PENYELESAIAN KASUSKASUS KEPEGAWAIAN MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53

  • Slides: 52
Download presentation
PENYELESAIAN KASUS-KASUS KEPEGAWAIAN MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

PENYELESAIAN KASUS-KASUS KEPEGAWAIAN MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

Disampaikan oleh: HARTOYO 16 -Januari-1980 S-1, Fakultas Hukum UNS S-2, Magister Kenotariatan UGM Staf

Disampaikan oleh: HARTOYO 16 -Januari-1980 S-1, Fakultas Hukum UNS S-2, Magister Kenotariatan UGM Staf Subbidang Pembinaan Pegawai BKPP Kabupaten Sleman nizarsabrin@yahoo. com 085643296350

Alur Penanganan Kasus Disiplin PNS Jika ada dugaan pelanggaran disiplin: Di Luar Kantor Di

Alur Penanganan Kasus Disiplin PNS Jika ada dugaan pelanggaran disiplin: Di Luar Kantor Di Dalam Kantor Di Luar Jam Kerja Di Dalam Jam Kerja Ingat: Bukan delik aduan Panggil Periksa Terbukti Rujuk ke Psl 3 dan 4 PP. 53/2010 Hukum jika kewenangannya atau lapor atasan jika bukan kewenangannya

Pasal 3 1. Mengucapkan sumpah / janji PNS; 2. Mengucapkan sumpah / janji jabatan;

Pasal 3 1. Mengucapkan sumpah / janji PNS; 2. Mengucapkan sumpah / janji jabatan; 3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 45, NKRI dan Pemerintah; 4. Menaati segala ketentuan Peraturan Per-UU; 5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab; 6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah dan martabat PNS; 7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan atau golongan;

8. Memegang rahasia jabatan; 9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat utk kepentingan

8. Memegang rahasia jabatan; 9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat utk kepentingan negara; 10. Melaporkan kpd atasan apabila mengetahui ada hal yg dapat membahayakan/merugikan negara, atau Pemerintah terutama dibidang keamanan, keuangan dan materiil; 11. Masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja; 12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan; 13. Menggunakan dan memelihara barang -barang milik negara dengan sebaiknya; 14. Memberikan pelayanan sebaiknya kepada masyarakat;

15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas; 16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;

15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas; 16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; 17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Pasal 4 1. Menyalahgunakan wewenang; 2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau

Pasal 4 1. Menyalahgunakan wewenang; 2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau org lain dgn menggunakan kewenangan org lain; 3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan atau lembaga atau organisasi internasional; 4. Bekerja pada perusahaan atau LSM asing; 5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;

6. Melakukan kegiatan bersama dgn atasan, teman sejawat, bawahan / org lain di dlm

6. Melakukan kegiatan bersama dgn atasan, teman sejawat, bawahan / org lain di dlm maupun di luar lingkungan kerjanya utk keuntungan pribadi, golongan / pihak lain yg merugikan negara; 7. Memberi/menyanggupi akan memberi sesuatu kpd siapapun baik secara langsung/tdk langsung utk diangkat dlm jabatan; 8. Menerima hadiah/suatu pemberian apa saja dari siapapun yg berhubungan dgn jabatan dan / pekerjaannya; 9. Bertindak sewenang-wenang thdp bawahannya; 10. Melakukan suatu tindakan / tdk melakukan suatu tindakan yg dpt menghalangi / mempersulit salah satu pihak yg dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yg dilayani; 10. Menghalangi jalannya tugas kedinasan;

