PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK TUJUAN Mengerti apa yang dimaksud
- Slides: 90
PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK
TUJUAN • Mengerti apa yang dimaksud dengan Pengujian Perangkat Lunak. • Mengetahui jenis-jenis pengujian perangkat lunak
OUTLINE • • • Terminologi Keandalan PL Tujuan Pengujian PL Strategi Pengujian PL Metoda Pengujian PL Aktivitas Pengujian PL
TERMINOLOGI • Reliability: Ukuran kesuksesan yang digunakan untuk mengukur kesesuaian antara perilaku yang terjadi dengan perilaku yang diinginkan. • Failure: Penyimpangan perilaku yang diamati dengan perilaku yang kehendaki. • Error: Keadaan di mana sistem berada pada suatu keadaan, jika sistem terus melakukan proses akan dapat mengakibatkan terjadinya failure. Manifestasi dari fault • Fault (bug/defect) penyebab (mekanis atau algoritmis) dari suatu error. Kesalahan desain atau koding. .
TERMINOLOGI Failure ? Error ? Fault ?
TERMINOLOGI -- ERROR
ALGORITHMIC FAULT
MECHANICAL FAULT
TERMINOLOGI Software Reliability – Keandalan PL • Probablilitas sistem PL yang tidak menyebabkan failure pada sistem pada suatu waktu tertentu dengan kondisi tertentu (IEEE)
KEANDALAN PL Upaya meningkatkan …. • Fault Avoidance • Pencegahan/Penghindaran • Fault Detection • Deteksi/Penemuan • Fault Tolerance • Dapat diterima
KEANDALAN PL Fault Handling Fault Avoidance Design Methodology Verification Fault Detection Fault Tolerance Atomic Transactions Reviews Modular Redundancy Configuration Management Debugging Testing Unit Testing Integration Testing System Testing Correctness Debugging Performance Debugging
DEFINISI (1) Pressman (2005) Pengujian adalah proses eksekusi program dengan tujuan khusus untuk menemukan kesalahan sebelum pengiriman kepada user
DEFINISI (2) IEEE 1) Proses pengoperasian sistem atau komponen dalam kondisi tertentu, mengamati atau merekam hasilnya dalam pengambilan evaluasi 2) Proses menganalisis item software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dan yang diinginkan dan mengevaluasi fitur dari item perangkat lunak
TUJUAN PENGUJIAN PL • Menemukan kesalahan (fault) sebanyak mungkin dari PL yang diuji • Membuat PL yang diuji, setelah perbaikan dilakukan, menjadi PL yang berkualitas • Melakukan pengujian secara efektif dan efisien • Mengumpulkan kesalahan yang terjadi dan menggunakannya untuk tindakan preventif
TUJUAN PENGUJIAN PL errors requirements conformance performance an indication of quality [Adapted from Software Engineering A Practitioner’s Approach 5 th Edition, by Pressman, Mc. Graw-Hill, 2000]
PENGUJIAN PL black-box methods whitebox methods Methods Strategies Sumber : Software Engineering: A Practitioner’s Approach, 5/e R. S. Pressman 2005
PENGUJIAN PL -- PELAKU developer Understands the system but, w ill test " gently" and, is driven by " delivery" independent tester Must learn about the system, but, w ill attempt to break it and, is driven by quality Sumber : Software Engineering: A Practitioner’s Approach, 5/e R. S. Pressman 2005
STRATEGI PENGUJIAN PL • Big Bang • Pengujian PL secara keseluruhan, setelah seluruh komponen PL selesai dibuat • Incremental • Pengujian Secara bertahap
INCREMENTAL Requirements Specification System Testing Preliminary Design I ntegration Testing Detailed Design Unit Testing Coding
METODA PENGUJIAN PL • Functional (Black Box) • Structural (White Box)
METODA PENGUJIAN PL • Functional (Black Box) • Fokus pada output yang dihasilkan dengan memberikan input dan kondisi eksekusi • Membandingkan kesesuaian output dengan spesifikasi kebutuhan fungsional
FUNCTIONAL (BLACK BOX) requirements output input events Sumber : Pressmann (2005)
STRUCTURAL (WHITE BOX) • Menguji dengan memperhatikan mekanisme internal sistem • Menguji untuk memastikan operasi internal berjalan sesuai spesifikasi • Semua komponen diuji Sumber : Pressmann (2005) . . . our goal is to ensure that all statements and conditions have been executed at least once. . .
