Penyakit Asma Akibat Kerja Asma akibat kerja didefinisikan
Penyakit Asma Akibat Kerja
�Asma akibat kerja didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan berbagai keterbatasan aliran udara dan atau hiperresponsif saluran udara yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja, bukan oleh rangsangan ditempat kerja � 5 – 15 % dari asma disebabkan karena pajanan ditempat kerja
Membedakan asma akibat kerja dengan asma klasik ü Asma akibat kerja memiliki koralasi antara gejala asma dan kerja, serta perbaikan ketika libur dari pekerjaan selama beberapa hari ü Pengukuran arus puncak secara seri selama sebulan penuh, misalnya saat bekerja maupun diakhir pekan atau hari libur dapat membantu dalam mengidentifikasi pola-pola yang mungkin mengarah ke asma akibat kerja
GEJALA �Gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat serta batuk terutama malam atau dini hari �Faktor pejamu meliputi predisposisi genetik, yaitu genetik asma, alergi (atopi), hiperaktivitas bronkus, jenis kelamin, dan ras. �Faktor lingkungan meliputi alergen, sensitisasi lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi saluran napas, kondisi gizi serta status sosial ekonomi
Penyebab �Asma akibat kerja disebabkan oleh penghirupan melalui saluran pernapasan (inhalasi) agen-agen sensitisasi atau iritan yang terdapat dalam lingkungan kerja. �Agen-agen tersebut dapat berupa debu, percikan dan gas
Zat-zat yang dapat merangsang hiperreaksi dari bronkus (Chan-Yeung dan Lam, 1986) ü Tumbuh-tumbuhan ü Debu, kulit kerang, ulat sutra serangga, serta bangkai hewan lab seperti tikus, mencit dan marmut ü Obat-obatan terutama golongan antibiotika ü Senyawa organik, misalnya formaldehid, fenilendiamin, isosianat dan zat pewarna aktif ü Logam terutama bentuk garam-garamnya, misalnya platinum, kromium dan nikel
PEKERJA YANG BERESIKO �pekerja yang menangani biji-bijian dan padi-padian, misalnya pekerja gudang, penggilingan, tukang roti, pemberi makanan ternak dsb. �Pekerja yang mengolah kayu, operator gergaji, industri mebel, perajin platinum, tukang cat, pekerja industri kimia dan farmasi serta petugas kesehatan
Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh agen-agen sensitisasi dan iritan ditandai dengan : �Obstruksi saluran napas akut yang reversibel akibat bronkokonstriksi, edema, dan peradangan saluran napas �Ekskresi mukus yang diinduksi oleh paparan terhadap agen-agen yang terkait dengan pekerjaan tersebut. �Pada beberapa kondisi menyebabkan alveolitis alergika
Mekanisme �Agen sensitisasi merangsang produksi immunoglobulin (Ig. E) �Spesifik pada individu yang rentan (Hipersensitivitas tipe I) �Alergen : debu padi-padian, produk binatang, protein serangga, enzim dari B subtilis, gum akasia, dan minyak jarak. • Alergen ini biasanya mencetuskan reksi asmatik segera, dimulai dalam beberapa menit sampai 30 menit setelah paparan. Rekasi lambat dapat saja terjadi sekitar 4 -8 jam setelah paparan
GEJALA UMUM �Gangguan pernapasan merupakan gejala yang sangat menonjol pada asma akibat kerja �Penyumbatan (obstruksi) saluran pernapasan akut yang dapat pulih, edema (pembengkakan) dan peradangan saluran pernapasan, disertai dengan produksi lendir (Nadel dan Busse, 1998)
Gejala klinik hiper-reaksi bronkus dan asma kimia identik dengan gejala asma bukan akibat asma Ø Sesak napas Ø Mengi Ø gangguan fungsi paru tipe obstruksi Ø Pemeriksaan rontgen dada tidak menunjukkan adanya tanda-tanda patologi.
Diagnosis �Untuk menegakkan diagnosis AAK, perlu diketahui riwayat atopi, penilaian pajanan. Immunologi (molekular dan selular), foto paru, dan fisiologi seperti hiperaktivitas bronkus �Uji inhalasi spesifik merupakan gold standar
�Diagnosis asma akibat kerja pada prinsipnya adalah menghubungkan gejala klinis asma dengan lingkungan kerja �Anamnesis teliti mengenai apa yang terjadi ditempat kerja merupakan hal penting Waktu mulai bekerja Apa pekerjaan sebelumnya Apa yang dikerjakan setiap hari Proses apa yang terjadi ditempat kerja Bahan-bahan yang dipakai Peninjauan lapangan
�Selain anamnesis mengenai tempat kerja, yang perlu juga diketahui adalah mengenai klinis yang terjadi �Kapan mulai timbulna keluhan sejak mulai masuk tempat tersebut
Pemeriksaan penunjang �Pemeriksaan penunjang spirometri (FEV 1) sebelum dan sesudah shift. �Dikatakan positif jika terjadi penurunan FEV 1 lebih dari 5 % antara sebelum dan sesudah kerja �Pada orang normal variabel tersebut kurang dari 3 %
Penatalaksanaan �Penatalaksanaan asma kerja terutama bagi pekerja yang peka terhadap bahan-bahan tertentu di tempat kerja �Memindahkan pekerja ketempat lain �Pencegahan terhadap pajanan dapat dilakukan dengan menghilangkan bahan penyebab dari tempat kerja, atau penderita yang harus menghindari lingkungan kerja tersebut �Menggunakan APD
Pencegahan �Pemeriksaan awal �Pemeriksaan medis secara berkala terutama setahun sekali �Alat pelindung diri sangat diperlukan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan masuknya agen-agen lewat saluran pernapasan. �Namun demikian pekerja yang telah menderita asma akibat kerja tentu saja harus memperoleh penanganan dijauhkan dari paparan
- Slides: 17