PERENCANAAN INVENTARISASI DAN PEMANTAUAN SATWALIAR DEFINISI SATWALIAR Satwaliar

  • Slides: 55
Download presentation
PERENCANAAN INVENTARISASI DAN PEMANTAUAN SATWALIAR

PERENCANAAN INVENTARISASI DAN PEMANTAUAN SATWALIAR

DEFINISI SATWALIAR Satwaliar adalah binatang/hewan bertulang belakang yang hidup di dalam ekosistem alam yang

DEFINISI SATWALIAR Satwaliar adalah binatang/hewan bertulang belakang yang hidup di dalam ekosistem alam yang masih memiliki sifat-sifat yang sama dengan tetuanya.

NILAI SATWALIAR • EKONOMIS • REKREASI KEGIATAN BERBURU • KEINDAHAN DAN ETIKA • UNTUK

NILAI SATWALIAR • EKONOMIS • REKREASI KEGIATAN BERBURU • KEINDAHAN DAN ETIKA • UNTUK ILMU PENGETAHUAN • BERPERAN PENTING UNTUK MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN EKOSISTEM BERMANFAAT PENTING BAGI PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MANUSIA

PERANAN SATWALIAR DALAM SIKLUS ENERGI

PERANAN SATWALIAR DALAM SIKLUS ENERGI

PERANAN SATWALIAR DALAM RANTAI MAKANAN

PERANAN SATWALIAR DALAM RANTAI MAKANAN

CURAH HUJAN IKLIM SUHU KEBERADAAN SATWALIAR VEGETASI SATWA TANAH

CURAH HUJAN IKLIM SUHU KEBERADAAN SATWALIAR VEGETASI SATWA TANAH

PROSES PERENCANAAN Disain perencanaan inventarisasi dan monitoring satwaliar adalah tahap awal yang perananannya sangat

PROSES PERENCANAAN Disain perencanaan inventarisasi dan monitoring satwaliar adalah tahap awal yang perananannya sangat penting dibandingkan dengan pengumpulan data, analisis, interpretasi atau presentasi. Hal ini disebabkan karena disain perencanaan menentukan apakah data yang diperoleh baik dan benar. Disain perencanaan yang baik dan benar juga dapat meningkatkan efektivitas studi inventarisasi dan monitoring, mengurangi biaya yang dikeluarkan, dan menurunkan tingkat kesalahan pengambilan data.

TIDAK BIAS, PRESISI DAN AKURAT BIAS, PRESISI DAN TIDAK AKURAT TIDAK BIAS, TIDAK PRESISI

TIDAK BIAS, PRESISI DAN AKURAT BIAS, PRESISI DAN TIDAK AKURAT TIDAK BIAS, TIDAK PRESISI DAN TIDAK AKURAT

BIAS, PRESISI DAN AKURAT • PRESISI : mengacu pada kedekatan hasil antara ulangan satu

BIAS, PRESISI DAN AKURAT • PRESISI : mengacu pada kedekatan hasil antara ulangan satu dengan ulangan berikutnya dengan kuantitas yang sama. Estimasi yang presisi utamanya ditentukan dari variasi di dalam populasi dan ukuran contoh. Semakin tinggi variasi populasi akan mengarah pada semakin rendahnya presisi, dimana untuk meningkatkan presisi diharuskan untuk memperbesar ukuran contoh. • BIAS : digambarkan melalui seberapa besar jarak antara nilai pendugaan dengan nilai populasi sebenarnya. • AKURAT : jika pendugaan tidak bias dan presisi.

