PRODUKTIVITAS PRIMER Istilah yang berkaitan dengan Produktivitas Primer
PRODUKTIVITAS PRIMER
Istilah yang berkaitan dengan Produktivitas Primer • Produktivitas daya produksi bahan organik • Produktivitas primer daya produksi dari organisme yang dapat berfotosintesis (tumbuhan –fitoplankton)- awal dari rantai makanan g. C/m 2/hari atau g. C/m 3/hari • Produksi primer asimilasi (gross production) atau akumulasi (net production) energi dan nutrien oleh tumbuhan hijau dan organisme autotrof lainnya • Produksi sekunder produksi (bahan organik) dari organisme konsumer (herbivore, omnivore, karnivore, detritrivore)-zooplankton, zoobenthos, nekton
Standing crop jumlah biota yang ada di suatu lingkungan pada suatu saat tertentu mg/L, g/m 3, atau g/m 2 Biomassa berat dari organisme (seluruhnya atau sebagian dari organisme, populasi, atau komunitas)-berat basah, berat kering bebas abu. statis Density - berat atau jumlah suatu bahan dalam gram/cc - jumlah biomassa per satuan luas - berat per satuan volume Yield jumlah bahan organik (tumbuhan atau hewan) yang dihasilkan oleh suatu perairan (danau), secara alami atau dalam pengelolaan
FOTOSINTESIS 6 CO 2 + 12 H 2 O Energi cahaya (ultra violet) chlorophyll (pigmen) C 6 H 12 O 6 + 6 O 2 Bahan-bahan pembentuk sel harus tersedia (N, P, Fe, Si, dll) § Total fotosintesis (Gross photosyntesis) = produksi O 2 total (Δ O 2 botol terang+Δ O 2 botol gelap) § Net photosyntesis = produksi O 2 total minus respirasi selama siang hari
Aspek-aspek penting dalam fotosintesis/produksi primer 1. Pasokan energi cahaya - gelombang energi cahaya yang diabsorpsi air dan klorofil berkisar 350 -710 nm PAR (Photosynthesis Active Radiation) - Panjang gelombang ( ) 350 -390 nm-sulit menembus air - yang sampai ke dalam air ( : 390 -710 nm) hanya sekitar 45 -50%nya. - ketinggian tempat (altitude) mempengaruhi jumlah cahaya yang sampai ke danau Ketinggian d. p. l (km) Densitas atm (%) 0 0. 9 1. 9 2. 9 4. 0 100 90 80 70 60 Jumlah cahaya yang sampai ke perairan semakin besar
Danau di gunung tinggi menerima cahaya U. V. lebih banyak daripada di dataran rendah - Efek geografik : jumlah radiasi cahaya matahari dalam setahun (kal/cm 2/hari) berbeda secara geografis (latitude) - Efek musim : letak geografis perbedaan musim dalam setahun perbedaan radiasi - Efek diurnal : pagi atau sore - jarak matahari lebih jauh daripada tengah hari, elevasi cahaya juga lebih rendah (semakin miring) sehingga % cahaya yang dipantulkan semakin besar intensitas cahaya rendah - Efek lokal : morfologi perairan, arus Penetrasi cahaya: panjang gelombang cahaya tertentu terabsorpsi sebelum mencapai suatu kedalaman > Intensitas cahaya berkurang dengan bertambah dalam > Bahan-bahan terlarut terutama menyerap cahaya biru > Bahan-bahan tersuspensi menyerap cahaya merah
2. Fotosintesis – Energi - Nutrien n Pada intensitas cahaya (energi cahaya) rendah, laju fotosintesis berbanding linier dengan intensitas cahaya hingga sampai batas tertentu mencapai maksimal Pada Intensitas cahaya tinggi, fotosintesis (photoinhibition) dapat terhambat Pada intensitas cahaya cukup, sediaan nutrien (N, P, Si, Fe, dll) dapat menjadi faktor pembatas
