PERENCENAAN KARANGAN Karangan Ilmiah karil 1 2 3

  • Slides: 40
Download presentation
PERENCENAAN KARANGAN

PERENCENAAN KARANGAN

Karangan Ilmiah (karil) 1. 2. 3. 4. Karil bentuknya berupa karangan ilmu pengetahuan. Yang

Karangan Ilmiah (karil) 1. 2. 3. 4. Karil bentuknya berupa karangan ilmu pengetahuan. Yang disajikan fakta yang bersifat umum, bukan fakta pribadi. Keilmiahan suatu karangan ditentukan oleh metodologi penulisannya. Isi karil berupa kumpulan pernyataan yang mengungkap informasi penget atau jalan pemikiran dlm memperoleh suatu pengetahuan.

l 1. 2. 3. Sajian isi karangan ilmiah: pernyataan informatif; penggambaran suatu masalah dan

l 1. 2. 3. Sajian isi karangan ilmiah: pernyataan informatif; penggambaran suatu masalah dan pemecahannya; penyajian fakta objektif secara sistematis.

Bahasa Karil l l Bahasa yang digunakan harus terbebas dari unsur-unsur emotif. Bahasa dlm

Bahasa Karil l l Bahasa yang digunakan harus terbebas dari unsur-unsur emotif. Bahasa dlm karil itu diatur oleh kaidah-kaidah makul dan definisi yang memiliki arti tunggal. Bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis, didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Menggunakan ragam bahasa keilmuan, yaitu bahasa baku yang disusun secara jelas, teratur, dan tepat makna.

Manfaat Penulisan Karya Ilmiah l l l Penulis terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif

Manfaat Penulisan Karya Ilmiah l l l Penulis terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik. Penulis terlatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, dan dikembangkan ke tingkat pemikiran yang matang. Penulis lebih mengenal perpustakaan untuk mencari bahan bacaan.

l l l Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas

l l l Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis. Penulis akan memperoleh kepuasan intelektual. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.

Sikap Ilmiah Seorang Penulis 1. 2. 3. Sikap ingin tahu, diwujudkan dengan selalu bertanya

Sikap Ilmiah Seorang Penulis 1. 2. 3. Sikap ingin tahu, diwujudkan dengan selalu bertanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian? Sikap kritis, direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya. Sikap terbuka, dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain.

4. 5. 6. 7. Sikap objektif, diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi

4. 5. 6. 7. Sikap objektif, diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi. Sikap rela menghargai karya orang lain, diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain Sikap berani mempertahankan kebenaran, diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya. Sikap menjangkau ke depan, yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya, bahkan mampu menyusun suatu teori baru.

Ciri-ciri karangan ilmiah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Fakta objektif, yang disajikan kebenaran

Ciri-ciri karangan ilmiah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Fakta objektif, yang disajikan kebenaran fakta Penulisannya cermat, tepat, dan benar. Tidak mengejar keuntungan pribadi. Sistematis, tiap langkah direncanakan secara konseptual dan prosedural. Tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan. Tidak persuasif, tujuannya untuk mendorong pembaca mengubah pendapat, membiarkan fakta berbicara sendiri.

Tahapan Penyusunan Karil 1. 2. 3. 4. 5. tahap persiapan; pengumpulan data; pengorganisasian dan

Tahapan Penyusunan Karil 1. 2. 3. 4. 5. tahap persiapan; pengumpulan data; pengorganisasian dan pengonsepan; pemeriksaan atau penyuntingan konsep; penyajian atau pengetikan.

Tahap Persiapan Mencakup: 1. Pemilihan topik l Topik tulisan ilmiah harus berhubungan dengan fakta.

Tahap Persiapan Mencakup: 1. Pemilihan topik l Topik tulisan ilmiah harus berhubungan dengan fakta. l Memilih sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok masalah yang benar diketahui.

