PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA USIA LANJUT Yuliarni Syafrita

  • Slides: 46
Download presentation
PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA USIA LANJUT Yuliarni Syafrita Bagian Neurologi FK Unand RS DR

PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA USIA LANJUT Yuliarni Syafrita Bagian Neurologi FK Unand RS DR M Djamil

“Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan

“Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. ” QS 30 (Ar Rum) : 54 “ Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” QS. 16 (An Nahl) : 70

Data Demografi Jumlah populasi Usia 60 tahun keatas (dalam juta orang) Tahun 1961 1971

Data Demografi Jumlah populasi Usia 60 tahun keatas (dalam juta orang) Tahun 1961 1971 1980 Juta 4, 5 5, 3 8, 0 Persen 1990 2000 11, 6 16, 2 6, 3 7, 6 2010 17, 2 7, 4 2020 29, 0 11, 1 4, 3 5, 5 Diambil dari : BPS Profile Kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan RI

Pendahuluan Kognitif berasal dari kata Co dan Gnosis = tahu ---- > Cognitive =

Pendahuluan Kognitif berasal dari kata Co dan Gnosis = tahu ---- > Cognitive = tahu dan mengetahui Fungsi Kognitif adalah proses dasar yang membangun kemampuan intelektual tingkat tinggi, yang meliputi: - Atensi - Bahasa - Memori - Kalkulasi - Fungsi Eksekusi

 Dalam pemeriksaan formal dikategorikan dalam fungsi: - manipulasi materi pembelajaran - berfikir abstrak

Dalam pemeriksaan formal dikategorikan dalam fungsi: - manipulasi materi pembelajaran - berfikir abstrak (pribahasa) - memecahkan masaalah - berhitung secara aritmatik - merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan

TAHAPAN PROSES MENGINGAT I. Belajar : Untuk memperoleh informasi, encoding, penyandian atau mencatat informasi

TAHAPAN PROSES MENGINGAT I. Belajar : Untuk memperoleh informasi, encoding, penyandian atau mencatat informasi II. Retensi : Untuk menyimpan informasi yang telah di peroleh III. Retrival : Untuk mencari kembali informasi yang telah disimpan

TAHAPAN PROSES MENGINGAT I. Belajar : Untuk memperoleh informasi, encoding, penyandian atau mencatat informasi

TAHAPAN PROSES MENGINGAT I. Belajar : Untuk memperoleh informasi, encoding, penyandian atau mencatat informasi II. Retensi : Untuk menyimpan informasi yang telah di peroleh III. Retrival : Untuk mencari kembali informasi yang telah disimpan

Proses Mengingat Tahap I Ada 2 cara memperoleh informasi: 1. Dengan sengaja (intentional learning)

Proses Mengingat Tahap I Ada 2 cara memperoleh informasi: 1. Dengan sengaja (intentional learning) menggunakan strategi memori ttt 2. Secara kebetulan (incidental learning). tidak menggunakan strategi memori ttt

Proses Mengingat Tahap II Menyimpan informasi yang telah dipelajari ke dalam model penyimpanan memori

Proses Mengingat Tahap II Menyimpan informasi yang telah dipelajari ke dalam model penyimpanan memori Ada 2 jenis model penyimpanan memori (Elbert W. Russel) 1. Secara neurologi klinis, terbagi atas : a. Immediate memory (memori segera) b. Recent memory (memori baru) c. Remote memory (memori jarak jauh)

 Secara Psikologis (berkaitan dengan. rentang waktu memori), terbagi atas : a. Sensory memory

Secara Psikologis (berkaitan dengan. rentang waktu memori), terbagi atas : a. Sensory memory (memori sensorik) b. Short term memory (memori jangka pendek) c. Long term memory (memori jangka panjang)

Proses Mengingat Tahap III Pada tahap ini memori dapat diingat dan diambil kembali. Memori

Proses Mengingat Tahap III Pada tahap ini memori dapat diingat dan diambil kembali. Memori yang disimpan dalam simpanan memori jangka panjang diambil dan dimasukkan kedalam memori jangka pendek. Kadang kadang memori tsb bisa utuh dan kadang hanya inti/garis besarnya saja yang dapat diingat kembali(mengalami transformasi)

Lahan cognitive (substrat anatomi) Korteks serebri tempat proses cognitive Korteks serebri terletak di 2

Lahan cognitive (substrat anatomi) Korteks serebri tempat proses cognitive Korteks serebri terletak di 2 hemisferium (kiri dan kanan) Hemisferium dibentuk oleh 4 lobus - lobus frontalis. - lobus parietalis. - lobus temporalis. - lobus oksipitalis.

