Penggunaan tanaman obat jamu saintifikasi sebagai alternative suplemen
Penggunaan tanaman obat (jamu saintifikasi) sebagai alternative suplemen dalam pengobatan modern Dr. Arifa Mustika, dr. , M. Si Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Fenomena Pemakaian obat berbahan baku herbal pada saat ini sangat Promosi >>>>> marak di masyarakat. Australia 48. 50%, China 90%, Hongkong 60%, Japan 49%, Nauru 60%, Republic of Korea 69%, Philipine 57, 30%, Singapore 45%, Vietnam 50%, and Indonesia 45, 17% Persepsi masyarakat ? ?
a widely used herbal medicine as a complementary and alternatif medicine Safety Indication Efficacy Interaction between or with ISEJ 2017 4
Doctor’s Opinion how doctor should behave towards that fact Herbal medicine ISEJ 2017 5
WHO 2000 • Traditional medicine has a long history. • It is the sum total of the knowledge, skills and practices based on theories, beliefs and experiences indigenous to different cultures, whether explicable or not, used in the maintenance of health, as well as in the prevention, diagnosis, improvement or treatment of physical and mental illnesses. • The term complementary/alternative/nonconventional medicine are used interchangeably with traditional medicine in some countriesa
Theories and concepts of systems of traditional medicine • The theories and concepts of prevention, diagnosis, improvement and treatment of illness in traditional medicine historically rely on a holistic approach towards the sick individual, and disturbances are treated on the physical, emotional, mental, spiritual and environmental levels simultaneously. • As a result, most systems of traditional medicine may use herbal medicines or traditional procedurebased therapies along with certain behavioural rules promoting healthy diets and habits.
• Holism is a key element of all systems of traditional medicine. • Therefore, when reviewing the literature on traditional medicine (both herbal medicines and traditional procedure-based therapies), theories and concepts of the individual practice of traditional medicine, as well as the cultural background of those involved, must be taken into account.
Traditional use of herbal medicines WHO • Herbal medicines include herbs, herbal materials, herbal preparations and finished herbal products, that contain as active ingredients parts of plants, or other plant materials, or combinations. Traditional use of herbal medicines refers to the long historical use of these medicines. Their use is well established and widely acknowledged to be safe and effective, and may be accepted by national authorities
Pengobatan tradisional (PERMENEKES 1076/2003) • pengobatan dan / atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan ketrampilan turun temurun secara empiris dan/atau pendidikan/pelatihan yang dapat dipertanggungjawabkan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
Obat tradisional bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) , atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
• Pengobat tradisional adalah orang yang melakukan pengobatan tradisional • Pengobat tradisional hanya dapat menggunakan peralatan yang aman bagi kesehatan dan sesuai dengan metode/keilmuannya • Pengobat tradisional dilarang menggunakan peralatan kedokteran dan penunjang diagnostik kedokteran
Pengobatan komplementer alternatif (PERMENKES RI No 1109/2007)
Ruang lingkup pengobatan komplementeralternatif meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. Intervensi tubuh dan pikiran Sistem pelayanan pengobatan alternatif Cara penyembuhan manual Pengobatan farmakologi dan biologi Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan 6. Cara lain dalam diagnosis dan pengobatan
Pelaksanaan pengobatan komplementer-alternatif • Sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan kesehatan komplementer-alternatif dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis, terapi dan proses rujukan • Jenis pengobatan komplementer-alternatif telah dilakukan pengkajian dapat dipertanggungjawabkan
Pengobatan Komplementer-Alternatif • • • Terapi Herbal Akupuntur Pijat Reiki TCM Ayurveda Homeopathi Bekam dll • • • Terapi Khelasi Hiperbarik Stem Cell Ozon Bio Energy Hipnoterapi Cuci Colon Chiropraktik dll
Pelaksana pengobatan komplementer-alternatif • Dokter dan dokter gigi, serta tenaga kesehaan lainnya yang teregristrasi dan memiliki surat tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, memiliki sertifikat kompetensi sesuai bidang keahliannya, mendapat rekomendasi dari organisasi profesi terkait • Pelaksana utama adalah dokter dan dokter gigi • Tenaga kesehatan lainnya berfungsi untuk membantu tugas dokter
Kewajiban dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan 1. Menghormati hak pasien 2. Merujuk kasus bila diperlukan 3. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pasien 4. Memberikan informasi yang sesuai 5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan 6. Melakukan pencatatan
Pelayanan medik herbal (Kepmenkes 121/2008) • Pengobatan herbal adalah pengobatan yang menggunakan bahan yang berasal dari tanaman, bisa berupa daun, akar, bij-bijian dan lainnya yang mengandung bahan yang berkhasiat untuk tubuh.
• Pelayanan medik herbal dilakukan oleh dokter, dokter gigi, dan dokter spesialis dengan pendidikan pengobatan herbal dasar
Standar pelayanan medik herbal 1. Melakukan anamnesis 2. Melakukan pemeriksaan, meliputi pemeriksaan fisik dan penunjang 3. Menegakkan diagnosis secara ilmu kedokteran 4. Memperoleh informed consent dari penderita sesuai ketentuan yang berlaku 5. Pemberian obat herbal dilakukan pada pasien usia dewasa 6. Pemberian terapi berdasarkan hasil diagnosis yang telah ditegakkanpenggunaan pegobatan herbal dilakukan dengan menggunakan tanman berkhasiat obat
Dalam memberikan obat herbal perlu dilakukan hal berikut : a. Sedapat mungkin tidak mengkombinasi dengan obat klinis b. Mencatat hasil pelayanan baik efek terapi maupun efek samping c. Mencatat setiap intervensi jenis obat herbl yang diberikan termasuk dosis/takaran, cara pemberian obat dan bentuk sediaan d. rujukan
Saintifikasi jamu (permenkes 003/2010) • Saintifikasi jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan • Jamu adalah obat tradisional Indonesia
Tujuan saintifikasi jamu • Memberikan landasan ilmiah (evidence based) penggunaan jamu secara empiris melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan. • Mendorong terbentuknya jejaring dokter atau dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya sebagai peneliti dalam rangka upaya preventif, promotif, rehabilitatif dan paliatif melalui penggunaan jamu.
