PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI INDRI

  • Slides: 24
Download presentation
PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI INDRI AVISHA SETYANINGSIH PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURAUAN

PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI INDRI AVISHA SETYANINGSIH PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURAUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

A. MANFAAT DAN NILAI UANG 1. Penggolongan Nilai suatu barang yang dimaksud adalah kemampuan

A. MANFAAT DAN NILAI UANG 1. Penggolongan Nilai suatu barang yang dimaksud adalah kemampuan pakai barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kemampuan tukar barang terhadap yang lain. Dari pengertian tersebut, maka nilai suatu barang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan nilai pakai dan nilai tukar. a. Nilai Pakai (Value in Use) Nilai pakai dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1) Nilai pakai subjektif, artinya nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya. 2) Nilai pakai objektif, artinya kemampuan dari suatu barang untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia pada umumnya. b. Nilai Tukar (Value in Exchange) Berdasarkan nilai tukarnya, suatu barang dapat dikelomokkan dalam nilai tukar subjektif dan nilai tukar objektif. 1) Nilai tukar subjektif, artinya nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat ditukarkan dengan barang lain. 2) Nilai tukar objektif, artinya kemampuan dari suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang yang lain.

2. Teori Nilai a. Teori Nilai Objektif Para ahli ekonomi melakukan penelitian tentang bagaimana

2. Teori Nilai a. Teori Nilai Objektif Para ahli ekonomi melakukan penelitian tentang bagaimana terjadinya nilai terhadap barang/jasa melahirkan teori nilaiobjektif sebagai berikut. 1) Teori nilai biaya produksi dari Adam Smith Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. 2) Teori nilai biaya produksi tenaga kerja dari David Ricardo Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut. 3) Teori nilai lebih dari Karl Marx Kelebihan nilai pakai atas nilai tukar inilah yang disebut nilai lebih. 4) Teori nilai reproduksi dari Carey Nilai suatu barang ditentukan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang itu kembali (biaya reproduksi). 5) Teori nilai pasar dari Hummed and Locke Nilai suatu barang sangat tergantung pada permintaan danpenawaran barang dipasar.

b. Teori Nilai Subjektif Menurut teori ini nilai suatu barang ditentukan oleh utilitas dari

b. Teori Nilai Subjektif Menurut teori ini nilai suatu barang ditentukan oleh utilitas dari barang tersebut. Hukum Gossen I 1) Hukum Gossen I Berbunyi “Jika jumlah suatu barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu terus ditambah maka kepuasan total yang diperoleh juga bertambah, akan tetapi kepuasan marjinal (tambahan kepuasan yang diperoleh jika dikonsumsi ditambah dengan satu unit) pada titik tertentu akan semakin berkurang. Bahkan jika konsumsi terus dilakukan, pada akhirnya tambahan kepuasan yang diperoleh akan menjadi negatif dan kepuasan total menjadi berkurang”. 2) Hukum Gossen II Hal ini dikemukakan dalam Hukum Gossen II, yaitu “Manusia akan berusaha memuaskan yang beranekaragam sampai mencapai tingkat intensitas yang sama”. 3) Teori Nilai Subjektif Carl Menger Menurut Menger, nilai ditentukan oleh faktor subjektif dibandingkan faktor objektif. Nilai berasal dari kepuasan manusia.

B. POLA PERILAKU KONSUMEN DALAM KEGIATAN EKONOMI 1. Pengertian Konsumsi dan Tujuan Konsumsi, dari

B. POLA PERILAKU KONSUMEN DALAM KEGIATAN EKONOMI 1. Pengertian Konsumsi dan Tujuan Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia pada umumnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan.

b. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan tindakan– tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh,

b. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan tindakan– tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan– tindakan tersebut. Kepuasan Konsumen terhadap Produk 1) 2) 3) Karakteristik Produk yang Diinginkan Konsumen Pengeluaran untuk Konsumsi

B. POLA PERILAKU PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI 1. Pengertian, Tujuan, Proses dan Faktor Produksi

B. POLA PERILAKU PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI 1. Pengertian, Tujuan, Proses dan Faktor Produksi a. Pengertian Produksi adalah setiap kegiatan yang ditujukan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam pengertian yang lebih luas, produksi didefinisikan sebagai setiap tindakan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah ‘nilai’ guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

b. Tujuan Produksi Memperbanyak barang atau jasa Mengganti barang yang rusak atau habis Menghasilkan

b. Tujuan Produksi Memperbanyak barang atau jasa Mengganti barang yang rusak atau habis Menghasilkan barang/jasa yang berkualitas tinggi Memenuhi pasar dalam negeri untuk kebutuhan perusahaan dan rumah tangga Mendapatkan keuntungan Memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan peradaban dan kebudayaan serta perkembangan teknologi Memenuhi pasar internasional Meningkatkan kemakmuran

c. Proses Produksi Proses produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukanmelalui tahapan-tahapan tertentu untuk menghasilkan

c. Proses Produksi Proses produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukanmelalui tahapan-tahapan tertentu untuk menghasilkan atau menambah manfaat barang/jasa. Barang Konsumsi Barang Modal Hasil Produksi Jasa langsung Jasa Barang Modal Tidak Tahan Lama Barang Modal Tahan lama Jasa tidak langsung Jasa pribadi Jasa ditinjau dari pelakunya Jasa kolektif

d. Faktor Produksi Sumber daya alam Tenaga kerja Modal Skill kewirausahaan faktor produksi adalah

d. Faktor Produksi Sumber daya alam Tenaga kerja Modal Skill kewirausahaan faktor produksi adalah semua unsur yang menopang usaha memperbesar nilai barang/jasa.

