PERENCANAAN SISTEM DRAINASE ABSTRAK Jalan Swadarma Raya berada
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE
ABSTRAK Jalan Swadarma Raya berada di Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Drainase yang ada di Jalan Swadarma Raya tidak dapat menampung debit banjir yang ada dikarenakan dimensi saluran drainase tersebut lebih kecil daripada debit banjir. Hasil perhitungan yang didapatkan dengan kala ulang 5 tahun dengan metode rasional didapatkan debit banjir sebesar 4, 923 m 3/detik, sedangkan debit yang dapat ditampung oleh dimensi saluran drainase eksisting yang paling baik ialah sebesar 0, 697 m 3/detik. Oleh karena itu harus direncanakan ulang dimensinya dengan nilai H = 1, 75 m dan b = 1, 50 m agar mampu menampung debit banjir. Kata Kunci : Jalan Swadarma Raya, Kelurahan Ulujami, Drainase, Debit Banjir, Metode Rasional.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Pembangunan struktur dan infrastruktur di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Dampak dari pembangunan terhadap ketersediaan ruang terbuka ialah semakin sedikit ruang terbuka karena bangunan – bangunan tersebut berdiri diatas tanah. Ruang terbuka memiliki fungsi sebagai daerah resapan air untuk menanggulangi banjir menjadi kurang berfungsi lagi karena daerah resapannya semakin sedikit. Penyelesaian terhadap masalah tersebut ialah dengan perencanaan ulang dimensi saluran drainase karena air yang tidak terserap oleh ruang terbuka yang tertutupi oleh bangunan akan mengalir ke drainase. 1. 2 TUJUAN PENULISAN TUGAS AKHIR Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah merencanakan dimensi saluran drainase di kelurahan Ulujami.
1. 3 BATASAN MASALAH Batasan masalah pada penulisan tugas akhir ini ialah : a. Debit yang ditinjau hanya dari air hujan. b. Perencanaan dimensi saluran drainase di wilayah kecamatan Pesanggrahan hanya untuk wilayah yang paling parah tergenang banjir, yaitu kelurahan Ulujami atau lebih tepatnya di Jalan Swadarma Raya. c. Analisis biaya pada perencanaan saluran drainase tidak dibahas.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 URAIAN UMUM Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi : 1. Pemukiman. 2. Kawasan industri dan perdagangan. 3. Kampus dan sekolah. 4. Rumah sakit dan fasilitas umum. 5. Lapangan olahraga. 6. Lapangan parkir. 7. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi. 8. Pelabuhan udara. 9. Dll. Kriteria desain drainase perkotaan memiliki kekhususan, sebab untuk perkotaan ada tambahan variabel desain seperti : 1. Keterkaitan dengan tata guna lahan. 2. Keterkaitan dengan masterplan drainase kota. 3. Keterkaitan dengan masalah sosial budaya.
2. 2 ANALISIS HIDROLOGI Siklus hidrologi adalah proses yang diawali oleh evaporasi/penguapan kemudian terjadinya kondensasi dari awan hasil evaporasi. Awan terus terproses sehingga terjadi salju dan atau hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagai air run off dan sebgaian infiltrasi/meresap kedalam lapisan tanah. 2. 2. 1 Analisis Curah Hujan Rencana • Metode Rata-Rata Aljabar • Metode Polygon Thiessen • Metode Isohyet
2. 2. 2 Analisis Frekuensi Perhitungan debit banjir rencana dengan metode empiris dapat ditentukan dengan menggunakan data periode ulang tertentu untuk curah hujan maksimum. Metode yang digunakan : • Distribusi Normal • Distribusi Log Pearson III • Distribusi Gumbel 2. 2. 3 Uji Kecocokan Distribusi Pengujian parameter yang sering dipakai adalah uji chi-kuadrat dan uji smirnov-kolmogorov. • Uji Chi-Kuadrat • Uji Smirnov-Kolmogorof
