POKOK BAHASAN DASARDASAR ILMU TANAH I Pendahuluan Pengertian
POKOK BAHASAN DASAR-DASAR ILMU TANAH I. Pendahuluan: Pengertian tanah, Konsep tanah, dan Linkup Kajian tanah II. Komponen Tanah Bahan Anorganik Bahan Organik Tanah Udara tanah Air Tanah III. Pembentukan Tanah Faktor Pembentuk Tanah (Iklim, Batuan, Organisme, Relief, Waktu), Pelapukan Profil Tanah IV. Sifat-sifat Fisika Tanah Warna Tanah Tekstur Tanah Struktur Tanah Konsistensi tanah Bji, BJp. Porositas Tanah Ujian Tengah semester
IV. SIFAT FISIK TANAH
Sifat fisik tanah 1. Pendahuluan Pengertian tentang sifat, sifat tanah, sifat fisik tanah 2. Komponen sifat fisik tanah a. Warna tanah b. Susunan mekanik tanah 1. ukuran 2. tekstur 3. permukaan jenis 4. kerapatan 5. komposisi kimia c. Struktur tanah 1. struktur tanah sederhana – kersai -- pejal (masiv) 2. struktur tanah majemuk – remah, granuler, gumpal, tiang, lempeng
Sifat fisik tanah … d. Lengas tanah - daya tambat maksumum, - kapasitas Lapangan, tara lengas, - titik layu tetap, - koefisien higroskopis; - kering angin, - air hogroskopis, - air kapiler; -air gravitasi; air tak berguna, air tersediakan, air tak terediakan e. Konsistensi tanah pada keadaan: - kering; -lembap; - basah - jenuh; -Angka Atterberg (BC=BLA; BL; BG=BLB; S) f. Suhu dan sifat termal tanah - kapasitas termal; daya hantar termal, difusifitas termal, daya tambat termal, panas jenis, albedo, faktor yang memberdayai sifat termal tanah.
V. SIFAT FISIK TANAH o Pendahuluan o Apa yang dimaksud sifat? Sifat adalah keadaan suatu benda yang tampak (dapat diamati) dan dapat diukur (baik secara kualitatif maupun kuantitatif) Contoh? o o Sifat tanah keadaan tanah yang tampak dan dapat diukur baik secara kualitatif maupun kunatitatif Contoh? o Sifat fisik (a) tanah adalah keadaan (perilaku) mekanik, termal, optik, koloidal, dan hidrologi tanah yang menghadirkan sejumlah parameter yang dapat diamati dan diukur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif Contoh?
a. Warna Tanah • • Merupakan salah satu sifat tanah yang jelas dan mudah diamati (bagi orang awam) Warna tanah tidak berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman, tetapi secara tak langsung berpengaruh terhadap suhu dan lengas tanah. Warna tanah dapat sebagai penanda proses pedogenesis yang telah dialami dan komponen tanah yang menonjol Dalam beberapa kasus warna tanah dapat untuk menduga produkti-vitas tanah.
Warna Tanah … • Penentu warna tanah adalah bahan koloid dan yang terdispers halus, misalnya oksida dan hidroksida Fe (besi) dan Al, dan humus. • Humus berwarna hitam atau coklat Oksida besi merah, coklat karat, atau kuning (warna hidratasi) Besi terreduksi kebiruan, kehijauan, atau biru hijau Bercak hasil oksidasi-reduksi tidak merata Mangan (Mn) penampakan warna gelap Kuarsa berwarna putih Batu gamping warna putih Tanah lembab tampak lebih gelap daripada tanah kering • • HITAM – COKLAT KARAT– COKLAT KELABU – MERAH – KELABU – Pencucian Humus tinggi KUNING -- PUTIH
Warna Tanah … • Pada semua profil tanah memperlihatkan perubahan warna dari satu horison ke horison berikutnya terutama pada tanah matang. • Pada tanah muda dan tanah sangat tua tidak memperlihatkan perubahan warna dari satu horison ke horison berikutnya. • Warna tanah diukur dengan buku MUNSELL SOIL COLOR CHART. Buku Munsell Soil Color Chart berisi 3 variabel untuk menentukan warna tanah: (1) hue: warna spektrum yang dominan (= panjang gelombang dominan) kualitas warna (2) value: menunjukkan tingkat kemudaan atau kegelapan suatu warna dalam sekala akromatik. Berkisar dari hitam murni – putih murni (gelap terangnya warna) (3) chroma: menunjukkan kemurnian relatif atau kekuatan dari warna spektrum.
