyampaian pendapat, testimoni dan saran profesional terhadap berbagai hal yg berindikasi kecurangan dan atau penyimpangan yg berpotensi membahayakan dan atau merugikan; Ø Bertanggungjawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul akibat dari pendapat, testimoni, laporan dan atau pernyataannya. EE/KEP/tb. M/'04

4. Menghindari pertentangan kepentingan dalam tanggungjawab tugasnya 5 Ø Satunya kata dengan perbuatan dan

4. Menghindari pertentangan kepentingan dalam tanggungjawab tugasnya 5 Ø Satunya kata dengan perbuatan dan konsekuen untuk bertanggungjawab; Ø Jujur, obyektif dan adil dalam mengupayakan kesepahaman bersama atas berbagai perbedaan kepentingan demi kelancaran pelaksanaan tugas dan pencapaian mutu pekerjaan sesuai dengan yang telah disepakati bersama; Ø Terbuka dan tulus menerima perbedaan serta pendapat orang / pihak lain; Ø Menolak imbalan dan atau kompensasi dalam bentuk apapun dari pihak manapun, yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya; Ø Melarang keterlibatan sanak-saudara dari semua pihak yang terkait dengan Pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan serta prosedur yang berlaku; Ø Jujur, obyektif dan profesional dalam mengevaluasi pelaksanaan serta hasil Pekerjaan sesuai dengan prosedur dan ketentuan penjaminan mutu berdasarkan standar yang berlaku dan atau yang telah disepakati bersama; Ø Secara pribadi atau tim memprakarsai penyampaian pendapat dan testimoni serta saran profesional sebagai bahan pertimbangan bagi Para Pihak untuk penyelesaian konflik kepentingan, walaupun dengan konsekuensi yang dapat merugikannya. EE/KEP/tb. M/'04

5. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing 6 masing. Ø Jujur menyajikan biodata sesuai

5. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing 6 masing. Ø Jujur menyajikan biodata sesuai dengan kebutuhan; Ø Meningkatkan kerjasama, integritas dan kehandalan tim karya, baik lintas disiplin, maupun multi disiplin dan multi bangsa; Ø Menjamin kehandalan serta keunggulan mutu, biaya dan waktu penyerahan dari setiap karyanya; Ø Memprakarsai pembrantasan praktek-praktek kecurangan / penipuan; Ø Tidak akan menawarkan, memberi, meminta dan atau menerima semua bentuk perlakuan yang menyalahi ketentuan dan prosedur yang berlaku, baik dalam rangka mendapatkan kontrak ataupun untuk mempengaruhi proses evaluasi penyelesaian pekerjaan; Ø Memprakarsai pembinaan & pengembangan kompetensi, keswadayaan, dan daya saing Anak Bangsa berbasis pemberdayaan potensi unggulan lokal, ilmu pengetahuan dan EE/KEP/tb. M/'04 teknologi oleh masyarakat.

7 6. Memegang teguh kehormatan dan martabat profesi. Ø Tulus mengejawantahkan Kode Etik dengan

7 6. Memegang teguh kehormatan dan martabat profesi. Ø Tulus mengejawantahkan Kode Etik dengan menghormati keberadaan serta peranan masing-masing Para Pihak; Ø Profesional dan adil dalam berkarya tanpa membedakan besarnya imbalan atau kompensasi yang bakal diterimanya; Ø Profesional, adil dan beretiket dalam menyatakan pendapat, bersikap serta bertindak terhadap berbagai hal yang berindikasi adanya kecurangan dan atau penyimpangan atau berpotensi membahayakan / merugikan, walaupun memiliki konsekuensi pemutusan hubungan kerja; Ø Jujur serta tulus mengakui bila ternyata berbuat kesalahan dengan penuh tanggungjawab untuk segera memperbaikinya; Ø Profesional, adil dan tulus dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sebagai upaya pengejawantahan komitmen keberpihakan serta kepedulian pada kepentingan masyarakat dan pembangunan nasional; Ø Tidak akan menerima pekerjaan diluar kompetensi dan atau melebihi batas kapasitasnya, kecuali kalau disepakati oleh Para Pihak dan tidak menyalahi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Ø Mengutamakan kepentingan bersama dan atau masyarakat bersendikan integritas keprofesian dengan mengesampingkan kepentingan pribadi; Ø Tidak akan memaraf atau menandatangani setiap dokumen Pekerjaan yang diyakini tidak mengacu standardisasi serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau berpotensi membahayakan atau merugikan kepentingan jangka panjang Para Pihak dan atau diluar batas kepantasan dan kepatutan kondisi masyarakat. EE/KEP/tb. M/'04

8 7. Mengembangkan kemampuan professional. Ø Berbagi kemampuan dan pengalaman profesional dalam kegiatan kaderisasi

