PERSEPSI Psikologi Umum 2 Persepsi Persepsi adalah proses

  • Slides: 70
Download presentation
PERSEPSI Psikologi Umum 2

PERSEPSI Psikologi Umum 2

Persepsi • Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan

Persepsi • Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal.

Sensasi • Sensasi adalah penerimaan dari segala sesuatu yang menerpa organisme (stimulus/rangsangan) melalui alat

Sensasi • Sensasi adalah penerimaan dari segala sesuatu yang menerpa organisme (stimulus/rangsangan) melalui alat indera. Pada sensasi/penginderaan unsur-unsur stimulus belum terurai masih dalam satu kesatuan.

Faktor yang berperan dalam Persepsi 1. Objek yang dipersepsi 2. Alat indera, syaraf dan

Faktor yang berperan dalam Persepsi 1. Objek yang dipersepsi 2. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf 3. Perhatian (Attention)

Proses terjadinya Persepsi St= stimulus faktor luar Fi= Faktor intern (faktor dalam) Sp= Struktur

Proses terjadinya Persepsi St= stimulus faktor luar Fi= Faktor intern (faktor dalam) Sp= Struktur pribadi individu

 • Proses Kealaman / proses Fisik proses stimulus mengenai alat indera • Proses

• Proses Kealaman / proses Fisik proses stimulus mengenai alat indera • Proses Fisiologis stimulus diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensori ke otak • Proses Psikologis Proses yang terjadi dalam otak / dalam pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar atau diraba

L S L= Lingkungan S= Stimulus O= Organisme / Individu R= Respon / Reaksi

L S L= Lingkungan S= Stimulus O= Organisme / Individu R= Respon / Reaksi O R L

Namun ada teori lain yang melihat persepsi secara berbeda L L= Lingkungan S= Stimulus

Namun ada teori lain yang melihat persepsi secara berbeda L L= Lingkungan S= Stimulus R= Respon / Reaksi S R L

Organisasi Persepsi Terdapat dua teori yang berlawanan dalam menjelaskan pengorganisasian persepsi 1. Teori Elemen

Organisasi Persepsi Terdapat dua teori yang berlawanan dalam menjelaskan pengorganisasian persepsi 1. Teori Elemen 2. Teori Gestalt

1. Teori Elemen • Dalam mempersepsi sesuatu individu mula-mula akan melihat bagian-bagian terlebih dahulu,

1. Teori Elemen • Dalam mempersepsi sesuatu individu mula-mula akan melihat bagian-bagian terlebih dahulu, baru kemudian melihat secara keseluruhan • Mempersepsikan bagian sesuatu yang primer, keseluruhan sekunder • Ex; spion, stang, lampu, jok Motor

2. Teori Gestalt • Mempersepsikan sesuatu bermula dari keseluruhannya terlebih dahulu baru kemudian melihat

2. Teori Gestalt • Mempersepsikan sesuatu bermula dari keseluruhannya terlebih dahulu baru kemudian melihat bagiannya • Mempersepsikan keseluruhan sesuatu yang primer, bagian sesuatu sekunder • Ex; motor

Tes 1. Gambar apa?

Tes 1. Gambar apa?

Tes 2. Gambar siapa?

Tes 2. Gambar siapa?

Teori Gestalt • Tokohnya Wertheimer • Awalnya, Phi Phenomena yaitu bahwa dalam seseorang mempersepsi

Teori Gestalt • Tokohnya Wertheimer • Awalnya, Phi Phenomena yaitu bahwa dalam seseorang mempersepsi sesuatu tidak hanya semata-mata tergantung pada stimulus objektif, tetapi individu yang mempersepsikan juga berperan dalam persepsi tersebut

Hukum-hukum persepsi menurut teori Gestalt 1. 2. 3. 4. 5. 6. Hukum Pragnanz Hukum

