POLA KERUANGAN KOTA Oleh Uyun Mustafidah Pengertian Kota

  • Slides: 25
Download presentation
POLA KERUANGAN KOTA Oleh: Uyun Mustafidah

POLA KERUANGAN KOTA Oleh: Uyun Mustafidah

Pengertian Kota, pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam

Pengertian Kota, pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam perundangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan. (Per. Men. Da. Neg no 287 pasal 1) Kota, sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur alami nonalami, dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibanding hinterland. (Bintarto)

Kota adalah lokasi dengan ciri-ciri: a. Kepadatan penduduknya lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kepadatan

Kota adalah lokasi dengan ciri-ciri: a. Kepadatan penduduknya lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kepadatan penduduk sekitarnya. b. Penduduk pada lokasi atau tempat tersebut sebagian besar tidak bergantung pada sektor pertanian dan tidak juga pada aktifitas ekonomi primer. c. Lokasi tersebut menjadi pusat kebudayaan, administrasi dan ekonomi bagi wilayah-wilayah disekitarnya. (Northam)

Karakteristik masyarakat dan kehidupan kota 1. Secara demografis (heterogen padat) 2. Secara ekonomi (bergerak

Karakteristik masyarakat dan kehidupan kota 1. Secara demografis (heterogen padat) 2. Secara ekonomi (bergerak dibidag industri, perdagangan dan jasa, pendapatan tidak seragam) 3. Secara sosiologis (individualis, komunikasi tidak langsung) 4. Budaya (multikultural, inovatif, dinamis)

Klasifikasi kota 1. Numerik (kuantitatif) Yaitu, berdasarkan jumlah penduduk, kepadatan, perbandingan jenis kelamin, dan

Klasifikasi kota 1. Numerik (kuantitatif) Yaitu, berdasarkan jumlah penduduk, kepadatan, perbandingan jenis kelamin, dan luas kota. 2. Non. Numerik (kualitatif) yaitu, berdasarkan tahapan perkembangannya, fungsi kota dan kondisi sodial penduduknya

Kota di indonesia menurut jumlah penduduknya • Kota kecil atau kota kecamatan (town ship):

Kota di indonesia menurut jumlah penduduknya • Kota kecil atau kota kecamatan (town ship): 20. 000 -100. 000 jiwa • Kota sedang atau kota kabupaten (town): 50. 000 -100. 000 jiwa • Kota besar: 100. 000 -1000. 000 m jiwa • Kota raksasa atau megapolitan: >14. 000 jiwa

Kota menurut fungsinya: . Kota pusat produksi (sebagai pemasok barang-barang yang dibutuhkan wilayah lain).

Kota menurut fungsinya: . Kota pusat produksi (sebagai pemasok barang-barang yang dibutuhkan wilayah lain). Contoh: a. Bukit asam dan ombilin (pemasok batubara) b. Bontang (pemasok gas alam cair) c. Bandung (pemasok tekstil) d. Cilegon (pemasok besi baja) e. Kota industri manufaktur: mengubah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Contoh: kota mojokerto (penghasil yodium)

2. Kota posat perdagangan (sebagai pusat perdagangan yang memiliki sarana penyalur bahn kebutuhan pokok

2. Kota posat perdagangan (sebagai pusat perdagangan yang memiliki sarana penyalur bahn kebutuhan pokok penduduk kota dan hinterlandnya. Contoh: a. Bremen (jerman): pusat perdagangan tembakau b. Tokyo (jepang): sebagai kota pelabuhan dan pusat industri serta perdagangan c. Philadelphia (AS): sebagai kota pelabuhan, jalur ekspor batubara dan baja

3. Kota pusat pemerintahan (pusat pemerintahan suatu negara atau wilayah yang lebih kecil) Contoh:

3. Kota pusat pemerintahan (pusat pemerintahan suatu negara atau wilayah yang lebih kecil) Contoh: jakarta 4. Kota pusat kebudayaan (berhubungan erat dengan adat istiadat yang berlku pada masyarakat setempat) Contoh: a. Tabunan (bali) b. Surakarta c. Yogyakarta d. Bukittinggi

5. Kota pusat kesehatan (menonjolkan pusat-pusat pelayanan kesehatan khusus bagi masyarakat) Contoh: a. singapura

5. Kota pusat kesehatan (menonjolkan pusat-pusat pelayanan kesehatan khusus bagi masyarakat) Contoh: a. singapura

Kota di indonesia menurut sejarah terjadinya 1. Kota pertambangan Contoh: a. sawahlunto. Bukit asam,

Kota di indonesia menurut sejarah terjadinya 1. Kota pertambangan Contoh: a. sawahlunto. Bukit asam, ombilin: penghasil batubara b. Bontang (kaltim), arun (aceh): penghasil gas alam c. Soroako (papua): penghasil nikel d. Dumai, sigli, lhokseumawe (aceh), sungai gerong, plaju, wonokromo, cepu, tarakan, balikpapan, dan sorong: penghasil minyak bumi

2. Kota perkebunan Membutuhkan lahan luas dan iklim yang sesuai Contoh: palembang, jambi, pematang

2. Kota perkebunan Membutuhkan lahan luas dan iklim yang sesuai Contoh: palembang, jambi, pematang siantar, bengulu, bogor, malang, lembang, subang, wonosobo 3. Kota perdagangan Memiliki lokasi yang strategis Contoh: a. Surabaya b. Palembang c. Cirebon d. Semarang e. Banda aceh