12. Memberikan dukungan kpd capres/cawapres dengan cara : - ikut serta sbg pelaksana kampanye

12. Memberikan dukungan kpd capres/cawapres dengan cara : - ikut serta sbg pelaksana kampanye menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai / atribut PNS sbg peserta kampanye dgn mengerahkan PNS lain dan / sbg peserta kampanye dgn menggunakan fasilitas negara 13. Memberikan dukungan kpd capres /cawapres dgn cara: a. Membuat keputusan dan/ tindakan yg menguntungkan /merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye dan/

b. Mengadakan kegiatan yg mengarah kpd keberpihakan terhadap pasangan calon yg menjadi peserta pemilu

b. Mengadakan kegiatan yg mengarah kpd keberpihakan terhadap pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama, & sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan himbauan, seruan / pemberian barang kpd PNS dlm lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, & masyarakat; 14. Memberikan dukungan kpd calon anggota DPD/calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dgn cara memberikan surat dukungan disertai fotocopy KTP/Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan per. UU dan/ 15. Memberikan dukungan kpd cakada/ cawakada dgn cara: a. Terlibat dlm kegiatan kampanye mendukung cakada /cawakada; utk

b. menggunakan fasilitas yg terkait dgn jabatan dlm kegiatan kampanye; c. membuat keputusan dan/tindakan

b. menggunakan fasilitas yg terkait dgn jabatan dlm kegiatan kampanye; c. membuat keputusan dan/tindakan yg menguntungkan/merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye d. mengadakan kegiatan yg mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama, & sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau pemberian barang kpd PNS dlm lingkungan unit kerjanya, angota keluarga & masyarakat.

Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin 1. Ringan : a. Teguran Lisan b. Teguran Tertulis

Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin 1. Ringan : a. Teguran Lisan b. Teguran Tertulis c. Pernyataan Tidak Puas Secara tertulis 2. Sedang : a. Tunda KGB 1 Tahun b. Tunda KP 1 Tahun c. TP 1 Tahun 3. Berat : a. TP 3 Tahun b. Turun Jabatan c. Pembebasan dari Jabatan d. PDHTAPS e. PTDH sebagai PNS

Prinsip Dasar Penjatuhan Hukuman Disiplin 1. Pembinaan dan penegakan disiplin PNS, menjadi tugas dan

Prinsip Dasar Penjatuhan Hukuman Disiplin 1. Pembinaan dan penegakan disiplin PNS, menjadi tugas dan tanggung jawab atasan langsung masing-masing. 2. Apabila terjadi pelanggaran disiplin, maka yang wajib memanggil dan memeriksa pertama kali adalah atasan langsung.

3. Apabila dugaan pelanggaran disiplin benar, maka sepanjang hukuman yg setimpal dgn pelanggaran tsb

3. Apabila dugaan pelanggaran disiplin benar, maka sepanjang hukuman yg setimpal dgn pelanggaran tsb masih kewenangan atasan langsung, atasan langsung tsb wajib menghukum. 4. Apabila menurut pertimbangan atasan langsung jenis hukuman yg setimpal utk PNS tsb adalah kewenangan atasan yg lebih tinggi, maka atasan langsung tsb wajib melaporkan disertai BAP yg telah dibuatnya.

5. Atasan langsung yg tdk memanggil, memeriksa, menghukum atau melaporkan bawahan yg diduga melanggar

5. Atasan langsung yg tdk memanggil, memeriksa, menghukum atau melaporkan bawahan yg diduga melanggar disiplin, dijatuhi hukuman disiplin yg jenisnya sama dgn jenis hukuman yg seharusnya dia jatuhkan kepada bawahanya tsb. 6. Apabila dalam pemeriksaan ternyata PNS tsb melakukan beberapa pelanggaran disiplin, kepadanya hanya dijatuhi hukuman disiplin yg terberat.

7. Apabila PNS sebelumnya pernah dijatuhi hukuman disiplin, kemudian mengulangi lagi melakukan pelanggaran disiplin

7. Apabila PNS sebelumnya pernah dijatuhi hukuman disiplin, kemudian mengulangi lagi melakukan pelanggaran disiplin yg sifatnya sama, kepadanya dijatuhi hukuman disiplin yg lebih berat dari sebelumnya. 8. Satu pelanggaran disiplin hanya boleh dijatuhi hukuman disiplin 1 kali.