Hukum-hukum persepsi menurut teori Gestalt 1. 2. 3. 4. 5. 6. Hukum Pragnanz Hukum Figure Ground Hukum Kedekatan Hukum Kesamaan Hukum Kontinuitas Hukum Kelengkapan / ketertutupan (closure)

Hukum Pragnanz • Pragnanz berarti penting, meaningfull, penuh arti / berarti • Yang dipersepsikan

Hukum Pragnanz • Pragnanz berarti penting, meaningfull, penuh arti / berarti • Yang dipersepsikan seseorang sesuatu yang penuh arti • Hukum ini adalah hukum yang pokok

Hukum Figure Ground • Dalam mempersepsi terdapat dua bagian perceptual field yaitu figure and

Hukum Figure Ground • Dalam mempersepsi terdapat dua bagian perceptual field yaitu figure and ground • Figure adalah bagian dominan dan merupakan fokus perhatian • Ground adalah yang melatarbelakangi / melengkapi (tidak menjadi fokus persepsi) • Antara figure dan ground dapat berpindah atau bertukar peran satu sama lain

Hukum Kedekatan • Apabila stimulus yang saling berdekatan satu dengan yang lain, akan adanya

Hukum Kedekatan • Apabila stimulus yang saling berdekatan satu dengan yang lain, akan adanya kecenderungan untuk dipersepsi sebagai suatu keseluruhan / suatu gestalt xx xx

Hukum Kesamaan • Stimulus atau objek yang sama mempunyai kecenderungan untuk dipersepsi sebagai suatu

Hukum Kesamaan • Stimulus atau objek yang sama mempunyai kecenderungan untuk dipersepsi sebagai suatu kesatuan / gestalt x x x x ------x x xx xx

Hukum Kontinuitas • Stimulus yang mempunyai kontinuitas satu dengan yang lain, akan terlihat dari

Hukum Kontinuitas • Stimulus yang mempunyai kontinuitas satu dengan yang lain, akan terlihat dari ground dan akan dipersepsi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan

Hukum Kelengkapan / ketertutupan (closure) • Dalam persepsi adanya kecenderungan bahwa orang mempersepsi sesuatu

Hukum Kelengkapan / ketertutupan (closure) • Dalam persepsi adanya kecenderungan bahwa orang mempersepsi sesuatu yang kurang lengkap menjadi lengkap sehingga menjadi satu kesatuan yang penuh arti atau berarti

Sensory Receptors Vision Hearing Touch Smell Taste Sensory receptor cells Photoreceptio n: detection of

Sensory Receptors Vision Hearing Touch Smell Taste Sensory receptor cells Photoreceptio n: detection of light, perceived as sight Sense organ Mechanoreception: detection of pressure, vibration, and movement, perceived as touch, hearing, and equilibrium Chemoreception: detection of chemical stimuli, perceived as smell and taste

Proses Stimulus Sensory Neurons Sensory receptor cells Energy/ stimulus Sensation & Perception

Proses Stimulus Sensory Neurons Sensory receptor cells Energy/ stimulus Sensation & Perception

Ambang /Batasan Ambang Stimulus • Method of limit sebagai salah satu metode Psikofisik (Fechner)

Ambang /Batasan Ambang Stimulus • Method of limit sebagai salah satu metode Psikofisik (Fechner) • Ditentukan dengan perimbangan dalam menyajikan stimulus • Stimulus ditempuh dengan secara menaik (increase) dan secara menurun (decrease) secara bergantian • Menghindari faktor kebiasaan Ambang Perbedaan • Kemampuan individu dalam membedakan stimulus yang satu dengan stimulus yang lainnya yang berbeda kekuatannya • “Dua berat yang berbeda apakah individu dapat membedakannya? ” • “Apakah individu yang satu dapat membedakan yang lain tidak? ”

2. Absolute Threshold • Weakest amount of a stimulus that can be distinguished from

2. Absolute Threshold • Weakest amount of a stimulus that can be distinguished from no stimulus at all – Detected 50% of the time

