PERENCANAAN KARANGAN HalIhwal Karil l Karya ilmiah menurut

  • Slides: 42
Download presentation
PERENCANAAN KARANGAN

PERENCANAAN KARANGAN

Hal-Ihwal Karil l Karya ilmiah menurut Brotowidjoyo (1985: 3) adalah karangan ilmu pengetahuan yang

Hal-Ihwal Karil l Karya ilmiah menurut Brotowidjoyo (1985: 3) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

l Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian

l Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya.

l Karya ilmiah juga merupakan laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau

l Karya ilmiah juga merupakan laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Karakteristik Karangan Ilmiah l Karakteristik sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek,

Karakteristik Karangan Ilmiah l Karakteristik sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa.

l Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian

l Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.

l Komponen karya ilmiah: pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Akan tetapi, artikel

l Komponen karya ilmiah: pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Akan tetapi, artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

l Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa

l Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa yang denotatif, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

l Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata

l Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat yang efektif dengan struktur yang baku pula.

Ciri-Ciri Karangan Ilmiah Menyajikan fakta obyektif secara sistematis l Penulisannya cermat, tepat, dan benar

Ciri-Ciri Karangan Ilmiah Menyajikan fakta obyektif secara sistematis l Penulisannya cermat, tepat, dan benar l Karangan ilmiah itu sistematis, tiap langkah dilakukan secara sistematis terkendali, secara konseptual dan prosedural l Karangan ilmiah itu tidak melebih-lebihkan sesuatu l Karangan yang ilmiah tidak persuasif. l

Jenis Karangan Ilmiah Penulisan laporan penelitian l Makalah l Skripsi l Tesis l Disertasi

Jenis Karangan Ilmiah Penulisan laporan penelitian l Makalah l Skripsi l Tesis l Disertasi l

Tahapan Penyusunan Karil 1. Tahap persiapan; Pemilihan topik Pembatasan topik Pembuatan kerangka karangan 2.

Tahapan Penyusunan Karil 1. Tahap persiapan; Pemilihan topik Pembatasan topik Pembuatan kerangka karangan 2. Pengumpulan data; 3. Pengorganisasian dan pengonsepan; 4. Pemeriksaan atau penyuntingan konsep; 5. penyajian atau pengetikan.

Tahap Persiapan Mencakup: 1. 2. 3. Pemilihan topik Pembatasan topik Pembuatan kerangka karangan

Tahap Persiapan Mencakup: 1. 2. 3. Pemilihan topik Pembatasan topik Pembuatan kerangka karangan

PENENTUAN JUDUL l l l 1. Judul penelitian adalah identitas yang berisi rumusan pokok

PENENTUAN JUDUL l l l 1. Judul penelitian adalah identitas yang berisi rumusan pokok penelitian. Judul dinyatakan dlm bentuk frase yang singkat, jelas, dan relevan dengan isi pembahasan. Syarat judul yang baik: Sesuai dengan topik Topik: Analisis fungsi penjualan produk terhadap kinerja bisnis. Judul: Analisis fungsi penjualan terhadap kinerja bisnis pada PT Semen Nusantara Cilacap Tahun 2007

2. Sesuai dengan isi karangan Karangan ilmiah harus membatasi konsep, lokasi, dan tempat untuk

2. Sesuai dengan isi karangan Karangan ilmiah harus membatasi konsep, lokasi, dan tempat untuk memastikan data sekunder, dan data primer yang diperlukan. 3. 4. Berbentuk frasa (bukan kalimat) Singkat, artinya mudah dipahami, dan mudah diingat

Pembuatan Kerangka Karangan Mengarang adalah mengorg ide. Pengorg ide diawali dng menyusun kerangka karangan

Pembuatan Kerangka Karangan Mengarang adalah mengorg ide. Pengorg ide diawali dng menyusun kerangka karangan (outline). l Fungsi kerangka karangan, agar rangkaian ide dapat disusun secara sistematis, logis, terstruktur, dan teratur. l

Fungsi kerangka karangan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. memudahkan pengendalian variabel; menunjukkan pokok

Fungsi kerangka karangan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. memudahkan pengendalian variabel; menunjukkan pokok bahasan dan subpokok bahasan; agar pembahasan tidak keluar dari sasaran yang sudah ditetapkan; memudahkan penulis mengembangkan karangan secara menyeluruh, mencegah pengulangan pembahasan, memperlihatkan cakupan dan arah pembahasan.