Pengukuran Produksi Primer n n n Mengukur produksi primer mengukur pertumbuhan fitoplankton (algae) mengukur peningkatan berat kering atau jumlah sel per satuan waktu Masalah: - dalam waktu singkat perubahan berat terlalu kecil - perhitungan jumlah sel sulit - adanya detritus & partikel lain mempersulit Pendekatan: pengukuran terhadap produksi O 2 atau CO 2 terpakai 1. Metode O 2 (Botol gelap-botol terang) n n Mengukur O 2 yang diproduksi dalam fotosintesis selama jangka waktu tertentu (4 -6 jam) Kelemahan: tidak sensitif untuk perairan oligotrof karena perubahan O 2 terlalu kecil untuk diukur pada selang waktu yang singkat Sebelum uji, sampel disaring dengan plankton net untuk zooplankton (150 -300 μ) Tingkat kesalahan 0. 2% (≈ ± 0. 02 mg O 2 /l) bila dilakukan triplo
METODE OKSIGEN UNTUK MENDUGA PRODUKTIVITAS PRIMER I (initial) 2 botol terang Diperlukan 3 botol BOD L (light) 1 botol gelap (D – dark) 1) Ambil sampel pada kedalaman tertentu (dgn Van Dorn sampler atau Kemmerer sampler atau bottle train sampler 2) Masukkan ke dalam ketiga botol BOD sesuai prosedur untuk O 2 3) Ukur kadar O 2 di botol I dgn titrasi “Winkler” (misal: I mg/L) 4) Botol L dan D masukkan kembali ke perairan di kedalaman semula, dan biarkan selama 6 jam 5) Ukur kadar O 2 di botol L dan D tersebut (setelah 6 jam), misal masing diperoleh L dan D mg/L
n RESPIRASI komunitas plankton, R = I – D mg. O 2/L/hari n PRODUKSI PRIMER BERSIH, NPP = L – I mg O 2/L/hari n PRODUKSI PRIMER KOTOR, GPP = L – D mg. O 2/L/hari GPP = NPP + R
2. Metode 14 C (radiocarbon) a. Ambil contoh air yang mengandung fitoplankton di beberapa kedalaman masukkan kedalam 2 botol terang & 1 botol gelap b. Tambahkan 1 ml larutan Na 2 14 CO 3 (14 C-labelled carbonate) ke salah satu botol terang & botol gelap (volume 125 ml) kocok merata, segera inkubasikan ke perairan di kedalaman semula. Biarkan 2 jam (pk 10. 00 -14. 00), Na 2 14 CO 3 yang digunakan mengandung radioaktif 1 -10μCi/ml (biasanya 2 μCi/ml) c. Pada 1 botol terang yang tersisa, gunakan sampel untuk mengukur temperatur, p. H & Alkalinitas total d. Setelah inkubasi, saring sampel dengan membran filter untuk memekatkan sel -sel fitoplankton. Selanjutnya 14 C terassimilasi dihitung dengan “Planchet counting” atau Liquid scintillation (kilauan) counting (Geiger-Muller detector)
Penggunaan botol gelap adalah (fitoplankton) pada saat gelap juga diperhitungkan Metode 14 C ini mengukur C-radioaktif yang tersisa dalam sel fitoplankton pada akhir periode inkubasi fotosintesis sehingga hasilnya mendekati net production Kelemahan metode 14 C: - jenis alga tertentu (misal: Chlorella) hancur pada saat filtrasi, sehingga ada sel yang mengandung 14 C lolos dari membran dan tak terhitung - Di perairan oligotrofik tertentu mungkin kadar CO 2 sangat rendah (± 1% dari Na. H 14 CO 3 yang dipakai) sehingga penggunaan (uptake) 14 C menjadi lebih tinggi dari seharusnya. - Kadar garam Na. Cl dari larutan 14 C-carbonate yang digunakan dapat meningkatkan salinitas medium dalam botol mempengaruhi kondisi perairan sampel - Botol-botol yang digunakan perlu diperlakukan hati-hati, agar tak terkontaminasi bakteri atau bahan toksik pembersih
