Pertanyaan No 1 Bagaimana caranya memasukkan seekor jerapah
Pertanyaan No. 1 Bagaimana caranya memasukkan seekor jerapah ke dalam kulkas?
Jawaban yg benar: Buka kulkas, dan masukkan jerapahnya dan tutup kembali kulkasnya (Bisa atau ngga terserah, pokoknya masukin aja) Test ini menguji apakah Anda merespon hal yang sederhana dengan cara yang kompleks
Pertanyaan No. 2 Bagaimana caranya memasukkan gajah ke kulkas?
Jawaban yg salah: buka kulkas, masukkan gajah dan tutup kembali pintu kulkasnya Yang benar adalah: Buka kulkas, keluarkan jerapahnya, masukkan gajah dan tutup kembali kulkasnya. Kan sebelumnya ada jerapah? Test ini menguji kemampuan Anda untuk berpikir menyeluruh atas tindakan yang sudah Anda
Pertanyaan No. 3 Raja Hutan (The Lion King) menjadi tuan rumah konferensi para binatang. Semua binatang tentunya hadir. Tapi, siapa yang ngga hadir?
Jawaban yg benarr: Si gajah Karena dia masih di dalam kulkas. Ingat? Ini menguji ingatan Anda
Pertanyaan No. 4 Anda harus berenang menyeberangi kali tempat buaya banyak berhuni Bagaimana caranya ?
Jawaban yang benar: Berenang saja. Kan seluruh buaya sedang pergi ke konferensi para binatang. Ini menguji apakah Anda belajar dari kesalahan Anda
Menurut Andersen Consulting Worldwide, sekitar 90% professional yg mereka test memberi jawaban salah atas semua pertanyaan Tapi anak-anak pra-sekolah (play group) menjawab beberapa pertanyaan dengan benar Menurut Anderson Consulting hal ini mendukung teori yang mengatakan kebanyakan professional mempunyai otak yang sama dengan otak anak-anak usia 4 tahun (Itupun kalau bisa menjawab pertanyaan. Pertanyaan tadi, kalau tidak yah lebih jelek lagi)
THEMA (Strukture / sistem mempengaruhi perilaku) • Perilaku seseorang akan berubah sesuai dengan sistem/ lingkungan dimana dia hidup • Kenapa orang Indonesia lebih disiplin kalau dia tinggal di Amerikan atau Singapur ? • Contoh lain ?
LEARNING ORGANIZATION (LO) (The Fifth Discipline) Inti dari LO adalah : 1. perubahan “mind set” dari melihat diri sendiri sebagai bagian terpisah dari kelompok/ organisasi menjadi bagian integral dari kelompok/ organisasi. dari melihat masalah yang disebabkan oleh seseorang atau sesuatu “diluar sana” kepada melihat tindakan-tindakan kita sendiri yang menciptakan masalah yang kita alami.
LEARNING ORGANIZATION (LO) (The Fifth Discipline) 2. Meningkatkan kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif. 3. Tempat dimana orang secara terus menciptakan realitas dan bagaimana mereka merubahnya. 4. Proses perubahan dalam suatu organisasi melalui belajar yang terus menerus disertai dengan tindakan konkrit yang didasarkan kepada keyakinan, kesadaran, kepekaan, keakhlian & kemampuan sehingga melahirkan inovasi dan gagasan-gagasan baru.
Apa itu sistem ? 1. Kumpulan unsur-unsur yang : - saling berhubungan - saling bergantung - saling berintegrasi dalam mencapai tujuan. 2. Sesuatu yang memelihara keberadaanya dan berfungsi sebagai sebuah kesatuan melalui interaksi antar bagiannya
Contoh Sistem Sub Sistem • Mobil • Body • Kemudi • Mesin • Ban • Dll • Mesin • Accu • Karburator • Radiator • Persenneling • Dll • Manusia • Badan • Kepala • Tangan • Kaki • Dll • Badan • Jantung • Paru-paru • Alat pencernaan • Alat reproduksi • Dll • Desa • Pemerintah • Masyarakat • Keluarga • Sekdes • Ulu-Ulu • Pemerintah • Kepala urusan • Dll
Apa beda sistem dengan “onggokan” ? SISTEM • Bagian-bagian saling terkait dan berfungsi secara keseluruhan. • Berubah bila ditambah/ dikurangi. • Bila dipotong dua tidak menghasilkan dua sistem kecil tapi akan merusak sistem. • Susunan bagian-bagian merupakan hal yang sangat penting. • Bagian-bagian saling berhubungan dan bekerja bersama. • Perilakunya tergantung total satruktur. • Perubahan struktur akan merubah peri laku (: Structure influences behavior”). ONGGOKAN • Hanya merupakan kumpulan bagian. • Tidak berubah bila ditambah/ dikurangi. • Bila dibagi dua menghasilkan dua onggokan kecil. • Susunan onggokan tidak relevan atau dianggap tidak penting. • Bagian-bagian dapat berfungsi secara terpisah. • Perilaku tergantung pada jumlah dan ukuran.