3. Tahap Pengumpulan Data: Data harus relevan dengan pembahasan masalah. l Data itu valid

3. Tahap Pengumpulan Data: Data harus relevan dengan pembahasan masalah. l Data itu valid jika proses pengambilannya benar. l Data juga harus mewakili populasinya. l

Jenis data yang dikumpulkan: 1. l l Data teoretik, data pustaka (data sekunder) Data

Jenis data yang dikumpulkan: 1. l l Data teoretik, data pustaka (data sekunder) Data ini dipakai sebagai dasar kajian teoretik yang digunakan sebagai landasan kerangka berpikir. Dari kajian teoretik tersebut dapat disusun hipotesis (kerangka konsep) yang mendasari keseluruhan karangan.

2. Data empirik (data primer) l l Data ini berupa informasi konkret dan diperoleh

2. Data empirik (data primer) l l Data ini berupa informasi konkret dan diperoleh langsung dari lapangan. Data diperoleh melalui pengalaman pribadi penulis, observasi objek dengan cara wawancara, pengujian, atau proses analisis. Agar kesimpulan yang dihasilkan valid, maka pengumpulan data atau informasi harus cermat dan tuntas.

Tahap Pemeriksaan l Penyuntingan konsep adalah pembacaan atau pengecekan secara cermat naskah yang selesai

Tahap Pemeriksaan l Penyuntingan konsep adalah pembacaan atau pengecekan secara cermat naskah yang selesai ditulis dan memperbaikinya sesuai dengan konvensi naskah dan penggunaan bahasa yang baku.

KONVENSI NASKAH l Pengetikan l l l Kertas yang digunakan jenis HVS 80 gram.

KONVENSI NASKAH l Pengetikan l l l Kertas yang digunakan jenis HVS 80 gram. Ukuran kuarto (21, 59 x 27, 94), warna putih. Diketik hanya satu sisi halaman. Format naskah l l l Batas margin atas 4 cm, kiri 4 cm, bawah 3 cm, dan kanan 3 cm Diketik dengan huruf ariel-11, atau times new roman-12. Untuk judul, antara 16 s. d. 20 atau disesuaikan dengan panjang-pendeknya judul. Naskah diketik rata kiri-kanan (Justify) diusahakan tanpa pemenggalan kata dengan jarak dua spasi.

l Penomoran l l l Romawi kecil (i, iii) Romawi besar (I, III) Angka

l Penomoran l l l Romawi kecil (i, iii) Romawi besar (I, III) Angka Arab (1, 2, 3) Penomoran bagian karangan Penomoran bag karangan. doc

Kutipan Jika nama pengarang dituliskan sebelum kutipan, ketentuannya seperti berikut. Contoh Sistem dapat diartikan

Kutipan Jika nama pengarang dituliskan sebelum kutipan, ketentuannya seperti berikut. Contoh Sistem dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang mengatur data dan informasi. Menurut Heru Atmojo (1991: 25), sistem itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan. l

Jika nama pengarang ditulis sesudah kutipan, cantumkan nama akhir pengarang dan tahun terbit. l

Jika nama pengarang ditulis sesudah kutipan, cantumkan nama akhir pengarang dan tahun terbit. l Sistem dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang mengatur data dan informasi. Sistem itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan (Atmojo, 1991: 25).

l Jika diperlukan lebih dari satu buku rujukan dan buku tersebut membicarakan hal yang

l Jika diperlukan lebih dari satu buku rujukan dan buku tersebut membicarakan hal yang sama, penampilannya sebagai berikut. Untuk menciptakan bentuk yang harmonis dan estetis diperlukan unsur-unsur yang menunjang bentuk-bentuk arsitektur (Ali, 1984: 12; Chandra, 1985: 18; Eko, 1987: 11).

l Jika nama pengarang lebih dari dua orang, yang disebutkan hanya nama pengarang pertama

l Jika nama pengarang lebih dari dua orang, yang disebutkan hanya nama pengarang pertama dengan memberi et. all atau dkk. l Jika dirumuskan bagaimana hubungan arsitektur dan arsitek, Sularno dkk. (1982: 10 - 13) mengatakan bahwa. .

