Persepsi dan Pengambilan Keputusan Persepsi dapat dirumuskan sebagai
Persepsi dan Pengambilan Keputusan
Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsang yang diterima (Pareek, 1983; Milton, 1981 dalam Desy Arisandy. 2004 : 4). Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang yang diterima dari lingkungannya.
Pengertian Persepsi Menurut Tokoh
Pengertian Persepsi Gibson, dkk (1989) persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.
Faktor Persepsi v Ada dua faktor utama dalam persepsi, yaitu: 1. Faktor Stimulus, merupakan sifat fisik suatu obyek seperti ukuran, warna, berat, rasa, dsb. 2. Faktor Individual, merupakan sifat-sifat individu yang tidak hanya meliputi proses sensorik, tetapi juga pengalaman di waktu lampau pada hal yang sama. v Milton (dalam Kertawan, 2002: 110) mengemukakan adanya beberapa faktor yang berpengaruh dalam persepsi. Faktor tersebut meliputi objek yang dipersepsi, situasi, individu yang mempersepsi (perceiver), persepsi diri, dan pengamatan terhadap orang lain.
Persepsi Konsumen persepsi konsumen merupakan salah satu faktor internal konsumen yang mempengaruhinya mengambil keputusan (Foedjiawati, Hatane Semuel. 2007: 6). Persepsi timbul karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar yang akan mempengaruhi seseorang melalui kelima alat inderanya. Stimulus tersebut akan diseleksi, diorganisir, dan diinterprestasikan oleh setiap orang dengan caranya masing-masing.
Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi: Menurut Robbins (2006: 89): Pelaku Persepsi Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi: Target dan Obyek Situasi
Pelaku Persepsi Bila seorang individu memandang pada satu obyek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari pribadi ke perilaku persepsi individu itu. Diantara karakteristik pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan (expectation).
Target dan Obyek Karakteristik dari target yang akan diamati dapat dipengaruhi apa yang dipersepsikan gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target membentuk cara kita memandangnya. Karena target tidak dipandang dalam keadaan tersolasi, hubungan suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti kecenderungan kita untuk mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau mirip.
Situasi Penting bagi kita melihat konteks obyek atau pariwisata. Unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita. Waktu adalah di mana suatu obyek atau peristiwa itu dilihat agar dapat mempengaruhi perhatian, seperti juga lokasi, cahaya, panas, atau setiap jumlah faktor situasional.
Unsur-unsur persepsi 1. Sensasi 2. Ambang Absolut 3. Ambang Diferensial 4. Persepsi Subliminal
Sensasi Unsur Persepsi Respon segera dan langsung dari alat panca indera terhadap stimuli yang sederhana (iklan, kemasan, merk). Kepekaan terhadap stimuli berbeda sesuai dengan perbedaan kualitas indera penerima individu.
Ambang Absolut Unsur Persepsi Tingkat terendah di mana seseorang dapat mengalami sensasi. Titik dimana seseorang dapat mengetahui perbedaan antara “ada sesuatu” dan “tidak ada apa-apa” merupakan ambang absolut orang itu terhadap stimulus tersebut. Contoh : Jarak dimana seorang pengendara sepeda motor dapat melihat billboard di jalan raya.
Ambang Diferensial Unsur Persepsi Perbedaan minimal yang dapat dirasakan antara dua macam stimuli yang hampir serupa. Ambang diferensial sering disingkat dengan j. n. d (just noticeable difference) Contoh : Coca cola mendesain ulang kaleng label merah dengan bentuk tulisan seperti tanda tangan untuk menjaga agar tetap kelihatan segar dan baru.
