PENGENDALIAN PERSEDIAAN Drs Bambang Sidharta Apt MS Prodi
PENGENDALIAN PERSEDIAAN Drs. Bambang Sidharta, Apt. , MS. Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Pengendalian Persediaan Farmasi RS
Tujuan pengendalian persediaan obat : � � � menjamin ketersedian obat di sarana pelayanan kesehatan memelihara mutu obat menghindari penggunaan obat yang tidak bertanggungjawab menjaga kelangsungan persediaan memperpendek waktu tunggu memudahkan pencarian dan pengawasan
Beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pengendalian persediaan 1. Mengapa pengenadaliann persediaan perlu dikelola ? 2. Berapa banyak persediaan yang akan dibangun ? 3. Mengapa persediaan perlu dikendalikan ? 4. Kalau perlu apa saja yang perlu dikendalikan 5. Bagaimana mengendalikannya ? 6. Apakah semua barang dikendalikan dengan cara yang sama ?
Jawaban atas pertanyaan diatas akan bermacam, tergantung � persediaan apa yang diadakan � berada dimana rumah sakit itu. � perbedaan jumlah / volume obat yang disediakan dan � besar-kecil dan jenis pelayanan di rumah sakit. � Jarak RS dari pusat distribusi obat
Pengadaan dan pengendalian persediaan: � Erat kaitannya dengan siklus “cash flow” ( berupa uang masuk dan uang keluar). � Persediaan sangat berpengaruh terhadap penjualan. � Persediaan berarti uang, baik berhubungan dengan piutang, utang maupun biaya persediaan.
Pengaruh tinggi – rendahnya putaran sediaan Putaran ( terlalu ) rendah : � Persediaan berlebih � Pembelian berlebih � Biaya penyimpanan meningkat � Biaya keusangan meningkat � Likwiditas terganggu � Investasi pada gudang
Putaran ( terlalu ) tinggi : � Kehabisan persediaan � Kenaikan harga � Biaya pemesanan meningkat � Gangguan produksi & pelayanan � Gangguan waktu tenggang
Ciri-ciri pengendalian yang tak sempurna : Persediaan berlebih � perlu anggaran besar yang tidak produktif � Menyita ruangan penyimpanan yang besar � Menyebabkan banyak barang rusak, usang atau hilang � Persediaan yang tidak memadai akan mengganggu efisiensi pengelolaan barang
Cara pengendalian persediaan 1. � � 2. � � 3. � � ONE BIN SYSTEM Dengan menggunakan satu kotak ( tong/bin ). Jika kotak tinggal sedikit, harus disiapkan pembelian baru. TWO BIN SYSTEM Dengan menggunakan dua kotak yang saling mengganti. Jika salah satu kosong, harus disiapkan pembelian baru FIXED ORDER PERIOD SYSTEM Reorder system, memesan pada waktu tertentu Misalnya tiap awal bulan tanpa mengindahkan tingkat persediaan.