sekop Pisau belati Buku catatan Buku Munsel Palu Geologi Hu e value altimeter Kompas chrom a p. H Truogh Klinometer Pita profil
• Buku MUNSELL terdiri atas 5 Hue pokok dan 5 hue tengah (Hue utama) • Hue pokok meliputi: merah (R), kuning (Y); hijau (G); biru (B), dan ungu (P) Hue tengah meliputi: kuning-merah (YR); hijau kuning (GY); biru-hijau (BG); ungu-biru (PB); dan merah-ungu (RP). Jadi Hue utama ada 10. Tiap hue utama dibagi menjadi 4 tembereng sama besar, mewakili 4 jangka visual yang sama. Tiap tembereng ditanadai dengan angka sebagai awal lambang Hue 2, 5 YR; 7, 5 YR; 10 YR. jadi Hue utama ada 40 tembereng. • • Value dibagi menjadi 10 tingkat 0 (hitam) -10 (putih murni). 5 kelabu murni. 6 -9 kelabu muda, 1 -4 kelabu tua. Value tanah antara 2 dan 8. Chroma dibagi menjadi 20 tingkat 0 (warna akromatik = netral) dan 20 (warna spektral terkuat) Chrima tanah antara 0 -8.
Warna yang diperoleh dipengaruhi oleh (1). Pencahayaan kualitas cahaya mahari terang terbaik tengah hari (2). sudut pengamatan sudut datang cahaya Kadar air tanah yang tinggi menurunkan Value dan Chroma tanah Permukaan bongkah tanah yang kasar memencarkan arah pantulan cahaya dan menyebarbedakan intensitas cahaya. Oleh karena itu, pada pengamtan warna tanah harus diperhatikan kelengasan tanah, dan permukaan bongkah tanah.
Hue untuk tanah normal dibedakan menjadi: 5 R; 7, 5 R; 10 R; 2, 5 YR; 7, 5 YR; 10 YR; 2, 5 Y; 5 Y R = Red, Y = Yellow, YR = Yellowish Red Hue untuk tanah tereduksi (gley) yaitu: 5 G; 5 GY; 5 BG dan N (netral) Value dibedakan dari 0 sampai 8, makin tinggi value menunjukkan warna makin terang. Chroma dibagi dari 0 sampai 8, makin tinggi chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan warna spektrum makin meningkat.
