PRAKTIK PRAKTIK SISTEM TENAGA LISTRIK Bonar Pandjaitan Boby
PRAKTIK – PRAKTIK SISTEM TENAGA LISTRIK Bonar Pandjaitan Boby Setiono
1. 3 ZONA PROTEKSI Untuk membatasi luasnya daerah sistem tenaga yang harus diisolasi bila terjadi gangguan maka sistem proteksi tenaga listrik dibuat secara selektif berdasarkan daerah atau zona proteksi. Gambar 1. 5 Pembagian Sistem Tenaga Menjadi Beberapa Zona Proteksi Bonar Pandjaitan, Boby Setiono
Pada gambar 1. 5 pada prinsipnya idealnya zona proteksi harus saling tumpng – tindih ( overlap ) sedemikian sehingga tidak ada bagian jaringan yang tidak teramankan. Kebutuhan ini misalnya dapat diimplementasikan dengan meletakan dua trafo arus yang mengapit PMT. Namun pada kenyataan di lapangan dan melihat pertimbangan ekonomi, pembentukan zona proteksi secara ideal adalah hal yang sulit dilakukan sebab harus menggunakan dua trafo arus yang berbeda dan instalasinya menjadi tidak praktis. Dalam praktiknya pemasangan trafo –trafo arus dilakukan hanya satu sisi PMT yaitu dengan menggunakan satu trafo arus dengan dua atau lebih kumparan sekunder. Seperti gambar setelah ini Bonar Pandjaitan, Boby Setiono
Gambar 1. 6 Letak Trafo Arus Hal yang bisa dilakukan untuk menyempurnakan sistem proteksi pada kondisi jaringan tersebut antara lain adalah dengan menggunakan skema intersripping atau dengan penerapan sistem perluasan zona proteksi sehingga PMT pada ujung saluran juga trip pada saat bersamaan Bonar Pandjaitan, Boby Setiono
Gambar 1. 7 Cakupan Zona – Zona Proteksi – Dibuat Saling Tumpang – Tindih Sehingga Tidak Ada Bagian Jaringan Yang Tidak Terproteksi Gambar 1. 7 memperlihatkan masing – masing daerah prokteksi yang saling tangkup (overlapping) satu tehadap yang lain yang bertetangga. Titik hubung proteksi pada sistem tenaga adalah lokasi penempatan rele proteksi yang biasanya menentukan zona proteksi dan itu berarti sangat erat kaitannya dengan penempatan lokasi trafo arus. Jenis unit proteksi biasanya akan menghasilkan tapal batas ( boudary ) yang saling tertutup. Bonar Pandjaitan, Boby Setiono
1. 4 FAKTOR KEANDALAN Kebutuhan perangkat sistem protekso dengan tingkat keandalan yang tinggi merupakan salah satu faktor pertimbangan yang sangat penting dalam perancangan sistem tenaga listrik, berikut beberapa faktor yang dapat memperngaruhi keandalan sistem proteksi jaringan tenaga listrik : 1. Perancangan 2. Setelan rele 3. Salah instalasi 4. Salah pengetesan 5. Pemburukan 6. Faktor kinerja Bonar Pandjaitan, Boby Setiono
1. 4. 1 PERANCANGAN Desain atau perancangan sistem proteksi adalah tahapan atau proses yang sangat peting yaitu pada saat waktu perancangan, sistem proteksi harus sudah bisa dipertanggung jawabkan bahwa sistem proteksi yang dirancang tersebut pasti dapat bekerja sesuai parameter operasi dan konfigurasi jaringan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan secara umum faktor – faktor yang perlu diperlihatkan pada waktu perencanaan sistem proteksi adalah semua parameter sistem tenaga, karakteristik sumber daya, sistem pentanahan, jenis – jenis gangguan, metode operasi dan jenis perangkat proteksi yang akan digunakan Bonar Pandjaitan, Boby Setiono
1. 4. 2 STELAN Setelan rele (arus dan waktu) juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam aplikasi proteksi sistem. Seorang teknisi tenaga listrik, khususnya ahli sistem proteksi, harus mampu menentukan setelan yang tepat terhadap setiap rele proteksi sesuai lokasinya pada sistem tenaga dan memperhitungkan semua parameter sistem tenaga untuk menghindari kegagalan operasi sistem proteksi maka para pengelola sistem tenaga listrik harus selalu melakukan pemeliharaan dan pemantauan terhadap alat – alat proteksi yang terpasang dan juga perkembangan sistem Bonar Pandjaitan, Boby Setiono
1. 4. 3 INSTALASI Instalasi sistem proteksi juga merupakan faktor yang sangat penting dan harus dilakukan secara benar dan rapi mengikuti prosedur instalasi sesuai standar instalasi yang berlaku. Mengingat beragamnya diagram sistem instalasi harus dibuat dengan menggunakan gambar dan diagram yang menunjukan setiap fungsi wiring sehingga pada waktu pengetesan (commissioning) dan pemeliharaan maka operator tidak akan mengalami kesulitan. Bonar Pandjaitan, Boby Setiono
1. 4. 4 PENGETESAN Pengetesan harus dilakukan sedapat mungkin sesuai dengan kondisi yang mirip dan mendekati keadaan real jaringan yang mau diproteksi. Sebelum dilakukan pengetesan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesesuaian wiring instalasi dengan gambar – gambar yang tersedia. Meskipun pengetesan jenis rele proteksi sesuai standar yang berlaku sudah dilakukan di pabrik pembuat namun sebelum instalasi sistem proteksi dioperasikan maka sistem proteksi tersebut harus terlebuh dahulu dikomisioning untuk menguji kebenaran semua instalasi pengawatan, setelan – setelan dan semua fungsi lain sesuai kebutuhan. Bonar Pandjaitan, Boby Setiono
1. 4. 5 PEMBURUKAN Seiring perjalanan waktu kontak-kontak yang mungkin sering kerja dapat menjadi kasar, terrbakar atau berkarat karena kontaminasi udara, yang bisa berakibat misalnya kumparan pada rele dan rangkaian lainnya menjadi rangkaian terbuka atau ada bagian atau komponen elektronika atau perangkat penunjang lain yang rusak atau bagian – bagian mekanis yang sudah berubah bentuk. Rangkaian penting yang rawanperlu dilengkapi dengan perangkat supervisi secara terus – menerus sebagaimana banyak dilakukan pada rangkaian trip circit braker atau saluran kabel pilot. Rele numerik umumnya sudah dilengkapi dengan fasilitas pengujian diri atau self test yang bisa membantu teknisi melakukan perbaikan yang diperlukan. Bonar Pandjaitan, Boby Setiono
TERIMA KASIH Materi diatas diambil dari buku Praktik – praktik proteksi Sistem Tenaga Listrik dari Bonar Pandjaitan hal 6 sampai hal 10 yang disusun oleh Boby Setiono. Mohon maaf bila ada kekurangan dan kesalahannya
- Slides: 12