1. PNS yg mengajukan banding administratif, masih dapat bekerja dan gaji dibayarkan sepanjang mendapat

1. PNS yg mengajukan banding administratif, masih dapat bekerja dan gaji dibayarkan sepanjang mendapat izin dari PPK. 10. Pelanggaran disiplin bukan delik aduan, krn itu setiap atasan langsung yg mengetahui adanya dugaan pelanggaran bawahan, wajib memanggil, memeriksa dan menghukum atau melaporkan.

Hukuman Disiplin yang harus dijatuhkan khusus untuk Tidak Masuk Kerja (TMK ): . 55

Hukuman Disiplin yang harus dijatuhkan khusus untuk Tidak Masuk Kerja (TMK ): . 55 hari s/10 66 s. d. 10 hari • Teguran lisan • Teguran tertulis s/d 15 • Pernyataan 1111 s. d. tidak puas hari 15 hari secara tertulis 16 s. d. s/d 20 • 16 20 hari 21 s. d. s/d 25 21 25 hari Penundaan Kenaikan Gaji berkala selama 1 tahun • Penundaan Kenaikan Pangkat selama 1 tahun

s/d 3030 2626 s. d. hari • Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 1

s/d 3030 2626 s. d. hari • Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun s/d 3535 3131 s. d. hari • Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun 3636 s. d. 40 s/d 40 hari • Turun jabatan 4141 s. d. s/d 4545 hari • Pembebasan dari jabatan 46 s. d… • Pemberhentian 46 s/d lebih hari Tidak Terlambat mentaati/ Pulang cepat jam kerja • 7 ½ jam = 1 hari

PROSEDUR PEMANGGILAN 1. Setiap atasan langsung wajib memanggil secara tertulis bawahan yang diduga melakukan

PROSEDUR PEMANGGILAN 1. Setiap atasan langsung wajib memanggil secara tertulis bawahan yang diduga melakukan pelanggaran disiplin untuk diperiksa (Psl. 23. ayat 1). 2. Surat panggilan harus dibuat paling lambat 7 hari sebelum tanggal pemeriksaan. (Psl. 23 ayat 2) 3. Apabila panggilan pertama tak diindahkan maka dilakukan panggilan kedua.

4. Surat panggilan kedua tersebut paling lambat 7 sejak tanggal seharusnya ybs menghadap pada

4. Surat panggilan kedua tersebut paling lambat 7 sejak tanggal seharusnya ybs menghadap pada surat panggilan pertama. (Psl. 23 ayat. 3) 5. Apabila panggilan kedua, juga tidak diindahkan, maka pejabat yg berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yg ada tanpa di BAP. (Psl. 23. ayat. 4)

JANUARI 2017 Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb 1 2 3 4 5

JANUARI 2017 Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 KETERANGAN (contoh TMK bagi PNS 5 hari kerja): TMK TK : 5 hari (3, 4, 5, 6, 9) Pemanggilan I: tgl 9 Januari Utk menghadap: tgl 18 Januari àBAP Jk tdk hadir: Pemanggilan ke II: tgl 18 Januari Utk menghadap: tgl 27 Januari àBAP 1 paket : 19 hari (3 -27 Januari)

PROSEDUR BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP) I. PEMERIKSAAN 1. Apabila ybs hadir pada saat panggilan

PROSEDUR BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP) I. PEMERIKSAAN 1. Apabila ybs hadir pada saat panggilan pertama atau panggilan kedua, maka dilakukan Pemeriksaan. 2. Wujud pemeriksaan dalam bentuk BAP dan formatnya tanya jawab 3. Sebelum membuat BAP, Pemeriksa sebaiknya cari informasi tambahan pelanggaran disiplin ybs. dari pihak lain/ saksi-saksi pelanggaran ybs. 4. Utarakan bahwa pengakuan dlm BAP hanya salah satu alat bukti.

