POSITRON EMISSION TOMOGRAPHYSCAN PET Permadi Ardiansyah D 411

  • Slides: 13
Download presentation
POSITRON EMISSION TOMOGRAPHYSCAN (PET) Permadi Ardiansyah D 411 05 093

POSITRON EMISSION TOMOGRAPHYSCAN (PET) Permadi Ardiansyah D 411 05 093

PENDAHULUAN Positron Emission Tomography (PET)-scan adalah metode terbaru untuk mencitrakan fisiologis tubuh manusia. PET

PENDAHULUAN Positron Emission Tomography (PET)-scan adalah metode terbaru untuk mencitrakan fisiologis tubuh manusia. PET dirancang untuk mencitrakan anatomi dan aktifitas metabolik tubuh. PET merupakan salah satu hasil di garis depan pengembangan radioisotop untuk dunia kedokteran. PET menggunakan metode visualisasi fungsi tubuh menggunakan radioisotop pemancar positron. Keampuhan PET dalam mendeteksi semakin akurat berkat penggabungan dengan Computed Tomography (CT).

Metode pendeteksian pelacak oleh PET dilakukan dengan bantuan senyawa-senyawa yang aktif dalam proses biologis

Metode pendeteksian pelacak oleh PET dilakukan dengan bantuan senyawa-senyawa yang aktif dalam proses biologis (misalnya glukosa, oksigen atau air ) dan telah diberi label radioaktif. Hasil pelacakan kemudian direkonstruksi dengan metode tomography hingga terbentuk citra yang menggambarkan proses biologis yang ingin dipelajari. PET mengubah aktifitas kimiawi yang abstrak menjadi citra dua dimensi atau bahkan tiga dimensi yang mudah diidentifikasi oleh mata. Positronemitting yang paling sering digunakan adalah isotop dari karbon. nitrogen, oksigen dan fluor yang hampir mirip dengan zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh.

GAMBAR ALAT PET-CT SCAN

GAMBAR ALAT PET-CT SCAN

PRINSIP KERJA PET-CT SCAN cyclotron menghasilkan isotop fluor 18 yang digunakan untuk mensintesa 18

PRINSIP KERJA PET-CT SCAN cyclotron menghasilkan isotop fluor 18 yang digunakan untuk mensintesa 18 FDG (Fluorodeoxyglucose). Setelah 18 FDG selesai disiapkan, kemudian disuntikkan ke dalam tubuh pasien. Jumlah yang disuntikkan antara 10 dan 20 milicurie. Isotop ini akan meluruh dengan memancarkan positron yang akan bergerak tidak lebih dari 3 milimeter sebelum ditangkap oleh elektron di sekelilingnya dan menimbulkan proses anihilasi (pemusnahan positron dan elektron) yang menghasilkan dua buah foton (sinar gamma) dengan energi masing-masing 511. 000 elektronvolt dengan arah yang berlawanan.

Sinar gamma yang dihasilkan akan menembus keluar tubuh sehingga memungkinkan dideteksi oleh detektor eksternal.

Sinar gamma yang dihasilkan akan menembus keluar tubuh sehingga memungkinkan dideteksi oleh detektor eksternal. Saat terdeteksi, emisi dua berkas sinar gamma akibat anihilasi positron-elektron akan membentuk sebuah garis lurus yang disebut coincidence line. Pendeteksian coincidence line dalam jumlah banyak secara simultan menjadi dasar pembentukan citra tomografik dengan PET.

KAMERA PET Sebuah peranti yang lazim disebut kamera PET digunkan untuk mendeteksi pancaran sinar

KAMERA PET Sebuah peranti yang lazim disebut kamera PET digunkan untuk mendeteksi pancaran sinar gamma hasil anihilasi positron – elektron di dalam tubuh. Kamera PET merupakan fotodetektor yang terbuat dari kumpulan material-material scintillator seperti kristal bismuth germinate oxide (BGO), lutesum aorhtosilicate (LSO), atau natrium iodide (Na. I). Agar dapat mendeteksi sinar gamma dari seluruh rentang sudut, matrik-matrik detektor ditata dengan susunan tertentu. Konfigurasi yang paling umum dijumpai adalah cincin berdiameter setara dengan ukuran tubuh manusia. Beberapa buah cincin digabung sehingga bentuknya menyerupai sebuah silinder berongga.

Kamera PET dilengkapi dengan software komputer yang bertugas memproses hasil pengujian. Data-data peristiwa anihilasi

Kamera PET dilengkapi dengan software komputer yang bertugas memproses hasil pengujian. Data-data peristiwa anihilasi yang terdeteksi oleh kamera PET disimpan sebagai sonogram (grafik sudut dan posisi). Metode matematis tertentu kemudian diaplikasikan untuk mengubah data tersebut hingga menjadi citra tomografis, baik dalam 2 D maupun 3 D. Setelah dilengkapi dengan data demografis pasien, citra kemudian ditampilkan di layar komputer atau dicetak pada lembaran film sinar-X.

PET-CT SCAN SEBAGI PENDETEKSI KANKER Sel kanker mengonsumsi glukosa dalam jumlah yang lebih dari

PET-CT SCAN SEBAGI PENDETEKSI KANKER Sel kanker mengonsumsi glukosa dalam jumlah yang lebih dari sel di sekelilingnya. Konsumsi glukosa yang berlebihan di suatu tempat mengindikasikan adanya metabolisme sel kanker di tempat tersebut. Inilah yang dinamakan menemukan kanker dalam bentuk benih. Dengan menggunakan metode di atas, sel-sel kanker akan bersinar atau sedangkan sel normal tidak, karena FDG digunakan banyak oleh sel kanker sehingga aktif dan kelihatan.

HASIL FOTO PET-CT SCAN

HASIL FOTO PET-CT SCAN

SUMBER http: //fisikamedis. blogspot. com/2008/11/mempelajariotak-dengan-pet-eko. html http: //anieshaa. blogspot. com/2008/06/positron-emissiontomography-pet. html http: //imaging. wustl.

SUMBER http: //fisikamedis. blogspot. com/2008/11/mempelajariotak-dengan-pet-eko. html http: //anieshaa. blogspot. com/2008/06/positron-emissiontomography-pet. html http: //imaging. wustl. edu/Ollinger/Scatter%20 correction/sigpro. pdf

THANK’S

THANK’S