Diskusikan : PLKB sebagai suatu sistem ditingkat desa dan sekaligus sub-sistem dari BKKBN kabupaten/ kota. Bagaimana keterkaitannya satu sama lain.
SYSTEM THINKING (Berpikir secara sistem) STRUKTUR DAN ARCHETYPE (Pola dasar yang mengendalikan peristiwa). STRUKTUR • Struktur adalah pola hubungan yang saling terkait antar komponen utama dari sistem. • Berpikir sistem adalah menyadari adanya struktur, yaitu keterkaitan antar berbagai komponen. • Struktur tidak mudah dilihat, kecuali ketika anda menyadari keterkaitan.
Apa itu berpikir secara sistem ? (system thinking) 1. Disiplin yang melihat fenomena secara keseluruhan dan menekankan kepada kerangka pikir berkaitan (interconnectedness). 2. Cara pandang yang berfokus kepada pola perubahan (pattern of change) sehingga tidak melihat sesuatu fenomena secara statis. (pattern of change pattern of behavior) 3. Alat analisa untuk memahami sesuatu organisasi seperti perusahaan, pemerintahan, ekonomi, politik, sosial, dan ekologi, sehingga memberikan kemampuan manusia untuk melihat permasalahan yang kompleks.
SYSTEM THINKING (Berpikir secara sistem) Inti dari ST adalah : melihat keseluruhan (sistem) sekaligus dengan bagian-bagiannya (sub-sub sistem) yang saling berinteraksi (saling berhubungan/ saling bergantung/ saling mempengaruhi satu sama lain). ST didorong oleh mental model seseorang (bagaimana persepsi seseorang terhadap bagian (sub sistem) yang ada didalamnya). ST merupakan fondasi (dasar) berpikir dari kelima disiplin dalam LO.
EASY TO DO
SYSTEM THINKING (Berpikir secara sistem) Ciri-ciri berpikir sistem : • Memahami kompleksitasnya : - detail - dinamik • Memahami hubungan dan putaran • Memahami umpan balik • Memahami keseimbangan dan keterlambatan.
SYSTEM THINKING (Berpikir secara sistem) Kompleksitas hubungan manusia : • Sebuah organisasi manusia mempunyai kompleksitas dinamik • Mengubah suatu hubungan tidak hanya mempengaruhi seruruh hubungan lainnya tetapi mungkin juga mengubah karakteristik individunya • Moral sebagai karakteristik bisa juga berubah
SYSTEM THINKING (Berpikir secara sistem) Cara-cara berpikir sistem : • Melihat kepada - keseluruhan dan - bagian-bagiannya dan - hubungan antar bagian-bagiannya • Mempelajari kesatuan dalam rangka mengerti bagian-bagiannya’
SYSTEM THINKING (Berpikir secara sistem) Berpikir non sistem : Reductionism merupakan pendekatan ilmiah umumnya; melihat bagian-bagiannya untuk mengerti keseluruhannya (mendapatkan detail tapi melupakan keseluruhannya).
SYSTEM THINKING (Berpikir secara sistem) Berpikir sistem vs Non sistem : • Sistem manusia adalah keseluruhan dari kepala, tangan perut, kaki, dll yang membuat kita hidup, sadar, dan berpikir. • Mempelajari masing-masing bagian hanya akan memahami fungsi dari setiap bagian tetapi tidak akan mendapati karakteristik secara keseluruhan.
SYSTEM THINKING (Berpikir secara sistem) POLA DASAR (ARCHETYPE) : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Shifting the burden (Pengalihan beban) Limits to growth (Batas-batas pertumbuhan) Balancing with delay (Perimbangan dg perlambatan) Routine defensive (Mempertahankan rutinitas) Fixed that fail (Perbaikan yang gagal) Eroding goals (Menurunkan tujuan) Escalation (Percepatan) Growth & under investment (Perubahan dan pengaruh investasi) 9. Tragedy of the commons (Malapetaka bersama)
POLA DASAR (ARCHETYPE) : “Shifting the burden” (pengalihan beban) : adalah penyelesaian masalah secara simptomatis (gejala yang nampak saja) tidak mendasar sehingga masalah hanya bisa dipecahkan sementara; sedangkan masalah pokoknya tidak terselesaikan. Contoh : a. Mengalihkan kendaraan kearah lain untuk menghindari kemacetan disuatu tempat menyebabkan kemacetan ditempat lain. b. Membayar utang dengan meminjam uang dari orang lain (Gali lubang tutup lubang).
POLA DASAR (ARCHETYPE) : “Shifting the burden” (pengalihan beban) : > DATA FIKTIF (symptomatic) > OPK BERAS > = Efek samping : • PLKB Pusing • Frustasi • Merasa bersalah Penundaan/ pelambatan > • Advocacy KADES • Penjelasan pentingnya JPS • Data miskin benar (fundamental)
POLA DASAR (ARCHETYPE) : “Limits to growth” (Batas-batas pertumbuhan) : adalah pertumbuhan yang terus-menerus berlangsung sampai pada suatu saat dimana kontrol pembatas di gunakan maka pertumbuhan akan melambat. Contoh : a. Pertumbuhan/ peningkatan jumlah akseptor bertambah terus sampai pada jumlah tertentu makin menurun karena sisa PUS yang makin sedikit dan hanya PUS yang bukan sasaran (baru kawin, anak sudah besar, dll). b. Contoh lain ?
