Peradaban mesir kuno Mengenal negara Mesir Mengenal teknologi
Peradaban mesir kuno ØMengenal negara Mesir ØMengenal teknologi terdahulu yang muncul pada zaman Firaun
�Sungai Nil adalah sungai yang mengalir dari Tanzania dan bermuara di laut Mediterania. Memanjang hampir mencapai 7. 000 km, melewati 11 wilayah negara termasuk Mesir. Sungai Nil disebut sebagai berkah bagi Mesir �Berbagai analisa arkeolog tentang pembuatan Pyramid juga menyebutkan bahwa banjir sungai Nil ini yang membantu pembangunannya. Jika banjir tiba, lumpur diangkut pekerja sebagai bahan pembuat pyramid dengan perahu. �Teknologi pengendali banjir sudah dikenal sejak jaman Mesir kuno. Jejaknya ditemukan di pulau Elephantine di Aswan. Bangunan serupa juga ditemukan di pusat kota Kairo. Teknologinya tentu lebih canggih dibandingkan dengan yang di Aswan. Karena dibangun pada kisaran abad ke 7 Masehi jauh setelah
�Di dalam bangunan berkubah kerucut itu terdapat lubang mirip sumur yang terbuat dari batu marmer lengkap dengan tangga menuju ke dasarnya. Terdapat kolom berbentuk segidelapan. Kolom kayu tersebut memiliki beberapa ruas yang berfungsi sebagai pengukur ketinggian air. Masing-masing ruas berjarak 1 hasta (0, 5 meter lebih). Ada sekitar 19 ruas, jika air berada pada ruas ke 12 berarti, Kairo sedang dilanda kekeringan. Jika berada di atas ruas ke 18, Kairo berada dalam kondisi awas karena tinggi air sungai di level ini akan menyebabkan banjir. Level terbaik air sungai berada di ruas ke 14. Jika sedang tidak terjadi banjir, nilometer berfungsi sebagai pengatur distribusi air di lahan-lahan pertanian.
v
�Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat Mesir Kuno telah dapat mempelajari dan mengenal tata alam lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat Mesir Kuno yang hidup dari hasil bercocok tanam memiliki banyak waktu luang untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan baik yang bersifat material maupun spiritual. �Bangsa Mesir Kuno sudah mengenal aksara yang merupakan aksara lambang bunyi berupa aksara gambar (pictograph) yang disebut aksara hieroglyph (gambar/ukiran suci). Aksara tersebut ditemukan pada dinding kuburan para penguasa di Mesir Kuno. Mungkin abjad merupakan sumbangan masyarakat Mesir yang tidak ternilai harganya bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
�Pada tahun 2776 SM, masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal penanggalan berdasarkan sistem peredaran matahari - pertanian, yang pada setiap tahun harus menanggulangi banjir. Mereka membagi setahun menjadi 12 bulan dan setiap bulan terdiri dari 30 hari. Mereka juga sudah mengenal adanya tahun kabisat. Orang-orang Mesir juga mengenal ilmu astronomi atau ilmu perbintangan yang berkaitan erat dengan kehidupan pertanian. Misalnya, mereka menggunakan bintang sebagai patokan untuk menentukan musim atau saat-saat bercocok tanam dan sebagainya. �Bangsa Mesir Kuno sangat terampil membuat bangunan monumental seperti istana, gedung parapembesar, gudang gandum, bahkan yang paling monumental adalah bangunan kuil pemujaan bagi dewa-dewa, kuburan para raja, dan piramida.
�Pada awainya masyarakat Mesir menggunakan ilmu hitung yang sangat sederhana, khususnya penambahan dan pengurangan. Selanjutnya, dikembangkan perkalian dan pembagian. Pengetahuan ilmu ukur (geometri) mereka telah mencapai tingkat keahlian yang cukup mengagumkan.
Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan • Ilmuwan dianggap memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam pemanfaatan dan pelestarian lingkungan dibanding orang-orang awam • Ilmuwan harus mendorong pengembangan ipteks ke arah kemashlahatan ummat, dan mencegah terjadinya kerusakan yang sia-sia, karena kerusakan alam dan lingkungan itu lebih banyak disebabkan oleh ulah manusia. • Ilmuwan harus selalu menyadari bahwa dirinya adalah hamba dan khalifah Allah yang akan dimintai pertanggungjawaban atas keilmuannya.
- Slides: 9