4. Kota kebudayaan atau kerajaan Kerajaan biasanya tumbuh di daerah yang subur, relief baik,

4. Kota kebudayaan atau kerajaan Kerajaan biasanya tumbuh di daerah yang subur, relief baik, air mudah didapat, strategis, dekat dengan sungai besar. Contoh: a. Yogyakarta b. Kartasura c. Surakarta d. Kediri e. Cirebon

Kota menurut tahap perkembangannya 1. Tahap eopolis: tahap perkembangan desa yang sudah teratur dan

Kota menurut tahap perkembangannya 1. Tahap eopolis: tahap perkembangan desa yang sudah teratur dan organisasi masyarakatnya sudah memperlihatkan ciri perkotaan 2. Tahap polis: cirinya kota masih bersifat agraris 3. Tahap metropolis: kehidupan ekonomi ditandai dengan sebagian orientasi penduduk mulai mengarah ke sektor industri. Contoh: jakarta, bandung, medan, surabaya dan makassar

4. Tahap megapolis: suatu tahap dimana ukuran wilayah perkotaan sudah sangat besar. Dalam beberapa

4. Tahap megapolis: suatu tahap dimana ukuran wilayah perkotaan sudah sangat besar. Dalam beberapa segi, kota ini telah mencapai titik tertinggi dan memperlihatkan tanda-tanda akan mengalami penurunan kualitas. 5. Tahap tyranopolis: cirinya ehidupan masyarakat telah dikasai oeh para tiran, diwarnai kekacauan dan tingkat kriminalitas sangat tinggi. 6. Tahap nekropolis: tahap perkembangan kota menuju kearah kematian

Pola keruangan kota 1. Inti kota (core or city) pusat kegiatan ekonomi, politik dan

Pola keruangan kota 1. Inti kota (core or city) pusat kegiatan ekonomi, politik dan budaya. Pusat kegiatan daerah (PDK), Centralbussines district (CBD) 2. Selaput inti kota berkembangnya inti kota dapat mengakibatkan beberapa pola unit kegiatan a. sentralisasi b. nukleasi

Dalam pengelompokkan berbagai unit kegiatan di kota muncul berbagai gejala: a. sentralisasi: tumbulnya gejala

Dalam pengelompokkan berbagai unit kegiatan di kota muncul berbagai gejala: a. sentralisasi: tumbulnya gejala pengelompokkan pusat kegiatan disuatu titik. Ciri: ramai di siang dan sore hari, dan sepi di malam hari (berupa perkantoran dan bank) b. Nucleasi: fungsi mirip PKD tetapi lebih kecil. c. Desentralisasi: yaitu gejala untuk menjauhi pusat kota sehingga muncul inti-inti baru di luar kota. d. Segregasi: munculnya kelompok-kelompok permukiman secara terpisah karena perbedaan status esosbud

3. Kota satelit: wilayah pemekaran kota yang masih memiliki sifat kota, merupakan sub koordinasi

3. Kota satelit: wilayah pemekaran kota yang masih memiliki sifat kota, merupakan sub koordinasi dari pusat-pusat kegiatan yang lebih besar Ciri-ciri: a. Memiliki pusat-pusat kecil di bidang industri (sebagai kota produksi) b. Terbentuk lebih dulu daripada sub urban c. Jumlah penduduk lebih banyak dibandingkan sub urban

4. Sub urban: jauh dari inti kota namun masih mancakup wilayah komuter area. Berfungsi

4. Sub urban: jauh dari inti kota namun masih mancakup wilayah komuter area. Berfungsi sebagai tempat tinggal para pekerja di kotandan pekerja manufakturndi kota satelit 5. Slums area (daerah kumuh di suatu wilayah kota)

Model struktur ruang kota

Model struktur ruang kota

Teori sektoral homer hoyt 1930 Pola perkembangan kota cenderung berdasarkan sektor-sektor dari pada lingkaran

Teori sektoral homer hoyt 1930 Pola perkembangan kota cenderung berdasarkan sektor-sektor dari pada lingkaran konsentrik. Menurut teori ini pusat kegiatan daerah terletak dipusat kota, perkembangan penggunaan lahan berkembang menurut sektor yang membentuknya. (dipengaruhu oleh bentuk lahan dan pengembangan jalan)

Struktur model sektoral

Struktur model sektoral

Teori inti berganda harris & ullman 1945 Di dalam suatu kota kadang-kadang terdapat tempat

Teori inti berganda harris & ullman 1945 Di dalam suatu kota kadang-kadang terdapat tempat tertentu yang berfungsi sebagai inti-inti kota dan pusat pertumbuhan baru. Hal tersebut menyebabkan ada beberapa inti dalam suatu wilayah perkotaan. Contoh tempat yang mejadi inti kota: wilayah industri, pelabuhan, jaringan jalan, perguruan tinggi, stasiun dll

Potensi dan permasalah kota Potensi sebuah kota secara fisik dan sosial 1. Fisik kota

Potensi dan permasalah kota Potensi sebuah kota secara fisik dan sosial 1. Fisik kota Lahan dimanfaatkan untuk pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas sosial (kesehatan, pendidik) 2. Sosial kota Keanekaragaman budaya

Permasalaha kota: 1. Tingkat urbanisasi yang tinggi menyebakan slums area, peningkatan kriminalitas, kemiskinan, dsb.

Permasalaha kota: 1. Tingkat urbanisasi yang tinggi menyebakan slums area, peningkatan kriminalitas, kemiskinan, dsb. 2. Tercemarnya air tanah, udara dan suara 3. Terjadinya kemacetan lalu lintas 4. Konflik sosial akibat multikultural