PRAKTIKUM EPIDEMIOLOGI PERTEMUAN 2 Studi Cross Sectional Deskriptif

  • Slides: 16
Download presentation
PRAKTIKUM EPIDEMIOLOGI PERTEMUAN 2 Studi Cross Sectional Deskriptif Oleh : Ikrimah Nafilata, S. K.

PRAKTIKUM EPIDEMIOLOGI PERTEMUAN 2 Studi Cross Sectional Deskriptif Oleh : Ikrimah Nafilata, S. K. M. , M. Kes. (Epid)

Definisi Studi Cross Sectional • Studi observasional (non-eksperimental) yang pengukuran variabelnya pada satu saat

Definisi Studi Cross Sectional • Studi observasional (non-eksperimental) yang pengukuran variabelnya pada satu saat waktu tertentu. • Dapat hanya bersifat deskriptif, misalnya penentuan karakteristik pada suatu komunitas yang menderita suatu kejadian penyakit. • Dapat juga merupakan studi analitik, misalnya mencari hubungan faktor risiko dengan kejadian suatu penyakit (efek).

Studi Cross Sectional • Studi Cross Sectional untuk mempelajari etiologi suatu penyakit digunakan terutama

Studi Cross Sectional • Studi Cross Sectional untuk mempelajari etiologi suatu penyakit digunakan terutama untuk mempelajari faktor risiko penyakit yang mempunyai onset yang lama (slow onset) dan lama sakit (duration of illness) yang panjang. • Studi Cross Sectional yang dinilai adalah prevalens (pasien baru dan lama).

Gambaran Studi Observasional Cross Sectional Cohort Case Control Ke belakang Waktu Pengamatan Ke depan

Gambaran Studi Observasional Cross Sectional Cohort Case Control Ke belakang Waktu Pengamatan Ke depan

Langkah-langkah Studi Cross Sectional • Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai. • Mengidentifikasi

Langkah-langkah Studi Cross Sectional • Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai. • Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung. • Menetapkan subyek penelitian. • Melaksanakan pengukuran. • Melakukan analisis.

Contoh Studi Cross Sectional • Peneliti ingin mengetahui prevalensi IMLTD sifilis (reaktif) pada darah

Contoh Studi Cross Sectional • Peneliti ingin mengetahui prevalensi IMLTD sifilis (reaktif) pada darah donor di UDD PMI Kota selama 3 bulan terakhir, waktu penelitian dilakukan pada awal bulan juni 2017. Penelitian menggunakan metode Cross Sectional deskriptif.

Langkah-langkahnya : • Pertanyaan penelitian : 1. Berapakah prevalensi IMLTD sifilis pada bulan Maret?

Langkah-langkahnya : • Pertanyaan penelitian : 1. Berapakah prevalensi IMLTD sifilis pada bulan Maret? 2. Berapakah prevalensi IMLTD sifilis pada bulan April? 3. Berapakah prevalensi IMLTD sifilis pada bulan Mei?

Hipotesis • Prevalensi IMLTD sifilis pada bulan Maret <25%. • Prevalensi IMLTD sifilis pada

Hipotesis • Prevalensi IMLTD sifilis pada bulan Maret <25%. • Prevalensi IMLTD sifilis pada bulan April <25%. • Prevalensi IMLTD sifilis pada bulan Mei <25%.

Mengidentifikasi Variabel • Variabel bebas (Variabel Independen) Data darah donor di UDD PMI Kota

Mengidentifikasi Variabel • Variabel bebas (Variabel Independen) Data darah donor di UDD PMI Kota pada bulan Maret-Mei 2017. • Variabel terikat/ tergantung (Variabel Dependen) Prevalensi IMLTD sifilis pada bulan Maret-Mei 2017 di UDD PMI Kota.

Menetapkan Subyek Penelitian • Populasi darah donor di UDD PMI Kota. Jumlah sampel yang

Menetapkan Subyek Penelitian • Populasi darah donor di UDD PMI Kota. Jumlah sampel yang diambil dari populasi sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu data darah donor yang sifilis reaktif pada bulan Maret-Mei 2017 dengan jumlah tertentu (misal n = 300 sampel).

Melaksanakan Pengukuran dan Analisis • Pengukuran dilakukan dengan mengambil data donor di UDD PMI

Melaksanakan Pengukuran dan Analisis • Pengukuran dilakukan dengan mengambil data donor di UDD PMI Kota pada bulan Maret-Mei 2017. • Analisis Melakukan analisis data donor di UDD PMI Kota pada bulan Maret-Mei 2017, dengan menggunakan uji statistik Crosstab pada SPSS, dihitung berapa persen prevalensi IMLTD sifilis pada bulan Maret-Mei 2017 dengan jumlah sampel 300.

Interpretasi Data dan Kesimpulan • Interpretasi Data a. Prevalensi IMLTD sifilis pada bulan Maret

Interpretasi Data dan Kesimpulan • Interpretasi Data a. Prevalensi IMLTD sifilis pada bulan Maret 2017 di UDD PMI Kota sebanyak 43, 54%. b. Prevalensi IMLTD sifilis pada bulan April 2017 di UDD PMI Kota sebanyak 32, 13%. c. Prevalensi IMLTD sifilis pada bulan Mei 2017 di UDD PMI Kota sebanyak 51, 37%. • Kesimpulan Prevalensi IMLTD sifilis darah donor pada bulan Maret. Mei 2017 di UDD PMI Kota > 25%.

Kelebihan Studi Cross Sectional • Keuntungan yang utama dari studi Cross sectional yaitu relati

Kelebihan Studi Cross Sectional • Keuntungan yang utama dari studi Cross sectional yaitu relati mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh. • Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya pasien yang mencari pengobatan, dengan demikian maka generalisasinya cukup memadai. • Dapat digunakan untuk meneliti banyak variabel sekaligus. • Jarang terancam loss to follow-up. • Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

Kekurangan Studi Cross Sectional • Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun prognosis. • Tidak

Kekurangan Studi Cross Sectional • Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun prognosis. • Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang. • Mungkin dapat terjadi bias prevalens dan bias insidens.

Soal Studi Cross Sectional Deskriptif • Seorang Peneliti ingin mengetahui Kejadian HIV/AIDS reaktif pada

Soal Studi Cross Sectional Deskriptif • Seorang Peneliti ingin mengetahui Kejadian HIV/AIDS reaktif pada darah donor berdasarkan karakteristik umur, jenis kelamin, pekerjaan di PMI Kota X, sampel diambil berdasarkan data sekunder 3 bulan terakhir, dan pengambilan data dilakukan pada tanggal 29 Mei 2018. Tulislah langkah-langkah penelitian di atas dengan metode Cross Sectional Deskriptif!