2. Fungsi Produksi Kegiatan produksi menyangkut dua persoalan utama. Persoalan pertama menyangkut input (masukan),

2. Fungsi Produksi Kegiatan produksi menyangkut dua persoalan utama. Persoalan pertama menyangkut input (masukan), yaitu segala sesuatu yang dimasukkan dalam proses produksi. Persoalan kedua, menyangkut output (keluaran), yaitu hasil yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dengan demikian, fungsi produksi adalah hubungan fungsional yang terdapat antara input dan output. Persamaan fungsi produksi Secara matematika, fungsi produksi merupakan persamaan yang menunjukkan hubungan anatra input dan output. Persamaan tersebut dapat ditulis dengan simbol sebagai berikut: B = f (S, T, M, KT) B = jumalah barang/jasa yang dihasilkan (output) F = fungsi, simbol persamaan fungsi S = sumber daya alam T = tenaga kerja M = modal/sarana dan teknologi KT = kewirausahaan dan teknologi

3. Perilaku Produksi yang Mengutamakan Kepentingan Rakyat Untuk menciptakan perilaku produksi yang mengutamakan kepentingan

3. Perilaku Produksi yang Mengutamakan Kepentingan Rakyat Untuk menciptakan perilaku produksi yang mengutamakan kepentingan masyarakat, perusahaan selaku produsen haruslah menanamkan hal-hal berikut: a. Memberikan keuntungan bagi stakeholders b. Memberikan sumbangan sosial c. Menumbuhkan rasa saling percaya d. Menghormati aturan e. Sikap hormat terhadap lingkungan alam f. Menghindari operasi-operasi tidak etis

a. 4. Hukum Hasil Lebih yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return) Hasil

a. 4. Hukum Hasil Lebih yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return) Hasil penelitian David Ricardo yaitu hukum hasil lebih yang berkurang (The Law of Diminishing Return). Menurut David Ricardo, jika kita menambah terus-menerus salah satu unit input dalam jumlah yang sama, sedangkan input yang lain tetap maka mula akan terjadi tambahan output yang lebih dari proporsional (increasing returns) tapi pada titik tertentu hasil lebih yang kita akan peroleh akan semakin berkurang. Sebagai contoh perluasan produksi pertanian dengan menambah faktor produksi tenaga kerja pada sebidang tanah akan memberikan tambahan hasil yang paling meningkat. Meningkatnya tambahan hasil tersebut berjalan terus sampai tercapai kombinasi faktor-faktor produksi yang paling tepat, yaitu pada waktu diperoleh tambahan hasil yang paling tinggi. Jika hal tersebut sudah tercapai, penambahan tenaga kerja selanjutnya akan memberikan tambahan hasil yang semakin menurun bahkan tidak memberikan hasil sama sekali dan akhirnya menjadi negatif.

b. Hasil lebih sebidang tanah Hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan dengan tabel sebagai berikut.

b. Hasil lebih sebidang tanah Hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan dengan tabel sebagai berikut. Input 1 (tanah) Tetap Tetap Tetap Input 2 (tenaga kerja) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Output (total product) 0 6 14 24 35 45 50 53 53 48 Hasil lebih (marginal product) 0 6 8 10 12 9 5 3 0 -5 Dari angka-angka dalam tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah output (total produk) memang bertambah sebagai akibat ditambahnya jumlah tenaga kerja tetapi hasil lebihnya (marginal product) tidak selalu sebanding. Dari tabel tersebut dapat kita simpulakn juga bahwa Marginal Product (MP) yang tertinggi didapat ketika jumlah tenaga kerja berjumlah empat orang dan Total Product (TP) tertinggi adalah 53 yaitu ketika Marginal Product (MP) = 0.

c. Berlakunya The Law of Diminishing Return Setelah diadakan penelitian oleh pakar-pakar ekonomi lainnya,

c. Berlakunya The Law of Diminishing Return Setelah diadakan penelitian oleh pakar-pakar ekonomi lainnya, ternyata hukum ini berlaku juga pada perusahaan yang kemampuan faktor produksinya terbatas. Berikutnya the law of diminishing return diperlukan beberapa asumsi. 1) Salah satu faktor produksi (misalnya, tanah pada pertanian atau mesin pada industri) harus tetap sehingga perbandingannya saja yang berubah. 2) Teknik produksi yang diterapkan dalam proses produksi tetap. Jika tingkat teknik produksi yang diterapkan lebih canggih berarti dapat mempertinggi produktivitas setiap tenaga kerja, hukum tersebut tidak berlaku. 3) Daya kerja (produktivitas) faktor yang diubah harus sebanding (sama). Seandainya faktor produksi yang diubah adalah jumlah tenaga kerja maka tingkat pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja tersebut harus sama terhadap pekerjaan yang dimaksud.

