PERILAKU KONSELOR WAWANCARA Sesi Pertama Tujuan wawancara pertama

  • Slides: 16
Download presentation
PERILAKU KONSELOR

PERILAKU KONSELOR

WAWANCARA Sesi Pertama • Tujuan wawancara pertama kali: Langkah mereduksi kecemasan klien, menahan diri

WAWANCARA Sesi Pertama • Tujuan wawancara pertama kali: Langkah mereduksi kecemasan klien, menahan diri dari pembicaraan yang terusmenerus, mendengarkan secara baik dan hati-hati, serta menyadari bahwa pilihan klien terhadap topik-topik akan memberikan pemahaman terhadap prioritasnya.

Tujuan utama wawancara adalah untuk mendapatkan informasi, so beberapa bentuk respon yang disarankan, yaitu

Tujuan utama wawancara adalah untuk mendapatkan informasi, so beberapa bentuk respon yang disarankan, yaitu : (1) Penggalian. (2) Penekanan. (3) Pertanyaan tertutup. (4) Permintaan klarifikasi.

Sesi Kedua (1) Mengidentifikasi data (identitas klien) (2) Menyampaikan masalah, baik yang utama dan

Sesi Kedua (1) Mengidentifikasi data (identitas klien) (2) Menyampaikan masalah, baik yang utama dan yang lain. (3) Setting kehidupan klien saat ini, (4) Riwayat keluarga, (5) Riwayat pribadi, (6) Deskripsi klien selama wawancara, dan (7) Kesimpulan dan rekomendasi.

Sesi-sesi Berikutnya • Wawancara hendaknya sudah mengarah kepada wawancara terapeutik dan dilakukan dengan menggunakan

Sesi-sesi Berikutnya • Wawancara hendaknya sudah mengarah kepada wawancara terapeutik dan dilakukan dengan menggunakan data-data yang sudah dimiliki. Sesi Akhir Wawancara • Dipandang sebagai suatu transisi dari satu kondisi psikologis ke yang lain, maka fungsi konselor adalah sebagai jembatan dari kondisi psikologis dari yang satu ke yang lain.

PROSES MENDENGARKAN Mendengarkan Proses kompleks yang melibatkan: - Mindfull - Penerimaan pesan secara fisik

PROSES MENDENGARKAN Mendengarkan Proses kompleks yang melibatkan: - Mindfull - Penerimaan pesan secara fisik - Pemilihan & penyusunan informasi - Menafsirkan komunikasi - Merespon - Mengingat

Merespon konten kognitif • Konselor harus memahami alternatif yang dihadirkan klien dan selanjutnya merespon

Merespon konten kognitif • Konselor harus memahami alternatif yang dihadirkan klien dan selanjutnya merespon terhadap alternatif tersebut secara tepat. • Memahami alternatif, berarti mengidentifikasi secara tepat jenis isi yang dihadirkan klien, dan altrnatif-alternatif yang dapat direspon. • Merespon alternatif, yaitu proses menyeleksi alternatif.

 • Fokusnya adalah tentang kebutuhan klien daripada kebutuhan konselor. • Respon dapat juga

• Fokusnya adalah tentang kebutuhan klien daripada kebutuhan konselor. • Respon dapat juga diberikan kepada hal-hal yang menurut klien paling menarik. • Dalam merespon, juga banyak tipe yang bisa dijadikan stimulus terhadap isi kognitif, yaitu : ide yang disetujui, organisasi dan suatu hal. • Untuk membedakan stimuli, konselor dapat menggunakan melalui diam, aktivitas verbal secara minimal, pernyataan kembali, dan pemeriksaan.