3. Pendugaan Produktivitas primer dengan perubahan p. H l Dasar pemikiran: - Pada waktu subuh CO 2 hasil respirasi dan dekomposisi terakumulasi sejak petang p. H perairan minimal - Begitu ada matahari fotosintesis mulai CO 2 diabsorpsi p. H meningkat dengan laju yang dapat diartikan sebagai laju fiksasi CO 2 oleh tumbuhan l Prosedur berdasarkan teori ini diperkenanalkan oleh - Osterhout & Haas (1918); kemudian oleh More (1939), Dye (1944), & Verduin (1951) dengan perbaikan-perbaikan - Terakhir Verduin (1956) menyempurnakan persamaan, kurva dan nomogram untuk pendugaan produksi primer (dalam “Energy fixation and utilization by natural communities in western Lake Erie”. Ecology 37: 40 -50)
Prosedur : 1. Air sampel dari perairan tertentu disaring, kemudian p. H diturunkan dengan menambahkan gelembung-gelembung gas CO 2 catat p. H 2. Titrasi dengan 0. 01 N. Na. OH sebanyak 0. 1 ml, catat p. H 3. Ulangi langkah 1. diatas, tetapi usahakan p. H sama dengan Na. OH yang sama sebanyak 0. 1 ml catat p. H 4. Demikian seterusnya, hingga tercatat perubahan p. H secara bertahap pada tiap kali penambahan Na. OH per 0. 1 ml hingga 0. 5 ml 5. Dihasilkan kurva: p. H >< penambahan Na. OH atau p. H >< ∑ CO 2 yang diabsorpsi (fotosintesis) Prosedur ini didasarkan atas : l Setiap ml Na. OH 0. 01 N akan mengabsorpsi 10 μmol H 2 CO 3 (atau HCO 3 - pada p. H yang lebih tinggi) dan membentuk Na. HCO 3 (atau Na 2 CO 3) ≈ hal ini mirip dengan yang terjadi saat tumbuhan menyerap CO 2 dan HCO 3 dalam fotosintesis l 1 ml HCl 0. 01 N setara dengan 10 μmol CO 2 dengan cara yang sama, berbagai sampel dengan p. H awal yang berbeda-dititrasi dengan HCl 0. 01 N akan menghasilkan kurva yang menggambarkan penambahan CO 2 akibat respirasi dan efeknya terhadap p. H
• Turn Over number (P/B) : hasil bagi dari produksi tahunan dibagi dengan rata-rata biomassa tahunan I. Faktor Abiotik 1. Cahaya 2. Temperatur 3. Nutrien 4. Oksigen 5. Kualitas fisika-kimia air lainnya: kekeruhan/Tss, bahan toksik II. Faktor Biotik 1. Kompetisi 2. Pemangsaan/grazing
• Gross Production: banyaknya bahan organik yang difotosintesis oleh tumbuhan selama jangka waktu dan dalam area atau volume tertentu (=produksi total) • Net production: kelebihan produksi setelah produksi total (gross production) dikurangi/digunakan untuk proses (respirasi & mineralisasi) NP = GP-R • Respirasi: oksidasi bahan organik oleh tumbuhan & hewan yang dikonversi menjadi energi, merupakan metabolisme aerobik dalam sel • Mineralisasi: dekomposisi aerobik atau pemecahan/ penguraian algae yang telah mati (bahan organik mati) secara oksidasi
Respirasi • C 6 H 12 O 6 + 6 O 2 6 CO 2 + 6 H 2 O + energi (674 kcal) • Tiap 1 mol glukosa yang dibakar (dioksidasi) menghasilkan energi 674 kcal maka :
PUSTAKA • Boyd, C. E. 1990. Water quality in ponds for aquaculture. First Printing. Auburn University of Agriculture Experiment Station. Alabama. USA. 359 p. • Cole, G. A. 1983. Textbook of limnology. Third Edition. Waveland Press, Inc. USA. 401 p. • Golterman, H. L. 1975. Physiological Limnology. Elsevies scientific Publishing co. NY. (chapter 4 & 17) • Lind, O. T. 1985. Handbook of Common Method in Limnology. Second Edition. Kendal/Hunt Publishing Company. Iowa. 199 p. • Ryding, SOP dan W. Rast. 1989. The control eutrophication lakes and reservoir. Man and the biosphere series, Vol I. The Parthenon Publishing Group. 314 p.
- Slides: 19