Notasi dalam buku Munsell Soil Color Chart Misal: 10 YR 4/6 Hue = 10 YR Value = 4 Chroma = 6 Nama warna: merah
b. Susunan Mekanik Tanah (1) Ukuran zarah tanah Ukuran diameter zarah > 2, 0 mm batu/batuan 2, 0 -20 mm kerikil < 2, 0 mm bahan tanah halus (fine earth) Bahan tanah halus -pasir 2, 00 -0, 02 mm pasir kasar 2, 0 -0, 2 mm pasir halus 0, 2 -0, 02 mm -lanau 0, 02 -0, 002 mm -Klei < 0, 002 mm (lempung UGM+ITB, liat IPB): Sistem sejagat (International)
Bahan tanah halus Pasir : 0, 05 – 2, 00 mm Pasir sangat kasar Pasir sedang Pasir halus Pasir sangat halus 2, 00 – 1, 00 mm 1, 00 - 0, 50 mm 0, 50 – 0, 25 mm 0, 25 -1, 00 mm 0, 10 -0, 05 mm Lanau 0, 05 -0, 002 mm USDA system lanau kasar 0, 05 – 0, 02 mm lanau sedang 0, 02 -0, 005 mm lanau halus 0, 005 -0, 002 mm Klei < 0, 002 mm Klei kasar 0, 002 -0, 0002 mm (inorganic). Klei sedang 0, 0002 -0, 00008 mm Klei halus < 0, 0008 mm koloid
(2) tekstur tanah * Tekstur tanah: perbandingan relatif antar fraksi tanah (pasir, debu dan liat) dalam suatu masa tanah. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. * Ukuran fraksi tanah: pasir: 2 mm s/d 50 µm debu: 50 µm – 2 µm klei : < 2 µm
Macam-macam kelas tekstur tanah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Pasir berloam Loam berpasir Loam Analisis granulometri Loam berlanau 1. % pasir (0, 05 -2, 0 mm) diayak Lanau 2. % lanau (silt) (0, 002 -0, 05 mm) pipet 3. % klei (clay) ( < 0, 002 mm) pipet Loam berklei Loam klei berpasir Loam klei berlanau Segitiga tekstur Klei berpasir Klei berlanau Klei
debu klei pasir
pasir Loamy sand Sandy Loam Silty loam Silt loam Sandy clay Silt loam
Cara cepat menentukan tektur tanah Geluh = lempung = loam Lempung = liat = Clay Pasiran = berpasir = sandy
Tanah dikatakan bertekstur pasir, apabila kandungan pasir minimal 70% Tanah dikatakan bertekstur klei, apabila kandungan klei minimal 35% Bila tidak termasuk keduanya, digolongkan bertekstur loam.
Contoh: Suatu tanah mengandung: Klei = 40% Lanau = 35% Pasir = 25% Tekstur tanah tsb adalah ……………. . Suatu tanah mengandung: Klei = 10% Lanau = 15% Pasir = 75% Tekstur tanah tsb adalah …………… Suatu tanah mengandung: Klei = 25% lanau = 35% Pasir = 40% Tekstur tanah tersebut adalah …………….
. Batas kuliah
c. Struktur tanah adalah susunan zarah-zarah tanah (pasir, debu, dan klei) membentuk pola keruangan (bangun). Proses yang membangkitkan pembentukan struktur tanah adalah : (1). penjonjotan proses elektrokinetik pengendapan zarah dari suspensi (2). agregasi. penggabungan jonjot-jonjot tanah menjadi gumpalan Penjonjotan menjadi prasarat agregasi dan agregasi menjadi prasarat sementasi. Struktur tanah dibedakan atas: (1) bentuk atau tipe struktur sedrhana dan majemuk (2) ukuran atau kelas struktur sangat halus, sedang, kasar, sangat kasar (3) kemantapan atau derajat struktur ketahanan agregat melawan dispersi
(1). Bentuk Struktur sederhana 1. kersai: zarah tunggal tidak teragregasi pasir 2. pejal: zarah memadu merata kerak tanah Struktur majemuk 1. remah: membola, tersusun longgar, banyak pori 2. granuler: membola, tersusun lebih rapat, sedikit pori 3. gumpal: bak-kubus, tersusun rapat, sedikit pori gumpal menyudut: kubus bersudut tajam, berbidang rata, sedikit pori gumpal membulat: kubus bersudut tumpul, berbidang cembung, berpori lebih banyak. 4. tiang: sumbu tegak > sumbu mendatar , berpori terbatas kearah tegak prismaik: bidang atas datar kolumner: bidang atas cembung
prismatik Gumpal membulat Gumpal menyudut c a b kolumner
(2). ukuran atau Kelas Struktur 1. Sangat halus, kasar 2. Halus, 3. Sedang, 4. Kasar, 5. Sangat struktur tanah Sebutan Lempeng Tiang Gumpal Remah dan granuler ………. (mm) ………. Sangat halus <1 < 10 <5 <1 Halus 1 -2 10 -20 5 -10 1 -2 Sedang 2 -5 20 -50 10 -20 2 -5 Kasar 5 -10 50 -100 20 -50 5 -10 Sangat kasar >10 > 100 > 50 >10
(3). Tingkat perkembangan Struktur 1. Lemah: bentuk satuan struktur tidak jelas, kemantapan kecil, sehingga bila diremas tanah hancur. 2. Sedang: bentuk satuan struktur cukup jelas. Kemantapan cukup, sehingga bila diremas sebagian besar bentuk satuannya tetap, yang lain berupa pecahan agregat dan unit lain. 3. Kuat: bentuk satuan struktur cukup jelas. Kemantapan agregat cukup kuat, sehingga bila diremas bentuk satuannya tetap utuh.