YG PERLU DIPERHATIKAN DLM MEMBUAT BAP, harus dibuat tertulis dan antara lain memuat :

YG PERLU DIPERHATIKAN DLM MEMBUAT BAP, harus dibuat tertulis dan antara lain memuat : 1. Hari, tanggal, bulan dan tahun pemeriksaan. 2. Nama dan identitas pejabat pemeriksa (pangkat, gol. ruang tidak boleh lebih rendah dari yg diperiksa). 3. Nama dan identitas terperiksa. 4. Dasar pemeriksaan (surat perintah untuk melakukan pemeriksaan apabila yg melakukan pemeriksaan adalah tim) 5. BAP harus ditandatangani pemeriksa

II. MATERI BAP Hal-hal penting yang perlu digali: 1. Bertanya tentang kesehatan ybs (hanya

II. MATERI BAP Hal-hal penting yang perlu digali: 1. Bertanya tentang kesehatan ybs (hanya jawaban orang. sehat yang dapat dipertanggungjawabkan). 2. Kebenaran dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukannya ( jangan beritahukan tentang bukti-bukti atau informasi tambahan yang telah sdr peroleh atau orang yang mengetahui perbuatan ybs, kecuali ybs tdk mengaku atau untuk menggali yang sebenarnya). 3. Pertanyaan berikutnya sebaiknya bersumber dari jawaban ybs atas pertanyaan sebelumnya. 4. Dalam hal ybs tdk mengaku, tunjukkan/utarakanlah satu demi satu bukti yang ada.

5. Jika belum mengaku juga, utarakan/perlihatkan bukti berikutnya, demikian seterusnya sampai ybs mengaku. 6.

5. Jika belum mengaku juga, utarakan/perlihatkan bukti berikutnya, demikian seterusnya sampai ybs mengaku. 6. Jika telah mengaku, tanyakan faktor -faktor/alasan ybs melakukan pelanggaran disiplin. 7. Tanyakan pula apakah sebelumnya ybs sudah pernah dijatuhi hukuman disiplin atau belum, kalau pernah terhadap kasus apa harus dijelaskan. 8. Tanyakan apakah dalam memberikan keterangan, ybs merasa mendapat tekanan, paksaan baik dari pemeriksa maupun dari pihak lain (utk menghindari pencabutan keterangan kemudian)

9. Tanyakan juga kesediaan ybs untuk diperiksa ulang 10. Setiap halaman BAP setelah dibaca

9. Tanyakan juga kesediaan ybs untuk diperiksa ulang 10. Setiap halaman BAP setelah dibaca dan disetujui isinya oleh PNS yang diperiksa, maka tiap-tiap halaman diparaf dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh PNS yang diperiksa dan pemeriksa. (Psl. 28. ayat 1) 11. Apabila ybs tdk bersedia menandatangani BAP, maka tuliskan pada BAP tsb di kolom tanda tangan ybs bahwa ybs tidak bersedia menandatangani, maka BAP tsb sah dan dapat dipakai menghukum ybs. (psl. 28. ayt. 2)

12. Serahkan satu set BAP tersebut kepada ybs, dan apabila tidak bersedia menerima, tuliskan

12. Serahkan satu set BAP tersebut kepada ybs, dan apabila tidak bersedia menerima, tuliskan di hal terakhir BAP bahwa ybs tidak bersedia menerima (Psl. 28. ayat 3) 13. Sewaktu mem-BAP tersebut atasan langsung dapat dibantu teman sejawat atau bawahan yang pangkatnya minimal sama dengan yang diperiksa, tetapi penanggung jawab dan penanda tangan BAP tetap atasan langsung.

