PHYSIOLOGY OF FLUID AND ELECTROLYTE I Njoman Widajadnja

  • Slides: 51
Download presentation
PHYSIOLOGY OF FLUID AND ELECTROLYTE I Njoman Widajadnja, Dr, M. Kes / Andreanyta Meliala,

PHYSIOLOGY OF FLUID AND ELECTROLYTE I Njoman Widajadnja, Dr, M. Kes / Andreanyta Meliala, Dr. , Ph. D AIFM

PENDAHULUAN “Everything is water” (Thales, 600 SM) 51 -71 % bagian tubuh adalah air

PENDAHULUAN “Everything is water” (Thales, 600 SM) 51 -71 % bagian tubuh adalah air Massa cairan : darah, sisanya berupa larutan seperti gel Tubuh manusia mirip seperti “pudding”

KOMPARTEMEN CAIRAN Cairan Tubuh: - Total = 40 L, 60% BB - Intra sel

KOMPARTEMEN CAIRAN Cairan Tubuh: - Total = 40 L, 60% BB - Intra sel = 25 L, 40% BB - Ekstra sel = 15 L, 20% BB - Interstisiil = 12 L, 80% CES - Plasma = 3 L, 20% CES

KESEIMBANGAN CAIRAN Agar tubuh mengalami hidrasi yang cukup, cairan yang masuk harus sama dengan

KESEIMBANGAN CAIRAN Agar tubuh mengalami hidrasi yang cukup, cairan yang masuk harus sama dengan cairan yang keluar dari tubuh Cairan Masuk: - Minuman (60%) dan makanan (30%) - Air metabolik atau oksidasi (10%) Cairan Keluar : - Urine (60%) dan feces (4%) - Insensible losses (28%), keringat (8%) Kenaikan osmolalitas plasma memicu rasa haus dan pelepasan ADH / AVP

WATER INTAKE AND OUTPUT

WATER INTAKE AND OUTPUT

PENGATURAN ASUPAN CAIRAN Pusat haus hypothalamus dipicu oleh - Penurunan volume plasma 10 -15%

PENGATURAN ASUPAN CAIRAN Pusat haus hypothalamus dipicu oleh - Penurunan volume plasma 10 -15% - Kenaikan osmolalitas plasma 1 -2% - Via input baroreceptor, angiotensin II dan stimuli lainnya - Hilang rasa haus pada saat minum air - Yang menghambat pusat haus - Mukosa mulut dan pharynx dalam keadaan basah - Aktivasi reseptor regangan ventriculus dan intestinal

REGULATION OF WATER INTAKE: THIRST MECHANISM

REGULATION OF WATER INTAKE: THIRST MECHANISM

DISORDERS OF WATER BALANCE: DEHYDRATION 1 Excessive loss of H 2 O from ECF

DISORDERS OF WATER BALANCE: DEHYDRATION 1 Excessive loss of H 2 O from ECF (a) Mechanism of dehydration 2 ECF osmotic pressure rises 3 Cells lose H 2 O to ECF by osmosis; cells shrink

DISORDERS OF WATER BALANCE: HYPOTONIC HYDRATION 1 Excessive H 2 O enters the ECF

DISORDERS OF WATER BALANCE: HYPOTONIC HYDRATION 1 Excessive H 2 O enters the ECF 2 ECF osmotic pressure falls (b) Mechanism of hypotonic hydration 3 H 2 O moves into cells by osmosis; cells swell

PENGATURAN PENGELUARAN AIR Kehilangan Cairan - “Insensible water losses” dari paru dan kulit -

PENGATURAN PENGELUARAN AIR Kehilangan Cairan - “Insensible water losses” dari paru dan kulit - Bersamaan dengan residu makanan di dalam feces. - Melalui urine

PENGARUH DAN REGULASI ADH / AVP - Absorpsi air di ductus collectivus proporsional dengan

