POLA PRODUKSI Klasifikasi ternak sapi Berdasarkan jenis kelamin
POLA PRODUKSI Klasifikasi ternak sapi Berdasarkan jenis kelamin : – Bull : Pejantan – Steer : dikebiri sebelum dewasa kelamin – Stag : dikebiri setelah dewasa kelamin – Cow : Sapi betina sudah beranak – Heifer : Sapi dara
Berdasarkan Umur • • Vealer : Pedet umur ± 3 bulan Calves : Pedet umur 3 – 12 bulan Yearling : Sapi umur 12 – 24 bulan Two Year Old : Sapi Dewasa umur 24 – 36 bulan • Older : Sapi umur > 36 bulan
• Animal Unit (AU) : adalah satuan untuk ternak yang didasarkan pada jumlah pakan yang dapat dikonsumsi oleh seekor sapi betina dewasa • Menurut Ensminger (1978) : • - Bull = 1, 3 AU. • - Cow = 1 AU. • - Heifer = 0, 8 AU. • - Calf = 0, 6 AU.
Menurut Lenggu (1982) : • Pejantan dan Induk • Sapi Muda < 1 tahun • Pedet Didalam Ranch : • Pejantan • Induk dan Induk bunting • Steer (2 tahun) • Yearling (17 - 24 bulan) • Yearling (12 - 17 bulan) • Dara s/d 1 tahun • Pedet 3 bulan - disapih • Pedet < 3 bulan = 1 AU = 0, 5 AU. =0, 25 AU. = 1 AU. = 0, 9 AU. = 0, 8 AU. = 0, 65 AU. = 0, 5 AU. =0, 50 AU. = 0, 25 AU.
Feedlot Manual, NSW (1997) : 1 AU adalah seekor sapi betina dewasa yang bobot badannya 455 kg dengan konsumsi pakan 9, 1 kg bahan kering (2 % dari bobot badan).
POLA PRODUKSI Terbentuknya pola produksi dipengaruhi: 1. Segi wilayah. 2. Skala usaha. 3. Pola usaha. 4. Tujuan usaha/cara produksi.
SEGI WILAYAH. Kondisi wilayah dibagi 2 : a. Intensif, - wilayah padat penduduk, sapi dikandangkan (Jawa, Madura, Bali dan Lombok ) b. Ekstensif, - wilayah jarang penduduk (Sumatra, NTT, Sulawesi Selatan), digembalakan di padang rumput
SKALA USAHA. Ditinjau dari besarnya usaha : • Skala usaha besar, - sapi > 40 AU. • Skala usaha sedang, - sapi 10 sampai 40 AU. • Skala usaha kecil, - sapi < 10 AU
POLA USAHA. Ditinjau dari pola usaha : • Peternakan tradisional, Tidak memperhitungkan input output usaha, ternak kerja dan penghasil pupuk. • Peternakan semi komersial Tambahan pendapatan dan konsumsi keluarga. • Peternakan komersial, Keuntungan optimal
Ditinjau dari tipologi usaha • Sambilan, (kontribusi < 30 %)* • Cabang Usaha, (kontribusi 30 – 70 %)* • Usaha Pokok, (kontribusi 70 - 100 %)* • Industri, (kontribusi 100 % )* *(kontribusi usaha ternak terhadap pendapatan keluarga)
TUJUAN USAHA Ditinjau dari tujuan usaha : • Usaha peternakan utama, Menggantungkan hidupnya dari usaha. • Usaha peternakan tambahan, usaha ternak sebagai usaha sambilan.