2. 2. 4 Intensitas Hujan Mengubah intensitas hujan harian ke intensitas hujan dengan lama waktu yang lebih pendek digunakan rumus Mononobe. Lama hujan (time of concentration) tc disini dianggap lamanya hujan yang akan menyebabkan debit banjir dan t dihitung dengan rumus Kirpich. 2. 2. 5 Koefisien Pengaliran Konsep penting dalam upaya mengendalikan banjir adalah koefisien aliran permukaan (runoff) yang biasa dilambangkan dengan C. Koefisien C didefinisikan sebagai nisbah antara laju puncak aliran permukaan terhadap intensitas hujan. Faktor utama yang mempengaruhi nilai C adalah laju infiltrasi tanah atau persentase lahan kedap air, kemiringan lahan, dan intensitas hujan. Faktor lain yang juga mempengaruhi nilai C adalah air tanah, derajat kepadatan tanah, porositas tanah dan simpanan depresi. 2. 2. 6 Curah Hujan Netto Hujan netto adalah bagian hujan total yang menghasilkan limpasan langsung (direct run-off). hujan netto (R) dapat dinyatakan sebagai berikut :
2. 2. 7 Analisis Debit Banjir Rencana Debit banjir rencana adalah debit maksimum pada saat curah hujan maksimum. Perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode berikut ini : • Metode Rasional • Metode Haspers 2. 3 ANALISIS HIDRAULIKA Analisis hidraulika berguna dalam pengendalian banjir, yaitu untuk mengetahui profil muka air, baik kondisi yang ada (eksisting) maupun kondisi perencanaan. Untuk mendukung analisa hitungan guna memperoleh parameterisasi desain yang handal, dibutuhkan validasi data dan metode hitungan yang representatif (Soewarno, 1991). • Aliran Air pada Saluran Terbuka • Aliran Air pada Saluran Pipa • Sifat – sifat Aliran • Dimensi Saluran • Analisis Tinggi Muka Air Rencana
BAB 3 METODE PERENCANAAN Metode perencanaan sistem drainase akan dijelaskan melalui diagram alir dan keterangan lebih detailnya akan dijelaskan pada tahapan perencanaan, serta jadwal pelaksanaan penyusunan skripsi akan dijelaskan pada jadwal pelaksanaan. 3. 1 DIAGRAM ALIR PERENCANAAN Mulai Studi Literatur Pengumpulan Data : Data Hidrologi & Data Hidraulika Perhitungan Hidrologi Selesai 3. 2 TAHAPAN PERENCANAAN DRAINASE 3. 2. 1 Studi Literatur 3. 2. 2 Pengumpulan Data 3. 2. 3 Perhitungan Hidrologi 3. 2. 4 Perhitungan Hidraulika 3. 2. 5 Pembahasan 3. 2. 6 Kesimpulan Perhitungan Hidraulika Pembahasan
BAB 4 DATA PENELITIAN 4. 1 DATA UMUM 4. 11 Lokasi Wilayah studi dilakukan di Kawasan Kelurahan Ulujami, Kotamadya Jakarta Selatan. Berdasarkan data pada Bappeda DKI Jakarta diketahui Kelurahan Ulujami memiliki luas wilayah 1, 71 km 2, mempunyai 5. 480 kepala keluarga dengan RT sebanyak 88 dan RW sebanyak 8. Adapun batas – batas wilayah Kelurahan Ulujami sebagai berikut : • Batas Utara : Kelurahan Srengseng • Batas Timur : Kelurahan Sukabumi Selatan dan Kelurahan Grogol Selatan • Batas Selatan : Kelurahan Pesanggrahan • Batas Barat : Kelurahan Petukangan Utara
4. 2 DATA CURAH HUJAN Tabel 4. 1 Curah Hujan Bulanan di Stasiun Paku Buwono Tabel 4. 2 Curah Hujan Bulanan di Stasiun Ciledug Curah Hujan (mm) Bulan Curah Hujan (mm) 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Maksimum Januari 109, 2 96 94 90 65 76, 5 98 59 61 30 109, 2 90 Februari 49, 3 107, 4 54, 6 104 61, 2 339, 8 160 114 59, 5 27 339, 8 34 178 Maret 55, 3 46, 6 68, 6 79 57 33, 4 71 69, 3 30, 2 22 71 30 125 April 56, 4 33, 1 57, 6 116 79, 3 52, 8 43 47 59 62 79, 3 87 40 54 127 Mei 40, 9 119, 2 46, 4 68 28, 1 63 72 45, 6 40 23 119, 2 51 77 39 38 87 Juni 31, 7 1 9 34 41, 3 28 58 19 67 38 67 56 21 31 38 8 68 Juli 69, 2 0 68 52 47, 6 1, 5 9 5 61 69, 2 40 4 11 42 40 122 Agustus 2, 6 0 23 28 6, 2 29 43 27 63 63 30 34 17 29 38 64 64 September 14 90, 5 10, 6 9 0 120, 5 32 20, 5 109 120, 5 0 3 0 73 66 10 90 90 Oktober 40 103, 4 6, 7 35 5 66 10 65 103, 6 72 10 67 3 23 13 42 119 Nopember 62 106 45, 