PENGINJILAN DAN KESAKSIAN SEBAGAI POLA HIDUP Pelajaran 4
PENGINJILAN DAN KESAKSIAN SEBAGAI POLA HIDUP Pelajaran 4 untuk April 28, 2012
Penginjilan dan Kesaksiaan Berhubungan dengan: Pola Hidup Kita Kasih Sayang Kita Empati Kita SAHABAT DAN KERABAT Kita
POLA HIDUP “Pelajaran terbesar yang Kristus ajarkan melalui hidup dan teladan. Nya adalah persatuan dan kasih di antara yang bersaudara. Kasih ini adalah tanda pemuridan, mandat Ilahi yang diemban orang Kristen kepada dunia. "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi. " Cinta kepada Allah dan manusia harus menjadi prinsip terpadu dalam jiwa, karena tidak ada cara lain bagi orang Kristen untuk dapat "turut ambil bagian dalam kodrat Ilahi, lepas dari kecurangan yang ada di dunia karena nafsu. ”” E. G. W. (Review and Herald, August 12 1884)
POLA HIDUP “Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia”(2 Corinthians 3: 2 -3) Orang-orang di sekitar kita melihat perilaku kita, perilaku kita mempengaruhi mereka, itu adalah khotbah diam dan sehari-hari. Hubungan kita dengan Yesus ditampilkan (bahkan sengaja) dalam perilaku kita dan dalam cara kita memperlakukan orang lain.
KASIH SAYANG “Juruselamat yang penuh belas kasih, yang menarik setiap hati kepada-Nya dengan tersentuh oleh merasakan kelemahan mereka, masih melihat sebuah kebutuhan terbesar dari tubuh yang menderita. Dia melihat gejala penyakit yang lebih dalam. Penderitaan yang kelihatan adalah hasil dari hati yang sakit, dan penderitaan fisik banyak orang disarankan kepada Juruselamat perkara yang menghasilkan akibat tersebut. Kesukaran-jiwa inilah yang memimpin Tabib Agung untuk datang ke bumi sebagai seorang pemulih. Jadi, ini harus ada dalam pekerjaan kita sebagai anak Tuhan yang harus dilakukan terhadap penderitaan kemanusiaan. Sementara melayani kebutuhan fisik mereka yang membutuhkan pertolongan kita, kita harus menunjukkan kepada mereka bahwa hati mereka harus dibersihkan dari kekotoran. ” E. G. W. (Signs of the Times, August 25 1898)
“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (Matius 9: 36) KASIH SAYANG Menjadi penuh kasih berarti untuk memahami bahwa orang di sekitar kita membutuhkan Juruselamat di luar kekhawatiran mereka dan penderitaan, sehingga mereka tidak binasa selamanya. “Maka kata-Nya kepada murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. ”” (Matius 9: 37 -38) Menjadi pekerja bukanlah tugas dari orang tertentu, melainkan kita semua.
EMPATI “Demikianlah rasul [Paulus] memiliki variasi dalam cara kerjanya, membentuk pekabarannya sesuai keadaan di mana ditempatkan. Setelah bekerja dengan sabar dia berhasil pada sebuah tingkatan besar, namun ada banyak yang tidak percaya. Pada hari ini ada beberapa yang tidak akan percaya dengan metode penyajian kebenaran; dan pekerja Allah haruslah mempelajari dengan seksama metode terbaik, sehingga ia dapat tidak membangkitkan prasangka atau menyerang” E. G. W. (Gospel Workers, section 4, “Tactfulness”, pg. 118)
EMPATI Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain. Ini adalah berpikir seperti yand cara dia berpikir dan merasa seperti dia pikirkan. Ini adalah untuk menyadari kebutuhan orang lain seperti mereka merasa mereka, tidak seperti kita berpikir mereka membutuhkannya. Yesus dan Paulus adalah contoh yang baik dari empati. “Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segalanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka”(1 Korintus 9: 20 -22)
EMPATI Mari kita lihat bagaimana Yesus selalu bertindak berdasarkan orang Ia hadapi. Wanita Samaria Dia berbicara tentang air kehidupan. Para petani Dia berbicara tentang menabur, waktu yang tepat untuk panen. Para nelayan Dia berbicara tentang ikan, jala dan badai. Yesus memiliki cara yang ajaib untuk menyampaikan kebenaran-kebenaran rohani sebab Dia mengenali masalah kehidupan sehari-hari , dan mereka yan mendengarkan-Nya belajar tentang air hidup dan pentingnya menabir benih Injil. Bahkan banyak dari antara mereka menjadi penjala manusia.
EMPATI Kita dapat mengajar dan berkhotbah sebanyak yang kita inginkan, tetapi bilamana orang lain merasa tidak dimengerti, tidak dikasihi, tidak diterima, maka kesaksiaan kita akan menghadapi banyak rintangan, meskipun khotbah kita sangat baik ataupun pelajaran-pelajaran yang kita berikan sangat masuk akal dan benar. Hal ini menuntun kita kepada ide keramahtamahan yang sederhana. Keramahtamahaan mencakup penerimaan, sambutan yang hangat, keterbukaan, perhatiaan, kemurahan hati, kebaikan dan persahabatan. Allah menginginkan supaya uma-Nya dapat menggunakan semua kualitas ini dalam berhubungan satu dengan yang lain maupun pada saat berhubungan dengan orang-orang yeng
SAHABAT DAN KERABAT “Bukan kehendak Allah bahwa kita harus mengasingkan diri dari dunia. Tapi sementara di dunia kita harus menguduskan diri kita kepada Allah. Kita tidak seharusnya meniru sama seperti dunia. Kita berada di dunia sebagai pengaruh yang memperbaiki, sebagai garam yang mempertahankan rasanya. Di antara generasi yang tidak suci, tidak murni, penyembah berhala, kita harus hidup murni dan suci, menunjukkan bahwa kasih karunia Kristus memiliki kekuatan untuk memulihkan di dalam manusia rupa ilahi. Kita harus menggunakan pengaruh menyelamatkan atas dunia. ” E. G. W. (Counsels on Health, section 13, “Counsel to physicians and nurses”, pg. 593)
SAHABAT DAN KERABAT Mungkin beberapa dari Sahabat dan rekan-rekan kita belum mengenal Yesus sebagai Juruslamat Pribadinya. Lebih mudah bagi kita untuk menjangkau mereka, jika kita mempunyai hubungan yang lebih dekat lagi kepada mereka. Itulah sebabnya Yesus berkata kepada orang yang bekas terkena kerasukan itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” (Markus, 5: 19) Di sisi lain, kita harus menemukan keseimbangan yang tepat antara “masih ada didunia” dan “tidak ada lagi di dalam dunia” (Yohanes, 17: 11 -19) Seberapa jauh kita bertekad untuk teman dan kerabat tanpa mengorbankan keyakinan kita? Sebuah dasar yang kuat dari prinsip kita pasti akan membuat perbedaan.
- Slides: 12