PERTEMUAN KE2 PEMBIDANGAN FILSAFAT DAN LETAK FILSAFAT HUKUM

PERTEMUAN KE-2 PEMBIDANGAN FILSAFAT DAN LETAK FILSAFAT HUKUM

• Untuk mencari kaitan antar filsafat dan filsafat h u k u m, p e r t a m a- t a m a p e r l u d i l a k u k a n pembidangan filsafat mengingat luasnya bidang f i l s a f a t t e r s e b u t. • A d a kecendurungan b a h w a bidang-bidang filsafat itu semakin bertambah namun demikian seringkali bidang-bidang telaah yang dimaksud belum memiliki kerangka analisis yang lengkap sehingga belum dapat disebut sebagai cabang. Dalam hal demikian bidang-bidang tersebut lebih tepat disebut sebagai masalah-masalah filsafat atau temat e m a f i l s a f a t

• Masing-masing ahli memberikan pembidangan sesuai dengan sudut pandangannya sendiris e n d i r i. • D. Runes dalam The Dictionary Of Philosophy (1963) membagi filsafat dalam tiga cabang utama yaitu : 1. O n t o l o g i --- menyelidiki t e n t a n g k e b e r a d a a n s e s u a t u 2. Epistimologi --- menyelidiki tentang asal, syarat, s u n a n, m e t o d e d a n validitas p e n g e t a h u a n. 3. Aksiologi --- menyelidiki tentang hakiki nilai, kriteria d a n k e d u k a n metafisis ( k e b e r a d a a n) s u a t u n i l a i

Cabang Filsafat Ontologi metafisika Epistimologi - logika - Metodologi - Filsafat Ilmu Aksiologi - Etika - Estetika

• Poedjawijatna membagi filsafat menurut obyeknya dalam enam bagian yaitu : 1. Onthologia/metafisika generalis (filsafat ada umum) 2. Theodicea (filsafat ada mutlak) 3. Kosmologia (filsafat alam) 4. Antropologia (filsafat manusia) 5. Etika (Filsafat tingkah laku) 6. Logika (Filsafat budi)

LETAK FILSAFAT HUKUM Filsafat hukum adalah sub dari cabang filsafat manusia yang disebut etika atau filsafat tingkah laku. Jadi tepatlah apabila dikat akan b a h w a filsafat m a n u s i a b e r k e d u k a n s e b a g a i genus, e t i k a s e b a g a i s p e c i e s d a n filsafat h u k u m s e b a g a i s u b s p e c i e s.

Antropologi FILSAFAT MANUSIA Etika Logika Filsafat Hukum

PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM Filsafat Hukum adalah cabang filsafat, yakni filsafat tingkah laku atau etika, yang mempelajari hakikat h u k u m. D e n g a n perkataan lain filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum secara filosofis. Jadiobyek filsafat hukum adalah hukum d a n o b y e k tersebut dikaji s e c a r a mendalam sampai inti dan dasarnya yang d i s e b u t d e n g a n h a k i k a t.

• Hakikat hukum dapat dijelaskan dengan cara memberikan suatu definisi tentang hukum. Menurut Immanuel Kant para ahli hukum masih mencari tentang apa definisi hukum (Noch Suchen die Juristen Eine Definition Zu Ihrem Begriffe Von Recht) • Definisi (batasan) tentang hukum yang dikemukakan para ahli h u k u m sangat beragam tergantung dari sudut m a n a m e r e k a m e l i h a t n y a.

• J. Van Kan mendefinisikan h u k u m sebagai keseluruhan ketentuan-ketentuan kehidupan y a n g bersifat m e m a k s a, yang melindungi kepentingan-kepentingan orang d a l a m m a s y a r a k a t. • Hans Kelsen menyatakan hukum terdiri dari norma-norma bagaimana orang harus b e r p r i l a k u. • Wirdjono Prodjodikoro menyatakan h u k u m adalah rangkaian peraturan mengenai tingkah laku orang-orang sebagai anggota suatu masyarakat. Satu-satunya tujuan dari hukum ialah menjamin keselamatan, kebahagian, dan t a t e r t i b d a l a m m a s y a r a k a t i t u.

• Filsafat hukum sering diidentifikasikan dengan jurisprudence yang diajarkan terutama di fakultas-fakultas di Amerika Serikat. Istilah Jurisprudence (Inggris) atau Jursiprudenz (Jerman) sudah digunakan dalam Codex Iuris Civilis di Jaman Romawi dan dipopulerkan oleh aliran positivisme hukum. • Kata jurisprudence harus dibedakan dengan kata jurisprudensi sebagaimana dikenal dalam sistem hukum Indonesia dan Eropa Kontinental pada umumnya, dimana istilah yurisprudensi lebih menunjuk pada Putusan Hakim yang diikuti oleh hakim-hakim lainnya

• Di Inggris jurisprudence berarti ajaran atau ilmu hukum agar tidak membingungkan istilah jurisprudence tidak diterjemahkan k e d a l a m b a h a s a Indonesia m e n j a d i yurisprudensi, tetapi dipertahankan dalam ejaan aslinya. Hal ini juga berlaku untuk p e n y e b u t a n aliran filsafat h u k u m sociological jurisprudence.

MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT HUKUM 1. Memberikan wawasan yang luas dan terbuka (holistik) di bidang hukum, dapat menghargai pemikiran, pendapat dan pendirian orang lain sehingga terhindar dari sikap arogan d a n a p r i o r i. 2. Memberikan sikap kritis dan radikal, sehingga dapat m e m a h a m i h u k u m tidak dalam arti h u k u m p o s i t i f s e m a t a. T e t a p i m a m p u memanfaatkan dan mengembangkan hukum s e c a r a b a i k

3. Menumbuhkan untuk berfikir inovatif, selalu mencari sesuatu yang baru sehingga hukum dapat dikembangkan ke arah yang dicitakan bersama (Rechtsvinding) 4. Berguna untuk membimbing dalam menganalisis masalah-masalah hukum secara rasional tidak hanya dari gejala-gejala yang tampak, tetapi sampai kepada analisis nilai yang akan membantu dan menentukan sikap bijaksana dalam menghadapi masalah konkrit. 5. Diharapkan calon sarjana hukum dapat menjadi pengemban amanat hukum profesinya.
- Slides: 14