Hukum Weber-Fechner Hukum Weber • Didalam membandingkan 2 objek, perbedaan itu dapat dipersepsikan apabila

Hukum Weber-Fechner Hukum Weber • Didalam membandingkan 2 objek, perbedaan itu dapat dipersepsikan apabila tambahan stimulus telah mencapai perbandingan tertentu terhadap standarnya Hukum Fechner • Persepsi yang kompleks merupakan kumpulan dari beberapa persepsi yang lebih kecil / yang lebih sederhana • Adanya asumsi kesamaan just noticeable differences (jnd’s) dalam persepsi karena itu adanya unit yang dapat mengukur perubahan persepsi

Hukum Weber-Fechner • Perubahan persepsi secara proporsional sama dengan logaritma dari stimulusnya atau dengan

Hukum Weber-Fechner • Perubahan persepsi secara proporsional sama dengan logaritma dari stimulusnya atau dengan rumus • S = Clog R • S= persepsi • R= stimulus • C= bilangan konstan yang ditentukan dari eksperimen • Individu mengadakan seleksi terhadap stimulus yang mengenainya.

Stimulus yang menarik perhatian 1. 2. 3. 4. 5. Intensitas dan kekuatan stimulus Ukuran

Stimulus yang menarik perhatian 1. 2. 3. 4. 5. Intensitas dan kekuatan stimulus Ukuran stimulus Perubahan stimulus Ulangan dari stimulus Pertentangan / kontras dalam stimulus

Brain • Otak bagian belakang • Otak bagian tengah • Otak bagian depan

Brain • Otak bagian belakang • Otak bagian tengah • Otak bagian depan

Otak Bagian belakang (Hindbrain) • Mengandung utama pangkal otak (the brain stam) yang mengontrol

Otak Bagian belakang (Hindbrain) • Mengandung utama pangkal otak (the brain stam) yang mengontrol pernafasan denyut jantung • Terdiri dari – Medula – Cerebelum – pons

Otak Bagian Tengah (Midbrain) • Bagian atas dari pangkal otak yang berfungsi mengkoordinasi masalah

Otak Bagian Tengah (Midbrain) • Bagian atas dari pangkal otak yang berfungsi mengkoordinasi masalah tidur dan keadaan jaga • Inti dari pangkal otak & reticular formation • Reticular formation menghubungkan dengan struktur yang lain ( sbg koordinator otak belakang dengan otak depan) • Reticular formation penerima informasi sensory yang dilanjutkan ke otak depan

Otak Bagian Depan ( Forebrain) • Bagian yang paling menyusun/mengembangkan (to evolve) yang berfungsi

Otak Bagian Depan ( Forebrain) • Bagian yang paling menyusun/mengembangkan (to evolve) yang berfungsi mempertahankan semacam critical activities seperti gerak, memori dan bicara • Terdiri dari § § Sistim limbik Cerebral cortex Ossipital lobe Cerebral hemissphere

Konsistensi dalam Persepsi • Persepsi merupakan aktivitas yang intregrated. • “Persepsi tidak hanya ditentukan

Konsistensi dalam Persepsi • Persepsi merupakan aktivitas yang intregrated. • “Persepsi tidak hanya ditentukan oleh stimulus secara objektif tetapi ditentukan/dipengaruhi juga oleh keadaan diri orang yang mempersepsi” (Wertheimer, dalam Walgito 2010) • Perceptual/ constancy refer to our tendency to perceive size, shape, color and brghtness as remaining the same eventhough their physical characteristic are constantly changging (Plotnik, 2005)

Konsistensi Persepsi • • Konsistensi Bentuk (Shape Constancy) Konsistensi Warna (Color Constancy) Konsistensi Ukuran

Konsistensi Persepsi • • Konsistensi Bentuk (Shape Constancy) Konsistensi Warna (Color Constancy) Konsistensi Ukuran (Size Constancy) Konsistensi Kecerahan (Brightness Constancy) (dalam Plotnik, 2005)

