Pertemuan 14 KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN LEADERSHIP Pengertian Kepemimpinan adalah

  • Slides: 17
Download presentation
Pertemuan 14 KEPEMIMPINAN

Pertemuan 14 KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) Pengertian Kepemimpinan adalah kemampuan manajerial yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) Pengertian Kepemimpinan adalah kemampuan manajerial yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai sasaran tujuan yang diinginkan. Proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Implikasi dari definisi tersebut : 1. Kepemimpinan menyangkut orang lain (bawahan atau pengikut) 2.

Implikasi dari definisi tersebut : 1. Kepemimpinan menyangkut orang lain (bawahan atau pengikut) 2. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan, yang tidak seimbang di antara pemimpin dan anggota kelompok. 3. Pemimpin dapat menggunakan pengaruh, dengan kata lain pemimpin tidak hanya memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.

Perbedaan Manajemen dan Kepemimpinan Aktivitas Manajemen Kepemimpinan Menciptakan agenda Perencanaan dan penganggaran Penentuan arah

Perbedaan Manajemen dan Kepemimpinan Aktivitas Manajemen Kepemimpinan Menciptakan agenda Perencanaan dan penganggaran Penentuan arah Membangun jaringan manusia untuk meraih agenda Pengorganisasian dan pengaturan karyawan Penyatuan orang Mengeksekusi rencana Pengendalian dan pemecahan masalah Penyediaan motivasi dan inspirasi Hasil Menghasilkan suatu tingkat kepastian, Menghasilkan keteraturan dan potensi perubahan hasil-hasil penting

PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN A. Pendekatan Sifat Pendekatan ini memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat

PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN A. Pendekatan Sifat Pendekatan ini memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat yang tampak. Dua pendekatan: 1. Membandingkan sifat orang yang menjadi pemimpin dengan sifat orang yang menjadi pengikut (tidak menjadi pemimpin) Pemimpin cenderung lebih tinggi, lebih percaya diri, dan mempunyai kebutuhan akan kekuasaan yang lebih besar. Sehingga muncul anggapan bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat

2. Mengidentifikasi ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh para pemimpin efektif. n Menurut Edwin

2. Mengidentifikasi ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh para pemimpin efektif. n Menurut Edwin Ghiselli, sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin efektif adalah : n Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisor ability) n Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan n Kecerdasan n Ketegasan (decisiveness) n Kepercayaan diri n Inisiatif n Sementara Keith Davis berpendapat bahwa ada 4 sifat yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan organisasi, yaitu : kecerdasan, kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, motivasi dan dorongan berprestasi, serta sikap -sikap hubungan manusiawi.

B. Pendekatan Perilaku Kepemimpinan Pendekatan ini mencoba untuk menentukan apa yang dilakukan oleh para

B. Pendekatan Perilaku Kepemimpinan Pendekatan ini mencoba untuk menentukan apa yang dilakukan oleh para pemimpin efektif – bagaimana mereka mendelegasikan tugas, bagaimana mereka berkomunikasi dan memotivasi mereka, bagaimana mereka menjalankan tugas. Pendekatan ini menyatakan bahwa perilaku kepemimpinan dapat dipelajari atau dikembangkan sehingga individu-individu dapat dilatih dengan perilaku kepemimpinan yang tepat agar mampu memimpin lebih efektif. Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan 1. Pendekatan perilaku kepemimpinan yang menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. n Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task-related) atau pemecahan masalah. n Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group-maintenance) atau sosial.

2. Pendekatan perilaku kepemimpinan yang memusatkan pada gaya kepemimpinan dalam hubungannya dengan bawahan. n

2. Pendekatan perilaku kepemimpinan yang memusatkan pada gaya kepemimpinan dalam hubungannya dengan bawahan. n Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented) Manajer berorientasi tugas, mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkan. n Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented) Manajer dengan gaya kepemimpinan ini lebih memperhatikan anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan pada bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai dan menghormati anggata kelompok.

Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor. Teori X Teori Y Rata-rata pembawaan

Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor. Teori X Teori Y Rata-rata pembawaan manusia malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menhindarinya bila mungkin. Orang akan melakukan pengendalian diri dan pengarahan diri untuk mencapai tujuan yang telah disetujui. Karena karakteristik manusia tersebut, orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan, atau diancam dengan hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Keterikatan pada tujuan merupkan fungsi dari penghargaan yang berhubungan dengan prestasi mereka. Rata-rata manusia lebih menyukai diarahkan, ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi relatif kecil, dan menginginkan keamanan/jaminan hidup diatas segalanya. Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima tetapi mencari tanggung jawab. Ada kapasitas besar untuk melakuka imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas dalam menyelesaikan masalah-masalh organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.

Sistem Manajemen dari Likert Sistem 1 manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja

Sistem Manajemen dari Likert Sistem 1 manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintahkan para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh manajer. Sistem 3 Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman. Sistem 2 Manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur yang ditetapkan Sistem 4 Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manajer secara formal yang membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran-saran dan pendapat-pendapat dari para anggota.

Rendah Perhatian terhadp karyawan Tinggi o. Jenjang Manajerial dari Robert Blake Jane Mouton. 1.

Rendah Perhatian terhadp karyawan Tinggi o. Jenjang Manajerial dari Robert Blake Jane Mouton. 1. 9 MANAJEMEN SANTAI Perhatian sepenuhnya pada kebutuhan karyawan bagi pemuasan hubungan -hubungan yang mengarahkan kesuatu suasana persahabatan dan kecepatan kerja yang menyenangkan dalam organisasi 9. 9 MANAJEMEN TEAM Penyelesaian pekerjaan adalah dari dedikasi karyawan, saling bergantung melalui suatu “pancangan umum” dalam tujuan organisasi yang mengarahkan untuk hubungan- 5. 5 MANAJEMEN MANUSIA ORGANISASI Prestasi organisasi yang memadai dapat dicapai melalui penyeimbang keperluan pelaksanaan kerja dengan pemeliharaan semangat kerja karyawan pada tingkat yang memuakan. 1. 1 MANAJEMEN JATUH MISKIN Pencurahan usaha minimum untuk melaksanakan pekerjaan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan untuk memotong keanggotaan organisasi 9. 1 WEWENANG KETAATAN Efisiensi operasi dihasilkan dari penciptaan kondisi kerja dengan suatu cara di mana unsure manusia dilibatkan pada derajat minimum Rendah Tinggi Perhatian terhadap Produksi

C. Pendekatan Situasional (Contigency) Pendekatan situasional menggambarkan bahwa gaya kepemimpinan adalah tergantung pada faktor

C. Pendekatan Situasional (Contigency) Pendekatan situasional menggambarkan bahwa gaya kepemimpinan adalah tergantung pada faktor situasi, karyawan tugas, organisasi dan variable lingkungan lainnya.

Rangkaian kesatuan kepemimpinan Tonnenbaum dan Schmidt Teori ini mengemukakan bahwa manajer harus mempertimbangkan tiga

Rangkaian kesatuan kepemimpinan Tonnenbaum dan Schmidt Teori ini mengemukakan bahwa manajer harus mempertimbangkan tiga kumpulan “kekuatan” sebelum melakukan pemilihan gaya kepemimpinan Kekuatan dalam diri manajer Sistem nilai Kekuatan dalam diri bawahan Kebutuhan akan kebebasan Kekuatan dari situasi Tipe organisasi Kepercayaan kepada bawahan Kebutuhan akan peningkatan tanggung jawab Efektifitas kelompok Kecenderungan kepemimpinannya sendiri Kebutuhan dalam penanganan masalah Desakan waktu Perasaan aman dan tidak aman Kebutuhan dan harapan keterlibatannya dalam pembuatan keputusan. Sifat masalah itu sendiri