AKTIVITAS PENGUJIAN PL (1) Subsystem Code Unit Tested Subsystem System Design Document Requirements Analysis Document Integration Test Integrated Subsystems Functional Tested Subsystem Code Unit Test Alltestsby bydeveloper User Manual Functioning System
AKTIVITAS PENGUJIAN PL (2) Client’s Understanding of Requirements Global Requirements Functioning System Performanc e Test Validated System Acceptanc e Test Accepted System User Environment Installatio n Test Usable System Testsby byclient Testsby bydeveloper User’s understanding Tests(? ) by byuser System in Use
UNIT TESTING
TUJUAN • Mengetahui pengujian perangkat lunak unit (Unit Testing). • Mengetahui jenis-jenis unit testing
OUTLINE • • Pengertian Unit Testing Pengujian Statis Pengujian Black Box Pengujian White Box
AKTIVITAS PENGUJIAN PL (1) Subsystem Code Unit Tested Subsystem System Design Document Requirements Analysis Document Integration Test Integrated Subsystems Functional Tested Subsystem Code Unit Test Alltestsby bydeveloper User Manual Functioning System
AKTIVITAS PENGUJIAN PL (2) Client’s Understanding of Requirements Global Requirements Functioning System Performanc e Test Validated System Acceptanc e Test Accepted System User Environment Installatio n Test Usable System Testsby byclient Testsby bydeveloper User’s understanding Sumber : Bruege (2004) Tests(? ) by byuser System in Use
UNIT TESTING • Pengujian unit (komponen) secara terisolir -7 menguji di luar program yang menggunakan unit ini. • Memeriksa apakah suatu individual program unit (subprogram, object class, package, module) memiliki perilaku yang benar.
UNIT TESTING TIPE PENGUJIAN • Pengujian Statis (Static Testing) • Pengujian terhadap satu unit tanpa melakukan eksekusi terhadap unit tersebut • Pengujian Dinamis (Dynamic Testing) • Pengujian dengan mengeksekusi unit dengan menggunakan data uji. • White Box dan Black Box
STATIC TESTING TIPE PENGUJIAN • Code Walktrough • Code Inspection
STATIC TESTING Code Walktrough • • Kode program dan dokumentasi di-review oleh tim Fokus ada pada kode program Informal Dipimpin oleh programmer
STATIC TESTING Code Inspection • Kode program dan dokumentasi di-review oleh tim dengan suatu daftar rujukan • • Definisi dan struktur data Algoritma Interface antar komponen Prakiraan unjuk kerja program -7 penggunaan memori, kecepatan pengolahan • Fokus ada pada kode program • Informal • Dipimpin oleh moderator BUKAN programmer
STATIC TESTING Langkah-langkah Code Inspection 1. 2. 3. Tim reviewer bertemu untuk melakukan review awal -7 overview kode dan tujuan Masing-masing anggota tim bekerja secara individu melakukan inspeksi program dan dokumentasi -7 mencatat fault yang ditemukan Tim reviewer bertemu untuk melakukan diskusi terhadap temuan masig-masing
BLACK BOX TESTING requirement s outpu t input event s Sumber : Pressmann (2005)
EQUIVALENCE PARTITIONING • Membagi domain input menjadi kelompok/kelas data di mana test case akan diambil. • Contoh: Program menghitung fungsi • Fungsi ini mendefinisikan kelas masukan yang valid dan tidak valid : valid • X < = -2 invalid • -2 < X < 1 • X >= 1 valid • Test cases di pilih dari kelas masukan ini ( X 1) ( X 2)
BOUNDARY VALUE • Test cases dirancang untuk menguji batas domain input. • Digunakan bersama dan saling melengkapi dengan equivalence partitioning. • Misal: • X < = -2 -231, -100, -2. 1, -2 • -2 < X < 1 -1. 9, -1, 0, 0. 9 • X >= 1 1, 100, 231 -1
WHITE BOX TESTING • Menguji dengan memperhatikan mekanisme internal sistem • Menguji untuk memastikan operasi internal berjalan sesuai spesifikasi • Semua komponen diuji Sumber : Pressmann (2005) . . . our goal is to ensure that all statements and conditions have been executed at least once. . .