Proses Persepsi Stimuli • Penglihatan Sensasi Pemberian arti Indra penerima Perhatian • Suara • Bau • Rasa • Teksture Interpretasi Tanggapan Persepsi Sumber: Sutisna (2002: 62)
Proses Persepsi 1. 1) 2) Adapun proses terbentuknya persepsi tersebut, adalah: Stimuli/stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Ada dua stimuli penting yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen adalah pemasaran dan lingkungan (sosial dan budaya). a. Stimuli Pemasaran setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen. Stimuli pemasaran terdiri atas dua komponen, yaitu stimuli utama dan stimuli tambahan: Stimuli utama terdiri dari produk dan komponennya seperti, kemasan, isi, dan ciri-ciri fisik. Stimuli tambahan adalah komunikasi yang didesain untuk mempengaruhi perilaku konsumen seperti, mempresentasikan produk dalam kata-kata, gambar, simbol, atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk seperti, harga, toko tempat jual, dan pengaruh sales.
Proses Persepsi 2. 3. b. Stimuli Lingkungan Indera penerima terdiri dari mata, telinga, hidung, mulut, dan jari yang menerima dan memberikan tanggapan atas stimuli utama. Indra Penerima Indra penerima atau penerimaan sensor (sensory receptors) yaitu yang disebut sebagai organ manusia berupa panca indra (mata, telinga, hidung, mulut dan kulit) yang menerima sensor input. Perhatian Perhatiaan yang dilakukan oleh konsumen data terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. a. Perhatian secara sengaja (voluntary attention) Terjadi ketika konsumen secara aktif mencari informasi yang mempunyai relevansi pribadi. Persepsi selektif terjadi ketika konsumen malakukan voluntary attention. Persepsi selektif yang merupakan tafsiran secara selektif oleh individu ada yang mereka saksikan berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap terjadi ketika konsumen melakukan voluntary attention. Ketika konsumen memiliki keterlibatan yang besar terhadap suatu produk, maka pada saat itu konsumen bisa disebut melakukan proses perhatian selektif. Proses perhatian selektif terjadi karena dengan mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap suatu merek produk berarti konsumen telah secara aktif mencari informasi mengenai
Proses Persepsi 4. b. Perhatian Tidak Sengaja (involuntary attention) Terjadi ketika konsumen dipaparkan sesuatu yang menarik, mengejutkan, menantang, atau sesuatu yang tidak diperkirakan, yang tidak ada relenvasinya dengan tujuan atau kepentingan konsumen. Stimuli dengan ciri-ciri diatas akan secara otomatis mendapat tanggapan konsumen. Interpretasi Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interpretasi atas stimuli yang diterima oleh konsumen. Setiap stimuli yang menarik perhatian konsumen baik disadari atau tidak disadari, akan diinterpretasikan oleh konsumen. Dalam proses interpretasi konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam waktu yang lama (long term memory) yang berhubungan dengan stimuli yang diterima. Informasi dalam long term memory akan membentuk konsumen untuk menginterprestasikan stimuli. Interprestasi itu didasarkan pengalaman-pengalaman pada masa lalu, dan pengalaman itu tersimpan dalam memori jangka panjang konsumen.
Proses Persepsi 5. Tanggapan Setelah melalui tahapan akhir dari proses persepsi maka, konsumen akan bereaksi terhadap informasi yang diperolehnya tadi yang kemudian akan menghasilkan tanggapan. Tanggapan inilah yang kemudian menghasilkan suatu keputusan pembelian.
Pengambilan Keputusan konsumen merupakan tahap proses akhir dari serangkaian tahapan proses yang terjadi pada perilaku konsumen. Dapat diartikan sebagai hasil atau outcome dari suatu proses berpikir (mental processes atau cognitive process), untuk mendapatkan pilihan tindakan dari beberapa alternatif yang ada. Setiap proses pengambilan keputusan menghasilkan pilihan pasti. Outputnya bisa berupa tindakan atau pendapat.