Rumusan pertanyaan BAP menggambarkan : 5 W + 1 H v Who (Siapa yang

Rumusan pertanyaan BAP menggambarkan : 5 W + 1 H v Who (Siapa yang melakukan pelanggaran disiplin) v What (Apa pelanggaran disiplin yang dilakukan) v When (Kapan dilakukannya pelanggaran disiplin) v Where (Dimana terjadinya pelanggaran disiplin) v Why (Mengapa melakukan pelanggaran disiplin) v How (Bagaimana cara melakukan pelanggaran disiplin)

MEMBUAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP) : ( bila kewenangan menjatuhkan jenis hukuman disiplin ada

MEMBUAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP) : ( bila kewenangan menjatuhkan jenis hukuman disiplin ada pd atasan yg lebih tinggi atau pejabat lain. ) 1. LHP dibuat setelah pemeriksaan atau setelah ybs tdk hadir untuk diperiksa. 2. LHP memuat intisari dari hasil pemeriksaan. 3. LHP memuat ringkasan hasil pemeriksaan berupa fakta, analisa, dan pertimbangan - pertimbangan yg meringankan dan yg memberatkan sesuai data dan fakta dalam BAP serta saran sanksi hukuman disiplin.

 • Hari dan Tgl pemeriksaan • Identitas PNS yang melanggar L H P

• Hari dan Tgl pemeriksaan • Identitas PNS yang melanggar L H P • Jenis pelanggaran yang dilakukan • Pasal yang dilanggar Saran Hukuman Disiplin

Tuduhan Pelanggaran Disiplin Misalkan : TIDAK MASUK KERJA l Melakukan hubungan intim layaknya suami

Tuduhan Pelanggaran Disiplin Misalkan : TIDAK MASUK KERJA l Melakukan hubungan intim layaknya suami isteri tanpa ikatan perkawinan yang sah. Melakukan perkawinan kedua tanpa izin dari isteri pertama dan dari PYBM. Dan sebagainya.

LHP MEMUAT ANTARA LAIN : PENDAHULUAN Dasar pemeriksaan Waktu pemeriksaan Sumber informasi Dan sebagainya.

LHP MEMUAT ANTARA LAIN : PENDAHULUAN Dasar pemeriksaan Waktu pemeriksaan Sumber informasi Dan sebagainya. FAKTA Ø Pelanggaran disiplin ybs Ø Latar belakang pelanggaran Ø Dampak / akibat pelanggaran Ø Pernah mendapat HD sebelumnya

EVALUASI a. Perbuatan ybs tersebut melanggar Pasal …angka … PP. 53 Tahun 2010. b.

EVALUASI a. Perbuatan ybs tersebut melanggar Pasal …angka … PP. 53 Tahun 2010. b. Dst. Yang Meringankan : Ø Ø Ø Belum pernah dijatuhi HD. Mempunyai masa kerja … Usia … Thn, … Bln. Tanggungan. Keadaan Rumah Tangganya sekarang bagaimana.

Yang Memberatkan Tidak mematuhi Peraturan Perundang - undangan yang berlaku. Tidak dapat sebagai contoh

Yang Memberatkan Tidak mematuhi Peraturan Perundang - undangan yang berlaku. Tidak dapat sebagai contoh bagi PNS dan masyarakat Pernah dijatuhi hukuman disiplin. Tidak bertanggung jawab terhadap isteri dan anaknya. Dan sebagainya.

SARAN HUKUMAN DISIPLIN didasarkan atas fakta pelanggaran disiplin serta mempertimbangkan hal -hal yang meringankan

SARAN HUKUMAN DISIPLIN didasarkan atas fakta pelanggaran disiplin serta mempertimbangkan hal -hal yang meringankan dan yang memberatkan. HAL - HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM, ANTARA LAIN : ü Apakah terhadap PNS tersebut sebelum di BAP sudah dilakukan pembinaan oleh atasannya ? ü Apakah pelanggaran yang dilakukan murni inisiatif PNS tersebut atau rekayasa / desakan pihak lain. ü Dll