Konsistensi Bentuk (Shape Constancy ) • Ada kecenderungan orang mempersepsikan sesuatu secara sama (konstan)

Konsistensi Bentuk (Shape Constancy ) • Ada kecenderungan orang mempersepsikan sesuatu secara sama (konstan) tanpa memperhatikan adanya variasi • Contoh: – Uang logam / piring bulat – Real pipih

Konsistensi Warna (Color Constancy) • Kecenderungan untuk mempersepsi sesuatu sebagai berwarna sama walaupun dalam

Konsistensi Warna (Color Constancy) • Kecenderungan untuk mempersepsi sesuatu sebagai berwarna sama walaupun dalam penerangan cahaya yang berbeda • Contoh – Susu putih – Susu diberi cahaya merah tetap putih

Konsistensi Ukuran (Size Constancy) • Kecenderungan melihat sesuatu dengan ukuran yang sama, walaupun banyak

Konsistensi Ukuran (Size Constancy) • Kecenderungan melihat sesuatu dengan ukuran yang sama, walaupun banyak variasi dalam cara melihat • Contoh – Gajah besar – Gajah kecil (dilihat dari jauh)

Konsistensi Kecerahan (Brightness Constancy) • Mengacu pada kecenderungan merasakan kecerahan yang tetap sama dalam

Konsistensi Kecerahan (Brightness Constancy) • Mengacu pada kecenderungan merasakan kecerahan yang tetap sama dalam penerangan yang berubah

Perhatian (Attention) • Perhatian (attention) berfungsi proses persiapan untuk mengadakan persepsi • Dalam perhatian

Perhatian (Attention) • Perhatian (attention) berfungsi proses persiapan untuk mengadakan persepsi • Dalam perhatian seluruh aktivitas individu dipusatkan pada suatu objek / sekumpulan objek. • Perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus

Skema Perhatian 3 Intermediate 2 field 1 [1] daerah yang benar-benar diperhatikan, bagian yang

Skema Perhatian 3 Intermediate 2 field 1 [1] daerah yang benar-benar diperhatikan, bagian yang disadari sepenuhnya Pusat perhatian [2] Intermediate field / Daerah peralihan yaitu daerah yang tidak sepenuhnya diperhatikan oleh individu [3] daerah yang sama sekali tidak diperhatikan karena itu tidak disadari

Macam-macam Perhatian • Ditinjau dari timbulnya perhatian • Ditinjau dari banyaknya objek (aspek kuantitas

Macam-macam Perhatian • Ditinjau dari timbulnya perhatian • Ditinjau dari banyaknya objek (aspek kuantitas • Ditinjau dari terpusat tidaknya perhatian (aspek kualitas) • Ditinjau dari fluktuasi perhatian

Timbulnya Perhatian 1) Perhatian spontan : perhatian yang timbul dengan sendirinya (serta merta), berkaitan

Timbulnya Perhatian 1) Perhatian spontan : perhatian yang timbul dengan sendirinya (serta merta), berkaitan dengan minat. Ø Suka musik 2) Perhatian tidak spontan : perhatian yang sengaja ditimbulkan (perlu ada kemauan untuk menimbulkannya) Ø Belajar matematika

Banyaknya Objek 1. Perhatian yang sempit : jangkauan objeknya kecil / sedikit ØTukang jam

Banyaknya Objek 1. Perhatian yang sempit : jangkauan objeknya kecil / sedikit ØTukang jam memperbaiki jam tangan 2. Perhatian yang luas : perhatian yang objeknya sekaligus banyak / luas ØMelihat pasar malam

Terpusat Tidaknya Perhatian 1. Perhatian yang terpusat : perhatian yang diarahkan individu pada suatu