Yang dipertimbangkan dlm pemilihan topik 1. 2. 3. 4. 5. topik yang dipilih ada

Yang dipertimbangkan dlm pemilihan topik 1. 2. 3. 4. 5. topik yang dipilih ada di sekitar kita, karena memudahkan kita untuk memperoleh data; topik yang dipilih yaitu topik yang menarik perhatian Anda; cakupannya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit; topik yang dipilih bukan merupakan hal yang baru bagi Anda; tersedianya sumber pustaka sebagai acuan (buku, majalah, jurnal, surat kabar, undang, dan lain-lain).

Pembatasan topik l l Fungsi topik dalam karangan ialah mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan,

Pembatasan topik l l Fungsi topik dalam karangan ialah mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian. Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai seluruh karangan. Topik juga berfungsi memudahkan pengembangan ide bagi penulis. Selesai menentukan topik, perlu dilakukan pembatasan topik.

PENENTUAN JUDUL l l l 1. Judul penelitian adalah identitas yang berisi rumusan pokok

PENENTUAN JUDUL l l l 1. Judul penelitian adalah identitas yang berisi rumusan pokok penelitian. Judul dinyatakan dlm bentuk frase yang singkat, jelas, dan relevan dengan isi pembahasan. Syarat judul yang baik: Sesuai dengan topik Topik: Analisis fungsi penjualan produk terhadap kinerja bisnis. Judul: Analisis fungsi penjualan terhadap kinerja bisnis pada PT Semen Nusantara Cilacap Tahun 2007

2. Sesuai dengan isi karangan Karangan ilmiah harus membatasi konsep, lokasi, dan tempat untuk

2. Sesuai dengan isi karangan Karangan ilmiah harus membatasi konsep, lokasi, dan tempat untuk memastikan data sekunder, dan data primer yang diperlukan. 3. 4. Berbentuk frasa (bukan kalimat) Singkat, artinya mudah dipahami, dan mudah diingat

Pembuatan Kerangka Karangan Mengarang adalah mengorg ide. Pengorg ide diawali dng menyusun kerangka karangan

Pembuatan Kerangka Karangan Mengarang adalah mengorg ide. Pengorg ide diawali dng menyusun kerangka karangan (outline). l Fungsi kerangka karangan, agar rangkaian ide dapat disusun secara sistematis, logis, terstruktur, dan teratur. l

l l Kerangka karangan juga menjamin bahwa penulisan akan bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan

l l Kerangka karangan juga menjamin bahwa penulisan akan bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target pembacanya. Dengan kerangka karangan, kemungkinan kesalahan dlm pengemb bagian-bagian dapat dihindari; urutan pembahasan masalah dapat terarah, dan dapat mudah diikuti oleh pembaca.

Fungsi kerangka karangan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. memudahkan pengendalian variabel; menunjukkan pokok

Fungsi kerangka karangan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. memudahkan pengendalian variabel; menunjukkan pokok bahasan dan subpokok bahasan; agar pembahasan tidak keluar dari sasaran yang sudah ditetapkan; memudahkan penulis mengembangkan karangan secara menyeluruh, mencegah pengulangan pembahasan, memperlihatkan cakupan dan arah pembahasan.

Bentuk Kerangka Karangan Dapat berupa kerangka kalimat dan kerangka topik. 1. Kerangka kalimat menggunakan

Bentuk Kerangka Karangan Dapat berupa kerangka kalimat dan kerangka topik. 1. Kerangka kalimat menggunakan kalimat deklaratif yang lengkap untuk merumuskan setiap topik, subtopik, maupun sub-subtopik. D: Bahasa IndIndo PPTkerangka kalimat. doc l

Kerangka topik berisi topik dan subsubtopik yang berupa frasa, bukan kalimat lengkap. D: Bahasa

Kerangka topik berisi topik dan subsubtopik yang berupa frasa, bukan kalimat lengkap. D: Bahasa IndIndo PPTContoh kerangka karangan sistem lekuk. doc 2.