d. Lengas tanah (soil moisture) Lengas adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh gaya ikat ma osmosis, dan kapiler. Gaya ikat matrik (ψm) dibangkitkan oleh zarah tanah, Gaya ini dipengaruhi oleh peningkatan permukaan jenis tanah dan kerapatan muatan elektostatik zarah Gaya ikat osmosis (ψo ) dibangkitkan oleh zat terlarut di dalam air tanah Gaya ikat kapiler (ψp) dibangkitkan oleh pori-pori tanah berkaitan dengan tegangan muka air Gaya ikat matrik (ψm ), Gaya ikat osmosis (ψo ), Gaya ikat kapiler (ψp ) diseb Potensial lengas tanah = tegangan lengas tanah = isapan lengas tanah nunjukkan kemampuan tanah menyimpan air.
Udara tanah Tanah (porus) Cairan tanah padatan tanah Tanah mengandung air lengas tanah Tanah mempunyai kerapatan Tanah mempunyai porositas (kesarangan)
Lengas tanah … Tegangan lengas tanah dinyatakan dalam satuan cm H 2 O atau bar atau p. F 1 bar = 0, 9869 atm = 105 Pa = 75, 007 cm Hg bar = cm H 2 O /1000. p. F = log cm H 2 O, 0, 9869 atm = 1000 cm H 2 O 1 atm = 1013, 3 cm H 2 O = 76 cm Hg Tegangan lengas (Tl) tanah = 0 cm H 2 O atau 0 bar tak ada tegangan lengas tanah kering oven = 107 cm H 2 O = 104 bar atau p. F 7. Klasifikasi air dalam tanah atas dasar tegangan lengas (Tl) tanah) 1. Kapasitas tambat maksimum: tanah jenuh, semua pori terisi air, tegangan 0 cm air, 0 bar atau
Lengas tanah … 2. Kapasitas Lapangan (KL) jumlah air dalam tanah setelah air gravitasi tersingkirkan. Tegangan lengas tanah 346 cm H 2 O, 0, 346 bar, p. F = 2, 54 (= log 346). 3. : Tara Lengas (TL): jumlah air dalam tanah, setelah dipusing 1000 g, 40 menit. Tegangan 1000 cm air, p. F =3, 0 4. Titik Layu Tetap (TLT) jumlah air dalam tanah yang menyebabkan tanaman mulai gejala layu, kadar air tak cukup untuk memasok jumlah air untuk menjaga turgor. Tl = 15. 849 cm H 2 O atau 15, 85 bar, p. F = 4, 17 (= log 15. 849) 5. Kering Angin (KA) Jumlah air dalam tanah setelah tanah diangin-anginkan di
Lengas tanah … 6. Kering Oven (KO): jumlah air dalam tanah setelah dioven pada suhu 105 -110 OC. 16 -18 jam, TL = 107 cm H 2 O, 10. 000 bar atau p. F = 7, 0. (= log 107 ) 7. Koefisien Higroskopis (KH) jumlah air yang dijerap permukaan zarah tanah dari uap air yang KN 100 %. Tegangan lengas tanah 31. 623 cm H 2 O atau 31 bar, atau p. F = 4, 5 (log 31. 623). Lengas tanah, selain dinyatakan dalam ukuran tegangan lengas (cm H 2 O atau bar, atau p. F ) juga dinyatakan dalam persentase (%). Kadar air = Ka = (bobot air dalam tanah, g)/bobot tanah kering oven, g) x 100 % bobot air = air ; bobot tanah kering oven (BTKo)