PENGARUH DAN REGULASI ADH / AVP - Absorpsi air di ductus collectivus proporsional dengan pelepasan ADH /AVP - Kadar ADH/AVP yang rendah urine encer dan menurunkan volume cairan tubuh - Kadar ADH/AVP yang tinggi urine pekat - Osmoreceptor Hypothalamus memicu atau menghambat pelepasan ADH/AVP

- Pemicu pelepasan ADH/AVP yang spesifik - demam yang lama - berkeringat berlebihan -

- Pemicu pelepasan ADH/AVP yang spesifik - demam yang lama - berkeringat berlebihan - muntah-muntah, atau diarrhea - pendarahan hebat - luka bakar

MECHANISMS AND CONSEQUENCES OF ADH / AVP RELEASE

MECHANISMS AND CONSEQUENCES OF ADH / AVP RELEASE

WATER DEFICIT (AS % BODY WEIGHT) 1 -5 6 -10 11 -20 Thirst Dizziness

WATER DEFICIT (AS % BODY WEIGHT) 1 -5 6 -10 11 -20 Thirst Dizziness Delirium Vague discomfort Headache Spasticity Economy of movement Breathing Difficulties Swollen tongue Anorexia Tingling in limbs Inability to swallow Flushed skin Reduced blood volume Deafness Impatience Increased blood concentration Vailed vision Drowsiness Absence of salivation Wrinkled skin Increased heart rate Cyanosis Painful urination Increased rectal temperature Indistinct speech Numb skin Nausea Inability to walk Anuria

RELATION BERWEEN ENERGY EXPENDED (SPEED OF RACE) AND THE INTENSITY OF PERSPIRATION

RELATION BERWEEN ENERGY EXPENDED (SPEED OF RACE) AND THE INTENSITY OF PERSPIRATION

RELATION BETWEEN INTENSITY OF SWEATING AND VOLUNTARY HYPOHYDRATION

RELATION BETWEEN INTENSITY OF SWEATING AND VOLUNTARY HYPOHYDRATION

KESEIMBANGAN ELEKTROLIT - Elektrolit: garam, asam dan basa - Keseimbangan elektrolit biasanya mengacu pada

KESEIMBANGAN ELEKTROLIT - Elektrolit: garam, asam dan basa - Keseimbangan elektrolit biasanya mengacu pada keseimbangan garam saja. - Garam penting untuk = eksitabilitas saraf-otot = aktivitas sekresi = permiabilitas membran = kontrol thd. Gerak cairan - Garam masuk ke dalam tubuh melalui - pencernaan dan keluar melalui: = penguapan = feces = urine

ELECTROLYTE COMPOSITION OF BODY FLUIDS

ELECTROLYTE COMPOSITION OF BODY FLUIDS

SODIUM DALAM CAIRAN & KESEIMBANGAN ELEKTROLIT - Sodium memegang posisi sentral dalam cairan dan

SODIUM DALAM CAIRAN & KESEIMBANGAN ELEKTROLIT - Sodium memegang posisi sentral dalam cairan dan keseimbangan Elektrolit - Garam Sodium - 90 -95% zat terlarut di dalam CES - kontribusi 280 m. Osm dari 300 m. Osm konsentrasi zat terlarut di CES - Sodium merupakan kation terbesar di CES

- Sodium merupakan satu-satunya kation yang menimbulkan tekanan osmotik - Peran sodium dalam mengontrol

- Sodium merupakan satu-satunya kation yang menimbulkan tekanan osmotik - Peran sodium dalam mengontrol volume CES dan distrubusi air tubuh karena: - Sodium tekanan osmotik - Sodium menembus ke dalam sel dan dipompa keluar melawan gradien elektrokimiawinya -

- Kadar sodium di CES tetap konstan Perubahan kadar sodium plasma mempengaruhi: = volume

- Kadar sodium di CES tetap konstan Perubahan kadar sodium plasma mempengaruhi: = volume plasma, tekanan darah = vol. CIS dan interstisiil Mekanisme pengawasan asam basa ginjal adalah berpasangan dengan pengangkutan ion sodium

REGULASI KESEIMBANGAN SODIUM: ALDOSTERON - Reabsorpsi Sodium - 65% sodium di dalam filtrat direabsorpsi

