Perencanaan Partisipatif Konsep Perencanaan Perencanaan Planning Perencanaan Planning

  • Slides: 16
Download presentation
Perencanaan Partisipatif Konsep Perencanaan

Perencanaan Partisipatif Konsep Perencanaan

Perencanaan • Planning?

Perencanaan • Planning?

Perencanaan • “Planning as a process for determining appropriate future action through a sequence

Perencanaan • “Planning as a process for determining appropriate future action through a sequence of choices” (Faludi, 1973: 11) • Perencanaan sebagai suatu proses untuk menentukan tindakan berorientasi ke masa depan melalui serangkaian pilihan-pilihan

Perencanaan • “ A continuous process which involves decisions, or choices, about alternative ways

Perencanaan • “ A continuous process which involves decisions, or choices, about alternative ways of using available resources, with the aim of achieving particular goals at some time in the future” (Diana Conyers and Peter Hills, 1984: 3) • Suatu proses terus menerus yang melibatkan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan, mengenai cara-cara alternatif penggunaan sumberdaya, dengan tujuan menghasilkan sasaran-sasaran spesifik untuk waktu yang akan datang

Planning a continuous process: • Perencanaan menekankan tidak saja “produk” melainkan juga “proses”; •

Planning a continuous process: • Perencanaan menekankan tidak saja “produk” melainkan juga “proses”; • Penilaian atas sukses tidaknya satu kegiatan perencanaan diukur baik dari proses maupun outputnya • Sebagian perencana lebih konsern pada proses, sementara sebagian lain konsern pada output/hasil • Proses yang baik belum tentu menjamin output yang baik dan begitu sebaliknya • Sebagai proses, planning, dengan demikian, terkait erat dengan siklus management

To plan means to choose, to decide • Merencanakan berarti melakukan pilihan dan pengambilan

To plan means to choose, to decide • Merencanakan berarti melakukan pilihan dan pengambilan keputusan • Pengambilan keputusan dapat dilakukan apabila terdapat berbagai alternatif, masing dengan kelebihan dan kekurangannya • Proses pengambilan keputusan ini bisa sangat ‘akademik-scientifik’ bisa juga sangat’politis’ ataupun ‘intuitif’

Planning as a means of allocating resources • Planning diperlukan karena persediaan sumberdaya terbatas,

Planning as a means of allocating resources • Planning diperlukan karena persediaan sumberdaya terbatas, sementara peruntukan dan kebutuhannya sangat beragam • Sebagai suatu upaya alokasi sumberdaya, planning bertujuan meningkatkan efisiensi atau optimalisasi pemanfaatan sumberdaya • Planning berasumsi bahwa ‘pasar’ mengandung beberapa kegagalan dalam alokasi sumberdaya (social equity and environmental sustainability)

Planning as a means of allocating resources • Karena planning merupakan usaha alokasi sumberdaya

Planning as a means of allocating resources • Karena planning merupakan usaha alokasi sumberdaya secara efisien, maka komponen penting planning adalah pengumpulan data dan informasi tentang sumberdaya yang ada • Dan karena planning adalah upaya alokasi sumberdaya yang efisien, prinsip-prinsip keberlanjutan sumberdaya merupakan bagian penting dari planning

Planning as a means of achieving goals • Planning merupakan alat untuk mencapai tujuan,

Planning as a means of achieving goals • Planning merupakan alat untuk mencapai tujuan, sehingga planning berorientasi pada action/tindakan • Tujuan ini dapat bersifat penyeleseian masalah saat ini ataupun tujuan ideal/utopian lain • Planning → alat untuk mencapai tujuan, • Pertanyaan: Tujuannya siapa? Apa masyarakat dapat disatukan tujuannya? Siapa yang berhak merumuskan tujuannya? Bagaimana merumuskan tujuan dengan baik dan adil/fair? • Karena planning merupakan alat pencapaian tujuan, kegiatan planning sangatlah sarat dengan muatan politis

Planning for the future • Perencanaan cenderung berorientasi ke masa depan, baik jangka pendek,

Planning for the future • Perencanaan cenderung berorientasi ke masa depan, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang • Karena berorientasi ke masa depan, planning melibatkan forecasting, predicting, tentang segala yang mungkin terjadi atau dapat dilakukan di masa depan • Karena dimensi temporalnya, planning menyangkut pula penjadwalan aktivitas-aktivitas di masa depan secara logis, bertahap berkesinambungan, sesuai rangkaian sasaran atau target untuk mencapai tujuan • Karena pandangan kedepannya, planning sering dikritik sebagai utopian, tidak realistis • Meskipun demikian, orientasi ke depan dari planning merupakan kekuatan planning

Cakupan Perencanaan • National security planning • Economic planning (trade policy, development planning, income

Cakupan Perencanaan • National security planning • Economic planning (trade policy, development planning, income redistribution, employment planning, sectoral planning) • Social Planning (community participation, empowerment, development, resettlement, social welfare services) • Environmental planning (water resources, resource conservation) • City Planning (land use, zoning, transport, housing, urban park, urban design) • Regional planning (regional economic, regional transportation, natural resource planning)

Taksonomi model-model perencanaan Master Planning (Perencanaan Induk) Comprehensive Planning (Perencanaan Induk) Strategic Planning (Perencanaan

Taksonomi model-model perencanaan Master Planning (Perencanaan Induk) Comprehensive Planning (Perencanaan Induk) Strategic Planning (Perencanaan Strategis) Participatory Planning (Perencanaan Partisipatori)

Taksonomi model-model perencanaan Dominasi Pengambil Keputusan Perencanaan Penguasa, Raja Pakar Ahli Rakyat Master Planning

Taksonomi model-model perencanaan Dominasi Pengambil Keputusan Perencanaan Penguasa, Raja Pakar Ahli Rakyat Master Planning Model Perencanaan Comprehensive Planning Strategic Planning Participatory Planning

Pendekatan Perencanaan • Top Down • Bottom Up

Pendekatan Perencanaan • Top Down • Bottom Up

Top Down • • Dilakukan oleh sekelompok elit politik Melibatkan lebih banyak teknokrat Mengandalkan

Top Down • • Dilakukan oleh sekelompok elit politik Melibatkan lebih banyak teknokrat Mengandalkan otorias dan diskresi Argumentasi: – Efisiensi – Penegakan aturan (enforcement) – Konsistensi input-target-output – Publik/masyarakat masih sulit dilibatkan

Bottom Up • • • Dilaksanakan secara kolektif Melibatkan undur-unsur governance Mengandalkan persuasi Co-production

Bottom Up • • • Dilaksanakan secara kolektif Melibatkan undur-unsur governance Mengandalkan persuasi Co-production Argumentasi: – Efektivitas – Kinerja (performance, outcome), bukan sekedar hasil seketika – Social virtue (kearifan sosial) – Masyarakat diasumsikan sudah paham hak-hak dan apa yang mereka butuhkan