. Klasifikasi lengas tanah secara fisik -air bebas = air gravitasi: air dalam tanah pada kondisi jenuh, antara jenuh dan kapasitas lapangan -air kapiler: air dalam pori-pori tanah yang dipegang pada TL dengan nilai p. F antara 2, 54 dan 4, 5 -air higroskopis: air dipermukaan zarah tanah pada TL dengan nilai p. F antara 4, 5 dan 7, 0 Klasifikasi lengas tanah secara biologi - air tak berguna = air bebas, TL dengan nilai p. F antara 0 dan 2, 54 - air tersediakan: air di dalam tanah antara Kap. Lapangan (KL) dan titik layu tetap (TLT). - air tak tersediakan: air dalam tanah pada TL > TL titik layu tetap (p. F > 4, 2)
0 jenuh Kap. lapangan Tara lengas Titik layu tetap Kering oven
f. Konsistensi Tanah Daya tahan tanah melawan gaya tusuk, dan deformasi Menunjukkan kekuatan daya ikat antarzarah tanah yang berhubungan dengan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah. lengas kering Ini berarti konsistensi dipengaruhi oleh kadar air (lengas tanah) Konsistensi tanah dapat diukur pada keadaan lembab, basah atau kering. Faktor lain yang menentukan konsistensi adalah bahan penyemen agregat tanah, bentuk dan ukuran agregat tanah, dan tingkat agregasi.
Konsistensi tanah …. Hubungan kohesi dan adhsi dengan kebasahan tanah. Konsistensi kohesi konsistensi adhesi kering lembab basah sangat basah jenuh
Dalam keadaan lembab: (kohesi dan adesi imbang) konsistensi dibedakan ke dalam gembur sampai teguh Dalam keadaan kering: tanah padat, konsistensi dibedakan ke dalam lunak sampai keras Dalam keadaan basah, dibedakan: (1) plastisitasnya, yaitu dari plastis sampai tidak plastis (2) kelekatannya, yaitu dari tidak lekat sampai lekat
Dalam keadaan kering: (kohesi tertinggi, tak ada adhesi) kadar air < TLT Konsistensi Perian Lepas Butir tanah lepas-lepas, Lunak Dengan sedikit tekanan antara jempol dan telunjuk tanah mudah hancur mejadi butiran, kohesi lemah Agak keras Tanah hancur dengan tekanan antara jempol dan telunjuk agak kuat Keras Tanah hancur dengan tekanan antara jempol dan telunjuk agak kuat-kuat Sangat keras Tanah tahan terhadap tekanan antara jempol dan telunjuk , tanah sulit dihancurkan dengan jari-jari tangan Sangat keras sekali Tanah sangat tahan terhadap tekanan antara jempol dan telunjuk , tanah tidak bisa dihancurkan dengan tangan
Dalam keadaan lembap: (kohesi seimbang dengan adhesi) Kadar air antara TLT dan Kap. lapangan Konsistensi Lepas Perian Butir tanah lepas-lepas, tidak ada ikatan antar butir Sangat gembur Dengan sangat sedikit tekanan antara jempol dan telunjuk tanah mudah hancur mejadi butiran Gembur Tanah dapat hancur dengan sedikit tekanan antara jempol dan telunjuk Teguh Tanah hancur dengan tekanan sedang antara jempol dan telunjuk Sangat teguh Tanah hancur dengan tekanan kuat antara jempol dan telunjuk yang kuat Sangat teguh sekali Tanah sangat tahan terhadap remasan tangan, kecuali dengan tekanan yang sangat kuat.