REGULASI KESEIMBANGAN SODIUM: ALDOSTERON - Reabsorpsi Sodium - 65% sodium di dalam filtrat direabsorpsi di tubulus proksimalis - 25% di Ansa Henle - Bila kadar aldosteron tinggi, semua ion Na secara aktip di reabsorpsi - air mengikuti sodium jika permiabilitas tubulus meningkat ADH

- Mekanisme renin-angiotensin memicu pelepasan aldosteron - Keadaan ini diperantarai oleh juxtaglomerularis yang melepaskan

- Mekanisme renin-angiotensin memicu pelepasan aldosteron - Keadaan ini diperantarai oleh juxtaglomerularis yang melepaskan renin, sebagai jawaban thd: - stimulasi saraf simpatis = penurunan osmolalitas filtrat - penurunan regangan (o. k penurunan T. D) - Renin mengkatalisis produksi angiotensin II, yang menyegerakan pelepasan aldosteron - Sel korteks adrenal secara langsung dipicu untuk melepaskan aldosteron o. k kenaikan ion K di CES - Aldosteron produksi urine menurun dan meningkatkan volume darah.

REGULATION OF SODIUM BALANCE: ALDOSTERONE

REGULATION OF SODIUM BALANCE: ALDOSTERONE

SISTIM KARDIOVASA BARORESEPTOR Baroreseptor menyiagakan otak untuk meningkatkan volume darah T. D naik -

SISTIM KARDIOVASA BARORESEPTOR Baroreseptor menyiagakan otak untuk meningkatkan volume darah T. D naik - Simpatis aliran darah ginjal menurun - Arteriole dilatasi (parasimpatis) - GFR meningkat - Sodium dan pengeluaran air meningkat - Fenomena: “pressure diuresis”, menurunkan TD -Penurunan TD aksi berlawanan TD meningkat - ok kadar ion sodium volume cairan sehingga baroreseptor dipandang sebagai ‘reseptor sodium’

MECHANISMS AND CONSEQUENCES OF ANP (Atrial Natriuretc Peptida) RELEASE

MECHANISMS AND CONSEQUENCES OF ANP (Atrial Natriuretc Peptida) RELEASE

PEPTIDA NATRIURETIK ATRIAL - Menurunkan T. D dan volume darah dengan menghambat - event

PEPTIDA NATRIURETIK ATRIAL - Menurunkan T. D dan volume darah dengan menghambat - event yang memicu vasokonstriksi - ion sodium dan retensi air - Dilepaskan di atrium sebagai respons thd. regangan (kenaikan T. D) - Diuretik yang potent dan efek natriuretik - Memicu ekskresi sodium dan air - Menghambat produksi angiotensin II

PENGARUH HORMON THD. KESEIMBANGAN SODIUM Estrogen - Meningkatkan rabsorpsi Na. Cl tubulus renalis -

PENGARUH HORMON THD. KESEIMBANGAN SODIUM Estrogen - Meningkatkan rabsorpsi Na. Cl tubulus renalis - Retensi air selama siklus menstruasi - Edema selama kehamilan Progesteron - Menurunkan reabsorpsi sodium - Diuretik sodium dan air - Glukokortikoid meningkatkan reabsorpsi sodium dan memicu terjadinya edema

REGULASI KESEIMBANGAN POTASSIUM Kadar ion potassium CIS-CES relatip mempengaruhi potensial membran istirahat sel -

REGULASI KESEIMBANGAN POTASSIUM Kadar ion potassium CIS-CES relatip mempengaruhi potensial membran istirahat sel - Kadar berlebihan di CES menurunkan potensial membran - Terlalu sedikit hyperpolarisasi dan “nonresponsiveness” - Hyperkalemia dan hypokalemia - konduksi elektrik jantung berhenti - mati mendadak - Pergeseran ion H di dalam/luar sel - pergeseran potassium pada arah yang berbeda - mempengaruhi aktivitas sel eksitabel

DUCTUS COLLECTIVUS CORTICAL - Kurang dari 15% ion K yang difiltrasi dibuang melalui urine