BASIS PATH TESTING • Seluruh independent path diuji • Menguji semua pernyataan untuk nilai ‘true’ dan ‘false’ • Mengesekusi semua kalang (loop) untuk kondisi-kondisi batas. • Memeriksa struktur data internal
BASIS PATH TESTING • Menganalisa rancangan prosedural • Mendefinisikan basis set dari execution paths • Test cases untuk basis set mengeksekusi setiap statemen program minimal satu kali.
BASIS PATH TESTING � Langkah-Langkah Mengubah unit menjadi “flow graph” 1. • flow graph : graph berarah dengan sebuah “node awal" dan sebuah “node akhir“. 2. Menghitung ukuran kompleksitas logik unit 3. Menentukan execution paths. Test Case ditentukan berdasarkan execution paths.
BASIS PATH TESTING � Langkah-Langkah Mengubah unit menjadi “flow graph” 1. • flow graph : graph berarah dengan sebuah “node awal" dan sebuah “node akhir“. 2. Menghitung ukuran kompleksitas logik unit 3. Menentukan execution paths. Test Case ditentukan berdasarkan execution paths.
BASIS PATH TESTING Flow Graph: penyajian komponen pemrograman terstruktur
FLOW GRAPH procedure XYZ is A, B, C: INTEGER; 1. begin GET(A); GET(B); 2. if A > 15 then 3. if B < 10 then 4. B : = A + 5; 5. else 6. B : = A - 5; end if 7. 8. else 9. A : = B + 5; 10. end if; end XYZ; 1 2 9 3 4 6 7 10
BASIS PATH TESTING Langkah-Langkah 1. Mengubah unit menjadi “flow graph” • flow graph : graph berarah dengan sebuah “node awal" dan sebuah “node akhir“. 2. Menghitung ukuran kompleksitas logik unit 3. Menentukan execution paths. Test Case ditentukan berdasarkan execution paths.
CYCLOMATIC COMPLEXITY • • Suatu metric, V(G), yang menggambarkan kompleksitas sebuah flow graph, G. V(G) dihitung dengan menggunakan salah satu formula: 1. V(G) = E - N + 2 • E = jumlah edge dalam graph G • N = jumlah node dalam G 2. V(G) = R • R = jumlah bounded regions dalam G 3. V(G) = P + 1 • P = jumlah predikat
CYCLOMATIC COMPLEXITY V(G)=E- N+ 2 = 4 [sumber: Pressman]
CYCLOMATIC COMPLEXITY • Berapa Kompleksitas …. ? 1 2 9 3 4 6 7 10
BASIS PATH TESTING � Langkah-Langkah Mengubah unit menjadi “flow graph” 1. • flow graph : graph berarah dengan sebuah “node awal" dan sebuah “node akhir“. 2. Menghitung ukuran kompleksitas logik unit � 3. Menentukan execution paths. Test Case ditentukan berdasarkan execution paths.
BASIS PATH SET • Execution path: sekumpulan node dan directed edges dalam flow graph yang menghubungkan node awal dan node akhir. • Dua execution path disebut independen jika keduanya tidak memiliki node dan edge yang sama.
BASIS PATH SET • Basic set sebuah execution merupakan sebuah kumpulan path yang independen di mana seluruh node dan edge dalam graph dicakup paling tidak satu kali. • V(G) memberikan batas (upper bound) jumlah independent paths yang dibutuhkan.