Merespon konten afektif • Pesan-pesan perasaan mungkin diekspresikan melalui nonverbal, seperti nada vokal, kecepatan

Merespon konten afektif • Pesan-pesan perasaan mungkin diekspresikan melalui nonverbal, seperti nada vokal, kecepatan bicara, posisi tubuh, dan atau isyarat badan. • Isyarat verbal maupun nonverbal selalu berasosiasi dengan emosi. • Konselor harus mampu memahami perasaan klien, sebelum konselor dapat menghasilkan perasaan yang sama seperti yang dirasakan klien. • Elemen-elemen komunikasi afeksi klien dapat diientifikasi berdasar atas gerakan kepala dan badan, posisi tubuh, kecepatan gerak, dan kualitas suara.

1. Afeksi Positif Kegembiraan Kemampuan Cinta Kebahagiaan Riang Harapan Cantik Mampu Akrab Senang Dapat

1. Afeksi Positif Kegembiraan Kemampuan Cinta Kebahagiaan Riang Harapan Cantik Mampu Akrab Senang Dapat B’sahabat Menyenangk’ Optimis Baik Terpenuhi Cinta Ceria Mencoba Bagus Besar Suka Gairah Dugaan Manis Bagus Kebutuhan Bahagia Harapan Puas Pintar Sayang Keinginan Hebat Menghargai Keinginan Sensasi Cukup baik Memilih Tertawa Menghargai Untung

2. Amarah Serangan Kejelekan Pembelaan diri Bercekcok Perdebatan Tidak suka Menyalahkan Marah Serangan Benci

2. Amarah Serangan Kejelekan Pembelaan diri Bercekcok Perdebatan Tidak suka Menyalahkan Marah Serangan Benci Melindungi Berkelahi Bertanding Buruk Marah Pertengkaran Mencela Kemuakan Hati-hati Berdebat Berkelahi Merengut Menyiapkan Mempersoalkan masalah Memukul Menolak Menyakiti Tidak setuju Melukai perasaan

3. Ketakutan Kekhawatiran Kesakitan Menjauhi Gelisah Kegagalan Payah Melarikan diri Kesusahan Menjatuhkan Menyakiti Lari

3. Ketakutan Kekhawatiran Kesakitan Menjauhi Gelisah Kegagalan Payah Melarikan diri Kesusahan Menjatuhkan Menyakiti Lari Keprihatinan Tidak pasti Hebat Pelarian Kesendirian Sedang Tidak Memotong menyenangkan Suka murung Tidak nyaman Ketakutan Kebingungan Sakit Tegang Bodoh Merobek Gangguan Tak pasti Lupa

4. Kesedihan Kesendirian Depresi Tidak senang Sendiri Depresi Terkatung-katung Meninggalkan Tekanan Penderitaan Lepas Lesu

4. Kesedihan Kesendirian Depresi Tidak senang Sendiri Depresi Terkatung-katung Meninggalkan Tekanan Penderitaan Lepas Lesu Bersedih hati Hilang Mengecilkan hati Sedih Sangat sedih Murung

Alasan utama konselor tidak merespon perasaan klien (1) konselor tidak mengetahui cara yang tepat

Alasan utama konselor tidak merespon perasaan klien (1) konselor tidak mengetahui cara yang tepat untuk meresponnya. (2) konselor “menghalangi” pengenalan pada perasaan klien.

Relasi Bantuan • Empati ü kemampuan untuk merasakan secara akurat dunia klien ümampu melihat

Relasi Bantuan • Empati ü kemampuan untuk merasakan secara akurat dunia klien ümampu melihat sesuatu menurut pandangan klien. ü kemampuan untuk secara verbal berbagai pemahaman dengan klien. • Mampu mengembangkan penghargaan yang positif • Perlu keiklhlasan, keaslian, atau kesungguhan • Kemampuan untuk menyingkapkan diri

Memperhatikan Klien Hal yg perlu dilakukan: ’Berkomunikasi’ 1. Ekspresi wajah 2. Posisi badan 3.

Memperhatikan Klien Hal yg perlu dilakukan: ’Berkomunikasi’ 1. Ekspresi wajah 2. Posisi badan 3. Respon verbal