PRODUKTIVITAS DAN SUMBER DAYA MANUSIA Pertemuan ke II
PRODUKTIVITAS DAN SUMBER DAYA MANUSIA Pertemuan ke II
Kualitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah dipenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi dan harapan. Konsep ini hanya berorientasi pada masukan, keluaran atau keduanya. Disamping itu kualitas juga berkaitan dengan proses produksi yang akan berpengaruh pada kualitas hasil yang dicapai secara keseluruhan. Secara skematis keterkaitan antara efesiensi, efektivitas, kualitas dan produktivitas dapat digambarkan pada bagan sbb. :
KETERKAITAN EFESIENSI, EFEKTIVITAS, KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS HASIL UTAMA INPUT PROSES PRODUKSI HASIL SAMPINGAN KUALITAS & EFESIENSI KUALITAS PRODUKTIVITAS KUALITAS EFEKTIVITAS
Produktivitas individu merupakan perbandingan dari efektivitas keluaran (pencapaian unjuk kerja yang maksimal) dengan efesiensi salah satu masukan (tenaga kerja) yang mencakup: 1. Kuantitas 2. Kualitas, dan 3. Satuan waktu tertentu. Manfaat peningkatan produktivitas pada tingkat individu dapat dilihat dari : a. Meningkatnya pendapatan (income) dan jaminan sosial lainnya. Hal tersebut akan memperbesar kemampuan (daya) untuk membeli barang dan jasa ataupun keperluan hidup sehari-hari, sehingga kesejahteraan akan lebih baik. Dari segi
meningkatnya pendapatan tersebut dapat disimpan yang nantinya akan bermanfaat untuk investasi. b. Meningkatnya hasrat dan martabat serta pengakuan terhadap potensi individu c. Meningkatnya motivasi kerja dan keinginan berprestasi. Apabila ditelaah lebih lanjut, terdapat korelasi antara peningkatan produktivitas dengan perluasan kesempatan kerja walaupun perluasan kesempatan kerja tersebut mungkin akan terjadi pada jangka panjang. Secara skematis, manfaat peningkatan produktivirtas pada tingkat individu dapat digambarkan sbb. :
MANFAAT PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA TINGKAT INDIVIDU PENINGKATAN PRODUKTIVITAS NASIONAL BERTAMBAHNYA PENDAPATAN NASIONAL UTK INVESTASI PERUSAHAAN MENINGKATNYA KEUNTUNGAN UTK EKSPANSI PERLUASAN KESEMPATAN KERJA INDIVIDU SEBAGIAN PENDAPATAN DIGABUNG UTK INVESTASI
Tingkat produktivitas yang dicapai merupakan indikator terhadap efesiensi dan terhadap kemajuan ekonomi, baik untuk ukuran suatu bangsa maupun untuk ukuran suatu industri dan termasuk untuk ukuran pendidikan. Masalah peningkatan produktivitas merupakan tujuan dan perhatian utama dari setiap organisasi, baik organisasi sosial maupun lembaga pendidikan. Oleh karena itu, salah satu usaha yang konkrit dan terarah secara terpadu yang dilaksanakan dan berkesinambungan untuk mendorong peningkatan produktivitas kerja adalah peningkatan pendidikan dan pelatihan yang tergambar dalam ruang lingkup MSDM yang kedua yaitu Pengembangan SDM yang didalamnya terdapat DIKLAT yaitu Pendidikan dan Pelatihan.
Produktivitas pendidikan berbeda dengan hasil produksi barang dan jasa yang mudah dihitung atau diukur. Produktivitas pendidikan berkaitan dengan bagaimana menghasilkan keluaran atau lulusan pendidikan secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga pada akhirnya diperoleh lulusan yang berkualitas sesuai kebutuhan. Produktivitas organisasi dalam hal peran yang tidak tetap adalah sbb: 1. Lingkungan budaya, kemasyarakatan, infra struktur dan alamiah 2. Ketersediaan modal 3. Ketepatan jenis teknologi
4. 5. 6. 7. Keterandalan hubungan informal Kewibawaan serta adaptabilitas kepemimpinan Ketahanan, efektivitas, dan efesiensi organisasi Kematangan kerja dan kematangan jabatan para pegawai. Produktivitas kerja individu perlu ditingkatkan secara terusmenerus, baik melalui pendidikan formal maupun latihan dan pengembangan, agar produktivitas organisasi dapat lebih meningkat. Dan hal ini nantinya akan diukur mengenai kinerja seseorang pegawai dimanapun dia bekerja.
TINGKAT DAN SUMBER PRODUKTIVITAS William Castetter (2001: 283) menyatakan bahwa beberapa organisasi untuk mengetahui tingkat produktivitas (personil yang tidak efektif) adalah dengan memperhatikan/menilai beberapa faktor: A. Faktor Organisasi : a. Selama bekerja § Keterlambatan § Kehadiran § Penurunan produktivitas § Perombakan rencana/jadwal § Peningkatan tanggung jawab kepengawasan § Kekeliruan dan ketidakefesienan
b. Di luar pekerjaan § Kehilangan investasi § Semangat § Rekruitment § Seleksi dan penempatan § Kekurangan biaya § Perombakan rencana/jadwal § Kompensasi sebenarnya.