POLA DASAR (ARCHETYPE) : “Limits to growth” (Batas-batas pertumbuhan) : • MOTIVASI KADER • PEMBINAAN INTENSIF = REKRUT KADER BARU R KADER D. O B • KADER JENUH • KADER ACUH TAK ACUH • PLKB BOSAN
HUKUM Disiplin ke-5 Law of the 5 th Discipiine) 1. “Masalah hari ini datang dari solusi yang lalu”. (Today’s problems come from yesterday’s solution) Misalnya : a. Masalah pencabutan implan yang muncul saat ini karena akibat pemenuhan target yang lalu tanpa memperhitungkan akibatnya. b. Indonesia kekurangan beras (import) akibat lahan pertanian dipakai memenuhi kebutuhan perumahan. 2. “Semakin keras anda menekan, semakin keras sistem menekan anda kembali”. Contoh : a. Semakin keras anda memaksa orang untuk ber-KB, semakin keras issue HAM akan menekan anda kembali. b. Semakin keras anda menekan bola plastik kedalam air, semakin kuat air melontarkan kembali bola keatas.
HUKUM Disiplin ke-5 Law of the 5 th Discipiine) 3. “Perilaku tumbuh lebih baik sebelum memburuk” (“Behavior grows better before it grows worse”) Misalnya : a. Suatu kegiatan atau proyek harus terus dievaluasi supaya hasilnya terus meningkat, karena kalau dibiarkan malah akan menurun dan bertambah buruk. b. Laporan dari lapangan setiap bulan masuk, akan tetapi akurasi datanya tidak pernah diperhatikan maka nilai laporannya makin lama makin merosot. 4. “Jalan keluar yang mudah biasanya memunculkan masalah kembali” (“The easy way out usually leads back in”) Misalnya : a. Membuat laporan palsu/ data fiktif agar tidak dimarahi pimpinan. b. Menerima pegawai sekedar memenuhi keinginan pimpinan tanpa memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi akan menimbulkan masalah baru.
HUKUM Disiplin ke-5 Law of the 5 th Discipiine) 5. “Obatnya bisa lebih buruk dari penyakitnya”. (”The cure can be worse than the dease”). Misalnya : a. Program JPS malah mengakibatkan orang jadi tergantung. (Solusi malah memperburuk masalah/ kemandirian hilang). b. BLBI untuk menyelesaikan utang konglomerat malahan di korupsi dan dibawa lari. 6. “Lebih cepat berarti lebih lambat”. (“Faster is slower”). Misalnya : a. Pembentukan kelompok BKB tanpa didukung kesiapan kader dan fasilitas lainnya malah memperlambat program. . b. Pendataan tanpa didahului pelatihan kader malah akan memperlambat tercapainya kualitas data.
HUKUM Disiplin ke-5 Law of the 5 th Discipiine) 7. “Sebab & akibat tidak berkaitan erat dalam artian waktu dan ruang”. (“Cause and effect are not closely related in time and space”). Misalnya : a. Program UPPKS dan dampaknya terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. . b. PMT kepada Balita memerlukan waktu lama untuk melihat dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. . 8. “Perubahan kecil bisa mendapatkan hasil yang besar, tapi area dengan daya ungkit terbesar sering terlupakan”. (“Small changes can produce big result but the areas of highest leverage are often the least obvious”). Misalnya : a. Perubahan pandangan ulama terhadap KB menjadi mendukung membuat program KB menjadi berhasil, tapi terbatas hanya wilayah dimana ulama tersebut berada. b. Contoh lain ?
HUKUM Disiplin ke-5 Law of the 5 th Discipiine) 9. “Anda bisa membuat kue dan memakannya, tapi tidak sekaligus” (“You can have your cake and eat it too, but not at once”. Misalnya : a. Keluarnya UU Lalu Lintas tidak serta merta disiplin berlalu lintas segera terwujud. b. Sekarang orang ber-KB Keluarga sejahtera mungkin bisa di dicapai sekian tahun lagi. . .
HUKUM Disiplin ke-5 Law of the 5 th Discipiine) 10. “”Membelah gajah tidak akan menghasilkan dua gajah kecil” (”Dividing an elephant in half does not produce two small elephants”). Misalnya : a. Terpisahnya program peningkatan peranan pria dengan program pembinaan keluarga, padahal remaja dan keluarga adalah satu kesatuan. . b. Terpisahnya program penyiapan alokon dengan penyiapan sasaran dan/ ata tenaga pelayanan. 11. “Tidak ada yang bisa dipersalahkan”. (“There is no blame”). Misalnya : a. Anda dan masalah anda adalah bagian dari sistem itu. jadi kalau kira berpikir sistem maka tidak ada orang luar. . b. Contoh lain ?
- Slides: 37