3. Tahap Pengumpulan Data: Data harus relevan dengan pembahasan masalah. l Data itu valid

3. Tahap Pengumpulan Data: Data harus relevan dengan pembahasan masalah. l Data itu valid jika proses pengambilannya benar, dan jika diproses hasilnya tidak bias. l Data juga harus mewakili populasinya. l

Jenis data yang dikumpulkan: 1. Data teoretik, data pustaka (data sekunder) Data ini diperoleh

Jenis data yang dikumpulkan: 1. Data teoretik, data pustaka (data sekunder) Data ini diperoleh dari kepustakaan (buku, majalah, koran, jurnal dari internet) yang ada hubungannya dengan topik yang akan dibahas. Informasi yang terkait dicatat dalam kartu informasi.

l l Data ini dipakai sebagai dasar kajian teoretik yang digunakan sebagai landasan kerangka

l l Data ini dipakai sebagai dasar kajian teoretik yang digunakan sebagai landasan kerangka berpikir. Dari kajian teoretik tersebut dapat disusun hipotesis (kerangka konsep) yang mendasari keseluruhan karangan.

2. Data empirik (data primer) l l Data ini berupa informasi konkret dan diperoleh

2. Data empirik (data primer) l l Data ini berupa informasi konkret dan diperoleh langsung dari lapangan. Data diperoleh melalui pengalaman pribadi penulis, observasi objek dengan cara wawancara, pengujian, atau proses analisis. Agar kesimpulan yang dihasilkan valid, maka pengumpulan data atau informasi harus cermat dan tuntas.

Tahap Pemeriksaan l Penyuntingan konsep adalah pembacaan atau pengecekan secara cermat naskah yang selesai

Tahap Pemeriksaan l Penyuntingan konsep adalah pembacaan atau pengecekan secara cermat naskah yang selesai ditulis dan memperbaikinya sesuai dengan konvensi naskah dan penggunaan bahasa yang baku.

KONVENSI NASKAH l Pengetikan l l l Kertas yang digunakan jenis HVS 80 gram.

KONVENSI NASKAH l Pengetikan l l l Kertas yang digunakan jenis HVS 80 gram. Ukuran kuarto (21, 59 x 27, 94), warna putih. Diketik hanya satu sisi halaman. Format naskah l l l Batas margin atas 4 cm, kiri 4 cm, bawah 3 cm, dan kanan 2. 5 cm Diketik dengan huruf ariel-11, atau times new roman-12. Untuk judul, antara 16 s. d. 20 atau disesuaikan dengan panjang-pendeknya judul. Naskah diketik rata kiri-kanan (Justify) diusahakan tanpa pemenggalan kata dengan jarak dua spasi.

l Penomoran l l l Romawi kecil (i, iii) Romawi besar (I, III) Angka

l Penomoran l l l Romawi kecil (i, iii) Romawi besar (I, III) Angka Arab (1, 2, 3) Penomoran bagian karangan Penumbra bag karangan. doc

Kutipan l Kartu informasi Paragraf “Paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama

Kutipan l Kartu informasi Paragraf “Paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang lebih besar…. Asul Waluyo, 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia (hal. 15)

Penampilan kutipan Jika nama pengarang dituliskan sebelum kutipan, ketentuannya seperti berikut. Contoh Sistem dapat

Penampilan kutipan Jika nama pengarang dituliskan sebelum kutipan, ketentuannya seperti berikut. Contoh Sistem dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang mengatur data dan informasi. Menurut Heru Atmojo (1991: 25), sistem itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan. l

Jika nama pengarang ditulis sesudah kutipan, cantumkan nama akhir pengarang dan tahun terbit. l

Jika nama pengarang ditulis sesudah kutipan, cantumkan nama akhir pengarang dan tahun terbit. l Sistem dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang mengatur data dan informasi. Sistem itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan (Atmojo, 1991: 25).

l Jika diperlukan lebih dari satu buku rujukan dan buku tersebut membicarakan hal yang

l Jika diperlukan lebih dari satu buku rujukan dan buku tersebut membicarakan hal yang sama, penampilannya sebagai berikut. Untuk menciptakan bentuk yang harmonis dan estetis diperlukan unsur-unsur yang menunjang bentuk-bentuk arsitektur (Ali, 1984: 12; Chandra, 1985: 18; Eko, 1987: 11).

Jenis kutipan l Kutipan langsung l Rusyana (1984: 182) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan wujud

Jenis kutipan l Kutipan langsung l Rusyana (1984: 182) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri. (≤ 4 baris 2 spasi. 4< 1 spasi) l Kutipan tidak langsung l Muchtar (1998: 17) menyatakan bahwa latar belakang masalah. . .