ISU SKALA LUAS DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN REDUKSI PERMASALAHAN UMUM KE PERMASALAHAN SPESIFIK IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

ISU SKALA LUAS DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN REDUKSI PERMASALAHAN UMUM KE PERMASALAHAN SPESIFIK IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KHUSUS PREDIKSI AWAL DAN ANALISIS KEPUTUSAN TIDAK DAPAT DIBUAT DENGAN DATA YANG ADA BUTUH DATA TAMBAHAN PEMBUATAN KEPUTUSAN DENGAN DATA YANG TERSEDIA PENYUSUNAN RENCANA/IMPLEMENTASI PENGELOLAAN SATWALIAR PENGELOLAAN POPULASI PENGELOLAAN HABITAT MONITORING PERENCANAAN INVENTARISASI POPULASI DAN ATAU HABITAT PENGUMPULAN DATA LAPANGAN (INVENTARISASI/ MONITORING) ANALISIS, INTERPRETASI/ REKOMENDASI PROSES INVENTARISASI DAN PEMANTAUAN

KEDUDUKAN PENGELOLAAN SATWALIAR DALAM PROSES PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

KEDUDUKAN PENGELOLAAN SATWALIAR DALAM PROSES PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

Penilaian Keanekaragaman Hayati

Penilaian Keanekaragaman Hayati

PENGUMPULAN DATA SATWALIAR DICIRIKAN OLEH DUA TIPE DASAR • INDIVIDU JENIS • KELOMPOK JENIS

PENGUMPULAN DATA SATWALIAR DICIRIKAN OLEH DUA TIPE DASAR • INDIVIDU JENIS • KELOMPOK JENIS

INDIVIDU JENIS • KEHADIRAN : tipe pengumpulan data ini adalah tipe yang paling mudah

INDIVIDU JENIS • KEHADIRAN : tipe pengumpulan data ini adalah tipe yang paling mudah karena hanya mendaftar kehadiran/ketidakhadiran individu jenis satwaliar. • KELIMPAHAN DAN KERAPATAN : tipe pengumpulan data yang sering digunakan oleh para ahli biologi. Tipe ini terdiri dari : 1) jumlah total satwaliar di dalam sebuah populasi; 2) jumlah satwaliar di dalam suatu areal tertentu (kerapatan); dan 3) kelimpahan dan atau kerapatan individu jenis relatif terhadap lainnya • SPATIAL ARRANGEMENT DAN PERGERAKAN SATWA • STRUKTUR POPULASI • PRODUKTIVITAS : umumnya menggambarkan kesehatan populasi. Produktivitas biasanya diukur melalui jumlah anak yang ada di dalam suatu populasi dibandingkan dengan jumlah dewasa. • KONDISI : kondisi individu jenis dapat diindikasikan dari kesehatan populasi, kecuali populasi yang stress. • LAIN-LAIN : sesuai dengan kebutuhan penelitian

PENGUKURAN KOMUNITAS Pengukuran komunitas merupakan pengumpulan data kelompok-kelompok jenis. Kelompok-kelompok jenis dapat berupa kelompok

PENGUKURAN KOMUNITAS Pengukuran komunitas merupakan pengumpulan data kelompok-kelompok jenis. Kelompok-kelompok jenis dapat berupa kelompok taksonomi (seperti burung bernyanyi) yang menempati suatu habitat pada waktu yang bersamaan A. KEKAYAAN SPESIES : 1. KEHADIRAN/KETIDAKHADIRAN (TIPE HABITAT) : daftar jenis di dalam suatu tipe habitat atau jumlah total jenis per-tipe habitat. 2. KEHADIRAN/KETIDAKHADIRAN (KOMPONEN HABITAT) : sebagai contoh jenis satwaliar yang menggunakan danau sebagai sumber air minumnya, atau jenis satwaliar yang menggunakan padang rumput sebagai tempat mencari makan, dll.