4. FIXED ORDER QUANTITY SYSTEM ( FOQ ) Sistem jumlah pesanan tetap, � Memesan pada jumlah unit yang tetap pada titik kritis. � Jumlah pengadaan dilakukan pada konstanta yaitu jumlah paling ekonomis. � Nilai yang hrs ditentukan : � � Jumlah yang harus dipesan � Kapan harus dipesan
5. FIXED ORDER CYCLE SYSTEM ( FOC ) Sistem waktu ( interval ) pesan tetap, � Jumlah pesanan tidak sama tergantung pemakaian � Jumlah tak melebihi batas maksimum. � Nilai yang harus ditentukan : � � Interval waktu � Batas maksimum persediaan setiap kali pengadaan
6. Pengendalian dengan Stok Maksimal dan Minimal � � � Tujuan: agar persediaan cukup dan tidak berlebihan Saat jumlah mencapai jumlah minimal pembelian segera dilakukan Pembelian dihentikan bila stok mencapai maksimum Pengaturan stok minimal adalah rata-rata pemakaian dikalikan dengan lead time ditambah safety stock dengan periode waktu dalam bulan Pengaturan stok maksimal adalah jumlah stok minimal ditambah waktu pengadaan dikalikan rata-rata pemakaian
� Stok minimal= (LT x CA) + SS � Stok Maksimal= Smin + (PP x CA) Keterangan: LT = lead time (waktu sejak pemesanan hingga barang datang dan siap digunakan) CA = Kebutuhan rata-rata waktu (bulan) SS = safety stock PP = Periode pengadaan
Jumlah pemesanan yang dibutuhkan Q 0=(Smax + SB) – (SI + S 0) Keterangan: Q 0 = Jumlah pesanan Smax = Stok maksimal SB = Stock back ordered (jumlah pemesanan kembali untuk mencapai level terendah) SI = Stock on hand in inventory ( stock yang ada pada saat itu) S 0 = stok yang sedang dipesan namun belum diterima
7. RENCANA A. B. C Prioritas persediaan dengan formula 80 – 20 ( Analisa Pareto ) Kelompok Jumlah item Jumlah nilai A. 20 % 75 % B. 30 % 20 % C. 50 % 5% --------100 %
8. KOMPUTERISASI a. Material Requirement Planning ( MRP) � Sistem jumlah pesanan tetap � Waktu pesan tetap berdasar data statistik pemakaian yang lalu b. Zero Inventory Planning ( Z. I. P ) Program komputer yang “ link “ ke distributor , untuk memperpendek waktu tenggang
Pengendalian persediaan dilakukan melalui : 1. Sistem Informasi � Dalam mengendalikan kecukupan persediaan perlu sistem informasi yang memadai, yaitu pemakaian, sisa stok, dan permintaan obat oleh unit pelayanan tiap bulan ( LP-LPO). Formulir LP-LPO dapat untuk mengendalikan persediaan, distribusi, perencanaan, dan pengadaan � 2. Mekanisme Pipeline � Suplai obat memerlukan alur cukup panjang untuk sampai ke masyarakat pengguna. Harus disediakan obat dengan jumlah tertentu untuk mengisi seluruh bagian dari pipeline. Mekanisme suplai pipeline ini tidak selalu adekuat. Jika diambil stok maksimum terjadi kelebihan sisa obat pada akhir periode , jika diambil stok minimum timbul stock out. � �
3. Lead Time � Periode waktu tunggu , mulai habisnya obat hingga kedatangan obat berikutnya Periodenya antar RS bervariasi tergantung kondisi geografi dan sulitnya transportasi. Penetapan lead time secara keliru tentu akan memberi dampak luas terhadap ketersediaan obat Lead time terlalu panjang berakibat pada penumpakkan obat secara berlebih Perlu upaya pengendalian arus keluar , � �
Yang perlu diperhatikan dalam Pengendalian Ø Pengendalian jangan menghambat tercapainya sasaran progkes dan/atau kebijakan RS , berkaitan : a. standart pengobatan, b. ketepatan diagnosa, c. efektivitas obat dan kepatuhan pasien, d. keterbatasan sumber daya. Mengendalikan arus barang masuk di tingkat rumah sakit lebih sulit dibanding ditingkat unit pelayanan/instalasi, Ø pengendalian persediaan di seluruh unit pelayanan dan rumah sakit merupakan tantangan , perlu dikembangkan sistem informasi dan mekanisme pengendaliannya. Ø
lanjutan � Dalam pengelolaan persediaan terdapat tiga biaya agar pengelolaan dana menjadi efektif dengan efisien yaitu : a. biaya penanganan persedian (carrying cost), b. biaya pemesanan (procurement/ordering cost) c. biaya tetap (fixed cost). Jumlah ketiga biaya ini disebut total variable cost.
SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN Katagori sistem pengelolaan pengadaan: a. sistem pengadaan berkala (periodic inventory) atau pengadaan terjadwal (scheduled inventory) b. pengadaan berulang –ulang (perpetual inventory).
a. Sistem Pengadaan Berkala (Periodic Inventory system) Disebut juga sistem waktu (T- System) atau sistem interval pesanan ( Economic Order Interval / EOI System ), � persediaan dievaluasi dalam kurun waktu tertentu antara persediaan saat ini dengan maksimum persediaan yang sudah ditetapkan. � Maksimum persediaan terdiri dari stok pengaman ditambah stok kerja. � Metode untuk menentukan jumlah pesanan optimal dan ekonomis dapat dilihat pada cara menentukan level pesanan ekonomis dan jumlah pesanan ekonomis. �
b. Sistem Pengadaan Perpectual (Perpectual Inventory System) � Disebut juga sistem jumlah (quantity) atau Economic Order Quantity, dimana persediaan untuk tiap item ditinjau secara terus menerus. � Pesanan jenis dan jumlah obat dilakukan bila persediaan di bawah garis pemesanan kembali yang sudah ditetapkan sebelumnya. � Dalam sistem ini, pesanan dilakukan dalam jumlah tertentu yang ditetapkan sebagai jumlah optimal dan pesanan dapat dilakukan baik mingguan, bulanan, dua bulan atau tri wulan
Tingkat Persediaan � Tingkat persediaan RS akan tinggi setelah menerima obat dari pemasok dan akan surut sedikit demi sedikit pada akhirnya mencapai suatu titik kosong. � Saat tingkat persediaan mencapai titik kosong , ada pasokan obat baru sehingga RS mampu melayani permintaan unit/instalasi atau pasien. � Stok yang tersedia ditangan terdiri dari dua komponen yaitu : a. Stok kerja (Warking Stock) atau (Q) b. Stok pengaman (safety Stock).
a. Stock kerja (Q) � bervariasi dari nol sampai jumlah dengan pesanan � merupakan stock yang diperlukan selama pelayanan kebutuhan diantara dua pengiriman. b. Stok pengaman (S) � disebut stok penyangga, stok cadangan atau stok Fluktuasi. � untuk menghindari kekosongan atau persediaan bila permintaan meningkat dengan cepat atau bila terjadi keterlambatan pengiriman. persediaan ideal, obat yang tersedia merupakan pengurangan dari obat yang ada dengan jumlah permintaan. v Bila persediaan obat mendekati buffer stok maka harus dilakukan pemesanan obat. v
Persediaan rata-rata dipengaruhi daur pengisian, permintaan , dan pelayanan pesanan. � Keseimbangan permintaan dan persediaan perlu diupayakan agar tidak terjadi penumpukan obat yang tidak perlu atau persediaan berlebih. � Kelebihan persediaan disatu tempat didalam suatu jaringan distribusi dapat menyebabkan kekurangan obat dibagian lainya. � Pengendalian tingkat persediaan dapat menghindari kendala pencapaian pemerataan yang bersumber dari penumpukan persediaan yang berlebihan ditempat lain �
Persediaan rata-rata dipengaruhi : a. Daur Pengisian � � � Merupakan waktu pengisian yang satu dengan saat pengisian berikutnya. Daur pengisian yang pendek menyebabkan permintaan barang lebih sering, pengiriman yang lebih banyak serta biaya yang lebih besar namun dilain pihak terjadi persedian rata-rata yang rendah. Daur pengisian yang panjang akan menyebabkan meningkatnya rata -rata persediaan. Makin pendek daur pengisian makin cepat penyesuaian dapat dilaksanakan , makin lama daur pengisian makin lambat penyesuain dapat dilakukan.
b. Permintaan Musim tertentu memipengaruhi peningkatan/ penurunan permintaan obat � rumah sakit perlu memonitor perilaku dari obat-obat musiman. � Tingkat persediaan ditetapkan berdasarkan Forecast kebutuhan. �
c. Pelayanan pesanan. � � � Kedatangan persedian juga dipengaruhi oleh waktu pengiriman. Penyimpangan ini dapat terjadai karena faktor-faktor biro ekspedisi, faktor pelayanan dari gudang yang harus melayani banyak permintaan atau karena pengiriman pesanan yang terlambat. Kendala-kendala tersebut dapat menyebabkan kedatangan barang menjadi terlambat dan kosongnya persediaan. Perhitungan Persediaan rata-rata per bln Stok awal + penerimaan + stok akhir Persediaan rata 2 = ---------------------12 �
Persediaan sebaiknya > permintaan rata 2 karena : � Adanya fluktuasi dari permintaan serta ketidak tepatan dari forecast yang harus ditampung sehingga persediaan mampu menyerap penyimpangan tersebut. � Adanya kendala dan masalah yang dapat timbul dalam pengisian kembali dari persediaan karena kelambatan pengiriman yang disebabkan pesanan terlambat diterima, pelayanan gudang yang terlambat atau karena ekspedisi pengiriman yang terlambat.
