PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MAKE A MATCH
PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MAKE A MATCH TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V DI SDN PORISGAGA 3 KOTA TANGERANG Riska Damayanti 1686206179 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG 2020
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH 1. 2. Guru menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah) sehingga kurang menarik dan kurang efektif. Nilai hasil UTS bahasa Indonesia terakhir, sebagian besar hanya mendapatkan nilai sebatas kriteria ketuntasan minimal (KKM) saja. Kurangnya motivasi siswa dalam menulis, pemilihan kata kurang tepat dan kurang variatif 3. sehingga penulisan menjadi kurang menarik, serta pemberian contoh penulisan pada peserta didik kurang bervariasi.
IDENTIFIKASI MASALAH 1. 2. Apakah model pembelajaran dapat mempengaruhi keterampilan menulis siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia? Apakah penerapan model pembelajaran scramble dan Make A Match dapat mempengaruhi keterampilan menulis siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia? Apakah terdapat perbedaan antara model pembelajaran scramble dengan model 3. pembelajaran Make A Match terhadap keterampilan menulis siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia?
Pembatasan Masalah 1. Model pembelajaran yang diteliti adalah model pembelajaran scramble dan model pembelajaran Make A Match. 2. Keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V di SDN Porisgaga 3 kota Tangerang. Perumusan Masalah Apakah terdapat perbedaan keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang diberi model pembelajaran scramble dengan siswa yang diberi model pembelajaran Make A Match? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang diberi model pembelajaran scramble dengan siswa yang diberi model pembelajaran Make A Match.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis 2. Manfaat Praktis Bagi Siswa Bagi Peneliti Bagi Sekolah Bagi Guru Bagi Institusi Bagi Pembaca
BAB II KERANGKA TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
PENGERTIAN KETERAMPILAN MENULIS Menulis mempunyai arti : 1) membuat huruf (angka, dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya); 2) Susanto, (2013) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan; 3) menggambar, melukis; dan 4) membatik (kain) mengarang cerita, membuat surat, berkirim surat Keterampilan menulis merupakan media komunikasi yang perlu Multafifin, (2015) merupakan suatu kemampuan yang didapatkan melalui proses belajar dan berlatih untuk mengungkapkan gagasan/ide yang dipergunakan untuk dipelajari secara khusus, di samping tiga keterampilan lainnya berkomunikasi secara tidak langsung yakni berbicara, menyimak dan membaca. Melalui kegiatan dengan menggunakan alat bantu menulis informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan seperti pulpen, pensil atau spidol yang dapat kita diperoleh. Himawati, Markamah, & Hartono, (2019) Jadi, keterampilan menulis bertujuan untuk meyakinkan atau Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan dalam memberitahu pembaca melalui sebuah berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari tulisan. karena menulis adalah sarana untuk berkomunikasi secara tidak langsung.
MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE Scramble merupakan model mengajar dengan membagikan lembar soal dengan lembar jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu Fathurrohman, (2018) mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada. Scramble adalah satu pembelajaran dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan kooperatif yang disajikan dalam bentuk pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosa kata. Model pembelajaran scramble tampak lebih mirip dengan model pembelajaran word square, hanya saja terlihat berbeda karena Kurniasih, (2015) jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi kartu yang dilengkapi dengan pertanyaan dan alternatif jawaban yang disusun secara acak. Model ini pun sudah dituliskan namun dengan susunan yang acak. Siswa hanya menekankan pada latihan soal berupa ditugaskan mengoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut permainan yang dikerjakan secara sehingga menjadi jawaban yang tepat dan benar berkelompok. Siswa bekerjasama Scramble merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat Huda, (2014) Jadi, model pembelajaran scramble meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Model ini dengan teman kelompoknya untuk mengharuskan siswa unuk menggabungkan otak kanan dan otak kiri. mencari jawaban yang benar untuk Dalam model ini, mereka tidak hanya diminta untuk menjawab soal, pertanyaan-pertanyaan pada kartu soal. tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak
LANGKAH - LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE 1. Guru menyajikan materi sesuai topik, misalnya guru menyajikan 2. Media yang digunakan dalam model pembelajaran scramble : materi pelajaran tentang “karnivora”, namun setelah selesai dengan membuat pertanyaan yang sesuai dengan topik dan menjelaskan tentang “karnivora”, guru membagikan lembar kerja kemudian membuat jawaban yang acak. dengan jawaban yang diacak susunannya. 3. Mempersiapkan media : buatlah pertanyaan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai serta membuat jawaban yang diacak 4. Langkah berikutnya, guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian membagikan lembar kerja sesuai hurufnya. 5. Kemudian susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan pada kolom A. contoh.
MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH Model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah teknik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam semua Krisno, (2019) mata pelajaran dan tingkatan kelas. Model ini dapat melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran secara merata serta menuntut siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya agar tanggung jawab dapat tercapai, sehingga semua siswa aktif dalam proses pembelajaran Jadi, model pembelajaran makea match adalah teknik kooperatif bersifat permainan/games yang dilakukan dengan cara siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan Strategi make a match saat ini menjadi salah satu strategi penting dalam Huda, (2014) ruang kelas. Tujuan dari strategi ini antara lain : 1) pendalaman materi; 2) penggalian materi; dan 3) edutainment kartu yang dipegangnya sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang Model pembelajaran Make A Match merupakan model pembelajaran yang dikembangkan Lorna Curran. Karakteristik model pembelajaran Make A Shoimin, (2014) Match adalah memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik siswa yang menyenangkan. Siswa yang menemukan pasangannya dalam gemar bermain. Pelaksanaan model Make A Match harus didukung dengan waktu terbatas dan benar maka akan keaktifan siswa untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai diberi poin dan hadiah. dengan jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut
LANGKAH - LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. c. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya : pemegang kartu yang bertuliskan “kepercayaan pada Tuhan” akan berpasangan dengan kartu yang bertuliskan soal “UUD 1945”. e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. f. Jika siswa tidak mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati. g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
MATERI AJAR 1. Pengertian 2. Ciri - Ciri Pantun 3. Jenis - Jenis 4. Langkah - Pantun Langkah Menulis Berdasarkan Usia Pantun
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Tempat Penelitian Tempat pada penelitian ini adalah SDN Porisgaga 3 Kota Tangerang, Jln. KH. Maulana Hasanudin, No. 66, Rt/Rw : 001/009, Porisgaga, Kec. Batuceper, Kota Tangerang, Banten, 15122. Waktu Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan September – Agustus tahun ajaran 2019/2020
DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam pengolahan datanya berupa angka-angka dalam statistik. “Adapun jenis metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental jenis nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random” (Sugiyono, 2016, h. 79). Pada desain ini juga digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan model pembelajaran scramble dengan make a match terhadap keterampilan menulis bahasa Indonesia pada siswa kelas V yang terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
POPULASI SAMPEL Dalam penelitian ini populasinya Yang dijadikan sampel dalam adalah siswa kelas V A dan siswa penelitian ini adalah kelas A kelas V B SDN Porisgaga 3 Kota berjumlah 28 siswa dan kelas B Tangerang. berjumlah 31 siswa.
KISI – KISI INSTRUMEN PENELITIAN Nama Sekolah : SDN Porisgaga 3 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar : 3. 6 Menggali isi dan amanat pantun yang disajikan secara lisan dan tulis dengan tujuan untuk kesenangan 4. 6 Melisankan pantun hasil karya pribadi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri Kelas / Semester : V / I (Satu) Materi Pokok : Pantun Indikator Tes 3. 6. 1 Mengidentifikasi bentuk -bentuk pantun. 4. 6. 1 Membuat pantun. Aspek Bentuk Uraian C 1 Nomor C 2 C 3 C 4 C 5 C 6 √ Soal 1 √
INSTRUMEN PENILAIAN PANTUN No. Skor Indikator 1 2 3 Skor yang diperoleh 4 1. Jumlah baris pada pantun 2. Sajak pantun 3. Jumlah kata tiap baris 4. Jumlah suku kata tiap baris 5. Keterkaitan antar baris Jumlah skor maksimal = 20 Nilai = jumlah skor yang diperoleh skor maksimal x 100 (Achdiyat, 2017)
KARTU SCRAMBLE KARTU MAKE A MATCH
- Slides: 21