PENYAJIAN LISAN 1 Peranan Pidato Pidato ceramah atau

  • Slides: 11
Download presentation
PENYAJIAN LISAN

PENYAJIAN LISAN

1. Peranan Pidato - Pidato, ceramah, atau penyajian lisan mempunyai peranan yang sangat penting

1. Peranan Pidato - Pidato, ceramah, atau penyajian lisan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai massa, dan berhasil memasarkan gagasannya sehingga dapat diterima oleh orang lain. Oleh karena itu, sebagai seorang calon sarjana, setiap mahasiswa harus berusaha pula memiliki kemampuan ini di samping keahlian mengungkapkan pikirannya secara tertulis.

- Kemahiran mengungkapkan pikiran secara lisan atau penyajian lisan menghendaki beberapa persyaratan yang harus

- Kemahiran mengungkapkan pikiran secara lisan atau penyajian lisan menghendaki beberapa persyaratan yang harus dikuasai. Persyaratan tersebut bukan saja menghendaki penguasaan bahasa yang baik dan lancar, juga persyaratan lain, seperti: keberanian, ketenangan sikap di depan massa, sanggup mengadakan reaksi yang cepat dan tepat, sanggup menampilkan gagasan-gagasannya secara lancar dan teratur, dan memperlihatkan suatu sikap dan gerak-gerik yang tidak kaku dan canggung.

2. Metode Penyajian Lisan Ada empat macam metode penyajian lisan. a. Metode Impromptu (serta-merta),

2. Metode Penyajian Lisan Ada empat macam metode penyajian lisan. a. Metode Impromptu (serta-merta), yaitu metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat. Tidak ada persiapan sama sekali, pembicara serta-merta berbicara berdasarkan pengetahuan dan kemahirannya. Pengetahuan yang ada dikaitkan dengan situasi dan kepentingan saat itu akan sangat menolong pembicara.

b. Metode Menghafal. Penyajian lisan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetapi ditulis secara

b. Metode Menghafal. Penyajian lisan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetapi ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata. Penggunaan metode ini lebih sering menjemukan dan tidak menarik. Cara ini juga akan menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan dirinya dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar selagi menyajikan gagasannya.

c. Metode Naskah. Metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato-pidato resmi atau pidato-pidato radio.

c. Metode Naskah. Metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato-pidato resmi atau pidato-pidato radio. Metode ini sifatnya masih agak kaku, sebab bila tidak mengadakan latihan yang cukup maka pembicara seolah-seolah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan pendengar. Mata pembicara selalu ditujukan ke naskah, sehingga ia tak bebas menatap pendengarnya.

d. Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah). Metode ini sangat dianjurkan karena merupakan jalan tengah.

d. Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah). Metode ini sangat dianjurkan karena merupakan jalan tengah. Uraian yang akan dibawakan dengan metode ini direncanakan dengan cermat dan dibuat catatan-catatan penting, yang sekaligus menjadi urutan bagi uraian itu. Kadangkadang disiapkan konsep naskah dengan tidak perlu menghafal kata-katanya. Catatan -catatan tadi hanya digunakan untuk mengingat urutan-urutan idenya.

3. Persiapan Penyajian Lisan Secara garis besar, persiapan-persiapan yang dilakukan dalam penyajian lisan hampir

3. Persiapan Penyajian Lisan Secara garis besar, persiapan-persiapan yang dilakukan dalam penyajian lisan hampir sama dengan persiapan mengarang/menulis. Persiapan untuk penyajian lisan, dapat dilihat melalui ketujuh langkah berikut. a. Meneliti Masalah 1) Menentukan maksud/tujuan; 2) Menganalisis pendengar dan situasi 3) Memilih dan menyempitkan topik

b. Menyusun Uraian 4) Mengumpulkan bahan 5) Membuat kerangka uraian 6) Menguaraikan secara mendetail

b. Menyusun Uraian 4) Mengumpulkan bahan 5) Membuat kerangka uraian 6) Menguaraikan secara mendetail c. Mengadakan Latihan 7) Melatih dengan suara nyaring 4. Menentukan Topik dan Judul Untuk memilih dan menentukan topik yang baik, pembicara harus memperhatikan beberapa aspek berikut.

1. Topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui serba sedikit oleh pembicara, serta ada kemungkinan

1. Topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui serba sedikit oleh pembicara, serta ada kemungkinan untuk memperoleh lebih banyak keterangan atau informasi. 2. Persoalan yang dibawakan hendaknya menarik perhatian bagi pembicara sendiri. 3. Persoalan yang dibicarakan juga menarik perhatian bagi pendengar. Suatu topik dapat menarik perhatian pendengar, karena topik itu: a. mengenai persoalan pendengar sendiri;

b. merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi; c. merupakan persoalan yang

b. merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi; c. merupakan persoalan yang ramai dibicarakan dalam masyarakat, atau persoalan yang jarang terjadi; d. merupakan konflik pendapat. 4. Persoalan yang dibahas tidak boleh melampaui daya tangkap pendengar, atau terlalu mudah. 5. Persoalan yang dibawakan dalam penyajian itu harus dapat diselesaikan dalam waktu yang telah disediakan.