Pengambilan Keputusan q Dari perspektif psikologi Keputusan yang diambil oleh seseorang akan senantiasa menyangkut kebutuhan-kebutuhan, selera atau preferensi yang ia miliki dan nilai-nilai (values) yang ia cari. q Dari perspektif normatif Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses berkelanjutan yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh lingkungan sekelilingnya q Dari perspektif kognitif Analisa terhadap keputusan seseorang terkait dengan logika yang dipakai dalam membuat keputusan dan keterbatasan pilihan yang tersedia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan • • • Posisi/kedudukan sesesorang Masalah Situasi Kondisi Tujuan :
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan Ø Pendapat lain yang menyetakan bahwa faktor yg mempengaruhi pengambil-an keputusan adalah : (1). Keadaan internal organisasi a. Dana yg tersedia b. Keadaan sumberdaya manusia c. Kemampuan karyawan d. Kelengkapan dari perlatan organisasi e. . Struktur organisasi
(2). Keadaan eksternal organisasi, meliputi keadaan ekonomi, sosial, ekonomi, politik, hukum, budaya, dan sebagainya. (3). Tersedianya informasi yang diperlukan. (4). Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan, meliputi penilaiannya, kebutuhannya, intelegensinya, keterampilannya, kapasitasnya, dan sebagainya.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Proses Keputusan Pembeli Mengenali Kebutuhan Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu: - Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan. - Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan. - Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen. - Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
Evaluasi Alternatif Tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkap pilihan – Tahap Pertama Konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk – Tahap Kedua Konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing – Tahap Ketiga Konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. – Tahap Keempat Harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. – Tahap Kelima Konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi
Keputusan Membeli Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran. Perilaku Pasca Pembelian Ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan rasa puas atau tidak puas.
TIPE PERILAKU KEPUTUSAN PEMBELIAN q. Empat tipe perilaku pembelian konsumen atas dasar tingkat keterlibatan dan perbedaan antar merek :
Tipe Perilaku Keputusan Pembelian Perilaku Pembelian Komplek (Complex Buying Behavior) Konsumen akan melakukan perilaku pembelian komplek apabila sangat terlibat dalam pembelian dan mempunyai persepsi yang sangat mahal, penuh risiko, jarang dibeli dan sangat mengesankan diri. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak
Tipe Perilaku Keputusan Pembelian Perilaku Pembelian Pengurangan Ketidakcocokan (Dissonance Reducing Buying Behavior) Terjadi apabila pembeli sangat terlibat tetapi persepsi atas perbedaan mereknya rendah. Misalnya, dalam pembelian karpet dinding, pembeli sangat terlibat karena nisbi mahal dan self expressive. Namun pembeli menggangap bahwa berbagai merek karpet dalam kisaran harga tertentu adalah sama, karena itu mereka memutuskan dengan cepat. Sesudah membeli, bisa jadi pembeli mengalami post purchase dissonance (ketidaknyamanan sesudah membeli) manakala mereka mengetahui kekurangan merek karpet yang telah dibelinya.
Tipe Perilaku Keputusan Pembelian Perilaku Pembelian Kebiasaan (Habitual Buying Behavior) Perilaku pembelian kebiasaan terjadi bila keterlibatan konsumen dan persepsi perbedaan merek rendah. Konsumen tidak mencari informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli. Mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah. Konsumen semacam ini kalau memilih suatu merek tertentu bukan karena pendirian terhadap merek itu, tetapi karena ia mengenal merek itu.
Tipe Perilaku Keputusan Pembelian Perilaku Pembelian Mencari Keanekaan (Variety Seeking Buying Behavior) Konsumen akan berperilaku sebagai pembeli yang mencari keanekaan dengan ciri keterlibatan konsumen rendah namun dengan perbedaan preferensi yang tinggi. Dalam keadaan seperti itu, konsumen sering berpindah-pindah merek. Misalnya, dalam membeli kue, konsumen sering mengambil merek dengan suatu kepercayaan tetapi tanpa banyak penilaian dan baru melakukan penilaian ketika mengonsumsinya. Pada belanja berikutnya, ia memilih merek lain bukan karena bosan, tetapi karena ingin mencoba yang lain. Perpindahan merek terjadi bukan karena ketidakpuasan melainkan karena ingin keanekaragaman.
- Slides: 35