Pertimbangan dalam menentukan jenis hukuman yang akan dijatuhkan 1. • • • 2. •

Pertimbangan dalam menentukan jenis hukuman yang akan dijatuhkan 1. • • • 2. • • • 3. • • • Latar belakang perbuatannya : Terpaksa dilakukan atau tidak. Disengaja atau tidak. Direncanakan atau tidak. Berat / ringannya pelanggaran : Pernah dilakukan PNS atau tidak. Bertentangan atau tidak dengan program pemerintah. Melanggar prinsip-prinsip kenegaraan atau tidak. Akibat pelanggaran : Ada dampak negatif terhadap unit kerja / Instansi / Pemerintah. Menurunkan citra negatif PNS pada unit kerja / Instansi/ Pemerintah. Menghalangi pelaksanaan tugas unit kerja / Instansi / Pemerintah.

4. Dampak jenis hukuman terhadap ybs. • Apakah jenis tersebut akan memberikan efek jera

4. Dampak jenis hukuman terhadap ybs. • Apakah jenis tersebut akan memberikan efek jera atau tidak terhadap ybs. • Cepat atau tidak dampaknya kepada ybs. • Akibat hukum tersebut mempengaruhi psikologis ybs atau tidak.

Keriteria dampak negatif pada Unit Kerja / Instansi / Pemerintah 1. Dampak pada Unit

Keriteria dampak negatif pada Unit Kerja / Instansi / Pemerintah 1. Dampak pada Unit Kerja : Apabila perbuatan hanya menghalangi / memperlambat tugas unit kerja yang tidak mempengaruhi tugas instansi dan tugas pemerintah. Misalnya : menyembunyikan absen unit , sehingga PNS lain tidak dapat absen. 2. Dampak pada Instansi : Apabila perbuatan itu dilakukan maka mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan tugas unit dan mengakibatkan pelaksanaan tugas Instansi menjadi terpengaruh, sehingga merusak citra pelayanan Instansi misalnya: sengaja memperlambat pekerjaan dengan tujuan tertentu. 3. Dampak pada Pemerintah : Apabila akibat perbuatannya merusak citra Pemerintah / PNS umumnya atau menghalangi program pemerintah misalnya : Korupsi dan Narkoba.

PJBT YG BERWENANG MENGHUKUM (Psl. 21, 24) 1. Apabila menurut pertimbangan atasan langsung bahwa

PJBT YG BERWENANG MENGHUKUM (Psl. 21, 24) 1. Apabila menurut pertimbangan atasan langsung bahwa hukuman yang setimpal untuk bawahannya tersebut masih kewenangannya untuk menjatuhkan, maka atasan langsung tersebut membuat, menandatangani dan menyerahkan SK hukuman disiplin tsb kepada bawahannya (Psl. 24 ayat 3 hurup a). 2. Apabila menurut pertimbangan atasan langsung hukuman yang setimpal dengan pelanggaran bawahannya telah menjadi kewenangan atasan yang lebih tinggi untuk menjatuhkan, maka atasan langsung tersebut membuat laporan dilampiri BAP, LHP serta disampaikan secara hierarki (Psl. 24 ayat 3 hurup b). 3. Laporan atasan langsung tersebut memuat dasar-dasar pertimbangan dan saran.

4. Apabila menurut pertimbangan pejabat yang menerima laporan bahwa saran atasan langsung dapat disetujui,

4. Apabila menurut pertimbangan pejabat yang menerima laporan bahwa saran atasan langsung dapat disetujui, maka pejabat tersebut menjatuhkan hukuman disiplin, tetapi apabila menurut pertimbanganya BAP, LHP yang ada belum memadai, dapat dibentuk Tim pemeriksa (Psl. 25). 5. Apabila menurut pejabat yang menerima laporan bahwa hukuman yang setimpal untuk pelanggaran tersebut adalah hukuman yang lebih berat lagi, dan kewenangan menjatuhkannya berada pejabat yang lebih tinggi lagi, maka pejabat tersebut membuat laporan lagi.