CYCLOMATIC COMPLEXITY V(G)=E- N+ 2 = 4 I ndependent P aths 1: 1, 11 2: 1, 2, 3, 4, 5, 10, 1, 11 3: 1, 2, 3, 6, 8, 9, 10, 1, 11 4: 1, 2, 3, 6, 7, 9, 10, 1, 11 [From SEPA 5/e] V(G): upper bound on number of tests to ensure all code has been executed
BASIS PATH SET independent paths: 1 Since V(G) = 4, 2 Path 1: 1, 2, 3, 6, 7, 8 3 4 5 6 Path 2: 1, 2, 3, 5, 7, 8 Path 3: 1, 2, 4, 7, 8 7 8 Path 4: 1, 2, 4, 7, 2, 4, . . . 7, 8
CONTOH -- GCD • Menentukan kelipatan persekutuan terbesar atau “greatest common divisor” (GCD) dari sepasang bilangan (kedua bilangan tdk nol). • GCD(a, b) = c • c bilangan positif integer • c pembagi bersama a dan b (c membagi a dan c membagi b) • For example • • • GCD(45, 27) = 9 GCD (7, 13) = 1 GCD(-12, 15) = 3 GCD(13, 0) = 13 GCD(0, 0) tidak terdefinisi
GCD TEST PLAN 1. Merancang algoritma 2. Menganalisa algoritma dengan menggunakan analisis basic. 3. Menentukan kelas masukan data (equivalence classes). 4. Menentukan batas equivalence classes. 5. Memilih tests cases -7 mencakup basic path set, data dari setiap equivalence class, and data pada dan dekat batas.
ALGORITMA GCD note: Based on Euclid’s algorithm function gcd (int a, int b) { 1. int temp, value; 2. 3. a : = abs(a); 4. b : = abs(b); 5. if (a = 0) then 6. value : = b; // b is the GCD else if (b = 0) then 7. raise exception; 8. 9. else 10. loop 11. temp : = b; b : = a mod b; 12. a : = temp; 13. until (b = 0) 14. value : = a; 15. 16. end if; 17. return value; 18. end gcd Sumber : Swenet 1 5 7 9 6 10 17 18
CONTOH -- GCD • Basic Path Set • V(G) = 4 • (1, 5, 6, 17, 18), (1, 5, 7, 9, 10, 17, 18)
CONTOH -- GCD • Equivalence Classes • Algoritma GCD menerima nilai integer sebagai masukan input. Maka 0, integer positif dan integer negatif dapat dianggap sebagai batas khusus -7 didapat: • a < 0 dan b < 0, a < 0 dan b > 0, a > 0 dan b < 0 • a > 0 dan b > 0, a = 0 dan b < 0, a = 0 dan b > 0 • a > 0 dan b = 0, a = 0 dan b = 0 • Nilai Batas • a = -231, -1, 0, 1, 231 -1 dan b = -231, -1, 0, 1, 231 -1
GCD Test Plan T est Description / Data Expected Results Basic Path Set -+ (0, 15) 15 path (1, 5, 7, 18) -+ (15, 0) 15 path (1, 5, 7, 9, 10, 17, 18) -+ (30, 15) 15 path (1, 5, 6, 17, 18) path (1, 5, 7, 9, 10, 17, 18) -+ (15, 30) a a a a a < < > > = = > > = 0 0 0 0 0 and and and b b b b b < > < > = = = 0 0 0 0 0 Equiv alence Classes -+ (-27, -45) -+ (-72, 100) -+ (121, -45) -+ (420, 252) -+ (0, -45) -+ (0 , 45) -+ (-27, 0) -+ (0 , 0) Boundary Points (1 , 0) (-1 , 0) (0 , 1) (0 , -1) (0 , 0) (redundant) (1, 1) (1, -1) (-1, -1) 15 9 4 1 28 45 45 27 27 exception raised 1 1 1 1 Anything missing? T est Experience / Actual Results
IMPLEMENTASI PENGUJIAN Unit yang diuji • unit tunggal (mandiri) yang tidak berinteraksi dengan unit lain (seperti GCD), maka dapat ditulis program yang menjalankan test cases yang ada dalam test plan. • unit yang harus berinteraksi dengan unit lain -7 lebih sulit dalam melakukan pengujian secara terisolasi.
