Pertemuan Ke IV HAMA TANAMAN PERKEBUNAN Kina Lada
Pertemuan Ke IV HAMA TANAMAN PERKEBUNAN Kina, Lada, Cengkeh, Panili downloaded from: www. arwans. com arwan@arwans. com Tri Harjaka 1
HAMA KINA Perusak akar : nematoda Meloidogyne sp. Perusak batang : penggrek batang Zeuzera sp. Perusak daun : ulat api Setora sp. dan Thosea sinensis, ulat kipat Attacus sp. dan Cricula sp. , ulat jengkal Hyposidra sp. Euproctis sp. , Metanastria sp. Penghisap : kutu perisai Coccus viridis Tri Harjaka 2
Perusak Daun Ulat jengkal Hyposidra sp. Tri Harjaka 3
Ulat Api a. Ulat siput a b c d Chalcoceilis sp. b dan c. Thosea sp. d. Parasa sp. e. Setora sp. e Tri Harjaka 4
HAMA LADA Perusak akar : nematoda Radopholus sp. Perusak batang : kumbang Lephobaris sp. Perusak daun : penggulung daun Enarmonia sp. dan ulat api Thosea sp. Penghisap : kutu Aleyurodicus sp. , kepik Diconocoris sp. dan Helopeltis sp. Perusak buah kepik Dasynus piperis Tri Harjaka 5
Perusak Akar dan Batang Lada Serangan nematoda pada akar Tri Harjaka Kumbang Lophobaris sp. 6
Perusak Daun dan Buah Gejala tusukan di daun Telur dalam batang Kepik Helopeltis sp. Tri Harjaka Kepik Dasynus piperis 7
Pengelolaan Hama Lada Penerapan sistem pengamatan dini (Early Warning System) Pemilihan bibit sehat (bebas nematoda) Perlakuan insektisida sistemik untuk penggerek batang dan perlakuan penyemprotan insektisida kontak untuk kepik perusak batang, daun maupun buah Pemanfaatan jamur entomopatogen (Spicaria sp. ) untuk kepik penghisap Tri Harjaka 8
HAMA CENGKEH Perusak akar : nematoda Rotylenchulus reniformis Perusak batang : penggerek Nothopeus sp. Perusak daun : ulat bagong Carea angulata, ulat jengkal Dasychira sp. Tri Harjaka 9
Beberapa jenis kumbang perusak akar, batang atau daun Tri Harjaka 10
Gejala luka gerekan Nothopeus sp. Luka pada cabang Tri Harjaka Luka pada pangkal batang 11
Siklus hidup kumbang penggerek batang c a d b a. Telur, b. Larva dan c (pupa) dalam batang, d. . Kumbang dewasa Tri Harjaka 12
Pengelolaan Hama Cengkeh Secara mekanis dilakukan melalui pembersihan kelompok telur pada permukaan batang, pemusnahan larva penggerek dalam batang Secara kimiawi dilakukan dengan menginjeksikan insektisida kedalam batang, penyemprotan daun untuk mengendalikan ulat, kutu dan kepik perusak daun Tri Harjaka 13
HAMA PANILI Perusak batang : kumbang Omobaris sp. , Orchidophilus sp. Perusak daun : ulat bulu Negeta sp. , ulat jambul Dasychira sp. Perusak bunga : ulat Chliaria sp. Tri Harjaka 14
Perusak Batang Gejala gerekan pada batang dan daun Kumbang penggerek batang Omobaris sp. Tri Harjaka 15
Kumbang perusak daun Orchidophilus sp c a. Gejala luka gerekan pada batang b. Gejala lerusakan pada daun c. Kumbang Orchidophilus sp Tri Harjaka 16
Ulat perusak daun Tri Harjaka 17
Pengelolaan Hama Panili Sanitasi kebun/pembibitan Pemusnahan tanaman yang mengalami kerusakan berat dan dengan populasi hama cukup tinggi. Perlakuan insektisida kontak maupun lambung melalui penyemprotan Tri Harjaka 18
PENGAMATAN HAMA Tujuan pengamatan antara lain : Mengetahui jenis-jenis hama pada suatu komoditas Mengetahui perkembangan populasi hama dan kerusakannya pada tanaman Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan populasi hama Tri Harjaka 19
Objek Pengamatan Tanaman Hama Faktor lingkungan Tri Harjaka 20
Objek Pengamatan Tanaman Jenis tanaman Fase tumbuh tanaman Umur tanaman Bagian tanaman yang menjadi target serangan hama Hama Jenis hama Fase tumbuh hama Tri Harjaka 21
Jenis. Tanaman Berdasarkan komoditas : Tanaman perkebunan Tanaman hortikultura Tanaman pangan Berdasarkan umur : Tanaman tahunan Tanaman semusim Tanaman pirenial Tri Harjaka 22
Bagian tanaman yang diamati disesuikan dengan jenis hama yang menyerang Akar Batang Daun Bunga Buah Tri Harjaka 23
Bentuk gejala serangan hama pada bagian tanaman Luka gerekan Luka korokan Luka tusukan Gulungan/lipatan daun Gall Tri Harjaka 24
Jenis Hama Klasifikasinya Biologi dan distribusinya Cara menyerangnya Kisaran inang Musuh alaminya Tri Harjaka 25