Konsekuensi bagi atasan langsung atau pejabat yng berwenang menghukum yang tidak melakukan kewajiban (Psl.

Konsekuensi bagi atasan langsung atau pejabat yng berwenang menghukum yang tidak melakukan kewajiban (Psl. 21) 1. Setiap atasan langsung yang telah mengetahui pelanggaran disiplin bawahan tetapi tidak menindak lanjuti, harus dijatuhi hukuman disiplin. 2. Atasan langsung yang telah memeriksa bawahannya dan terbukti, tetapi tidak menghukum atau tidak melaporkannya kepada atasannya, harus dijatuhi hukuman disiplin. 3. Hukuman terhadap atasan langsung yang tidak menindak lanjuti / menghukum / melaporkan kepada atasannya adalah sama dengan hukuman yang seharusnya dia jatuhkan kepada bawahannya. 4. Atasan dari atasan langsung yang telah menerima laporan atasan langsung, tapi tidak menindak lanjuti, juga dijatuhi hukuman disiplin oleh atasan yang lebih tinggi. 5. Penjatuhan hukum disiplin kepada atasan langsung atau pejabat yang seharusnya menghukum tidak perlu BAP, tapi cukup dengan permintaan keterangan.

Pembentukan Tim Pemeriksa (Psl. 25) 1. Apabila atasan langsung telah melaporkan kepada atasannya karena

Pembentukan Tim Pemeriksa (Psl. 25) 1. Apabila atasan langsung telah melaporkan kepada atasannya karena menurut pertimbangannya kewenangan menjatuhkan jenis hukuman disiplin yang disarankan menjadi kewenangan atasannya maka atasan dari atasan langsung tersebut dapat membentuk / melaporkan untuk bentuk Tim Pemeriksa. 2. Tim Pemeriksa dibentuk apabila BAP yang dibuat atasan langsung dianggap tidak lengkap. 3. Apabila BAP yang dibuat atasan langsung dianggap lengkap, maka BAP tersebut dapat langsung dipakai menjatuhkan hukuman disiplin tanpa BAP Tim Pemeriksa. 4. BAP utama adalah BAP yang dibuat atasan langsung sedangkan BAP yang dibuat Tim Pemeriksa merupakan BAP tambahan / pelengkap. 5. Pejabat yang ditunjuk Tim Pemeriksa adalah ad hoc. Tim Pemeriksa terdiri dari : • Inspektorat • BKD / Biro Kepegawaian • Atasan Langsung

Pembebasan Sementara dari Tugas Jabatan (Psl. 27) 1. PNS yang diduga akan dijatuhi hukuman

Pembebasan Sementara dari Tugas Jabatan (Psl. 27) 1. PNS yang diduga akan dijatuhi hukuman disiplin berat dapat dibebaskan sementara dari tugas jabatan oleh atasan langsung. 2. Pembebasan sementara dari tugas jabatan berlaku sampai ada SK Hukuman Disiplin. 3. Selama pembebasan sementara dari jabatan ybs tetap masuk kerja dan dpt hak- hak kepegawaian. 4. Agar tidak terjadi kekosongan dapat diangkat PLH dari bawahan yang senior. @ Maksud Pembebasan Sementara : a) Apabila ybs tetap melaksanakan tugas jabatan dapat menghambat pemeriksaan. b) Ada kemungkinan mengulang / melanjutkan perbuatannya. c) Ada kemungkinan menghilangkan bukti. d) Ada kemungkinan meresahkan PNS lain.

Prinsip Penjatuhan Hukuman Disiplin (Psl. 30) 1. Apabila dalam pemeriksaan ternyata ybs melakukan beberapa

Prinsip Penjatuhan Hukuman Disiplin (Psl. 30) 1. Apabila dalam pemeriksaan ternyata ybs melakukan beberapa pelanggaran, maka hanya dijatuhkan satu hukuman disiplin terberat dengan mempertimbangkan semua pelanggarannya. 2. Apabila pelanggaran tersebut bersifat pengulangan maka hukumannya harus lebih berat. 3. PNS tidak dapat dijatuhi hukuman disiplin dua kali atau lebih untuk satu pelanggaran disiplin.