B. Faktor Individu a. Selama bekerja - Pengaruh karier - Pengaruh kemampuan b. Di luar pekerjaan - Pengaruh sosial - Pengaruh keluarga Pengaruh psikologis Faktor Sosial - Ketidakpuasan klien - Hubungan masyarakat - Kredibilitas & abilitas sistem untuk memberikan pelayanan efektif - Kekurangan dlm hal kualitas pelayanan - Hasil gagal diperoleh sesuai dengan standar
Faktor tersebut merupakan faktor tangible maupun intangible yang berhubungan dengan kinerja yang tidak efektif yang menghasilkan produktivitas yang tidak sesuai harapan. Sumber Utama kinerja tidak efektif, sbb: Individu Organisasi Lingkungan Eksternal �Kelemahan intelektual - Sistem - Keluarga �Kelemahan psikologis - Peranan - Kondiasi Ekonomi �Kelemahan fisik Kelompok - Kondisi Politik �Demotivasi - Perilaku peng- - Kondisi hukum �Faktor personalitas awas - Nilai sosial �Keuangan - Iklim organisasi - Pasaran kerja �Preparasi Jabatan - Perubahan teknologi �Orientasi nilai - Perserikatan
Terjadinya ketidakefektifan kinerja pegawai (menurunnya produktivitas), salah satunya disebabkan oleh faktor tersebut dalam tabel di atas. Untuk menentukan apakah seorang pegawai memiliki kinerja/produktivitas yang efektif atau tidak, perlu dikaji lebih mendalam tentang seberapa jauh faktor tersebut mempunyai dampak terhadap kondisi tertentu. Apabila pengkajian terhadap faktor yang berpengaruh tersebut dapat dilakukan, maka hal tersebut dapat mengeliminasi kinerja/produktivitas seorang pegawai yang tidak efektif. Kinerja dapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh seorang pegawai dalam kerjanya. Dengan kata lain, kinerja individu adalah bagaimana seorang pegawai melaksanakan pekerjaannya
atau unjuk kerjanya. Produktivitas yang meningkat akan turut memengaruhi/meningkatkan prestasi organisasi tempat pegawai yang bersangkutan bekerja, sehingga tujuan organisasi yang telah ditentukan dapat dicapai. Atau dengan kata lain Key Performance Indicator (KPI) dapat dicapai. Untuk dapat mengevaluasi kinerja pegawai secara objektif dan akurat, maka perlu ada tolok ukur tingkat kinerja. Pengukuran tersebut berarti memberi kesempatan bagi para pegawai untuk mengetahui tingkat kinerja mereka. Apabila kinerja seorang lulusan sebuah lembaga pendidikan dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya tentu tidak sama, hal ini tergantung kepada tingkat kemampuan yang dimiliki oleh masing 2 lulusan
setelah mereka menerima, memahami materi pelajaran dan menerapkan serta mengembangkan dilingkungan kerja sesuai dengan kemampuan/kreativitasnya. Pengukuran tingkat pemahaman materi pelajaran yang diperoleh dan pengaplikasiannya harus diselenggarakan secara teratur melalui evaluasi yang terencana dan terorganisasi, sehingga dapat memberikan gambaran tingkat pemahaman dan tingkat aplikasi yang dicapai oleh para lulusan. Dimana, proses pendidikan bertujuan agar dapat menghasilkan perubahan yang tidak hanya berkaitan dengan jumlah pengetahuan saja tetapi juga dalam bentuk kompetensi lain yaitu dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri dan
lainnya yang berkenaan dengan aspek pribadi seseorang (behaviour, attitude, personality = soft skill) sehingga akan nampak kinerjanya. Baik buruknya kinerja/produktivitas seorang lulusan pendidikan akan tergantung dari tingkat pemahaman materi kuliah yang dapat/telah diserap, dan penerapan serta pengembangannya oleh pribadi yang bersangkutan dilingkungan kerjanya. Disamping itu, kepuasan kerja ditempat kerja dapat menjadi masukan, dengan asumsi bahwa kepuasan kerja merupakan suatu kondisi akan menampakkan kinerja dan produktivitas seseorang. Kepuasan kerja dapat memberikan suatu karakteristik tertentu
pada kinerja individu, yang pada akhirnya akan nampak pula pada peningkatan produktivitas kerjanya. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila seorang lulusan lembaga pendidikan dapat memahami, mengaplikasikan, dan mengembangkan materi yang telah diterimanya, maka bila mereka berada di tempat kerjanya, diharapkan akan mendapat pengakuan serta kepuasan kerja yang memadai dan akan memacu semangat serta kreativitas dalam bekerja, sehingga menunjukkan kinerja yang baik dan pada akhirnya diharapkan dapat pula meningkatkan dan menunjukkan produktivitas kerja.
- Slides: 18