Pengkajian Puisi Pertemuan 2 Untuk apa pengkajian Puisi

  • Slides: 28
Download presentation
Pengkajian Puisi Pertemuan 2

Pengkajian Puisi Pertemuan 2

Untuk apa pengkajian Puisi? • (1). Pengkajian sastra dilakukan untuk menafsirkan arti dan pesan

Untuk apa pengkajian Puisi? • (1). Pengkajian sastra dilakukan untuk menafsirkan arti dan pesan pada isi naskah karya sastra. • (2). Pengkajian sastra untuk memahami dimensi dari karya sastra. Adapun dimensi yang dimaksud adalah, misal; dimensi psikologi, sosiologi, sejarah, dan lain-lain. • (3). Pengkajian sastra untuk mengetahui dan memahami isi laten (makna dan ideologi) yang tersirat dalam karya sastra.

Apa yang dicari dalam karya sastra (PUISI)? ? makna & ideologi arti & pesan

Apa yang dicari dalam karya sastra (PUISI)? ? makna & ideologi arti & pesan dimensi &struktur

Mengkaji puisi = mengkaji unsur Pembangun Puisi kata bunyi bentuk citra

Mengkaji puisi = mengkaji unsur Pembangun Puisi kata bunyi bentuk citra

Unsur Kata • Puisi menggunakan ‘kata’, yaitu unit terkecil dari bahasa. Kata adalah perwujudan

Unsur Kata • Puisi menggunakan ‘kata’, yaitu unit terkecil dari bahasa. Kata adalah perwujudan dari apa yang pengarang fikirkan dan rasakan. Melalui katalah pengarang mengungkapkan keindahan dan makna dalam puisi. Kata-kata dalam puisi menjadi bermakna dikala ia menganut prinsip tepat guna, koheren dengan kata sebelumnyasesudahnya pada lingkup tema puisi tersebut.

Unsur Kata • Puisi makna dasarnya berasal dari kata-kata bukan dari retorika cara membacanya.

Unsur Kata • Puisi makna dasarnya berasal dari kata-kata bukan dari retorika cara membacanya. Oleh karena itu diksi atau pilihan kata adalah unsur penting dalam membangun makna.

Unsur Kata • ‘kata’ dalam sebuah bahasa menurut Saussure adalah langue dan parole, yaitu

Unsur Kata • ‘kata’ dalam sebuah bahasa menurut Saussure adalah langue dan parole, yaitu mengenai bentuk dan ekspresi yang mengikutinya. Sebagai contoh kata ‘rumah’ adalah bentuk sedangkan ekspresi yang mengikutinya adalah sesuatu yang sudah terekam dalam fikiran manusia untuk mewakilinya. Sebuah konsep yang didasarkan pengalaman dan pengetahuan manusia tersebut. Maka makna konseptual kata ‘rumah’ adalah mengenai bangunan yang beratap, berpintu, dan berjendela yang menjadi tempat tinggal.

Unsur Kata-kata dalam puisi harus bisa menghubungkan makna denotatif kata dengan makna konotatifnya.

Unsur Kata-kata dalam puisi harus bisa menghubungkan makna denotatif kata dengan makna konotatifnya.

Unsur Kata makna denotatif disini adalah arti sebenarnya, bukan arti kiasan atau tambahan. Makna

Unsur Kata makna denotatif disini adalah arti sebenarnya, bukan arti kiasan atau tambahan. Makna denotatif bisa dipahami melalui dua cara; • pertama, relasi antara sebuah kata dengan yang diwakilinya. • Kedua, relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu yang diwakilinya.

Unsur Kata • makna konotatif adalah pengertian, arti tertentu yang diberikan kepada sebuah kata.

Unsur Kata • makna konotatif adalah pengertian, arti tertentu yang diberikan kepada sebuah kata. Misalnya; “Senyummu manis”, kata ‘senyum’ dan ‘manis’ jika secara denotatif tentu relasinya tidak akan bisa dipahami karena ciri yang mewakilinya tidak bertautan. Namun hal ini bisa dipahami secara konotatif, kata ‘senyummu’ diberikan konsep yang sama dengan ‘manis’ yaitu membahagiakan karena manis secara hormonal dapat memberikan efek bahagia kepada manusia. Dengan demikian pilihan diksi ini secara konotatif menjadi dapat dipahami, “senyummu manis” berarti “senyummu membahagiakan”.