● Lobus frontalis berhubungan dengan perencanaan (planning) dan gerakan (movement) ● Lobus parietalis dgn

● Lobus frontalis berhubungan dengan perencanaan (planning) dan gerakan (movement) ● Lobus parietalis dgn sensasi somatik ● Lobus oksipitalis dgn penglihatan (vision) ● Lobus temporalis dgn pendengaran (audition) pembelajaran (learning), daya ingat(memory) dan emosi (emotion)

- Otak manusia canggih - Masing-masing bagian mempunyai fungsi khusus - Bekerja secara terpadu

- Otak manusia canggih - Masing-masing bagian mempunyai fungsi khusus - Bekerja secara terpadu - ‘Maha’ komputer

3 Tahap proses mengingat 1. Menyerap Informasi Baru 2. Menyimpan Informasi 3. Mengingat Kembali

3 Tahap proses mengingat 1. Menyerap Informasi Baru 2. Menyimpan Informasi 3. Mengingat Kembali Informasi

Rangkaian Mudah Lupa Wajar -- > Demensia LUPA WAJAR (FORGETFULLNES) GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF RINGAN

Rangkaian Mudah Lupa Wajar -- > Demensia LUPA WAJAR (FORGETFULLNES) GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF RINGAN DEMENSIA ( PIKUN )

Kemunduran Memori Fisiologis Mudah lupa (forgetfulness) bisa terjadi pada : Proses otak menua (fisiologis)

Kemunduran Memori Fisiologis Mudah lupa (forgetfulness) bisa terjadi pada : Proses otak menua (fisiologis) Proses penyakit otak a. l. alzheimer (patologis) Mudah lupa Banyak pada lansia Gangguan mengingat informasi kembali (recall) Gangguan mengeluarkan apa yang tersimpan dalam memori (retrieval) Dapat dibantu dengan memberikan isyarat (cue)

Mudah Lupa Ringan Benign senescent forgetfulness (BSF) Terkait usia tua Gangguan mengingat kembali (recall)

Mudah Lupa Ringan Benign senescent forgetfulness (BSF) Terkait usia tua Gangguan mengingat kembali (recall) masih fisiologis, ump. lupa nama teman, nama presiden pertama RI

 MUDAH LUPA Wajar pada usia lanjut, Usia > 50 tahun Ditemukan sekitar 30

MUDAH LUPA Wajar pada usia lanjut, Usia > 50 tahun Ditemukan sekitar 30 % dari usia lanjut, Keluhan dapat berupa: �� LUPA MENARUH BENDA �� LUPA JANJI �� LUPA NAMA ORANG, WAJAH �� LUPA NAMA BENDA �� LUPA NAMA PERISTIWA, DLL AKTIVITAS SEHARI-HARI NORMAL, FUNGSI KOGNISI LAINNYA NORMAL

Gangguan Kognitif Ringan Gangguan memori lebih berat, mudah lupa lebih parah dan agak lama

Gangguan Kognitif Ringan Gangguan memori lebih berat, mudah lupa lebih parah dan agak lama untuk bisa ingat kembali. Fungsi kognitif lain secara umum masih baik. Dapat melakukan aktivitas dasar sehari Aktivitas yang kompleks mulai terganggu 10 – 12 %/tahun Penyakit Alzheimer Test fungsi kognitif dan memori dibawah rata

MCI (MILD COGNITIVE IMPAIRMENT) § Ada gangguan memori § Kognitif baik § Sebagai risiko

MCI (MILD COGNITIVE IMPAIRMENT) § Ada gangguan memori § Kognitif baik § Sebagai risiko tinggi untuk menjadi alzheimer (setelah ± 4 tahun 50% menjadi demensia) § Patologis : sudah ada gangguan di hipokampus, bagian otak yang mengurus memori § Di korteks ada bercak-bercak amiloid

KRITERIA DIAGNOSIS 1. Pasien melapor sendiri atau orang lain yg menyaksikan kemunduran memori/kognitif, dibanding

KRITERIA DIAGNOSIS 1. Pasien melapor sendiri atau orang lain yg menyaksikan kemunduran memori/kognitif, dibanding keadaan sebelumnya 2. a. Aktivitas hidup sehari-hari (Activity Daily Living = ADL) masih baik b. ADL yg kompleks (Instrumental Activity Daily Living = IADL) mulai terbatas 3. Mini Mental Status Examination (MMSE) tidak terganggu, sesuai pendidikan dan umur 4. Adanya gangguan memori atau kognitif lainnya harus dibuktikan dengan skor yang sudah baku 5. Belum ada gangguan untuk didiagnosis sebagai demensia