DUCTUS COLLECTIVUS CORTICAL - Kurang dari 15% ion K yang difiltrasi dibuang melalui urine - Keseimbangan ion K dikontrol di ductus collectivus cortical dengan mengubah jumlah potassium yang disekresi ke dalam filtrat - Ion K yang berlebih diekskresi duct. collect. cort. - Bila ion K rendah sekresi minimal

PENGARUH KADAR POTASSIUM PLASMA - Ion K yang tinggi di CES sekresi ion K

PENGARUH KADAR POTASSIUM PLASMA - Ion K yang tinggi di CES sekresi ion K - Ion K yang rendah pembuangan ion K ditekan oleh duct. collectivus

PENGARUH ALDOSTERON - Memicu sekresi ion potassium sel prinsipal - Duct. Collectivus, setiap reabsorbsi

PENGARUH ALDOSTERON - Memicu sekresi ion potassium sel prinsipal - Duct. Collectivus, setiap reabsorbsi ion Na disekresi ion K - Kenaikan ion K di CES sekitar cortex adrenal - Pelepasan aldosteron - Sekresi potassium Catatan: Kadar potassium CES dikontrol melalui regulasi feedback pelepasan aldosteron

REGULASI KALSIUM (Ca) - Hiperkalsemia - Menghambat neuron dan sel otot - Menyebabkan aritmia

REGULASI KALSIUM (Ca) - Hiperkalsemia - Menghambat neuron dan sel otot - Menyebabkan aritmia jantung - Keseimbangan Kalsium dikontrol oleh - Hormon parathiroid (PTH) dan calcitonin

REGULASI KALSIUM DAN FOSFAT PTH memicu peningkatan kadar Kalsium - Tulang, PTH mengaktivkan osteoclast

REGULASI KALSIUM DAN FOSFAT PTH memicu peningkatan kadar Kalsium - Tulang, PTH mengaktivkan osteoclast mengurai matriks tulang - Intestinum absorpsi meningkat - Ginjal meningkatkan reabsorpsi kalsium dan menurunkan reabsorpsi fosfat - Reabsorpsi Kalsium dan Eksresi Fosfat terjadi secara berimbang

REGULASI KALSIUM DAN FOSFAT (lanjutan) Fosfat yang terfiltrasi diabsorpsi aktif di tubulus proksimalis -

REGULASI KALSIUM DAN FOSFAT (lanjutan) Fosfat yang terfiltrasi diabsorpsi aktif di tubulus proksimalis - Kadar Kalsium yang normal atau tinggi menghambat sekresi PTH - pelepasan kalsium tulang dihambat - kalsium dibuang melalui feces dan urin dalam jumlah besar -

PENGARUH KALSITONIN - Disekresi untuk merespons kenaikan kadar kalsium darah - Merupakan antagonis PTH

PENGARUH KALSITONIN - Disekresi untuk merespons kenaikan kadar kalsium darah - Merupakan antagonis PTH

REGULASI ANION - Khlorid, anion utama bersama dengan sodium di CES - Bila terjadi

REGULASI ANION - Khlorid, anion utama bersama dengan sodium di CES - Bila terjadi asidosis, reabsorbsi ion khloride sedikit - Anion lainnya transport maksimum dan kelebihan dibuang melaui urine

KESEIMBANGAN ASAM BASA - p. H Normal cairan tubuh - darah arteri : 7,

KESEIMBANGAN ASAM BASA - p. H Normal cairan tubuh - darah arteri : 7, 4 - darah vena dan cairan interstisiil: 7, 35 - cairan intrasel : 7, 0 - Alkalosis : p. H darah arteri di atas 7, 45 - Asidosis : p. H darah turun di bawah 7, 35

CONTINUOUS MIXING OF BODY FLUIDS

CONTINUOUS MIXING OF BODY FLUIDS

SUMBER ION HIDROGEN Sebagian besar ion H berasal dari metabolisme selluler 1. - asam