B. KELIMPAHAN KOMUNITAS : kelimpahan total kelompok taksonomi (sebagai contoh : mamalia kecil) yang

B. KELIMPAHAN KOMUNITAS : kelimpahan total kelompok taksonomi (sebagai contoh : mamalia kecil) yang menempati suatu habitat. Data yang dihasilkan dapat bervariasi sesuai dengan metoda sampling yang digunakan. C. KERAPATAN KOMUNITAS : sama dengan diatas tetapi menggambarkan satwaliar per unit areal atau luasan tertentu. D. BIOMASA : berat atau masa jenis yang berkontribusi terhadap komunitas. Biasanya diekspresikan dalam bentuk rasio. E. SPECIES SIMILARITIES : umumnya dalam bentuk indeks yang berkisar antara 0 (menunjukkan ketidaksamaan) sampai 1 (menunjukkan kesamaan). F. KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEANEKARAGAMAN PENGGUNAAN HABITAT : umumnya dalam bentuk indeks yang berkisar antara 0 (tidak ada keragaman) sampai 10 (keanekaragamannya sangat tinggi). Beberapa formula menitikberatkan pada kesamaan suatu jenis dibandingkan dengan kelimpan total di dalam suatu komunitas (log 10) atau kekayaan suatu jenis (loge) G. TUMPANG TINDIH (OVERLAP) JENIS : hampir mirip dengan koefisien similaritas, tetapi nilainya bervariasi antara 0 – 1 yang di dasarkan pada kontribusi kelimpahan individu jenis terhadap kelimpahan total.

STUDI LITERATUR • Kondisi Areal • Peta Penutupan Lahan • Peta Kelas Umur Tegakan

STUDI LITERATUR • Kondisi Areal • Peta Penutupan Lahan • Peta Kelas Umur Tegakan • Peta Topografi • Peta Hidrologi - DAS • Citra Landsat • Perilaku • Pola Distribusi Satwaliar • Habitat • Wawancara, dll

WAKTU AKTIF DAN RELUNG SATWALIAR

WAKTU AKTIF DAN RELUNG SATWALIAR

 POLA PENYEBARAN

POLA PENYEBARAN

HAL KHUSUS YANG PERLU DICERMATI PADA SAAT INVENTARISASI DAN MONITORING ADALAH PERGERAKAN SATWA DESAIN

HAL KHUSUS YANG PERLU DICERMATI PADA SAAT INVENTARISASI DAN MONITORING ADALAH PERGERAKAN SATWA DESAIN SAMPLING HARUS MEMPERHATIKAN WAKTU, MUSIM, LOKASI SERTA INTERVAL MONITORING Pada saat kita menghimpun data hasil sensus mungkin diperoleh angka kepadatan populasi yang berbeda-beda, bahkan mungkin akan diperoleh keadaan dimana suatu spesies dijumpai di tempat tertentu tetapi tidak ditempat lainnya. Kondisi ini dapat disebabkan karena : (1) kemampuan individu populasi untuk melakukan pergerakan, (2) adanya penghalang-penghalang baik fisik maupun biologis, (3) pengaruh kegiatan manusia, dan (4) kemampuan suatu wilayah untuk mendukung dan merangsang satwaliar untuk datang.

Pergerakan satwaliar dapat digolongkan menjadi: (1) invasi dan pemencaran, Invasi dan pemencaran merupakan tipe

Pergerakan satwaliar dapat digolongkan menjadi: (1) invasi dan pemencaran, Invasi dan pemencaran merupakan tipe pergerakan populasi yang dilakukan secara perlahan-lahan terutama untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan iklim atupun perubahan lingkungannya. Pergerakan ini dapat memperluas daerah penyebaran satwaliar. Untuk menjamin keberhasilan invasi dan pemencaran diperlukan suatu koridor yang dapat menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dan perkembangan populasi (2) nomad, pergerakan individu ataupun populasi yang tidak tetap dan sulit untuk dikenali secara pasti. Mereka bergerak untuk mendapatkan makanan dan tidak harus kembali ke wilayah asalnya. (3) dan migrasi, Migrasi merupakan pola adaptasi perilaku yang dilakukan oleh beberapa jenis satwaliar. Pergerakan migrasi keluar disebut emigrasi dan sebaliknya pergerakan kembali memasuki wilayah asalnya disebut imigrasi. Migrasi juga dapat dibedakan kedalam migrasi musiman, migrasi harian dan migrasi perubahan bentuk.

DESAIN SAMPLING • Random sampling • Sistematik sampling • Stratifikasi • Cluster sampling •

DESAIN SAMPLING • Random sampling • Sistematik sampling • Stratifikasi • Cluster sampling • Metode sampling lainnya.