D. CIRSULAR FLOW DIAGRAM 1. Kegiatan Ekonomi Dua Sektor Kegiatan ekonomi dua sektor hanya

D. CIRSULAR FLOW DIAGRAM 1. Kegiatan Ekonomi Dua Sektor Kegiatan ekonomi dua sektor hanya melibatkan dua pelaku ekonomi, yaitu rumah tangga dan perusahaan. a. Corak Kegiatan Ekonomi Subsistem Dalam corak kegiatan ekonomi subsistem penerima-penerima pendapatan, dalam hal ini rumah tangga, tidak menabung, dan para pengusaha tidak menanam modal. Dalam masyarakat yang seperti ini aliran pendapatannya adalah seperti yang tampak pada gambar di samping Ini adalah gambaran yang sangat sederhana yang terjadi pada suatu perekonomian, dimana kegiatan perdagangan pada umumnya masih menggunakan cara barter.

b. Corak Perekonomian Modern Dalam perekonomian yang lebih maju, penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan sebagian

b. Corak Perekonomian Modern Dalam perekonomian yang lebih maju, penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada pengusaha yang akan menggunakannya untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang modal.

2. Kegiatan Ekonomi Tiga Sektor Dalam kegiatan ekonomi tiga sektor, pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat

2. Kegiatan Ekonomi Tiga Sektor Dalam kegiatan ekonomi tiga sektor, pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat selain dari rumah tangga dan perusahaan, diperlihatkan juga peranan dan pengaruh pemerintah atas kegiatan perekonomian.

3. Kegiatan Ekonomi Empat Sektor Kegiatan ekonomi empat sektor sering disebut perekonomian terbuka karena

3. Kegiatan Ekonomi Empat Sektor Kegiatan ekonomi empat sektor sering disebut perekonomian terbuka karena kegiatan ini tidak hanya melibatkan pelaku-pelaku ekonomi di dalam negeri, tetapi juga masyarakat ekonomi di luar negeri.

E. PERAN PELAKU EKONOMI DALAM KEGIATAN EKONOMI 1. Rumah Tangga Rumah tangga adalah masyarakat

E. PERAN PELAKU EKONOMI DALAM KEGIATAN EKONOMI 1. Rumah Tangga Rumah tangga adalah masyarakat yang melakukan kegiatan konsumsi terhadap barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri ataupun keluarga. Rumah tangga juga merupakan kelompok masyarakat sebagai pemilik faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, dan wirausaha). Pendapatan rumah tangga dapat diperoleh dari perusahaan dengan cara sebagai berikut. a. Sewa (rent) b. Upah (wage) c. Bunga (interest) d. Laba (profit)

2. Perusahaan/Produsen Peran perusahaan dalam kegiatan ekonomi adalah sebagai berikut. a. Sebagai produsen, dengan

2. Perusahaan/Produsen Peran perusahaan dalam kegiatan ekonomi adalah sebagai berikut. a. Sebagai produsen, dengan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh rumah tangga keluarga, pemerintah, bahkan masyarakat luar negeri. b. Sebagai distributor, sebagai mata rantai penyaluran barang dalam rangka melayani konsumen agar barang yang dibutuhkan sampai pada konsumen tepat waktu, tepat tempat, tepat sasaran, tepat kuantitas dan tetap kualitas sehingga barang yang dibutuhkan masyarakat dengan mudah dapat diperoleh. c. Sebagai agen pembangunan, kegiatan perusahaan sebagai agen pembangunan ditujukan untuk meningkatkan produksi melalui penelitian dan pengembangan.

3. Pemerintah Peranan sebagai pengatur Peranan sebagai pengontrol Peranan sebagai penguasa Peranan sebagai konsumen

3. Pemerintah Peranan sebagai pengatur Peranan sebagai pengontrol Peranan sebagai penguasa Peranan sebagai konsumen Peranan sebagai produsen/investor

4. Masyarakat Luar Negeri Peranan masyarakat luar negeri tersebut adalah sebagai berikut. a. Masyarakat

4. Masyarakat Luar Negeri Peranan masyarakat luar negeri tersebut adalah sebagai berikut. a. Masyarakat luar negeri sebagai konsumen yanitu dengan mengekspor barang/jasa tersebut ke negara mereka. b. Masyarakat luar negeri sebagai produsen Selain sebagai konsumen, masyarakat luar negeri juga bertindak sebagai produsen. c. Masyarakat luar negeri sebagai investor Pembangunan suatu bangsa membutuhkan pelaku-pelaku yang berani menanamkan modalnya, baik penanaman langsung maupun tidak langsung. Investor-investor itu banyak berasal dari luar negeri karena umumnya mereka banyak mempunyai dana dan lebih maju. d. Sumber tenaga kerja ahli Negara maju banyak memiliki tenaga ahli yang sangat dibutuhkan negara lain. Dengan demikian negara lain dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di dalam negeri.

TERIMAKASIH

TERIMAKASIH