Terpusat Tidaknya Perhatian 1. Perhatian yang terpusat : perhatian yang diarahkan individu pada suatu waktu ke suatu objek tertentu saja Ø Terpusat = cakupan sempit 2. Perhatian yang terbagi-bagi : perhatian yang diarahkan suatu waktu pada banyak hal / objek Ø Terbagi-bagi = cakupan luas

Fluktuasi Perhatian 1. Perhatian statis : perhatian individu pada suatu objek tertentu dan tidak

Fluktuasi Perhatian 1. Perhatian statis : perhatian individu pada suatu objek tertentu dan tidak berpindah 2. Perhatian dinamis : perhatian individu pada suatu waktu tertentu, tidak hanya pada satu objek namun beralih dari satu objek ke objek lain secara lincah.

PANCA INDERA

PANCA INDERA

Indera Penglihatan • Proses penglihatan melewati dua tahap : 1) Mata mengumpulkan dan memfokuskan

Indera Penglihatan • Proses penglihatan melewati dua tahap : 1) Mata mengumpulkan dan memfokuskan gelombang cahaya kedalam satu area tepat dibelakang bola mata 2) Bagian tersebut menyerap dan mengubah gelombang cahaya menjadi impuls-impuls disebut transduksi (transduction)

Skema melihat

Skema melihat

 • Reseptor terletak pada retina • Mata sangat sensitif terhadap cahaya • Cahaya/sinar

• Reseptor terletak pada retina • Mata sangat sensitif terhadap cahaya • Cahaya/sinar mempunyai sifat gelombang § 400 -700 Nm (Nanometer, 1 Nm=sepermilyar meter) Visible Light (VL) § > 700 Nm = infrared § < 400 Nm = ultraviolet • Didalam retina terdapat basiles (rods) & cones § basiles (rods) = membedakan gelap terang § Cones = membedakan warna

Warna Elementer & Warna Primer • Warna elementer : sekalipun suatu warna merupakan campuran

Warna Elementer & Warna Primer • Warna elementer : sekalipun suatu warna merupakan campuran dari warna lain namun warna memiliki sifat khas dr warna tersebut – Warna orange • Warna pokok : – Teori Hering terdapat 6 warna pokok : merahhijau, biru-kuning, putih-hitam – Teori Young Helmholtz 3 warna pokok : merah, hijau, biru

Orang yang memiliki penglihatan normal bisa membedakan 1. Gelap dengan terang 2. Warna merah

Orang yang memiliki penglihatan normal bisa membedakan 1. Gelap dengan terang 2. Warna merah dengan hijau 3. Warna biru dengan kuning Orang ini bisa disebut memiliki kemampuan trikromat Apabila salah satu kemampuan tidak dimiliki maka orang tersebut disebut BUTA WARNA

Buta Warna • ≠ penyakit. • Merupakan kelainan yang ≠ disembuhkan • Penyebab didalam

Buta Warna • ≠ penyakit. • Merupakan kelainan yang ≠ disembuhkan • Penyebab didalam retina tidak terdapat / kurang sempurna cones-conesnya (untuk membedakan warna) • Terdapat 2 golongan buta warna 1. Buta warna total (keseluruhan) 2. Buta warna sebagian (partial)

Buta Warna Total (Keseluruhan) • Adalah orang yang sama sekali tidak dapat membedakan warna-warna

Buta Warna Total (Keseluruhan) • Adalah orang yang sama sekali tidak dapat membedakan warna-warna yang dilihat (terlihat kelabu) • Penyebab : tidak terdapat cones, yang ada hanya basiles • Disebut juga monokromat

Buta Warna Sebagian (Partial) • Adalah orang yang tidak dapat membedakan warna-warna tertentu •

Buta Warna Sebagian (Partial) • Adalah orang yang tidak dapat membedakan warna-warna tertentu • Disebut dengan dikromat • Dibedakan menjadi : Ø Buta warna merah-hijau (red-green colour blindness) § Deuteranopia (green blindness) o hijau kelabu § Protonopia (red blindness) o Merah coklat Ø Buta warna biru-kuning (blue-yellow blindness)