IMPLEMENTASI PENGUJIAN Langkah-langkah Pengujian 1. Setlah rancangan unit selesai lakukan pengujian statis unit. 2. Membuat test plan untuk unit. 3. Apabila unit yang diuji merujuk unit lain, dan belum selesai, buat stubs untuk unit ini. 4. Buat test driver untuk unit: • test case data (from the test plan) • Eksekusi unit, menggunakan test case data • Hasil ekseksui test case
INTEGRATION dan SYSTEM TESTING
TUJUAN • Mengetahui pengujian perangkat lunak unit • Integration • System. • Mengetahui jenis-jenis System testing
OUTLINE • Pengujian Integrasi • Pengujian Sistem • • Functional Testing Performance Testing Acceptance Testing Installation Testing
AKTIVITAS PENGUJIAN PL (1) Subsystem Code Unit Tested Subsystem System Design Document Requirements Analysis Document Integration Test Integrated Subsystems Functional Tested Subsystem Code Unit Test Alltestsby bydeveloper User Manual Functioning System
integration testing INTEGRATED TESTING • Fokus deteksi fault pada sekelompok komponen/unit, seperti fungsi, kelas, packages. • Dua atau lebih komponen diintegrasikan diuji. • Jika tidak ada, maka komponen lain ditambahkan diuji.
INTEGRATED TESTING Pendekatan • Bottom-up testing • Top-down testing • Sandwich Testing
BOTTOM UP INTEGRATION (1/3) • Sub sistem pada lapisan terbawah dalam hirarki pemanggilan diuji secara indivual. • Kemudian sub sistem yang diuji adalah sub sistem yang memanggil sub sistem yang diuji sebelumnya.
BOTTOM UP INTEGRATION (2/3) • Dilakukan secara berulang sampai semua sub sistem di uji. • Butuh Test Driver: • Rutin yang memanggil sub sistem yang diuji dan memberikan test case
BOTTOM UP INTEGRATION (3/3) A Test E C B Test B, E, F E Layer I F Test A, B, C, D, E, F, G Test C Test D, G Test G D G Layer III
TOP DOWN INTEGRATION (1/3) • Munguji lapisan atas atau sub sistem pemanggil terlebih dahulu. • Mengkombinasikan semua sub sistem yang dipanggil oleh sub sistem yang telah diuji dan melakukan pengujian terhadap sub sistem yang hasil kombinasi tadi.
TOP DOWN INTEGRATION (2/3) • Dilakukan secara berulang sampai semua sub sistem di uji. • Butuh Test stub : • Program atau fungsi yang mensimulasikan simulates aktivitas sub sistem yang ‘hilang’ dengan merespons panggilan sub sistem pemanggilan dan mengembalikan data simulasi.
TOP DOWN INTEGRATION (3/3) A C B E Test A, B, C, D Layer I + II Layer I D G F Test A, B, C, D, E, F, G Layer III
SANDWICH TESTING • Kombinasi pendekatan top-down strategy dan bottom-up. • Sistem dipandang memiliki 3 lapis. • Lapis target • lapis di atas target • Lapis di bawah target • Bagaimana menentukan lapisan target jika ada lebih 3 lapisan ? • Heuristic: mencoba meminimalisir jumlah stub dan drivers
SANDWICH TESTING A Layer I C B D Layer II Test E E Botto m Layer Tests G Test B, E, F Test D, G Test A, B, C, D Top Laye r Tests F Test A, B, C, D, E, F, G Layer III
MODIFIED SANDWICH TESTING • Test secara paralel: • Lapisan tengah (middle layer) dengan driver dan stub • Top layer dengan stub • Bottom layer dengan driver • Test secara paralel: • Top layer mengakses middle layer (top layer menggantikan driver) • Bottom diakses oleh middle layer (bottom layer menggantikan stub)
MODIFIED SANDWICH TESTING Double A Test B Test E Triple Test I Test B, E, F E Layer I C B Triple Test. II F Test D, G Test A, C Test A Test C Double Test. II G Layer III Double Test. IIII Test F Double Test. IIII D E, F, G
LANGKAH INTEGRATION TESTING 1. � 2. 3. Berdasarkan strategi yang dipilih, pilih 1. Berdasarkan strategi yang komponen yang dipilih, pilih komponen Lakukan pengujian yang unit. akan diuji. akankomponen. diuji. Lakukan pengujian untuk semua unit untuk semuapengujian komponen. Lakukan persiapan 2. Lakukan persiapan (pembuatan drivers, stubs) untuk Lakukan pengujian functional (pembuatan testing: Definisikan drivers, yang stubs) menguji semua test cases 3. Lakukan testing: komponen yang di functional uji. menguji semua komponen yang di uji. 4. 5. � 5. 6. � Lakukan structural testing: Definisikan test Lakukan structural testing: cases yang menguji semua komponen Definisikan yang di uji. test cases yang menguji semua komponen Lakukan performance tests yang di uji. record test cases dan activitas 6. Simpan Lakukan performance tests pengujian. Simpan record test cases 7. Ulangidan langkah 1 to 6 activitas pengujian. sistem diuji. sampai keseluruhan 7. Ulangi langkah 1 to 6 sampai keseluruhan sistem diuji. � Tujuan integration testing adalah mengidentifikasi errors dalam konfigurasi Tujuan integration testing komponen yang adalah mengidentifikasi errors dalam ada.