Dalam keadaan basah: (kohesi < adhesi) Kadar air > Kap. Lapangan Kelekatan Konsistensi Perian Tidak lekat Tidak ada masa tanah tertinggal (tidak melekat) baik pada Jempol dan telunjuk bila tanah ditekan di antara jempol dan telunjuk Agak lekat Sedikit masa tanah tertingal (melekat) bila tanah ditekan di antara jempol dan telunjuk Lekat Masa tanah melekat baik pada Jempol dan telunjuk. Sangat lekat Masa tanah melekat kuat baik pada Jempol dan telunjuk, bila ditarik tanah mulur (elastis) Sangat lekat sekali Tanah sangat melekat baik pada Jempol dan telunjuk, dan sulit dilepaskan
Dalam keadaan basah: (kohesi < adhesi) Kadar air > Kap. Lapangan Plastisitas Konsistensi Perian Tidak plastis Bila 4 cm gulungan tanah dan ketebalan 0, 6 cm dipegang ujungnya hancur Agak plastis Bila 4 cm gulungan tanah dan ketebalan 0, 6 cm dapat dibentuk dan bila ketebalannya diubah menjadi 0, 4 cm akan hancur Plastis Bila 4 cm gulungan tanah dan ketebalan 0, 4 cm dapat dibentuk dan bila ujungnya dipegang tidak rusak bentuknya Sangat plastis Bila 4 cm gulungan tanah dan ketebalan 0, 2 cm dapat dibentuk dan bila ujungnya dipegang tidak rusak bentuknya
Angka ATTERBERG 1. Merupakan angka-angka tentang kadar air tanah pada beberapa macam keadaan. 2. Angka Atterberguna dalam penentuan tindak pengolahan tanah, karena pengolahan tanah sulit dilakukan kalau tanah terlalu kering atau terlalu basah. 3. Sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan angka Atterberg adalah:
Puncak adhesi BL Puncak BC adhesi BLA BG BLB BBW Lumpur Sangat basah BC = BLA: lengas tanah yang membatsi lumpur dan padat BL: lengas tanah yang konsistensinya berubah dari lekat ke tak lekat BG = BLB: lengas tanahy ang membatasi konsistensi liat dan setengah padat S : BC-BL dimana BC < BL IP : BLA – BLB BBW: lengas tanah pada konsistensi setengah padat dan padat JO = BLB-BBW
1. Batas mengalir (batas cair = liquid limit = BC) Kadar air (lengas) yang membatasi keadaan lumpur dan padat 2. Batas melekat (BL) kadar air (lengas) dari lekat ke tak-lekat. Adhesi mencapai puncak. BL bisa di atas atau di bawah BC 3. Batas gulung (menggolek) - BG = batas liat bawah (BLB) kadar air yang membatasi antara konsistensi liat dan setengah padat 4. Batas berubah warna (batas ganti warna) = Batas kerut 5. Indeks plastisitas = BLA –BLB = BC -BG 6. Jangka olah = BLB - BBW
e. Kerapatan tanah (δ) Kerapatan tanah: nilai nisbah bobot tanah dan isi tanah. δ = G/V ………………………. . (1) Keterangan: G = bobot tanah (g), V = isi tanah (cm 3) Tanah adalah benda padat yang sarang (poreus). Tersusun dari padatan (zarah atau patikel) dan pori-pori, maka berat tanah (Bt) = berat partikel (zarah) (Bz), dan Isi tanah = Isi partikel (zarah) (Vz)+ isi pori-pori (Vp). δ sebagai kerapatan lindak = BV = Bji = Bz/(Vz+Vp) ……………. (2) δ sebagai kerapatan zarah = BP = BJp = Bz/Vz ………………. (3) BJp >> Bji !!, [BJp-Bji] keadaan pori porositas = kesarangan (η)