Teori Contingency dari Fiedler n Teori ini menyatakan bahwa efektifitas suatu kelompok atau organisasi

Teori Contingency dari Fiedler n Teori ini menyatakan bahwa efektifitas suatu kelompok atau organisasi tergantung pada interaksi antara kepribadian pemimpin dan situasi. n Situasi dirumuskan dengan dua karakteristik n Derajat situasi dimana pemimpin menguasai, mengendalikan dan mempengaruhi situasi. n Derajat situasi yang menghadapkan manajer pada ketidakpastian.

Teori siklus kehidupan dari Hersey dan Blanchard Konsep dasar teori ini bahwa strategi dan

Teori siklus kehidupan dari Hersey dan Blanchard Konsep dasar teori ini bahwa strategi dan perilaku pemimpin harus situasional dan terutama didasarkan pada kedewasaan bawahan: • Kedewasaan (maturity) adalah kemampuan individu atau kelompok untuk menetapkan tujuan tinggi tetapi dapat dicapai, serta keinginan & kemampuan mereka dalam mengambil tanggung jawab. Variabel ini , merupakan hasil dari pendidikan dan atau pengalaman. • Perilaku tugas, adalah tingkat dimana pemimpin cenderung untuk mengorganisasikan dan menentukan peranan para bawahan, menjelaskan setiap kegiatan yang dilaksanakan, kapan, dimana dan tugas-tugas diselesaikan. • Perilaku hubungan, berkenaan dengan hubungan pribadi pemimpin dengan individu atau anggota kelompoknya.

TIPE KEPEMIMPINAN ü Tipe Kharismatis, ciri-cirinya; kekuatan energi, daya tarik, mempunyai kemampuan yang superhuman,

TIPE KEPEMIMPINAN ü Tipe Kharismatis, ciri-cirinya; kekuatan energi, daya tarik, mempunyai kemampuan yang superhuman, inspirasi, keberanian, berkeyakinan teguh pada pendiriannya. ü Tipe Paternalistis, ciri-cirinya; memiliki anggapan bahwa bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa, terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan kepada karyawan dalam mengambil keputusan atau berinisiatif, berijinasi, bersikap maha tahu dan benar. ü Tipe Militeristis, ciri-cirinya; selalu menggunakan system perintah, kaku, formalitas, seremonial, menuntut adanya displin keras, tidak menghendaki saran, kritik dari bawahan, komunikasi hanya satu arah. ü Tipe Otokratis (penguasa absolut), ciri-cirinya; perintah mutlak dipatuhi, selalui merajai situasi, tidak berkonsultasi dengan bawahan, konsevatif/kuna, ketat, kaku. ü Tipe Populistis, ciri-cirinya; berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat, mandiri (tidak mengharapkan bantuan dari pihak asing). ü Tipe Demokratis, ciri-cirinya; berorientasi pada manusia, selalu berkoordinasi dengan bawahan, mau mendengarkan saran dan kritik bawahan, otoritas sepenuhnya didelegasikan ke bawahan. ü Tipe Administratif (Ekskutif), ciri-cirinya; senang dengan tugas-tugas administratif. ü Tipe Laissez Faire, ciri-cirinya; memberikan kebebasan mutlak kepada kumpulan dalam membuat keputusan, memberikan bahan atau arahan sekiranya diminta, tidak terlibat dalam tugasan, tidak memberikan komen kecuali diminta

Gaya-gaya kepemimpinan) Para peneliti mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan : n Gaya dengan orientasi tugas

Gaya-gaya kepemimpinan) Para peneliti mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan : n Gaya dengan orientasi tugas (task-orientasi) Manajer berorientasi tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang diinginkan. n Gaya dengan orientasi karyawan Mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi, mereka mendorong para anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan saling mempercayai dan menghormati dengan para anggota kelompok.