Tes Buta Warna • Holmgren’s wool test • Jensen test • Spectral analysis

Tes Buta Warna • Holmgren’s wool test • Jensen test • Spectral analysis

Indera Pendengaran • Telinga bagian luar : merupakan bagian yang menerima stimulus dari luar

Indera Pendengaran • Telinga bagian luar : merupakan bagian yang menerima stimulus dari luar • Telinga bagian tengah : merupakan transformer (meneruskan stimulus) • Telinga bagian dalam : reseptor sensitif yang merupakan saraf-saraf penerima

Skema Pendengaran

Skema Pendengaran

 • Stimulus berwujud bunyi • Bunyi merupakan getaran udara atau getaran medium lain

• Stimulus berwujud bunyi • Bunyi merupakan getaran udara atau getaran medium lain • Bunyi dibedakan menjadi – Nada : bunyi yang getarannya telah teratur • Keras tidaknya nada, amplitude getaran ( semakin ≥ amplitude semakin keras nadanya) • Tinggi rendahnya nada frekuensi getaran (semakin ≥ frekuensi semakin tinggi nadanya) • Timbre dari nada kombinasi dari bermacam frekuensi – Desah : bunyi yang getarannya belum teratur

 • Telinga juga sebagai indera keseimbangan • telinga dalam (vestibule & Semi-circular conal)

• Telinga juga sebagai indera keseimbangan • telinga dalam (vestibule & Semi-circular conal) • rambut-rambut sel serta otolithen dan terdapat cairan dalam saluran • Kepala condong otolithen rambut sel otak (pusat kesadaran)

Indera Penciuman

Indera Penciuman

 • Henning (dalam Walgito, 2010) 6 bau pokok (bau lainnya adalah kombinasi dari

• Henning (dalam Walgito, 2010) 6 bau pokok (bau lainnya adalah kombinasi dari bau pokok) 1) 2) 3) 4) 5) 6) Fruity (eg. Lemon) Resinous (eg. Violets) Flowery Spicy (eg. Nutmeg) Burning (eg. Tar) Putrid (eg. Decaying matter)

Indera Pengecapan

Indera Pengecapan

 • Indera pengecapan terdapat di lidah • Stimulus benda cair • Sel penerima

• Indera pengecapan terdapat di lidah • Stimulus benda cair • Sel penerima ujung lidah syaraf sensori otak • Terdapat 4 rasa pokok : 1) 2) 3) 4) Pahit Manis Asin Asam

Indera Peraba

Indera Peraba

 • Indera ini merasakan sakit, rabaan, tekanan dan temperatur • Tidak semua menerima

• Indera ini merasakan sakit, rabaan, tekanan dan temperatur • Tidak semua menerima rangsangan ini • Stimulus tertentu bagian tertentu • Tekanan / rabaan bagian kulit tekanan / rabaan lunak, keras, halus, kasar

 • Kesalahan dalam memberikan arti terhadap stimulus yang diterima • ilusi ≠ halusinasi

• Kesalahan dalam memberikan arti terhadap stimulus yang diterima • ilusi ≠ halusinasi • Halusinasi : individu merasa mengalami suatu persepsi, sekalipun secara objektif individu tidak dikenai stimulus (pertanda keadaan jiwa terganggu) ILUSI

Faktor penyebab ilusi 1. Faktor Kealaman § Ilusi echo (gema), ilusi kaca 2. Faktor

Faktor penyebab ilusi 1. Faktor Kealaman § Ilusi echo (gema), ilusi kaca 2. Faktor stimulus § Stimulus yang mempunyai arti lebih dari 1 gambar yang ambigu § Stimulus yang tidak dianalisis lebih lanjut Muller Lyer illusi 3. Faktor individu § Kebiasaan / kesiapan psikologis (mental set) § eg, bunyi bel tukang somay tukang mie