RANDOM SAMPLING Persyaratan Random Sampling : adalah setiap unit contoh di dalam populasi memiliki

RANDOM SAMPLING Persyaratan Random Sampling : adalah setiap unit contoh di dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih/dijadikan unit contoh dan prosedur pemilihan unit contoh harus betul-betul mengikuti proses pengambilan contoh secara acak. Alat bantu : tabel acak, komputer dll. UNIT CONTOH ACAK SEDERHANA

SISTEMATIK SAMPLING Sistematik sampling : merupakan metode pengambilan contoh yang mudah karena dilakukan dengan

SISTEMATIK SAMPLING Sistematik sampling : merupakan metode pengambilan contoh yang mudah karena dilakukan dengan hanya meletakkan titik-titik contoh dengan interval yang sama secara teratur. Penempatan titik awal dilakukan secara acak dan jarak antar unit contoh tergantung dari intensitas sampling yang digunakan. UNIT CONTOH SISTEMATIS

STRATIFIKASI Staratifikasi adalah kegiatan pengelompokkan unit-unit contoh sehingga di dalam satu unit contoh kondisinya

STRATIFIKASI Staratifikasi adalah kegiatan pengelompokkan unit-unit contoh sehingga di dalam satu unit contoh kondisinya relatif homogen. Sebagai contoh : pengambilan unit contoh berdasarkan tipe penutupan lahan, seperti sawah, padang rumput, dll atau berdasarkan penggunaan habitat seperti satwa yang hidup di atas bukit, padang rumput dll. UNIT CONTOH STRATIFIKASI ACAK STRATUM C STRATUM B

CLUSTER SAMPLING Unit contoh cluster : adalah unit contoh acak sederhana dimana setiap masing-masing

CLUSTER SAMPLING Unit contoh cluster : adalah unit contoh acak sederhana dimana setiap masing-masing unit contoh adalah cluster atau kelompok observasi. Pendekatan ini telah digunakan secara luas dalam ilmu biologi sebab banyak satwa yang hidupnya berkelompok. UNIT CONTOH CLUSTER

METODE SAMPLING Metode sampling pengamatan satwaliar sangat ditentukan oleh tujuan inventarisasi dan monitoring, keanekaragaman

METODE SAMPLING Metode sampling pengamatan satwaliar sangat ditentukan oleh tujuan inventarisasi dan monitoring, keanekaragaman jenis, perilaku, pergerakan satwaliar, aktivitas gangguan, dll, sehingga metode pengambilan contohnya dapat merupakan satu jenis metode atau lebih dari satu metode. Beberapa metode sampling adalah : . • Petak Contoh • Poin Sampling – Sampling Titik • Transek • Sampling Mengikuti Jalan/Sungai dll Purposive sampling • Dll.

UNIT CONTOH SEPANJANG JALUR TRANSEK GARIS UNIT CONTOH TITIK UNIT CONTOH MENGIKUTI JALAN

UNIT CONTOH SEPANJANG JALUR TRANSEK GARIS UNIT CONTOH TITIK UNIT CONTOH MENGIKUTI JALAN

INVENTARISASI MAMALIA

INVENTARISASI MAMALIA

DEFINISI MAMALIA • • • Mamalia dibedakan dengan binatang lain berdasarkan beberapa ciri khusus

DEFINISI MAMALIA • • • Mamalia dibedakan dengan binatang lain berdasarkan beberapa ciri khusus (kecuali beberapa di Australia dan Papua). Cirinya adalah : Mamalia ialah binatang bertulang belakang yang menyusui anaknya, dan memiliki sederetan ciri-ciri yang membedakannya dari kelompok lain. Susunan gigi bervariasi, artinya sudah dibedakan adanya gigi seri, taring dan geraham, kecuali pada kebanyakan mamalia laut yang bergigi semacam dan trenggiling yang tidak bergigi Umumnya memiliki bulu/rambut dan khususnya untuk mamalia laut bulu/rambutnya sangat jarang/tidak mencolok. Semua jenis berdarah panas Beberapa jenis mamalia yang mirip kelas satwa lainnya adalah : kelelawar (memiliki rambut, gigi, dan melahirkan anak; paus, lumba-lumba dan pesut (satwa ini menghirup oksigen, melahirkan dan menyusui); landak (mirip reptilia karena bersisik dan lidahnya panjang tetapi mamalia, karena sisik merupakan rambut-rambut yang mengumpul).