8 7. Mengembangkan kemampuan professional. Ø Berbagi kemampuan dan pengalaman profesional dalam kegiatan kaderisasi profesi serta pemberdayaan keswadayaan daya-saing bersendikan invensi dan atau inovasi baik di tempat kerja, asosiasi bidang usaha, asosiasi profesi, di pendidikan formal serta non-formal dalam masyarakat; Ø Melakukan invensi dan atau inovasi untuk memicu atau memacu tumbuhkembangnya keswadayaan serta keunggulan lokal berdaya-saing internasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta perlindungan eko-sistem berkelanjutan; Ø Berbagi kemampuan serta pengalaman profesionalnya dalam berbagai forum lokal, nasional, regional dan internasional serta lintas disiplin ilmu, multi disiplin, lintas profesi dan bidang usaha; Ø Mendorong pemahaman & ketaatan semua pihak untuk mematuhi prinsip pembangunan berkelanjutan sekaligus meningkatkan manfaat dan nilai tambah setiap potensi sumber daya lokal dan nasional serta perlindungan ekosistem; Ø Memprakarsai upaya berbagi kemampuan serta pengalaman dengan cara memberi pembelajaran dan atau saran profesional terkait dengan permasalahan aktual yg sedang atau akan timbul dalam kegiatan berprofesi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. EE/KEP/tb. M/'04

Klasifikasi Etik Deontologi Utilitarianisme Etik Teleologis Teori 2 Etik Egiosme Etik Kebajikan dll Etik

Klasifikasi Etik Deontologi Utilitarianisme Etik Teleologis Teori 2 Etik Egiosme Etik Kebajikan dll Etik Normatif ETIK Sesuai kaidah & aturan yang berlaku Etik Non. Normatif Etik Bisnis Etik Kedokteran Etik Terapan Etik Profesi Etik Keinsinyuran Etik Deskriptif observasi Etik Lingkungan dll Metaetik pengartian MKE/EK-PPI/10'16 72

DISKUSI KASUS Tambahan

DISKUSI KASUS Tambahan

Kasus Ford Pinto (1978) • 7 tahun peluncuran 50 tuntutan hukum terkait tubrukan dari

Kasus Ford Pinto (1978) • 7 tahun peluncuran 50 tuntutan hukum terkait tubrukan dari belakang • Tangki bensin pecah, meledak dan terbakar luka dan meninggal • Pengabaian norma yang cukup parah • Tuntutan Hukum & Kriminal • Pengabaian keselamatan penumpang • Para insinyur & manajer Ford terancam hukuman penjara MKE/EK-PPI/10'16 74

Kasus Ford Pinto (1978) • Titik berat kasus: FORD telah tahu adanya cacat pada

Kasus Ford Pinto (1978) • Titik berat kasus: FORD telah tahu adanya cacat pada tangki tersebut • Di Persidangan terbukti: para insinyur sudah mengingatkan bahaya desainnya • “Manajemen” mengabaikan, karena ingin segera menjual ke pasaran dengan harga kompetitif • Anggota manajemen ada insinyurnya • Dilema para Insinyur: “Keselamatan & Penghematan” MKE/EK-PPI/10'16 75

Kasus Ford Pinto (1978) FORD ingin menghemat biaya produksi beberapa dolar, akhirnya harus mengeluarkan

Kasus Ford Pinto (1978) FORD ingin menghemat biaya produksi beberapa dolar, akhirnya harus mengeluarkan JUTAAN dolar untuk membayar TUNTUTAN pemakai + publisitas BURUK + kepercayaan masyarakat TURUN (Maunya UNTUNG jadinya BUNTUNG) FORD dianggap tidak mendesain mobil yang aman MKE/EK-PPI/10'16 76

Kasus Lain Jumat, 18/02/2011 16: 51 WIB/detikoto Ini Dia Penyebab Honda Jazz, Freed dan

Kasus Lain Jumat, 18/02/2011 16: 51 WIB/detikoto Ini Dia Penyebab Honda Jazz, Freed dan City Ditarik Produsen mobil Honda menarik kembali 3 mobil andalannya yakni Jazz, Freed, dan City, sejumlah 40. 000 an unit. Penyebab ketiga mobil populer ini harus masuk bengkel Honda, karena Komponen Lost Motion Spring, yang masalah mesin berfungsi menekan rocker arm (lengan penggerak) pada putaran mesin rendah, setelah kurun waktu tertentu dapat melengkung dan patah sehingga MKE/EK-PPI/10'16 77

Kasus Lain JUM'AT, 25 FEBRUARI 2011 | 10: 44 WIB | TEMPO Toyota Motor

Kasus Lain JUM'AT, 25 FEBRUARI 2011 | 10: 44 WIB | TEMPO Toyota Motor Corp Kembali Tarik Dua Jutaan Produknya Ditengarai, pedal gas produknya bermasalah karena tersangkut karpet lantai sehingga menyebabkan mobil bisadari melesat tak Toyota terkendali. Mobil yang ditarik terdiri 761 ribu RAV 4 model 2006 – 2010, Toyota 4 Runner model 2003 – 2009 sebanyak 603 ribu, Lexus LX 570 model 2008 – 2011 sebanyak 17 ribu unit. Selain itu, Toyota juga menarik 372 ribu unit Toyota Highlander dan Highlander HV yang terdiri dari RX 330, RX 350, dan RX 400 H. MKE/EK-PPI/10'16 78