Perspektif Teori Komunikasi Pemikiran Barat dan Timur Lawrence
Perspektif Teori Komunikasi
Pemikiran Barat dan Timur (Lawrence Kincaid, 1987) • Teori komunikasi Timur cenderung fokus pada keseluruhan (wholeness) yang menjurus pada kesatuan (unity). Teori Barat dipengaruhi oleh bagian-bagian (parts) dan tidak ingin menyatukan bagian-bagian tersebut untuk menjadi satu kesatuan.
• Teori Barat menekankan visi individualisme. Orang barat dianggap aktif dalam mencapai tujuan personalnya. Teori timur memandang efek komunikasi sebagai tidak terencana, sehingga menjadi konsekuensi alami dari berbagai peristiwa (natural consequences of events). Teori timur menekankan pada penyatuan (konvergensi) antara emosi dan spiritual sebagai hasil dari efek komunikasi.
• Teori barat didominasi oleh bahasa, teori timur menilai simbol-simbol non verbal sebagai hal yang penting. Falsafah Asia menekankan pada pandangan intuitif yang diperoleh dari pengalaman langsung.
• Konsep mengenai “hubungan” (relationship) juga berbeda. Di barat, hubungan terjadi antara dua individu atau lebih. Di timur, hubungan tidak hanya terjadi antar individu, tetapi antara posisi-posisi sosial yang terkait dengan peran, status dan kekuasaan.
INDIVIDU • Sifat Individu • Kognisi Individu • Diri Individu • Identitas Individu
Sifat Individu • Teori Sifat – Mementingkan diri sendiri • Narcissism berarti mencintai diri sendiri (self love). Anita Vangelisti mengartikannya sebagai the tendency to be self-absorbed in conversation (kecenderungan untuk menjadikan diri melebur dalam percakapan). – Berdebat (argumentativeness) • Dominick Infante : sifat komunikator yang argumentatif memberi kontribusi positif karena dapat mendorong komunikator dan komunikan untuk saling belajar, membantu melihat pandangan pihak lain, meningkatkan kredibilitas, serta memperbaiki kemampuan berkomunikasi. – Cemas • James Mc. Croskey : pada dasarnya setiap orang pernah mengalami kecemasan berkomunikasi. Namun ada kalanya kecemasan itu bersifat berlebihan, sehingga menjadi tidak normal.
• Faktor Sifat – Neurotisisme atau kecenderungan merasakan emosi negatif dan perasaan tidak bahagia (menderita). – Extraversion : senang bergaul, menyukai kelompok lain, percaya diri, berfikir optimis. – Openness : senang berfikir (reflective), imajinatif, memberi perhatian pada peraaan (inner feelings), berfikir bebas.
– Agreeableness : sifat setuju, simpati pada orang lain, suka menolong, menghindari pertentangan. – Conscientiousness : hati-hati, disiplin, tidak mudah menurut kata hati, teratur (well organized), menyelesaikan tugas dengan tuntas. • Sifat dan keturunan – James Mc. Croskey : sifat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Kognisi Individu • Teori Atribusi (tentang tingkah laku) – Fritz Heider mengemukakan beberapa penyebab yang mendorong orang memiliki tingkah laku tertentu : • • • Lingkungan Personal Kemampuan Usaha Keinginan Perasaan Ingin memiliki Kewajiban Diperkenankan
• Teori penilaian sosial – Muzafer Sherif (1961) : berupaya memperkirakan bagaimana seseorang menilai suatu pesan dan bagaimana penilaian tersebut dapat mempengaruhi sistem kepercayaan yang sudah dimiliki.
• Teori Kemungkinan Elaborasi – Menjelaskan berbagai cara yang dilakukan orang ketika melakukan evaluasi informasi yang diterima. • Teori Integrasi Informasi – Memusatkan perhatian pada cara komunikator mengumpulkan dan mengatur informasi mengenai orang lain, benda-benda, situasi serta ide-ide untuk membentuk sikap (attitudes).
- Slides: 13