Contoh Mamalia Kecil Contoh. Mamalia Terbang Contoh Primata Contoh Mamalia Besar Contoh Mamalia Sedang

Contoh Mamalia Kecil Contoh. Mamalia Terbang Contoh Primata Contoh Mamalia Besar Contoh Mamalia Sedang Contoh Mamalia Air

Bahan dan Peralatan 1). Peta kerja skala 1: 10. 000; 2). Peta Vegetasi skala

Bahan dan Peralatan 1). Peta kerja skala 1: 10. 000; 2). Peta Vegetasi skala 1: 50. 000 atau lebih besar; 3). Peta Topografi dan Tanah skala 1: 50. 000 atau lebih besar 4). Kompas Brunton 5). Teropong binocular 5). Pengukur waktu (stopwatch) 6). Distance Range Finder; untuk menentukan jarak antara satwa dengan pengamat 7). Kamera Foto/Video; untuk memberikan gambaran visual spesies satwa yang teramati 8). Tape recorder; untuk merekam suara burung yang seringkali sulit dijumpai secara langsung 9). Buku panduan lapang (untuk jenis-jenis mamalia contohnya A Field Guide to the Mammals of Borneo (Payne et al. , 1985), diterbitkan oleh WWF Malaysia, Kuala Lumpur dll). 10) Gips 11). Perlengkapan pribadi dan regu seperti : tallysheet/buku catatan, pita meter panjang, tambang plastik, jas hujan, sepatu lapang, lampu senter, dan bahan makan

BEBERAPA CONTOH ALAT SURVEI SATWALIAR

BEBERAPA CONTOH ALAT SURVEI SATWALIAR

BINOKULAR DAN KAMERA

BINOKULAR DAN KAMERA

RADIO KOMUNIKASI

RADIO KOMUNIKASI

GPS

GPS

RADIO TRACKING

RADIO TRACKING

RANGEFINDER

RANGEFINDER

TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data satwaliar dapat dilakukan melalui pengamatan lapangan (pengamatan langsung dan

TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data satwaliar dapat dilakukan melalui pengamatan lapangan (pengamatan langsung dan tidak langsung) dan wawancara. Kemudian didasarkan sifat datanya dapat dibedakan atas data primer dan sekunder. Wawancara dengan kelompok masyarakat setempat dilakukan guna memperoleh informasi tentang penyebaran jenis-jenis satwaliar berdasarkan habitatnya serta kecenderungan kelimpahan populasi setiap jenis satwaliar, yang dapat diprediksikan dari frekuensi perjumpaannya oleh masyarakat.

Metode Transek Jalur (Strip Transect) Transek jalur adalah metode pengamatan populasi satwaliar dengan bentuk

Metode Transek Jalur (Strip Transect) Transek jalur adalah metode pengamatan populasi satwaliar dengan bentuk unit contoh berupa jalur pengamatan. Oleh karena berupa jalur pengamatan, maka panjang dan lebar jalur pengamatan ditentukan terlebih dahulu. Tata letak jalur pengamatan dapat dilakukan di atas peta kerjadan selanjutnya setiap titik awal jalur pengamatan ditandai di lapangan. Pemberian tanda sebagai titik awal jalur pengamatan dapat bersifat permanen ataupun sementara dengan menggunakan bahan-bahan dari besi, beton, plastik, balok kayu, cat, bendera dari tali rafia atau pita jepang (spot light) yang berwarna mencolok.