SYSTEM TESTING (1/2) • Dilakukan setelah komponen-komponen diintegrasikan. • Menjamin bahwa sistem yang lengkap sesuai dengan kebutuhan fungsional dan non fungsional sistem. • Pada tahap ini fault yang terjadi pada komponen telah teridentifikasi dan dikoreksi.
SYSTEM TESTING (2/2) • • Functional Testing Performance Testing Acceptance Testing Installation Testing
FUNCTIONAL TESTING (1/2) • requirements testing -7 menguji fungsionalitas sistem. • Pada esensinya sama dengan pengujian Blackbox • Test cases dirancang dari dokumen analisis kebutuhan (mis. user manual) dan berfokus pada kebutuhan dan fungsi utama (mis. use cases)
FUNCTIONAL TESTING (2/2) • PENGUJIAN DILAKUKAN DENGAN MEMILIKI TEST YANG RELEVAN PADA PENGGUNA DAN MEMILIKI PELUANG YANG BESAR UNTUK MENEMUKAN FAILURE.
PERFORMANCE TESTING (1/3) • Menemukan perbedaan antara goal (kebutuhan non fungsional) yang ditentukan pada saat pengembangan sistem dengaan yang diimplementasikan dalam sistem.
PERFORMANCE TESTING (2/3) Jenis test: • Stress testing – menguji apakah sistem dapat merespons banyak request yang datang secara bersamaan. • Volume testing – menguji sistem dengan memberi data uji yang sangat besar/banyak. • Security testing – menguji keamanan sistem (menemukan security faults). Menggunakan hacker untuk menguji sistem.
PERFORMANCE TESTING (3/3) Jenis test: • Timing testing – mengevaluasi waktu tanggap (response times) dan waktu untuk melakukan sebuah fungsi • Environmental test – menguji toleransi terhadap lingkungan seperti panas, kelembaban, gerak • Quality testing – pengujian keandalan, maintain- ability dan availabilitas sistem • Recovery testing – pengujian terhadap tanggapan sistem terhadap adanya kesalahan atau ketiadaan data.
ACCEPTANCE TESTING • • Tujuan : : menunjukkan bahwa sistem sudah siap untuk pemakaian operasional. • • Pilihan test dibuat oleh client/sponsor • • Banyak integration Banyak test dapat diambil dari integration testing • • Dilakukan oleh client, bukan developer. • • Kebanyakan bug dalam perangkat lunak biasanya ditemukan oleh client setelah sistem digunakan, bukan oleh developer atau testers -7 -7 test tambahan (Pilot Test atau Field Test)
PILOT TESTING • • Alphatest: • • Clientmenggunakanperangkatlunakdiditempat pengembang(developmentenvironment). • • Perangkatlunakdigunakandalamsettingterkendali, pengembangselalusiapuntukmemperbaikikesalahanyang terjadi. • • Betatest: • • Dilakukantempatpengguna(lingkunganyang sebenarnya). • • Pengembangtidakada • • Perangkatlunakdigunakandalamlingkunganyang sebenarnya(targetenvironment).