Udara tanah Tanah (porus) Cairan tanah padatan tanah Tanah mengandung air Tanah mempunyai kerapatan Tanah mempunyai porositas (kesarangan)
Bji rata-rata beberapa kelas tekstur tanah Tekstur BJi Pasiran (sand) 1, 58 Pasir berloam (loamy sand) 1, 52 Loam berpasir (sandy loam) 1, 47 Loam klei berpasir (sandy clay loam) 1, 44 Loam klei berdebu (silty clay loam) 1, 40 Loam (loam) 1, 39 Loam berdebu (silty loam) 1, 36 Klei berpasir (sandy clay) 1, 33 Loam berklei (clay loam) 1, 31 Klei berdebu (silty clay) 1, 26 Klei (cley) 1, 23 Sumber: Wolf dan Snyder (2003) Bji > 1, 4 g/cm 3 batas kerusakan tanah
. BJi Tekstur Ideal BJi Bji berpengaruh pertumbuhan akar Bji yang hambat pertumbuhan akar ---------------- (g/cm 3 ) ----------------Pasiran, pasir geluhan < 1, 69 > 1, 8 Geluh pasir, geluh <1, 4 1, 63 > 1, 8 Geluh klei pasir, geluh klei < 1, 4 1, 60 > 1, 75 Lanau, geluh lanau < 1, 3 1, 60 > 1, 75 Geluh lanau, gelh klei lanauan < 1, 4 1, 55 > 1, 65 Klei pasiran, klei lanau, geluh klei <1, 10 1, 49 > 1, 58 Kleian <1, 10 1, 39 > 1, 47
Apa peran menentukan Bji? Bji = 1, 2 kg/dm 3 tanah tenggelam di air Bji = 1, 0 kg/dm 3 tanah melayang di air Tanah seluas 1 ha = 1 hm 2 = 100 m x 100 m dan keteblan lapis olah 25 cm, maka berat tanah I 1 ha adalah Bji = 1, 2 kg/dm 3 = bobot tanah 1 ha/ Volume tanah 1 ha bobot tanah 1 ha = x vol tanah 1 ha = 1000 dm x 2, 5 dm = 2, 5 x 10 6 dm 3 1, 2 kg/dm 3 = (x/2, 5 x 106 dm 3) maka x = 1, 2 x 2, 5 x 106 kg = 3, 0 x 106 kg = 3. 000 ton Jadi bobot tanah 1 ha, (Bji = 1, 2 kg/dm 3 , dan ketebalan 25 cm) adalah 3. 000 ton.
Kerapatan tanah (δ) … BJp >> Bji !!, [BJp-Bji] keadaan pori porositas = kesarangan (η) η (%) = [100 – {(Bji/BJp) x 100}] = (1 -Bji/BJp) x 100 …………… (4) BJp = 2, 65 Zarah tanah tersusun atas bahan mineral dan bahan organik tanah. Oleh karena itu, BJp perlu dikoreksi terhadap bahan organik tanah η (%) = [100 – {(Bji/(2, 65 -(0, 02 x % BOT)) x 100}] 0% Porositas tanah < 20 - >70 % 100 %
. Terimakasih
Tugas 1. Tanah sebagai sumberdaya 2. Tanah sebagai ekosistem 3. Curah hujan dan suhu sebagai faktor pembentuk tanah 4. Relief sebagai faktor pembentuk tanah 5. Organisme sebagai faktor pembentuk tanah 6. Batuan sebagai faktor pembentuk tanah 7. Sifat-sifat tanah cerminan pembentukannya Format: PENDAHULUAN mengantar ke pembahasan Judul Tugas Uraiannya (pembahasaan) KESIMPULAN hasil uraianya Akreditasi PS Agrotek DAFTAR PUSTAKA A (Exellent) !!!
A. BATAS-BATAS HORISON
Batas suatu horison dapat terlihat jelas atau baur. • Dalam pengamatan di lapangan dibedakan: (1) nyata (lebar peralihan < 2, 5 cm) (2) jelas (lebar peralihan 2, 5 – 6, 5 cm) (3) berangsur (lebar peralihan 6, 5 – 12, 5 cm) (4) baur (lebar peralihan > 12, 5 cm) • • Bentuk topografi batas horison: rata, berombak, tidak teratur atau terputus.
- Slides: 62