St p St O O Arah lintasan pengamat O p St 500 – 1000

St p St O O Arah lintasan pengamat O p St 500 – 1000 m Bentuk Transek Jalur Pengamatan Satwaliar; p = jarak pandang rata-rata bagi pengamat di lokasi tertentu, O = posisi pengamat, St = posisi satwaliar

Contoh Daftar Isian Hasil Inventarisasi Satwaliar dengan Menggunakan Metode Transek Jalur

Contoh Daftar Isian Hasil Inventarisasi Satwaliar dengan Menggunakan Metode Transek Jalur

METODE TRANSEK GARIS (LINE TRANSECT) Teknik inventarisasi satwaliar dengan menggunakan metode transek garis pada

METODE TRANSEK GARIS (LINE TRANSECT) Teknik inventarisasi satwaliar dengan menggunakan metode transek garis pada dasarnya mirip dengan metode transek jalur. Perbedaannya terletak pada lebar jalur pengamatan, yakni pada metode transek garis lebar kiri-kanan jalur pengamatan tidak ditentukan. Selain itu, karena lebar kiri-kanan jalur pengamatan tidak ditentukan secara tegas pada waktu sebelum pengamatan dilakukan maka dalam pelaksanaan kerjanya diperlukan pengukuran sudut dan jarak. Bentuk unit contoh pada metode transek garis ini semata-mata hanya panjang lintasan pengamatan.

S 3 S 1 r 3 r 1 y 3 y 1 T 0

S 3 S 1 r 3 r 1 y 3 y 1 T 0 P 1 1 3 P 2 P 3 2 Ta Arah lintasan pengamat y 2 r 2 S 2 Transek Gambar 2. Bentuk awal jalur pengamatan, Ta = titik akhir jalur pengamatan, P = posisi pengamat, r = jarak antara pengamat dengan tempat terdeteksinya satwaliar, S = posisi satwaliar, = sudut antara posisi satwaliar dengan arah garis transek, y = r. Sin

METODE PENGHITUNGAN KONSENTRASI (CONCENTRATION COUNT) Beberapa jenis satwaliar memiliki perilaku berkumpul pada suatu tempat

METODE PENGHITUNGAN KONSENTRASI (CONCENTRATION COUNT) Beberapa jenis satwaliar memiliki perilaku berkumpul pada suatu tempat pada saat yang relatif bersamaan. Tempat-tempat dimaksud pada umumnya berupa sumber air, areal yang memiliki potensi ketersediaan pakan cukup tinggi, tempat berkubang, dsb. Berdasarkan perilaku demikian ini, maka inventarisasi satwaliar dapat dilakukan dengan menggunakan metode penghitungan konsentrasi. Kelemahan dari metode ini antara lain tidak semua individu satwaliar dari jenis tertentu berkumpul pada suatu tempat yang sama dalam waktu yang relatif bersamaan. Oleh karena itu, sebelum melakukan kegiatan inventarisasi satwaliar dengan menggunakan metode ini terlebih dahulu perlu diperhatikan perilaku satwaliar yang menjadi obyek pengamatan serta diketahui dengan pasti lokasi-lokasi yang menjadi pusat semua individu satwaliar tersebut berkumpul. .

 ANALISIS DATA Pendugaan Kepadatan Populasi Spesies Satwaliar Kepadatan populasi suatu jenis satwaliar dapat

ANALISIS DATA Pendugaan Kepadatan Populasi Spesies Satwaliar Kepadatan populasi suatu jenis satwaliar dapat diduga dengan menggunakan berbagai bentuk persamaan, yang didasarkan atas metode pengambilan contoh ataupun sensus yang dilakukan.

Metode Transek Jalur (Strip Transect) Persamaan yang dapat digunakan untuk menduga kepadatan populasi suatu

Metode Transek Jalur (Strip Transect) Persamaan yang dapat digunakan untuk menduga kepadatan populasi suatu jenis satwaliar berdasarkan metode transek jalur antara lain adalah persamaan King (King Methods). Bentuk persamaan penduga kepadatan populasi satwa untuk setiap jalur adalah : Atau atau Keterangan : = xi L w a i = = = kepadatan populasi dugaan untuk jalur ke-j (individu/km 2 atau individu/ha) jumlah individu yang dijumpai pada kontak ke-i (individu) panjang transek jalur pengamatan (m) lebar kiri atau kanan jalur pengamatan (m) luas setiap jalur pengamatan (km 2 atau ha) kontak pengamat dengan satwaliar