Unsur Kata • Pada puisi pilihan kata pengarang bisa menjadi sebuah gaya bahasa dari

Unsur Kata • Pada puisi pilihan kata pengarang bisa menjadi sebuah gaya bahasa dari pengarang tersebut. Cara khas pengarang untuk mengungkapkan apa yang difikirkan dirasakannya. • Keraf (2008: 113) menjelaskan bahwa gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. • Gaya bahasa dengan demikian dapat memberikan kita sebagai pengkaji puisi untuk memahami latar belakang dan gagasan yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Gaya Bahasa sisi nonbahasa • (1). Berdasarkan pengarang, maksudnya gayabahasa yang digunakan merujuk kepada

Gaya Bahasa sisi nonbahasa • (1). Berdasarkan pengarang, maksudnya gayabahasa yang digunakan merujuk kepada suatu nama pengarang yang ciri pengenal yang digunakan dalam karangan-karangannya. Biasanya adalah pengarang yang kuat dan dapat mempengaruhi pengarang-pengarang lain. Gaya penulisannya banyak diikuti oleh pengarang lain dizamannya.

Gaya Bahasa sisi nonbahasa • (2). Berdasarkan masa (periode), maksudnya gaya bahasa yang ciri-cirinya

Gaya Bahasa sisi nonbahasa • (2). Berdasarkan masa (periode), maksudnya gaya bahasa yang ciri-cirinya dikenal berdasarkan keberlangsungan dalam suatu kurun waktu tertentu. • (3). Berdasarkan medium, maksudnya adalah karena setiap bahasa sebagai alat komunikasi memiliki struktur dan situasi sosial sendiri, maka ia akan memiliki corak (dialek) masing-masing.

Gaya Bahasa sisi nonbahasa • (4). Berdasarkan subyek, maksudnya subyek yang menjadi pokok pembicaraan

Gaya Bahasa sisi nonbahasa • (4). Berdasarkan subyek, maksudnya subyek yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah karangan dapat mempengaruhi pula gaya bahasa dalam sebuah karangan. • (5). Berdasarkan Tempat, maksudnya gayabahasa dikenal karena didasarkan asal geografisnya.

Gaya Bahasa sisi nonbahasa • (6). Berdasarkan Pembaca, maksudnya adalah dikenal gaya yang dikenal

Gaya Bahasa sisi nonbahasa • (6). Berdasarkan Pembaca, maksudnya adalah dikenal gaya yang dikenal karena dipengaruhi oleh pembacanya. Gaya populer dalam suatu lingkup tertentu. Misalnya puisi-puisi yang hendak disampaikan dalam lingkungan istana, maka gayabahasa pengarang akan mengikuti yang cocok dengan lingkungan tersebut. Atau misalkan untuk lingkungan keluarga maka, gayabahasa yang muncul akan lebih intim untuk lingkungan keluarga.

Gaya Bahasa sisi nonbahasa • (7). Berdasarkan tujuan, maksudnya gaya berdasarkan tujuan pengarangnya. Apakah

Gaya Bahasa sisi nonbahasa • (7). Berdasarkan tujuan, maksudnya gaya berdasarkan tujuan pengarangnya. Apakah sarkastik, sentimental, humoris dan lain-lain.

Gaya Bahasa dari Sisi Bahasa • Gaya bahasa dari sisi bahasa dalam puisi setidaknya

Gaya Bahasa dari Sisi Bahasa • Gaya bahasa dari sisi bahasa dalam puisi setidaknya dikenal berdasarkan dua hal; struktur kalimat dan pemaknaan tidak langsung (kiasan).

Gaya bahasa dari sisi bahasa (struktur kalimat) • (1). Klimaks: gaya bahasa yang mengandung

Gaya bahasa dari sisi bahasa (struktur kalimat) • (1). Klimaks: gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan sebelumnya. • (2). Antiklimaks: gaya bahasa yang gagasannya diurutkan dari yang terpenting ke yang kurang penting.