Klasifikasi Taksonomi : Filum, kelas, ordo, famili, genus, spesies Nama umum : Nama daerah (lokal), nama umum internasional Tri Harjaka 26
Biologi dan Distribusi Biologi : Siklus hidup : univoltine, multivoltine Metamorfosis : sederhana, sempurna Fase tumbuh hama : telur, larva/nimfa, pupa, dewasa Respon terhadap lingkungan : diapause, hibernasi, aestivasi, migrasi Distribusi Acak, teratur, mengelompok Vertikal, horisontal Tri Harjaka 27
Cara menyerangnya Pemakan langsung Penggerek Pengorok Penggulung Pelipat Penghisap Pembuat puru Tri Harjaka 28
Kisaran inang Monofag Oligofag Polifag Tri Harjaka 29
Musuh alami Pemangsa/predator Parasit/parasitoid Patogen : jamur, bakteri, virus, nematoda, protozoa Tri Harjaka 30
Faktor lingkungan Kondisi tanah : jenis, tekstur, kadar lengas Anasir iklim : suhu, kelembaban, curah hujan, intensitas sinar Kondisi tanaman sekitarnya (keberadaan inang alternatif) Tri Harjaka 31
Metode Pengamatan populasi mutlak Pengamatan populasi relatif Metode indeks populasi Tri Harjaka 32
Pengambilan Sampel Wilayah pengamatan (pulau, propinsi, kabupaten, kecamatan, dst) Jenis komoditas/tanaman sampel Unit sampel (akar, batang, cabang, daun, bunga, buah, biji) Ukuran sampel Waktu pengambilan sampel Interval pengambilan sampel Tri Harjaka 33
Tujuan pengamatan hama pada komoditas tanaman tahunan Mengetahui jenis-jenis hama yang berkembang pada suatu komoditas Mengetahui perkembangan populasi suatu jenis hama pada suatu komoditas Mengetahui fase kritis tanaman terhadap serangan suatu jenis hama Mengetahui fase kritis suatu jenis hama pada suatu komoditas Mengetahui faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap populasi hama Mengetahui jenis dan potensi musuh alami Tri Harjaka 34
Luaran yang diharapkan dari hasil pengamatan Mengetahui jenis-jenis hama penting dari suatu komoditas Penentuan metode pengendalian yang sesuai : Pengendalian secara fisik Pengendalian mekanis Pengendalian secara bercocok tanam Pengendalian dengan varietas tahan Pengendalian hayati Pengendalian kimiawi Tri Harjaka 35
Hama Penting menurut komoditas tanaman Penting menurut bagian tanaman Penting menurut waktu Penting menurut lokasi Tri Harjaka 36
Pengamatan hama tertentu Wilayah pengamatan Jenis komoditas/tanaman Jenis hama yang diamati Stadia hama yang diamati Kriteria gejala kerusakan (gerekan, korokan, gulungan, lipatan, tusukan, puru) Kriteria bekas/sisa yang ditimbulkan oleh hama (kotoran, eksuvie, gejala) Tri Harjaka 37
STUDI KASUS Hama Oryctes rhinoceos pada tanaman kelapa di Jawa Hama penggerek buah kakau Conopomorpha crameralla do Sulawesi Selatan Hama wereng daun teh Empoasca sp. di PT Pagilaran Tri Harjaka 38
Hama Oryctes rhinoceros (L. ) Nama umum : kumbang badak (Indonesia), Rhinoceros beetle (internasional) Klasifikasi : Filum Arthropoda, Kelas Insekta, Ordo Coleoptera, Famili Scarabaeidae, Genus Oryctes Inang utama : kelapa Inang alternatif : tumbuhan dalam keluarga Palmae Siklus hidup : serangga mengalami metamorfosis sempurna. Kumbang betina dewasa meletakan telurnya pada kotoran sisa-sisa tanaman palmae, tumpukan jerami yang membusuk, kotoran ternak lembu atau kerbau, dan serbuk gergaji tanaman palmae. Telur menetas dalam waktu 10 -12 hari, menjadi larva (uret) yang mengalami pergantian kulit 2 3 kali ( 3 instar) selam lebih kurang 2 bulan, kemudian berkembang menjadi pupa selama 3 minggu. Serangga dewasa aktif pada malam hari dan mencari tanaman kelapa dan bagian yang diserang adalah pucuk. Tri Harjaka 39
Hama Oryctes rhinoceros (L. ) (lanjutan) Kerusakan : akibat serangan Oryctes rhinoceros daun kelapa menjadi robek-robek dan membentuk gejala huruf V. Gejala umumnya muncul setelah 3 bulan setelah serangan. Distribusi : serangga tersebut dapat ditemukan di Asia (antara lain Indonesia, Malysia, Piliphina, Thailand, Arab Saudi) dan Afrika (antara lain Madagaskar Musuh alami : tabuhan parasitoid larva (Scolia oryctophaga), jamur Metarhizium anisopliae, virus Baculovirus Oryctes Pengendalian : – Secara mekanis dilakukan dengan memusnakan stadia telur, larva dan pupa dalam sarang-sarang di permukaan tanah. – Secara hayati dengan memanfaatkan jamur M. anisopliae dan virus B. oryctes – Secara kimiawi dengan memperlakukan insektisida melalui injeksi batang Tri Harjaka 40
