Penyusunan Kerangka Teori dan Kerangka Konsepsionil Isnaini Sumber
Penyusunan Kerangka Teori dan Kerangka Konsepsionil Isnaini Sumber: Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum dan Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitiam Suatu Pendekatan Praktik
Penelitian tidak dapat dilakukan apabila tidak memiliki basis teoritis yang jelas. (Sudarwan, 2003: 105). Pencarian dan pengadaan literatur atau kepustakaan merupakan sessuatu yang esensial. Kepustakaan merupakan jembatan bagi peneliti mendapatkan landasan konstruksi teoritik sebagai dasar pedoman atau pegangan, tolak ukur, sumber untuk menjelaskan variabel penelitian. Mengadakan studi kepustakaan juga berguna untuk menyeleksi masalah yang akan diangkat menjadi variabel-variabei penelitian. Dengan studi kepustakaan peneliti dapat menggali teori-teori yang telah berkembang dalam masalah penelitian yang menumbuhkan gagasan dan mendasari terlaksananya penelitian lmalitatif. Kepentingan kepustakaan dapat dijadikan dasar membentuk kerangka pemikiran yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Untuk mendapatkan kepustakaan/literatur yang baik, maka seorang peneliti harus mampu mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti
Soerjono Soekanto (1986) kegunaan kerangka teoritis adalah sbb: 1. Mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang hendak diteliti atau diuji kebenarannya. 2. Mengembangkan sistem klasifikasi fakta, membina struktur konsep serta memperkembangkan definisi. 3. Teori biasanya merupakan suatu ikhtisar daripada hal-hal yang diketahui serta diuji kebenarannya yang berkaitan dengan objek yang diteliti. 4. Toeri memberikan kemungkinan pada prediksi fakta mendatang. 5. Toeri memberikan petunjuk terhadap kekurangan pada pengetahuan peneliti.
Dasar Teoritis Penelitian Kualitatif Teori ialah aturan menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari : 1. hubungan-hubungan yang dapat diamati diantara kejadian (yang diukur), 2. mekanisme atau struktur yang diduga mendasari hubungan demikian, dan 3. Hubungan-hubungan yang disimpulkan serta mekanisme dasar yang dimaksudkan untuk data dan yang diamati tanpa adanya manifestasi hubungan empiris apa pun secara langsung.
Kebanyakan pertanyaan penelitian kualitatif berfokus pada topik-topik yang bersifat analitis. Dengan mengajukan pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa” (how and why) dari fenomena. Untuk kemudian diikuti secara lebih terurai dengan pertanyaan “siapa, dimana, dan kapan” (who, what, where, and when).
LANDASAN TEORITIS PENELITIAN KUALITATIF Pada dasarnya Landasan Teoritis dari Penelian Kualitatif bertumpu secara mendasar pada fenomenologi. Oleh Karena itu Fenomenologi dijadikan sebagai dasar teoritis utama. Sedangkan yag lainnya yaitu: Interaksi Simbolik, Kebudayaan & Etnometodologi Dijadikan sebagai Dasar Tambahan Yang Melatar Belakangi secara teoritis Penelitian Kualitatif
BIASANYA SECARA KLASIK PENELITI KUALITATIF 1. Berorientasi pada teori yang sudah ada 2. Teori dibatasi pada pengertian: Suatu pernyataan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data & Diuji Kembali secara empiris Dalam Uraian tentang Dasar Teori, Bogdan & Biklen (1982) menggunakan istilah Paradigma
Fungsi teori paling tidak ada empat, yaitu 1. mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian, 2. menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis dan dengan hipotesis membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban, 3. membuat ramalan atas dasar penemuan, 4. menyajikan penjelasan dan, dalam hal ini, untuk menjawab pertanyaan 'mengapa' (Marx dan Goodson dalam Lexy J. Moleong, 2 O 07).
Pentingnya Kepekaan Teoritis dalam Analisis Data 1. Literatur; Kekayaan bahan bacaan tentang teori, penelitian, berbagaijenis dokumen (laporan, biografi , koran, majalah). 2. Pengalaman Profesi; 3. Pengalaman Pribadi: 4. Proses Analisis: Wawasan dan pemahaman tentang fenomena akan meningkat ketika penelitian berinteraksi dengan data.
Fenggunaan Teori yang Relevan 1. 2. 3. Dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan Grounded Theory, teori yang sudah ada harus diletakkan sesuai dengan maksud penelitian yang dikerjakan: Penelitian yang bermaksud menemukan teori dasar. Jika peneliti menghadapi kesulitan dalam hal konsep ketika merumuskan masalah, membangun kerangka berpikir, dan menyusun bahan wawancara, maka konsep-konsep yang digunakan oleh teori terdahulu dapat dipinjam untuk sementara sampai ditemukan konsep yang sebenarnya. Jika penelitian dengan Grounded Thery menemukan teori yang memiliki hubungan dengan teori yang sudah dikenal, maka temuan baru itu merupakan sumbangan baru untuk memperluas teori yang sudah ada. Demikian pula, jika ternyata leori yang ditemukan identik dengan teori yang sudah ada, maaka teori yang ada dapat dijadikan sebagai pengabsahan dari temuan baru itu.
4. Jika peneliti sudah menemukan kategori-kategori data yang dikumpulkan, maka ia perlu memeriksa apakah sistem kategori serupa telah ada sebelumnya. Jika ya, rnaka peneliti perlu memahami tentang apa saja yang dikatakan oleh peneliti lain tentang kategori tersebut, tetapi bukan untuk mengikutinya. 5. Penelitian yang bermaksud memperluas teori; Jika penelitian bermaksud untuk memperluas teori yang telah ada, maka penelitian dapat dimulai dari teori tersebut dengan merujuk kerangka umum teori itu. Dengan kata lain, kerangka teoritik yang sudah ada bisa digunakan untuk menginterpretasi dan mendekati data. Namun demikian, penelitian yang sekarang harus dikembangkan secara tersendiri dan terlepas dari teori sebelumnya. Dengan demikian, penelitian dapat dengan bebas memilih data yang dikumpulkan, sehingga memungkinkan teori awalnya dapat diubah, ditambah, atau dimodifikasi. 6. Jika penelitian sekarang bertolak dari teori yang sudah ada, maka ia dapat dimanfaatkan untuk menyusun sejumlah pertanyaan atau menjadi pedoman dalam pengamatan /wawancara untuk mengumpul data awal. 7. Jika temuan penelitian sekarang berbeda dari teori yang sudah ada, maka peneliti dapat menjelaskan bagaimala dan mengapa temuannya berbeda dengan teori yang ada.
- Slides: 12