Pluralisme Hukumsebagai Konsep dan Pendekatan Teoretis dalam Perspektif
Pluralisme Hukumsebagai Konsep dan Pendekatan Teoretis dalam Perspektif Global Sulistyowati Irianto
Konsep pluralisme hukum • Sebagai konsep akademik terus bergerak dan berubah • Konsep pada masa awal dan paradigma baru dalam Perspektif global
Sejarah perkembangan Pada masa awal (1960 -1970 -an) • Kebutuhan praktikal: keanekaragaman hukum dalam negara 2 merdeka • Kebutuhan teoretis: menjawab teori evolusionism abab 19 menjawab secara kritikal pendekatan “legal centralism”
Perkembangan awal • Pluralisme hukum adalah ko-eksistensi antara hukum negara dan hukum rakyat • John Griffiths: a. weak (classic, juristic): bentuk lain dari sentralisme hukum b. Strong, deep, new paradigm • Mapping of legal universe
Perkembangan 1990 -1 n • Tidak hanya membuat pemetaan, tetapi juga menunjukkan adanya interaksi, saling pengaruh dan adopsi di antara sistem hukum dalam satu arena sosial tertentu yang dikaji
PH dalam Perspektif global • Efek globalisasi dalam bidang hukum: interaksi, Inter- relasi, saling pengaruh, saling adopsi, tumpang tindih yang sangat rumit di antara hukum internasional, dan local. • Hukum dari wilayah tertentu dapat menembus ke wilayah-wilayah lain yang tanpa batas. • Hukum internasional dan transnasional dapat menembus ke wilayah negara-negara manapun, bahkan wilayah lokal yang manapun di akar rumput. • Hukum lokal diadopsi sebagian atau seluruhnya menjadi hukum internasional. Terjadi
• Globalisasi hukum: persoalan kenegaraan dan kerjasama non-kenegaraan yang berkaitan dengan intervensi humanitarian, promosi nilai-nilai demokrasi, “rule of law”, dan “transntional accountability” (Benda. Beckmann, et. al. 2005: 5)
Perspektif global • Pertama, hukum dipandang sangat memainkan peranan penting dalam globalisasi, karena hukum bersentuhan dengan domain sosial, politik, ekonomi. • Hubungan antara relasi kekuasaan dan hukum, dan bagaimana hukum menjadi kekuatan yang sangat besar dalam mendefinisikan kepentingan politik dan ekonomi dalam pergaulan antar kelompok dan bahkan antar bangsa. • Hukum sangat berkuasa, karena mengkonstruksi segala sesuatu dalam kehidupan kita, menentukan siapa kita dalam relasi dengan orang dan kelompok lain, dan mengkategorikan perbuatan kita dalam kategori salah dan benar.
• Kedua, siapa yang “menggerakkan” hukum ? aktor dan organisasi yang menjadi agent bagi lalu lintas bergeraknya hukum. • migrant worker, warga global (pedagang, ekspatriat), pegawai negeri (para diplomat ? ), NGO internasional, usaha dagang, dan mereka yang dapat berhubungan dengan dunia luar karena fasilitas alat komunikasi. Aktor-aktor inilah yang membuat hukum bergerak.
• Ketiga, pemahaman globalisasi dalam konteks sejarah sangatlah penting. • Globalisasi hukum sudah terjadi sejak dahulu: penjajahan, perdagangan, penyiaran agama • Hukum internasional dan traktat
kesimpulan • Kita tidak lagi dapat membuat mapping of legal universe: tidak ada lagi batas yang tegas antara hukum internasional, lokal karena adanya persentuhan, saling pengaruh penyesuaian diri dan adopsi • “Glocalizing“ process
kesimpulan • Penting utk melihat para aktor dan organisasi sebagai agent dari globalisasi hukum: Interaksi di antara para aktor dalam relasi-relasi kekuasaan dapat diamati dalam ruang-ruang negosiasi yang menyebabkan interaksi tersebut terus menerus diproduksi dan diubah oleh para aktor. • Secara metodologis: pendekatan multi-sited, karena masyarakat terhubung oleh relasi bisnis, politik, sosial, dan dihubungkan oleh penemuan teknologi komunikasi yang sangat menakjubkan (internet).
- Slides: 12