POLA PANGAN DAN BUDAYA di INDONESIA Oleh HISAN

POLA PANGAN DAN BUDAYA di INDONESIA Oleh : HISAN, SP. , M. Si PROGRAM STUDI S 1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN - UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA 2020

Pendahuluan Pola makan pada dasarnya merupakan konsep budaya Menurut Koentjaraningrat faktor sosial budaya yang berpengaruh terhadap kebiasaan makan dalam masyarakat, rumah tangga dan individu meliputi: apa yang dipikirkan, diketahui dan dirasakan menjadi persepsi orang tentang makanan dan apa yang dilakukan dipraktekkan orang tentang Pola makan cara atau perilaku yang makanan dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari, yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial, dan budaya di mana mereka hidup

Metode yg digunakan untuk pengukuran pola makan untuk individu, antara lain 1 2 3 4 5 • Metode Food recall 24 jam • Metode estimated food records • Metode penimbangan makanan (food weighing) • Metode dietary history (wawancara, frekuensi penggunaan, pencatatan konsumsi) • Metode frekuensi makanan

1. Terbentuknya Pola Hidangan Makanan Pola makan • Adalah jumlah pangan secara tunggal maupun beragam yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis • pola makan yg beranekaragam diharapkan dapat memperbaiki mutu gizi makanan seseorang Kebiasaan pola makan dipengaruhi oleh • variable lingkungan di mana masyarakat itu hidup (wilayah pedesaan, wilayah pesisir dan pantai, wilayah urban dan wilayah perkotaan), lingkungan cultural, dan populasi penduduk • Berawal dari budaya kelompok tertentu, saat ini sudah mulai muncul etika makan yang dijadikan alat kontrol untuk mengukur budaya seseorang dalam makan.

Dengan adanya kebiasaan atau pola makan yang berkembang di setiap daerah dan dalam diri tiap masing-masing individu, maka terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola makan, yaitu • • (1) faktor ekonomi; (2) faktor sosial budaya; (3) agama; (4) pendidikan; (5) lingkungan; (6) gaya hidup; (7) ketersediaan pangan; dan (8) jumlah anggota keluarga

2. Pola Pangan Sebagai Produk Budaya merupakan hasil pengungkapan diri manusia ke dalam materi sejauh diterima dan dimiliki oleh suatu masyarakat dan menjadi warisannya • Makanan bukan hanya sebagai produk organik hidup dengan kualitas biokimia tertentu, tetapi makanan dapat dilihat sebagai gejala budaya. • Berbicara tentang konsep makanan, makanan dapat berasal dari laut, darat, mencakup tanaman yang dibudidayakan dan makanan yang dijual di pasar, baik pasar tradisional maupun pasar modern Berbagai pandangan hidup masyarakatnya telah memunculkan gejala budaya terhadap makanan • Suatu kelompok masyarakat memiliki “ijin” akan makanan yang boleh dan tidak boleh disantap • “Ijin” tersebut menjadi semacam pengesahan atau legitimasi yang muncul dalam berbagai peraturan yang sifatnya normatif

3. Nilai Sosial Pangan dan Makanan Pangan sebagai fungsi nilai sosial ada kaitannya dengan pemahaman terhadap situasi status gizi kelompok personal dalam masyarakat Selain itu pangan juga ada kaitannya dengan kebiasaan makan, yaitu cara pandang masyarakat terhadap pangan yang dikaitkan dengan sosial, kultur, tekanan ekonomi, pilihan, dan pemanfaatan pangan tertentu. Fungsi nilai sosial pangan, yaitu: 1) Gastronomic; 2) Alat identitas budaya; 3)Agama dan kepercayaan; 4) Alat komunikasi; 5) Ekspresi status sosial ekonomi; 6) Simbol kekuasaan/kekuatan

- Slides: 8