Pembinaan melalui 3 pola: • • Pola Unit Pelayanan Proyek (UPP) : Oleh pemerintah Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) : kerjasama (INTI) dengan (PLASMA) Pada sapi potong : PIR Penggemukan PIR Pakan PIR bakalan PIR Saham
Kendala PIR: – penyempurnaan sistem agribisnis (bakalan, budidaya dan pemasaran) – Penyempurnaan sarana dan prasarana (RPH, pengolahan daging, ketentuan). – Tenaga ahli dan pengawasan mutu. • Pola Swadana : Swadaya masyarakat
Program Produksi A. Cow and Calf Program (Program Induk dan Anak) • Menghasilkan pedet bakalan (feeder cattle), induk (Cow) dan anak (Calf) dipelihara bersama sampai penyapihan, (6 -7 bulan). • Pemeliharaan ekstensif (di pastura)
Keuntungan sapi di pastura : • • • Alamiah, bebas bergerak, udara segar dan sinar matahari Induk lebih tenang menyusui Pedet cepat adaptasi dengan hijauan, memilih rumput yang disukai.
B. Stocker Program (Pembesaran Pedet) • Pemeliharaan pedet umur 6 – 12 bulan. • Tujuan membesarkan pedet bukan menggemukan. • Pedet dara (betina muda), jantan atau jantan kebiri
Kebaikan program ini : • • Resiko kematian lebih kecil. Skala usaha bisa lebih besar Perputaran modal lebih cepat. Peralatan relatif sedikit. Kekurangannya : • Perlu keahlian dalam harga beli dan jual
Hal yang harus diperhatikan : • produksi kontinyu • menggunakan pakan hijauan
C. Finishing Program. 1. Fat Calf Program. – Menggemukan pedet jantan (sapi perah). – Digemukan sampai umur < 1 tahun, lepas kolostrum ( 7 -10 hari).
Pemberian kolostrum mutlak: a. Mengandung antibody. b. Kandungan proteinnya lebih tinggi. c. Kandungan vitamin banyak (vit A, B 2, C). d. Sifat laxatif, membantu alat pencernaan.
• diberi susu penuh 10 %/bb/hari, • susu pengganti (milk replacer). • Penggemukan 6 - 8 minggu dengan BB 200250 pounds, pakan cair (susu) tanpa konsentrat / hijauan, • Serat daging halus, lembek dan lemak tidak ada, daging merah pucat (kurang Fe) /veal.
Fat Calf Program cukup fleksibel. Hasil produksi > biaya produksi, program jalan. Sebaliknya, milk replaiser diganti konsentrat protein 16 -20 %.
2. Baby Beef Program. Penggemukan pedet dipotong umur 12 -18 bl Alasan : • Tersedianya bahan pakan • Konsumen daging sapi muda Perlu diperhatikan : • Perlu induk dan jantan yang baik, • Kelahiran diatur saat pakan banyak
Cara program Baby Beef. • Pedet bersama induk tanpa bijian s/d disapih (± 6 bl). Kemudian diberi bijian (Dry lot fattening). • Menggunakan “creef-feed”. waktu lebih pendek. BB 650 kg umur 12 -15 bulan. • Kelahiran tepat, BB 300 - 375 kg umur 10 -11 bulan.
Baby Beef cara ini disebut Ultra Baby Beef • Daging disukai konsumen karena empuk dan sedikit lemak.
3. Yearling. • Digemukkan umur 1 th selama 4 - 6 bulan. • Dry Lot Fattening diberi bijian (jagung, kedelai atau biji kapas). • Dagingnya empuk, warna kemerahan dan serat daging lebih kasar. • Lemak relatif sedikit dan flavor daging lebih terasa.
4. Two Years Old. • Digemukan umur 2 th, lama 6 - 8 bulan. • Pasture Fattening dengan “Rotation system” di pastura. • Serat daging diliputi jaringan lemak (marbling), lemak extra musculair (lemak tubuh) cukup banyak. • Daging lebih merah dan seratnya sudah kasar
VI. Pure Breed Program. • Memproduksi bangsa-bangsa sapi murni • Membentuk bangsa baru atau meningkatkan nilai genetik • Seleksi ketat dan individu punya catatan tersendiri, • Tenaga khusus berpengalaman. • sapi yang dihasilkan nilai ekonomis tinggi (mahal)
- Slides: 29