Gaya bahasa dari sisi bahasa (Struktur Kalimat) • (3). Paralelisme: gaya bahasa yang berupaya

Gaya bahasa dari sisi bahasa (Struktur Kalimat) • (3). Paralelisme: gaya bahasa yang berupaya mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata atau frasa-frasa. • (4). Antitesis: gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan.

Gaya bahasa dari sisi bahasa (struktur kalimat) • (5). Repetisi: adalah perulangan bunyi, suku

Gaya bahasa dari sisi bahasa (struktur kalimat) • (5). Repetisi: adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan penekanan dalam konteks yang sesuai.

(Struktur Kalimat) Repetisi • (a). Epizeukis, repetisi yang besifat langsung, kata yang penting diulang

(Struktur Kalimat) Repetisi • (a). Epizeukis, repetisi yang besifat langsung, kata yang penting diulang secara berturut-turut. • (b). Tautotes, repetisi atas sebuah kata berulang dalam sebuah konstruksi. • (c). Anafora, repetisi yang berwujud perulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya.

(Struktur Kalimat) Repetisi • (d). Epistrofa, repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada

(Struktur Kalimat) Repetisi • (d). Epistrofa, repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir baris atau kalimat berurutan. • (e). Symploche, repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. • (f). Mesodiplosis, repetisi di tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan. • (g). Epanalepsis, pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulang kata pertama. • (h). Anadiplosis, kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa atau kalimat berikutnya.

Gaya bahasa dari sisi bahasa (Kiasan) • (a). simile, yaitu perbandingan eksplisit menyatakan sesuatu

Gaya bahasa dari sisi bahasa (Kiasan) • (a). simile, yaitu perbandingan eksplisit menyatakan sesuatu sama dengan yang lain. Pada simile untuk membantu makna persamaan perbandingannya diperlukan sebuah konteks. Oleh karena itu ia tidak bisa berdiri sendiri sebagai kata. • (b). metafora, yaitu perbandingan dua hal secara langsung tetapi dalam bentuk singkat. Metafora serupa dengan simile, tetapi perbedaannya adalah tidak seperti simile ia dapat berdiri sendiri namun dibatasi oleh konteks.

Gaya bahasa dari sisi bahasa (Kiasan) • (c). personifikasi, gaya bahasa kiasan yang menggambarkan

Gaya bahasa dari sisi bahasa (Kiasan) • (c). personifikasi, gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda tidak bernyawa seolah memiliki sifat kemanusiaan. • (d). alusi, gaya bahasa kiasan semacam acuan yang berusaha mensugestikan kesamaan antara orang, tempat, atau peristiwa. • (e). ironi, gaya bahasa yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan

Gaya bahasa dari sisi bahasa (Kiasan) • Dan Banyak Lagi

Gaya bahasa dari sisi bahasa (Kiasan) • Dan Banyak Lagi

Mengkaji Kata dalam Puisi • Bagaimana cara mengkaji ‘kata’ untuk dapat memahami puisi?

Mengkaji Kata dalam Puisi • Bagaimana cara mengkaji ‘kata’ untuk dapat memahami puisi?

Mengkaji Kata dalam Puisi • Pertama, memahami kata secara akar kata atau etimologis. •

Mengkaji Kata dalam Puisi • Pertama, memahami kata secara akar kata atau etimologis. • Kedua, melihat adakah arti dari prefix dan suffix yang melekat dari ‘kata’ tersebut. • Ketiga, menguraikan aspek bentuk (ekspresi) ‘kata’ dan aspek isi (makna), denotatif dan konotatifnya.

TUGAS AKHIR • Menuliskan: Pendahuluan 1. Mengapa Memilih Puisi tersebut? 2. Ingin Tahu apa

TUGAS AKHIR • Menuliskan: Pendahuluan 1. Mengapa Memilih Puisi tersebut? 2. Ingin Tahu apa dari Puisi tersebut Pembahasan 1. Biografi Pengarang 2. Analisis unsur kata 3. Analisis unsur bentuk 4. Analisis unsur bunyi 5. Analisis unsur citra Penutup • kesimpulan