Daftar Pustaka l Daftar pustaka disusun menurut abjad nama pengarang tanpa nomor urut. Urutan

Daftar Pustaka l Daftar pustaka disusun menurut abjad nama pengarang tanpa nomor urut. Urutan penulisan daftar pustaka sebagai berikut: a. b. c. d. e. nama pengarang, tahun penerbitan, judul penerbitan, tempat penerbitan, nama penerbit,

l a. b. c. d. l atau nama instansi atau badan penerbitan, tahun penerbitan,

l a. b. c. d. l atau nama instansi atau badan penerbitan, tahun penerbitan, judul penerbitan, tempat penerbitan. Setiap penyebutan keterangan pustaka diakhiri degan tanda titik, kecuali penyebutan tempat terbit diakhiri dengan tanda titik dua.

Pengetikan Daftar Pustaka 1. 2. 3. Baris pertama tiap pustaka diketik mulai dari tepi

Pengetikan Daftar Pustaka 1. 2. 3. Baris pertama tiap pustaka diketik mulai dari tepi kiri halaman naskah. Baris kedua tiap pustaka masuk pada ketukan keenam (0, 5 inchi) dengan jarak baris satu spasi. Jarak antara pustaka yang satu dengan yang lain dua spasi. Judul pustaka dicetak miring, tiap kata diawali huruf kapital kecuali kata sambung

Contoh urutan penulisan sumber pustaka. Buku teks: l Contoh urutan penulisan sumber pustaka. doc

Contoh urutan penulisan sumber pustaka. Buku teks: l Contoh urutan penulisan sumber pustaka. doc

Catatan Kaki (Footnote) Fungsi Catatan Kaki sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku dan sebagai

Catatan Kaki (Footnote) Fungsi Catatan Kaki sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku dan sebagai penghargaan terhadap karya orang lain. l

Catatan kaki dipergunakan sebagai : a) pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum

Catatan kaki dipergunakan sebagai : a) pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam teks atau sebagai petunjuk sumber; b) tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;

c) referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama

c) referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan; d) tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.

Penomoran l Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya)

Penomoran l Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.

Penempatan Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan ( catatan

Penempatan Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan ( catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks. l Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki) halaman atau pada akhir setiap bab. l

Contoh Peranan. dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum wanita. Sehubungan

Contoh Peranan. dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum wanita. Sehubungan dengan, hal itu, Margaret Mead (1935) berdasarkan penelitiannya di beberapa masyarakat di Papua Nuguini, menyatakan bahwa perbedaan itu tidak semata-mata berdasarkan perbedaan jenis kelamin saja, melainkan berhubungan erat dengan kondisi sosial-budaya lingkungannya. 1 Margaret Mead, Sex and Temperament in Three Primitive Societies (New York : The American Library, 1950), pp. l

Catatan Kaki Singkat l l (A) Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di

Catatan Kaki Singkat l l (A) Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (. ) dan koma (, ) lalu nomor halaman. (B) op. cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op. cit nomor halaman.

l (C) loc. cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti

l (C) loc. cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc. cit (tanpa nomor halaman).

l l l 1 John Dewey, How We Think (Chicago: Henry Regnery Company, 1974),

l l l 1 John Dewey, How We Think (Chicago: Henry Regnery Company, 1974), p. 75. 2 BP 3 K, Strategi Pengembangan Kekuaran Penalaran (Jakarta : Departemen P dan K, 1979), pp. 81 - 95. 3 Ibid. , p. 15. 4 John Dewey, op. cit. , p. 18. 5 John Dewy, loc. cit.