5 51 27, 7 61 70 32 37 106 1 69 32 49 49 57 71 62 29 71 Desember 63, 4 24, 8 58, 2 56 67 104, 5 28 52 25 104, 5 Desember 0 38 75 53 49 109 21 56 38 109 Maksimum 90 95 127 87 72 178 168 87 119 Maksimum 109, 2 119, 2 94 116 79, 3 339, 8 160 114 109 20 02 2003 Januari 90 0 79 87 46 83 36 65 35 29 Februari 67 95 79 52 59 178 168 38 78 Maret 45 55 85 47 38 30 90 61 April 56 56 127 43 72 52 40 Mei 40 64 87 30 61 47 Juni 5 3 12 68 23 Juli 17 0 122 58 Agustus 3 0 0 September 2 38 Oktober 55 Nopember 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 125 Maksimum 62
Tabel 4. 3 Curah Hujan Bulanan di Stasiun Halim Perdana Kusuma Bulan Januari Curah Hujan (mm) 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Maksimum 103, 6 46 29 78 50, 8 62, 6 99, 5 75, 7 35 21 103, 6 Tabel 4. 4 Curah Hujan Bulanan di Stasiun Depok Bulan Curah Hujan (mm) 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Maksimum Januari 148 33 249 110 84 144 63 91 30 35 249 Februari 150 90 162 134 155 132 55 57 46 22 162 Februari 107, 6 68, 7 91 56 91, 6 259, 1 136, 1 53 0 38 259, 1 Maret 60 68 100 90 82 82 116 134 55 128 134 Maret 75, 9 81 50, 6 37 88, 5 43 39 69 21 24 88, 5 April 61 48 280 154 240 62 84 110 70 48 280 April 98, 8 43 92 55 57 58 102, 2 140 15 22 140 Mei 30 83 70 54 24 44 19 60 55 40 83 Mei 53, 1 35, 6 54 27 36, 9 11 35 102 0 20 102 Juni 11 0, 3 18, 2 90 41, 9 55, 3 52 30 0 8 55, 3 Juni 87 29 4 82 50 55 40 49 62 35 87 Juli 22, 4 0 122, 6 84 33 6, 1 0, 1 37 0 122, 6 Juli 49 0 26 76 91 46 6 67 46 91 Agustus 0 2 0 30 2 14 22 5 3 22 Agustus 0 12 3 40 32 41 64 8 100 September 2 50 4 0 1 2 23 95 20 95 September 11 54 21, 2 5 63 55 118 59 72 118 Oktober 15 98, 8 72 46 6 32, 9 63 152 84 152 Oktober 14 223 80 54 79 51 76 80 86 223 Nopember 42 63, 4 40, 2 37 32 51 33 82 50 82 Desember 45 40, 9 67 44 83 76, 1 51, 8 53 37 83 Nopember 83 224 90 65 118 204 117 43 110 224 Desember 36 172 85 70 74 105 54 61 24 172 Maksimum 107, 6 98, 8 122, 6 90 91, 6 259, 1 136, 1 152 84 Maksimum 150 224 280 154 240 204 118 134 110 38 128
BAB 5 PERHITUNGAN DAN ANALISIS 5. 1 ANALISIS HIDROLOGI 5. 1. 1 Analisis Hujan Rata – Rata Tabel 5. 1 Rata – Rata Curah Hujan Maksimum Metode Aljabar Berdasarkan Data Curah Hujan Tabel 4. 1, 4. 2, 4. 3, dan 4. 4. Bulan Curah Hujan (mm) 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Maksimum Januari 148 96 249 110 84 144 99, 5 91 61 35 249 Februari 150 107, 4 162 134 155 339, 8 168 114 78 38 339, 8 Maret 75, 9 81 100 90 88, 5 82 116 134 55 128 134 April 98, 8 56 280 154 240 62 102, 2 140 70 62 280 Mei 53, 1 119, 2 87 68 61 63 72 102 55 40 119, 2 Juni 87 29 18, 2 90 50 56 58 49 67 38 90 Juli 69, 2 0 122, 6 84 91 46 11 67 61 0, 00 122, 6 Agustus 3 12 23 40 34 41 64 38 100 0, 00 100 September 14 90, 5 21, 2 9 63 120, 5 118 95 109 0, 00 120, 5 Oktober 55 223 80 67 79 66 76 152 119 0, 00 223 Nopember 83 224 90 65 118 204 117 82 110 0, 00 224 Desember 63, 4 172 85 70 83 109 54 61 38 0, 00 172 Maksimum 150 224 280 154 240 339, 8 168 152 119 128
5. 1. 2 Analisis Frekuensi dan Probabilitas Tabel 5. 2 Curah Hujan Maksimum Tahunan. Periode ulang yang digunakan untuk analisis frekuensi adalah periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 25 tahun. Parameter No. Urutan Tahun Maks 1 2007 339, 8 2 2004 280 3 2006 240 4 2003 224 5 2008 168 6 2005 154 7 2009 152 8 2002 150 9 2011 128 10 2010 119 yang diperlukan untuk analisis frekuensi dan probabilitas seperti nilai rata – rata ( ) , standar deviasi (S), faktor frekuensi (KT), dan koefisisen kemencengan (Cs). Metode distribusi frekuensi yang digunakan yaitu metode distribusi normal, metode log normal, metode gumbel dan metode log pearson III.