• Meningkatkan kegiatan penelitian kualitatif terhadap pasien dengan penggunaan jamu. • Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam fasilitas pelayanan kesehatan
Ruang lingkup • Ruang lingkup saintifikasi jamu diutamakan untuk upaya preventif, promotif, rehabilitatif dan paliatif. • Saintifikasi jamu dalam rangka upaya kuratif hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis pasien sebagai komplementeralternatif setelah pasien memperoleh penjelasan yang cukup.
Jamu harus memenuhi kriteria 1. aman sesuai dengan persyaratan yang khusus untuk itu; 2. klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris yang ada; dan 3. memenuhi persyaratan mutu yang khusus untuk itu.
• Jamu dan/atau bahan yang digunakan dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan harus sudah terdaftar dalam vademicum, atau merupakan bahan yang ditetapkan oleh Komisi Nasional Saintifikasi Jamu.
• Saintifikasi jamu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan hanya dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang telah mendapatkan izin atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku • Jamu yang diberikan kepada pasien dalam rangka penelitian berbasis pelayanan kesehatan hanya dapat diberikan setelah mendapatkan persetujuan tindakan ( informed consent) dari pasien.
• Tenaga kesehatan dan tenaga lainnya yang melakukan penelitian berbasis pelayanan jamu kepada pasien harus melakukan pencatatan dalam rekam medis (medical record).
Penatalaksanaan herbal Mengikuti kaidah lima tepat (K 5 T), yang terdiri dari TEPAT: 1. Bahan obat 2. Dosis 3. Bentuk sediaan obat 4. Cara pemberian obat 5. Waktu pemberian obat WASPADA TERHADAP EFEK SAMPING
“Show me a drug with no side effects and I’ll show you a drug with no actions” Sir Derrick Dunlop Chairman, Committee on Safety of Drugs, UK founder of the Yellow Card System 1964
OBAT HERBAL SELURUH BAGIAN TANAMAN NON EMPIRIS JAMU FITOFARMAKA Obat Herbal Terstandart OBAT HERBAL STANDART ISOLAT ZAT AKTIF (OBAT MODERN) HERBAL ASING FITOFARMAK A
Pembagian obat herbal JAMU • Tidak mengandung bahan yang dilarang OBAT HERBAL TERSTANDAR FITOFARMAKA • Tidak mengandung bahan yang dilarang • Uji Preklinik • Uji Teknologi Farmasi • Uji Klinik
PENGEMBANGAN OBAT BARU
Target selection & validation Studies of Disease Mechanisms Discovery Development Target Drug Candidate -receptor; -ion channel; -transporter; -enzyme; - signalling molecule Lead Search Molecular Studies -Develop assays (use of automation) -Chemical diversity -Highly iterative process Animal Studies - relevant species - transgenic KO/KI mice - conditional KOs - agonists/antagonists - antibodies - antisense - RNAi Lead optimization -selectivity -efficacy in animal models -tolerability: AEs mechanismbased or structure-based? -pharmacokinetics -highly iterative process safety testing Human Studies Phases I, III Drug Approval and Registration
POLIKLINIK KOMPLEMENTER ALTERNATIF PASEIN PENATALASANAAN POLI KOMPLEMENTER ALTERNATIF DOKTER: ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSIS/DIAGNOSIS BANDING AKUPUNTUR PIJAT PEMERIKSAAN PENUNJANG KONSUL POLI LAIN HERBAL APOTIK
Ruang untuk pijat dan akupuntur
Apotik herbal
TANAMAN OBAT YANG DIPAKAI DI POLI komplementer-alternatif • DIABETES MELITUS -> herba sambiloto ( Andrographis paniculata ) • HIPERTENSI -> herba pegagan ( Centella asiatica ) • DISLIPIDEMIA -> daun kemuning ( Murrayae paniculata ) • HIPERUROSEMIA -> herba tempuyung ( Sonchus arvensis ), daun salam ( Eugenya poliantha )
• ASTHMA BRONKIALE -> daun legundi ( Vitex trifolia ), daun sembung ( Blumea balsamifera ), daun srawung ( Ocimum gratissimum ) • REMATIK -> biji jinten hitam ( Nigella sativa ), temulawak ( Curcuma xanthoriza ), kunyit ( Curcuma domestica ) • HEPATITIS -> daun dewa ( Gynura procumbens ), herba meniran ( Phyllanthus niruri ), temulawak ( Curcuma xanthoriza )
• BATU GINJAL -> ngokilo jejeg ( Strobillanthus crispus ) • KANKER -> benalu mangga ( Dendropthoe pentandra ), herba pegagan ( Centella asiatica ) • GASTRITIS -> daun swanggi ( Degluphta alba )
Terima kasih
- Slides: 50