ADL mencakup : Aktivitas Dasar (basic ADL) : berpakaian, perawatan diri, makan minum, toilet,

ADL mencakup : Aktivitas Dasar (basic ADL) : berpakaian, perawatan diri, makan minum, toilet, berpakaian, jalan, mandi, mobilitas, dll Aktivitas Instrumental (IADL) : mengurus keuangan pribadi, memasak, menelepon, berbelanja ke pasar, bepergian, berobat, dll

Kriterianya : minimal ada 2 dari gejala sebagai berikut : 1. Tersesat bepergian 2.

Kriterianya : minimal ada 2 dari gejala sebagai berikut : 1. Tersesat bepergian 2. Kemunduran pekerjaan yg disaksikan teman sekerja 3. Kesulitan menyebut nama atau kata, sedangkan temannya tidak kesulitan 4. Sedikit materi yg diingat setelah membaca satu bab buku 5. Sulit mengingat nama orang yg baru diperkenalkan 6. Kehilangan atau salah menaruh barang berharga 7. Gangguan konsentrasi yang nyata pada tes klinis

Diagnosis MCI dipastikan setelah : a. Mewawancarai teman/ anggota keluarga berkenaan fungsi intelek b.

Diagnosis MCI dipastikan setelah : a. Mewawancarai teman/ anggota keluarga berkenaan fungsi intelek b. Memeriksa pasien mencari gangguan kognitif secara objektif c. Menyingkirkan gangguan psikiatrik, kerusakan otak seperti stroke, tumor atau efek obat-obatan

Definisi Demensia Suatu kondisi klinis yang ditandai oleh kemerosotan daya ingat, intelektualitas dan emosional.

Definisi Demensia Suatu kondisi klinis yang ditandai oleh kemerosotan daya ingat, intelektualitas dan emosional. Sehingga mengakibatkan ketidakmampuan melakukan kegiatan sehari secara normal.

Klasifikasi demensia 1. Berdasarkan umur : senilis, presenilis 2. Berdasarkan gejala klinis : global,

Klasifikasi demensia 1. Berdasarkan umur : senilis, presenilis 2. Berdasarkan gejala klinis : global, afasik, visuo perseptif 3. Berdasarkan anatomi ; kortikal, subkortikal 4. Berdasarkan perjalanan penyakit : demensia “reversibel” + 10 -12% disebabkan alkohol, obat-obat, kelainan psikiatri, penyakit meningitis, trauma kepala, hidrosefalus komunikan demensia “non reversibel”: proses degeneratif tergolong kedalamnya demensia yang paling banyak ditemui : demensia alzheimer dan vaskuler

Demensia Alzheimer Biasanya ada faktor resiko : riwayat keluarga alzheimer, umur > 50 thn,

Demensia Alzheimer Biasanya ada faktor resiko : riwayat keluarga alzheimer, umur > 50 thn, penyakit down`s syndrome , Parkinson, Apoe Allel 4, trauma kepala, pendidikan yang rendah, dll Progresif, sangat kronis

Diagn. pasti dengan otopsi otak Jadi diagn cukup dengan diagnosis ”probable” Kriteria diagnosa “probable

Diagn. pasti dengan otopsi otak Jadi diagn cukup dengan diagnosis ”probable” Kriteria diagnosa “probable Alzheimer”: 1. 2. 3. 4. 5. Ditemukan demensia secara klinis (test mini mental) Defisit 2 atau lebih bidang kognitif (memori, bahasa, atensi, orientasi, fungsi eksekutif, visuospatial) Perburukan memori/kognitif progresif Tak ada gangguan kesadaran Tak ada penyakit otak dan gangguan sistemik (khas: perburukan intelektual dan tingkah laku, mengganggu pekerjaannya dan lingkungan)

Gejala klinis dibagi 3 stadium: 1 Std Amnesia : yang menonjol : amnesia diskalkulia,

Gejala klinis dibagi 3 stadium: 1 Std Amnesia : yang menonjol : amnesia diskalkulia, spontanitas , gangguan memori jangka pendek, pertanyaan berulang-ulang tak mampu hafal no telpon, bingung terhadap masalah, (memori jangka panjang : baik) std ini berlangsung 2 -4 tahun 2 Std Bingung, kognisi progresif, afasia, agnosia, apraksia, disorientasi waktu dan tempat, mengem- bara, salah mengenal anak, suami, isteri, kadang- kadang bicara porno, std ini berlangsung 2 -10 tahun 3 Std Akhir (setelah 6 -12 tahun sakit) akinetik, membisu hampir vegetatif, inkontinesia, lemah, langkahnya kecil-kecil, mudah terinfeksi (saluran kemih, nafas).