SUMBER ION HIDROGEN Sebagian besar ion H berasal dari metabolisme selluler 1. - asam fosforik CES protein-fosfor 2. - asam laktat respirasi anaerobik 3. - asam organik dan keton met. lemak 4. - ion hidrogen bikarbonat (transp. CO 2)

REGULASI ION HIDROGEN Kadar ion Hidrogen diatur melalui 1. Buffer kimiawi, dalam satuan detik

REGULASI ION HIDROGEN Kadar ion Hidrogen diatur melalui 1. Buffer kimiawi, dalam satuan detik 2. Pusat pernapasan (brain stem), dalam 1 -3 menit 3. Mekanisme renal, beberapa jam - hari

SISTIM BUFFER KIMIAWI - Asam kuat – seluruh ion H mengalami dissosiasi sempurna di

SISTIM BUFFER KIMIAWI - Asam kuat – seluruh ion H mengalami dissosiasi sempurna di dalam air - Asam lemah – dissosiasi sebagian di dalam air dan efisien dalam mencegah perubahan p. H - Basa kuat – mudah mengalami dissosiasi di dalam air - Basa lemah – menerima ion H lebih lambat (ion HCO 3 dan NH 3) Sistim buffer kimiawi utama - bikarbonat - fosfat - protein

- Bila asam kuat ditambahkan - ion H dilepaskan bersenyawa dengan ion bikarbonat asam

- Bila asam kuat ditambahkan - ion H dilepaskan bersenyawa dengan ion bikarbonat asam karbonat (asam lemah) - p. H larutan menurun sedikit - Bila basa kuat ditambahkan - bereaksi dengan asam karbonat sodium bikarbonat (basa lemah) - p. H larutan meningkat sedikit

Sistem Buffer Fosfat - Identik dengan sistim bikarbonat - Komponen: - garam sodium Fosfat

Sistem Buffer Fosfat - Identik dengan sistim bikarbonat - Komponen: - garam sodium Fosfat Hidrogen (H 2 PO 4) asam lemah - monohidrogen fosfat (HPO 4), basa lemah - Buffer effektif di urine dan cairan intra sel

Sistem Buffer Protein - Protein intrasel dan plasma merupakan buffer yang amat kuat dan

Sistem Buffer Protein - Protein intrasel dan plasma merupakan buffer yang amat kuat dan dalam jumlah besar - Beberapa asam amino memiliki - Kelompok asam organik bebas, asam lemah - Kelompok basa lemah (group mino) - Molekul amphoterik, molekul protein yang dapat berfungsi sebagai asam maupun basa lemah

SISTEM BUFFER FISIOLOGIS - Sistem Respirasi mengatur keseimbangan asam basa - Keseimbangan reversible -

SISTEM BUFFER FISIOLOGIS - Sistem Respirasi mengatur keseimbangan asam basa - Keseimbangan reversible - CO 2 terlarut dan air - asam karbonat dan ion hidrogen dan bikarbonat CO 2+H 2 O >H 2 CO 3 >H + HCO 3

- Hipercapnia atau kenaikan plasma ion H - nafas dalam dan cepat CO 2

- Hipercapnia atau kenaikan plasma ion H - nafas dalam dan cepat CO 2 - kadar ion H menurun - Alkalosis nafas lambat ion H meningkat - Gangguan sistim respirasi gangguan keseimbangan asam basa - asidosis respiratorik - alkalosis respiratorik

Mekanisme Renal - Mencegah asidosis metabolik, dengan membuang : fosfor, urat, asam laktat dan

Mekanisme Renal - Mencegah asidosis metabolik, dengan membuang : fosfor, urat, asam laktat dan keton - Pengaturan asam basa yang paling akhir adalah ginjal - Mekanisme utama - konservasi atau membentuk ion bikarbonat - membuang ion bikarbonat - Kehilangan ion bikarbonat = penambahan ion H - Reabsorbsi ion bikarbonat = kehilangan ion H - Ion H berasal dari dissosiasi asam karbonat - CO 2 bersama air di sel tubulus asam karbonat - Asam karbonat ion H dan ion bikarbonat

Thanks

Thanks