Hama penggerek buah kakau Conopomorpha crameralla Nama umum : penggerek buah kakau (Indonesia), cacao pod borer atau cacao moth (internasional). Klasifikasi : Filum Arthropoda, kelas Insekta, ordo Lepidoptera, famili Glacillaridae, genus Conopomorpha (sin. Acrocercops) Inang : kakau, rambutan Siklus hidup : Serangga dewasa berujud ngnegat kecil berukuran lebih kurang 1 cm, meletakan telurnya yang berbentuk oval pipih pada permukaan buah kakau. setelah 6 -9 hari telur menetas dan larva segera menggerek kulit buah dan masuk makan biji buah. Setelah memasuki instar terakhir segera keluar dan berpupa pada permukaan kulit buah atau pada kulit batang kakau. Pupa terselimuti oleh kokon transparan berwarna cokelat Tri Harjaka 41
Hama penggerek buah kakau Conopomorpha crameralla Gejala kerusakan : buah yang terserang menunjukan luka gerekan dan menunjukan warna kekuningan (tidak sehat) dan biji dalam buah mengalami kerusakan. Akibat kerusakan buah dapat mengalami keguguran, demikian juga pada rambutan. Distribusi : Indonesia (meliputi Jawa, Sulawesi, Irian Jaya, Sumatera) dan Pilliphina Musuh alami : parasitoid pupa, jamur Verticillium sp. Pengendalian : – Secara mekanis pemusnahan buah bergejala serangan – Menjauhkan pertanaman dari tanaman inang alternatif (rambutan) – Eradikasi tanaman pada suatu pulau (wilayah) selama 2 tahun – Secara hayati dengan memanfaatan jamur Verticillium sp. , bakteri Bacillus thuringiensis Tri Harjaka 42
Hama wereng daun teh Empoasca sp. di PT Pagilaran Nama umum : wereng daun (Indonesia), tea leaf hoppers Klasifikasi : Filum Arthropoda, kelas Insekta, ordo Homoptera, famili Cicadellidae, genus Empoasca Inang utama : teh Inang alternatif : belum diketahui secara pasti Siklus hidup : Serangga dewasa berujud kutu berwarna hijau mengkilap, aktif terbang, sering berada di bawah permukaan bawah daun. Serangga mengalami metamorfosis sederhana. Telur diletakan didalam tulang daun, dan setelah menetas menjadi nimfa yang aktif mencucuk dan menghisap cairan daun pucuk teh. Tri Harjaka 43
Hama wereng daun teh Empoasca sp. di PT Pagilaran Gejala kerusakan : akibat tusukan dari hama wereng daun Empoasca sp. pucuk tanaman teh mengalami klorosis, kerdil dan tampak melengkung kebawah. Kerusakan berat menyebabkan pucuk kering dan sebagian daun mengalami keguguran. Distribusi : Di Indonesia dilaporkan di Gambung (Jawa Barat), Batang (Jawa Tengah). Di Jepang di laporkan Empoasca onukii dan di India dilaporkan Empoasca davestan juga pada teh. Musuh alami : Belum diketahui secara pasti Pengendalian : – Penaman klon yang tahan/toleran – Penyemprotan insektisida imidakloprid – Pemupukan berimbang Tri Harjaka 44
TUGAS KULIAH Tentukanlah satu komoditas tanaman tahunan yang Saudara ketahui Sebutkan jenis-jenis hama yang menyerang pada setiap bagian tanaman (akar, batang/cabang, daun, bunga/buah, pasca panen) Pilih dua di antara sekian jenis hama tersebut, kemudian uraikan secara rinci mengenai : – – – – Nama umum Klasifikasi dan morfologi Tanaman inang Siklus hidup Gejala kerusakan Distribusi Musuh alami Cara pengendalian Tri Harjaka 45
Pengumpulan Tugas Kuliah Tugas kuliah bersifat mandiri, diketik pada kertas kuarto Tugas dikumpulkan sebelum ujian sisipan (3 minggu) Pengumpulan dilakukan secara berkelompok atau mandiri di sekretariat jurusan Perlindungan Tanaman (Gedung A 1 lantai 1) Tri Harjaka 46
BAHAN BACAAN Wajib Hill, D. 1975. Agricultural Insect Pests of the Tropics and their Control. Kalshoven, 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Tambahan : Pedigo, 1996. Entomology and Pest Management. Metcalf, R. L. and W. H. Luckmann. 1975. Introduction to Insect Pest Management. Untung, K. 1996. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Buku-buku tentang budidaya tanaman secara khusus Tri Harjaka 47
SEKIAN DAN TERIMA KASIH Tri Harjaka 48
- Slides: 48