A. Distribusi Normal Tabel 5. 3 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Normal Tabel 5. 4 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode Distribusi Normal Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss, adapun perhitungan distribusi frekuensinya, yaitu:
B. Distribusi Log Normal Tabel 5. 5 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Normal Tabel 5. 6 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode Distribusi Log Normal merupakan bentuk logaritmik dari distribusi normal, adapun perhitungan distribusi frekuensi menggunakan metode Log Normal adalah sebagai berikut :
C. Distribusi Log Pearson III Tabel 5. 7 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Pearson III Tabel 5. 8 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode Distribusi Log Pearson III menambahkan koefisien kemencengan (G) sebagai parameter perhitungannya, adapun Perhitungan distribusi frekuensinya, yaitu:
D. Distribusi Gumbel Tabel 5. 9 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Normal Tabel 5. 11 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode Distribusi Gumbel menggunakan harga ekstrim sebagai parameter perhitungannya, harga ekstrim tersebut yaitu reduksi variasi ( ), reduksi rata – rata ( ) dan reduksi standar deviasi ( ). Aapun Perhitungan distribusi frekuensinya, yaitu:
5. 1. 3 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi A. Uji Chi Kuadrat (X 2) Tabel 5. 12 Urutan Data Curah Hujan Tahunan Maksimum – Minimum.
• Uji Chi – Kuadrat Terhadap Distribusi Normal Tabel 5. 13 Uji Chi Kuadrat Metode Distribusi Normal • Uji Chi – Kuadrat Terhadap Distribusi Log Normal Tabel 5. 14 Uji Chi Kuadrat Metode Distribusi Log Normal
• Uji Chi – Kuadrat Terhadap Distribusi Log Pearson III Tabel 5. 15 Uji Chi Kuadrat Metode Log Pearson III • Uji Chi – Kuadrat Terhadap Distribusi Gumbel Tabel 5. 16 Uji Chi Kuadrat Metode Distribusi Gumbel
B. Uji Smirnov-Kolmogorov Adapun persamaan yang digunakan untuk uji Smirnov – Kolmogorov yaitu : • Uji Smirnov – Kolmogorov untuk Distribusi Normal dan Gumbel Tabel 5. 18 Perhitungan Uji Smirnov – Kolmogorov Distribusi Normal dan Gumbel
• Uji Smirnov – Kolmogorov untuk Distribusi Log Normal dan Log Pearson III Tabel 5. 19 Perhitungan Uji Smirnov – Kolmogorov Distribusi Log Normal dan Log Pearson III Tabel 5. 20 Rekapitulasi Perhitungan Uji Smirnov Kolmogorov Tabel 5. 21 Resume Pengujian Distribusi Frekuensi Curah Hujan Maksimum
Tabel 5. 22 Hasil Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Normal 5. 1. 4 Koefisien Pengaliran Rencana (C) 5. 1. 5 Intensitas Hujan Rencana Analisis intensitas hujan rencana dilakukan untuk curah hujan dengan periode ulang 5 tahun, persamaan analisis menggunakan persamaan Mononobe.
BAB 6 KESIMPULAN 6. 1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Debit banjir rencana untuk periode ulang 5 tahun (Q 5) dengan metode rasional ialah 4, 923 m 3/detik. 2. Dimensi drainase eksisting yang ada tidak aman karena hasil dari debit saluran lebih kecil daripada debit rencana periode ulang 5 tahun. Hasilnya sebagai berikut : Dimensi 1 : H = 0, 42 m dan b = 0, 52 m, hasilnya Qs = 0, 310 m 3/detik. Dimensi 1 : H = 0, 60 m dan b = 0, 60 m, hasilnya Qs = 0, 697 m 3/detik. • Dimensi perencanaan drainase yang dipakai sebagai berikut : H = 1, 75 m dan b = 1, 50 m dengan kemiringan saluran 0, 0025 dan dimensi saluran tersebut dapat menampung debit sebesar 5, 088 m 3/detik.
TERIMA KASIH
- Slides: 30