Tujuan pengobatan Mempertahankan kualitas hidup Memperlambat progresivitas Mengobati penyakit penyerta Membantu keluarga, memberi informasi

Tujuan pengobatan Mempertahankan kualitas hidup Memperlambat progresivitas Mengobati penyakit penyerta Membantu keluarga, memberi informasi cara-cara penanganan yang manfaat

Terapi farmakologi Golongan acetylcholin estrase inhibitor : Donepizil hcl 1 x 5 -10 mg

Terapi farmakologi Golongan acetylcholin estrase inhibitor : Donepizil hcl 1 x 5 -10 mg Rivastigmin 1 x 1, 5 -6 mg Golongan esterogen me aktivitas cholinergik Antioksidan Nootropik agent Golongan NSAID

Terapi non farmakologik bertujuan Menentukan program aktivitas harian Modifikasi perilaku Informasi pelatihan kepada keluarga

Terapi non farmakologik bertujuan Menentukan program aktivitas harian Modifikasi perilaku Informasi pelatihan kepada keluarga

Demensia Vaskuler Disebabkan penyakit pembuluh darah serebral (ump : stroke) Ditemukan infark multipel di

Demensia Vaskuler Disebabkan penyakit pembuluh darah serebral (ump : stroke) Ditemukan infark multipel di otak 15 -25% dari semua demensia onset pada usia yang lebih muda dan lebih mendadak dibanding Alzheimer

Gejala klinis Biasanya menyusul penyakit stroke, muncul demensia, perjalanan penyakit bisa mendatar atau membaik,

Gejala klinis Biasanya menyusul penyakit stroke, muncul demensia, perjalanan penyakit bisa mendatar atau membaik, kemudian memburuk lagi dst … berfluktuasi “step wise” Konfusi mengembara Kepribadian masih terpelihara sampai std lanjut Terdapat gejala lesi di otak: hemisparese gangguan esktrapiramidal, disathria, dll Defisit memori kurang menonjol tapi kognisi lamban Disfungsi visuospasial

Gambar : Perbedaan perjalanan klinis demensia dengan demensia Vaskuler Alzheimer Dikutip dari Brown MM

Gambar : Perbedaan perjalanan klinis demensia dengan demensia Vaskuler Alzheimer Dikutip dari Brown MM (1993) vascular dementia Alzheimer`s Review 3(2)5762 http: //www. alzcot. org/info/vasculardementia. html

Diagnosis 1. Tentukan dulu apa ada demensia 2. Tentukan gangguan fungsi kognitif, memori, emosional

Diagnosis 1. Tentukan dulu apa ada demensia 2. Tentukan gangguan fungsi kognitif, memori, emosional 3. Perjalanan penyakit “gradual” atau “stepwise” 4. Periksa gejala stroke : kelainan neurogi fokal 5. Cari faktor resiko stroke, hipertensi, DM, cholesterol , merokok, dll

Pengobatan Demensia vaskuler adalah akibat stroke sehingga penting di pikirkan pencegahan : “secondary stroke

Pengobatan Demensia vaskuler adalah akibat stroke sehingga penting di pikirkan pencegahan : “secondary stroke attack”. Obat-obat Galatamin 2 x 4 mg 2 x 8 mg Rivastigmin 2 x 3 mg 2 x 6 mg Donepezil 1 x 5 mg 1 x 10 mg Pentoxifilin 3 x 400 mg Piracetam 3 x 800 mg – 1200 mg Ginkogiloba 2 x 40 mg – 60 mg Vit V 2 x 100 unit

Pencegahan Sesuai dengan pencegahan serangan stroke ulang Obati hipertensi, DM Kendalikan hiperlipidemia Hentikan rokok,

Pencegahan Sesuai dengan pencegahan serangan stroke ulang Obati hipertensi, DM Kendalikan hiperlipidemia Hentikan rokok, alkohol Diet yang sesuai Gaya hidup sehat dengan olah raga, rendah garam, kurangi stress Penderita dengan resiko tinggi, berikan obat anti agregasi trombosit.

Terima kasih

Terima kasih