Kekayaan Jenis (Species Richness) Kekayaan jenis merupakan jumlah total jenis satwaliar yang terdapat atau

Kekayaan Jenis (Species Richness) Kekayaan jenis merupakan jumlah total jenis satwaliar yang terdapat atau dapat dijumpai pada suatu kondisi habitat. Berdasarkan pengertian demikian ini, maka dalam menghitung kekayaan jenis satwaliar pada suatu habitat tidak memerlukan persamaan-persamaan matematis, tetapi merupakan jumlah total jenis. Penentuan kekayaan jenis pada suatu habitat satwaliar dapat juga dihitung dengan menggunakan nilai indeks, diantaranya adalah indeks Hulbert. Indeks kekayaan jenis dihitung dengan menggunakan persamaan Sanders yang telah disempurnakan oleh Hulbert (1971). keterangan : E(Si) = nilai harapan jumlah jenis n = ukuran standar contoh N = jumlah total individu yang teramati Ni = jumlah individu jenis ke-I

Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman jenis satwaliar dapat dinyatakan sebagai ukuran kualitatif maupun kuantitatif. Dalam ukuran

Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman jenis satwaliar dapat dinyatakan sebagai ukuran kualitatif maupun kuantitatif. Dalam ukuran kualitatif, maka keanekaragaman jenis tidak lain adalah jumlah seluruh jenis satwaliar yang dapat ditemukan pada suatu kondisi habitat tertentu. Hal ini karena jumlah jenis pada suatu kondisi habitat tertentu yang lebih banyak dari kondisi habitat lainnya dapat dianggap lebih beragam jenisnya. Secara kuantitatif, maka keanekaragaman jenis pada suatu kondisi habitat dapat dihitung secara matematis dengan menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut : Indeks Shannon merupakan salah satu jenis indeks keanekaragaman jenis yang umum digunakan. Dalam indeks Shannon ini dapat digunakan tiga dasar perhitungan matematis, yakni berdasarkan log 2, log 10 (log) ataupun loge (ln). Karena merupakan suatu indeks, maka sesungguhnya tidak akan bermakna apabila berdiri sendiri atau tidak diperbandingkan. Perbedaan dasar perhitungan hanya akan mempengaruhi pada satuan yang digunakan. Persamaan matematis indeks Shannon adalah sebagai berikut:

dengan satuan nits/individu dengan satuan bits/individu dengan satuan decits/individu Keterangan : H’ = ni

dengan satuan nits/individu dengan satuan bits/individu dengan satuan decits/individu Keterangan : H’ = ni = S = N = indeks Shannon jumlah individu atau nilai penting jenis ke-i jumlah total jenis yang ditemukan total individu atau total nilai penting seluruh jenis

LOKASI PETAK CONTOH 1. SEMPADAN SUNGAI DAN MATA AIR 2. KAWASAN LINDUNG 3. ZONE

LOKASI PETAK CONTOH 1. SEMPADAN SUNGAI DAN MATA AIR 2. KAWASAN LINDUNG 3. ZONE PENYANGGA 4. KAMPUNG/ENCLAVE 5. AREAL/LOKASI HVCF 6. DAERAH KONSENTRASI SATWALIAR 7. KELAS UMUR PERUSAHAAN

WAKTU PENGAMATAN Pengamatan satwaliar dilakukan serentak di seluruh lokasi pada waktu yang bersamaan. Setiap

WAKTU PENGAMATAN Pengamatan satwaliar dilakukan serentak di seluruh lokasi pada waktu yang bersamaan. Setiap petak contoh di lakukan dua kali ulangan, yaitu pada pagi hari dari pukul 05. 00 – 09. 00 dan sore hari pukul 15. 00 – 19. 00 Ulangan pengamatan adalah satu bulan satu kali. Waktu pengamatan dengan metode konsentrasi disesuaikan dengan perilaku satwaliar pada saat berkumpul.