PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN

  • Slides: 9
Download presentation
PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO Dwiyan Novriawan novriawan. dwiyan@gmail. com

PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO Dwiyan Novriawan novriawan. dwiyan@gmail. com Drs. Tri Widiarto, M. Pd. tri. widiarto@staff. uksw. edu

I. PENDAHULUAN Kehidupan manusia dan kebudayaan merupakan dua komponen yang saling berkaitan. Tanpa adanya

I. PENDAHULUAN Kehidupan manusia dan kebudayaan merupakan dua komponen yang saling berkaitan. Tanpa adanya manusia maka kebudayaan tidak akan ada. Seni tari sebagai salah satu wujud cipta manusia memungkinkan individu atau kelompok untuk saling berinteraksi dan memahami. Proses-proses ini kemudian merepresentasikan berbagai gejala kehidupan manusia dalam bentuk gerakan indah dan memiliki makna. Penciptaan gerakan seni tari biasanya melalui proses renungan yang cukup panjang, sehingga para pemikatnya benar-benar mampu menemukan keutuhan makna yang terkandung didalamnya.

II. LANDASAN TEORI Defenisi kebudayaan menurut Selo Sumardjan (1962: 1 - 2) adalah sama

II. LANDASAN TEORI Defenisi kebudayaan menurut Selo Sumardjan (1962: 1 - 2) adalah sama hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Jadi kebudayaan sendiri adalah suatu hasil karya ciptaan manusia yang dapat dinikmati dan dilihat keindahannya dari berbagai sudut serta keindahan tersebut dapat terbagi dalam berbagai bentuk diantaranya adalah tari. Dari penjelasan diatas maka kebudayaan itu dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman itu sendiri. Menurut Sudarko (2003: 9) kebutuhan akan seni budaya merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi, karena seni budaya berkaitan langsung dengan kesejahteraan, keindahan, kebijaksanaan, ketentraman dan pada puncaknya merupakan proses dari manusia untuk semakin dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan kepercayaan/religius yang dibalut dengan seni dan tradisi (local genius). Oleh karena itu, seni budaya akan berkembang apabila ada masyarakat pendukungnya.

III. METODE PENELITIAN Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan pendekatan budaya,

III. METODE PENELITIAN Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan pendekatan budaya, yaitu pendekatan dengan cara melihat obyek pengkaji sebagai suatu sistem, dengan kata lain obyek kajian dilihat sebagai satuan yang terdiri dari unsur yang saling terkait. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan kualitas data, oleh karena itu teknik pengumpulan datanya banyak menggunakan wawancara yang berkesinambungan dan observasi langsung. Peneliti bermaksud menggambarkan atau menguraikan tentang Pergeseran makna seni Tari Prajuritan di Desa Tegalrejo Salatiga. Penelitan yang dilakuakan bersifat kualitatif, artinya penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis berupa kata-kata tertulis terhadap apa yang diamati, atau dengan kata lain data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskriptif.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tari prajuritan merupakan kesenian peninggalan leluhur sekaligus menjadi identitas desa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tari prajuritan merupakan kesenian peninggalan leluhur sekaligus menjadi identitas desa Tegalrejo yang masih bertahan sampai sekarang dan harus tetap dilestarikan. Tradisi Saparan atau merti desa ikut dikaitkan dalam pentingnya tari Prajuritan ini, karena tari prajuritan ini merupakan hiburan pokok yang harus ditampilkan pada saat acara saparan atau merti desa di desa tegalrejo. Selain sebagai hiburan tari prajuritan ini merupakan syarat persembahan untuk menghormati leluhur nenek moyang sangat menyukai tarian ini. Dalam perkembangannya tari prajuritan ini mengalami pergeseran makna. Pergeseran makna seni tari terlihat dari kurangnya antusias dari kalangan kaum muda Desa Tegalrejo untuk berpartisipasi dalam kelompok seni tari prajuritan ini, lambat laun terutama generasi muda lebih memilih kesenian baru yang banyak berkembang di lingkungan desa Tegalrejo seperti drum blek dan reog.

 Kurangnya dukungan pemerintah terutama kelurahan tegalrejo dalam memberikan dukungan berupa bantuan finansial yang

Kurangnya dukungan pemerintah terutama kelurahan tegalrejo dalam memberikan dukungan berupa bantuan finansial yang digunakan untuk biaya pementasan dalam acara merti desa menjadi salah satu penyebab. Akibatnya seperti saparan yang berlangsung pada tahun 2016 lalu seni tari prajuritan yang seharusnya menjadi icon penting dan wajib dipentaskan tidak ikut dalam upacara kirab budaya karena kurangnya dukungan yang dibutuhkan untuk pementasan. Biaya dalam pementasan seni tari prajuritan menjadi sangat fital karena digunakan untuk pengadaan sarana pentas seperti tata rias, tata busana/perlengkapan tari, dan pengadaan konsumsi bagi anggota kelompok seni tari prajuritan yang melakukan pentas. Seni tari prajuritan dalam pementasannya saat ini sangat bergantung dengan bantuan dana desa karena dari kas kelompok kesenian sendiri tidak mencukupi, hal ini disebabkan oleh kurangnya pemasukan akibat sudah jarang pentas (menerima tanggapan), disisi lain mayoritas anggota kelompok seni tari prajuritan berasal dari kalangan masyarakat ekonomi menengah kebawah. Pergeseran makna ritual terlihat pada para penari pada saat akan mementaskan tari Prajuritan tidak melakukan ritual puasa seperti yang dilakukan para penari terdahulu. Ritual puasa dilakukan untuk membersihkan hati dan pikiran supaya pada saat pementasan mudah berkonsentrasi.

 Pada saat penulis menyaksikan latihan tari Prajuritan, para penari tampak menari dengan terkesan

Pada saat penulis menyaksikan latihan tari Prajuritan, para penari tampak menari dengan terkesan biasa saja antusiasme kurang. Bahkan diantara mereka ada yang menggaruk-garuk kepala pada saat menari. Para penari sekarang ini kurang begitu tahu tentang makna penting prajuritan itu sendiri, para penari hanya sebatas menari saja. Para penari akan terlihat serius pada saat acara pementasan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kekhusukan para penari disebabkan oleh penonton dan bukan karena adanya kesadaran dari penari bahwa itu merupakan tarian yang harus dibawakan dengan keseriusan.

V. IMPLIKASI TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN Dalam menjaga dan melestarikan tradisi kebudayaan khususnya seni tari

V. IMPLIKASI TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN Dalam menjaga dan melestarikan tradisi kebudayaan khususnya seni tari Prajuritan di desa tegalrejo kecamatan Argomulyo kota Salatiga, disamping menggelar pementasan Tari setiap acara tertentu juga harus memperkenalkannya kepada generasi muda. Pemerintah hendaknya mengambil sikap dan upaya untuk ikut melestarikan seni tari lokal tersebut dengan memasukan tari Prajuritan sebagai muatan lokal daerah, di semua tingkat pendidikan yang ada di kota Salatiga. Di sisi lain seni tari Prajuritan ini menjadi aset kebudayaan bangsa Indonesia dan suatu identitas kota Salatiga. Dengan diperhatikannya seni tari prajuritan ini juga dapat berpotensi menjadi daya tarik wisata kearifan lokal dan meningkatan pendapatan daerah.

 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017 TERIMA KASIH