Kutipan dari 2 orang atau lebih 2 orang Muchtar dan Jahi (1998: 17) menyatakan

Kutipan dari 2 orang atau lebih 2 orang Muchtar dan Jahi (1998: 17) menyatakan bahwa. . . l 3 orang Muchtar, Jahi, dan Amerta (1998: 17) menyatakan bahwa. . . l Lebih dari 3 orang Muchtar dkk. Atau et all. (1998: 17) menyatakan bahwa. . l

Catatan kaki l Buku l l l pengarang, judul, jumlah jilid (jika ada), kota

Catatan kaki l Buku l l l pengarang, judul, jumlah jilid (jika ada), kota terbit, nama penerbit, tahun penerbitan, nomor halaman ___________ Gorys Keraf, Tata bahasa Indonesia (Ende: Nusa Indah, 1980), hal. 15. Artikel majalah l l l Pengarang, judul(“. . ”), nama majalah, nomor majalah, tahun penerbitan, nomor halaman ________ Sulistiantono, “Tinjauan Psikologis tentang perilaku Sosial”, Majalah Ilmiah Universitas JEnderal Soedirman No. 1 Th. X(1999), hal. 126.

Singkatan dalam catatan kaki l l l Ibid ibidem (pada tempat yang sama) l

Singkatan dalam catatan kaki l l l Ibid ibidem (pada tempat yang sama) l Hal sama ibid l Hal berbeda ibid hal. . Op. cit. opere citato (pada karya yang telah dikutip) l Kutipan kedua yang telah diselingi kutipan lain. Loc. cit. loco citato (pada tempat yang telah dikutip) l Kutipan kedua pada artikel dalam majalah/ensiklopedia yang telah diselingi kutipan lain. Et. al. dan lain-lain Et. Seq halaman-halaman berikutnya Ed. Editor/penyunting

contoh 1. 2. 3. 4. 5. Richard Pittman, “Nauhatl Honorifics” International Journal of American

contoh 1. 2. 3. 4. 5. Richard Pittman, “Nauhatl Honorifics” International Journal of American Linguistics, XI (April, 1050), 374 at. Seqq. H. A. Gleason, An Introduction to Descriptive Linguistics, (rev. Ed. ; New York: Holt, Rinehart and Winston, 1961), hal. 51 -52. Ibid. Hal. 56. Loc. cit. Pittman, hal. 378.

Daftar Pustaka l Daftar pustaka disusun menurut abjad nama pengarang tanpa nomor urut. Urutan

Daftar Pustaka l Daftar pustaka disusun menurut abjad nama pengarang tanpa nomor urut. Urutan penulisan daftar pustaka sebagai berikut: a. b. c. d. e. nama pengarang, tahun penerbitan, judul penerbitan, tempat penerbitan, nama penerbit.

l a. b. c. d. l atau nama instansi atau badan penerbitan, tahun penerbitan,

l a. b. c. d. l atau nama instansi atau badan penerbitan, tahun penerbitan, judul penerbitan, tempat penerbitan. Setiap penyebutan keterangan pustaka diakhiri degan tanda titik, kecuali penyebutan tempat terbit diakhiri dengan tanda titik dua.

Pengetikan Daftar Pustaka 1. 2. 3. Baris pertama tiap pustaka diketik mulai dari tepi

Pengetikan Daftar Pustaka 1. 2. 3. Baris pertama tiap pustaka diketik mulai dari tepi kiri halaman naskah. Baris kedua tiap pustaka masuk pada ketukan keenam (0, 5 inchi) dengan jarak baris satu spasi. Jarak antara pustaka yang satu dengan yang lain dua spasi. Judul pustaka dicetak miring, tiap kata diawali huruf kapital kecuali kata sambung

Contoh urutan penulisan sumber pustaka. Buku teks: l Canto urutan penulisan sumber pustaka. doc

Contoh urutan penulisan sumber pustaka. Buku teks: l Canto urutan penulisan sumber pustaka. doc