MEMBUAT SK HUKDIS 1. Didalam faktor Membaca : BAP, LHP, surat panggilan. 2. Didalam

MEMBUAT SK HUKDIS 1. Didalam faktor Membaca : BAP, LHP, surat panggilan. 2. Didalam faktor Menimbang : a. menyebutkan sumber informasi dan mencantumkan perbuatannya secara konkrit, dimana, kapan, dengan siapa dst. . b. dikaitkan dengan Pasal…. . PP. 53/2010 dan atau PP. 10/1983 jo. PP. 45/1990 3. Didalam Faktor Mengingat : a. hanya mencantumkan PP. 53 / 2010 atau dengan PP. 10/1983 jo. PP. 45/1990. ( tdk boleh mencantumkan PP dasar hukum pemberhentian yang bersifat finalti) b. peraturan terkait. 4. Didalam faktor Memutuskan: a. disebut sebagai hukuman disiplin. b. tidak ada TMT pemberhentian. c. ada klosul untuk banding administratif d. apabila tdk ada keberatan / banding, sk berlaku pada hari ke 15 sejak sk diterima.

PENYERAHAN SK HUKDIS (Psl. 31). 1. Pada prinsipnya, SK hukuman disiplin diserahkan langsung kepada

PENYERAHAN SK HUKDIS (Psl. 31). 1. Pada prinsipnya, SK hukuman disiplin diserahkan langsung kepada yang dihukum (Psl. 31 ayat 2). 2. SK hukuman disiplin diserahkan kepada ybs dalam tempo 14 hari setelah ditetapkan (Psl. 31 ayat 3). 3. Dalam hal PNS yang dihukum tidak berada di kantor atau tidak bersedia hadir untuk menerima SK hukuman disiplin, maka dibuat surat panggilan secara tertulis. 4. Apabila ybs tidak hadir pada tanggal yang ditentukan dalam surat panggilan, maka SK dikirim ke alamat domisili ybs terakhir dilaporkan di kantor, dgn demikian dianggap telah diterima. (Psl. 31 ayat 4). 5. PNS yg dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian, sejak menerima SK atau dianggap telah diterima, tidak dapat bekerja dan tidak dapat dibayarkan gajinya lagi, kecuali bagi yang mengajukan banding administratif dan mengajukan permohonan izin untuk dapat tetap bekerja selama banding serta mendapat izin dari PPK.

Berlakunya Hukuman Disiplin (Psl. 45) 1. SK Hukuman Disiplin berlaku pada hari ke 15

Berlakunya Hukuman Disiplin (Psl. 45) 1. SK Hukuman Disiplin berlaku pada hari ke 15 sejak tgl SK diterima. 2. Jika tidak puas dengan hukuman disiplin dapat mengajukan Keberatan / Banding Administratif adalah sampai dengan hari ke 14 sejak tgl SK diterima. Peralihan (Psl. 48) Pelanggaran disiplin yang dilakukan sebelum PP 53 Tahun 2010, baik yang telah dilakukan pemeriksaan maupun yang belum dilakukan pemeriksaan, tetapi belum dijatuhi hukuman disiplin, maka dijatuhi hukuman disiplin sesuai PP 53 tahun 2010.

Catatan dan Saran Karena penegakan/pengendalian disiplin PNS merupakan tanggung jawab atasan langsungnya, maka setiap

Catatan dan Saran Karena penegakan/pengendalian disiplin PNS merupakan tanggung jawab atasan langsungnya, maka setiap pejabat struktural atau pejabat yang disetarakan harus mampu memeriksa (BAP) dan menentukan jenis hukuman yang setara dengan pelanggaran disiplin yg dilakukan bawahan.