INSTALLATION TESTING • • • Sistem di install pada target environment dan dievalusi. Mengulangi test cases yang dieksekusi selama functional dan performance testing dalam target environment. Beberapa kebutuhan mungkin tidak bisa diuji dalam development environment sehingga perlu dibuat test cases yang baru.
- Pengertian dialog box launcher
- Makalah teknik pengujian perangkat lunak
- 5 metode pengujian perangkat lunak
- Pengujian berorientasi objek
- Dasar dasar pengujian perangkat lunak
- Pengujian perangkat lunak
- Berapa nilai b
- Pengujian perangkat lunak
- Dasar pengujian perangkat lunak
- Contoh perangkat keras dan lunak
- Perangkat lunak adalah
- Perangkat lunak yang bertugas mengkonversikan arsitektur
- Perangkat lunak yang digunakan untuk memproses data adalah
- Perangkat lunak komputer disebut juga
- Berusaha memahami
- Tujuan pengujian hipotesis
- Apa itu post production
- Tujuan pengujian benih
- Perangkat lunak pvm (parallel virtual machine) bersifat
- Aktivitas fundamental dari proses perangkat lunak
- Perancangan arsitektur perangkat lunak
- Perancangan arsitektur perangkat lunak
- Proposal penawaran perangkat lunak
- Contoh wbs proyek aplikasi
- Perangkat lunak sistem adalah
- Contoh desain arsitektur perangkat lunak
- Mengoperasikan perangkat lunak pengolah kata
- Perangkat lunak perkantoran
- Data yang digunakan untuk operasi perhitungan disebut *
- Tidak termasuk release microsoft word adalah
- Microsoft excel
- Manajemen proyek perangkat lunak
- Pengertian manajemen proyek perangkat lunak
- Konsep dasar rekayasa perangkat lunak
- Contoh analisis fungsional
- Perangkat lunak jaringan komputer
- 3 jenis kebutuhan perangkat lunak
- Perencanaan proyek perangkat lunak
- Proses rekayasa kebutuhan
- Peta minda aplikasi komputer
- Proposal manajemen proyek perangkat lunak
- Konfigurasi perangkat lunak
- Macam macam perangkat lunak dan fungsinya
- Teknik perancangan perangkat lunak
- Tujuan perencanaan proyek
- Program dbms
- Contoh wbs proyek aplikasi
- Program komputer perangkat lunak
- Perangkat lunak terbagi menjadi
- Contoh wbs
- Cakupan proyek adalah
- Contoh business case suatu proyek
- Manajemen pengadaan proyek
- Manajemen kualitas perangkat lunak
- Winamp termasuk dalam kelompok aplikasi
- Undang undang hak cipta perangkat lunak
- Jenis perangkat lunak authoring multimedia
- Perangkat lunak aplikasi pengolah kata
- Perkembangan software
- Contoh wbs proyek perangkat lunak
- Sdlc maintenance
- Bagaimana cara menggunakan perangkat lunak pengolahan kata
- Lapisan rekayasa perangkat lunak
- Berikut pembahasan perangkat lunak, kecuali
- Pemeliharaan perangkat lunak
- Proses perangkat lunak
- Rekayasa perangkat lunak berbasis komponen
- Proses pemeliharaan perangkat lunak
- Mengoperasikan aplikasi perangkat lunak
- Perangkat lunak jaringan komputer
- Contoh verifikasi dan validasi perangkat lunak
- Perangkat lunak terdiri dari
- Rekayasa perangkat lunak
- Karakteristik perangkat lunak
- Definisi rekayasa perangkat lunak
- Langkah pertama menciptakan arsip baru presentasi merupakan
- Contoh wbs proyek aplikasi
- Contoh spesifikasi kebutuhan perangkat lunak
- Apa yang dimaksud dengan ukuran pemusatan
- Transformasi akar kuadrat
- Cat bkn
- Tipe data bentukan
- Pengertian teknologi digital dan analog
- Nada enharmonis dari nada e adalah
- Struktur fisik puisi terdiri dari
- Contoh soal hotel berdasarkan kepemilikan
- Apa yang dimaksud dengan sosiologi pedesaan
- Pengertian size reduction
- Dinamika dalam tari memberikan kesan bahwa tari itu
- Pengertian seleksi produk
- Sejarah main course