Putaran persediaan Berdasarkan data persediaan rata-rata , dapat dihitung tingkat putaran persediaan. � Putaran stok ini penting artinya untuk menghubungkannya dengan kredit yang diterima dari PBF atau kredit yang dapat diberikan kepada pelanggan. � Dihitung dengan membandingkan antara penjualan dengan persediaan rata-rata ( SR ). � Nilai penjualan dapat dihitung dengan menjumlahkan persediaan awal ( So ) dengan jumlah pembelian ( P ) dikurangi persediaan akhir (Sn) � So + P - Sn Perputaran persediaan = ----------SR
Persediaan pengaman (persediaan dapar = iron stock) � Merupakan Persediaan untuk menghadapi keadaan yang tidak menentu karena perubahan permintaan atau perubahan pada pengisian kembali. � Perlu dilakukan untuk antisipasi terhadap fluktuasi penjualan dan antisipasi kelambatan pengiriman dari PBF.
� Faktor yang perlu dipertimbangkan Frekwensi atau waktu pesanan oleh rumah sakit. Untuk pesanan setiap minggu, berarti jumlah sediaan pengaman memperhitungkan pemakaian 1 minggu. Ø Ketersediaan modal dan sarana. Jika modal kuat, dapat membuat persediaan pengaman besar Ø Ketersediaan persediaan di distributor (PBF). Jika persediaan di PBF sering kosong, ada peluang untuk meningkatkan jumlah stok pengaman Ø
Besar persediaan yang harus dibangun Faktor yg diperhatikan : a. Biaya dan resiko penyimpanan Makin besar jumlah obat yang disimpan, maka makin besar resiko obat hilang, makin besar resiko terjadinya kadaluarsa karena lambannya pemakaian, � Pada dasarnya menyimpan obat sama dengan menyimpan uang. Penyimpanan uang yang tidak menghasilkan atau tidak produktif berarti menyia-nyiakan sumber daya. � b. Biaya pemesanan Administrasi untuk memantau persediaan, melakukan pemesanan atau permintaan, menggaji orang , penyediaan formulir-formulir perlu biaya. � Pengiriman pesanan membuthkan tenaga atau biaya tersendiri �
c. Biaya distribusi Meliputi biaya untuk mempersiapkan barang. mengemas dengan mengirimkan barang, biaya formulir-formulir serta biaya petugas pelaksana merupakan beban dalam sistem distribusi. d. Biaya pemeliharaan � � � Sarana dengan prasarana gudang perlu pemeliharaan dan membutuhkan dana. Makin besar persediaan resiko penyimpanan serta besarnya faslitas yang dibangun butuh pemeliharaan lebih besar, tetapi biaya pemesanan dan biaya distribusi menjadi lebih kecil. Perlu adanya optimalasi faktor tsb agar dicapai keseimbangan antara membangun persediaan dengan biaya distribusi dan pemesanan.
Penetapan titik pesan Untuk memperkecil persediaan dapar persediaan yang terlambat datang, ditetapkan titik pesan bagi produk. � Titik pesan ini berada di atas persediaan dapar dan ditetapkan berdasarkan penyimpangan rata-rata dari pelayanan pengisian persediaan. � Titik pesan dihitung dengan cara : Titik pesan = Persediaan Pengaman + Pemakaian selama waktu tenggang � Besaran Persediaan Pada Saat Titik Pesan Titik pesan bila ditulis di atas kartu stok akan mengingatkan petugas gudang atau petugas pengawasan distribusi untuk memonitor perlu/tidaknya dilakukan pesanan. � Mekanisme akan mengamankan pelayanan, apabila ini tidak tercapai maka perlu dilakukan pesanan seperti jadwal pengisian ulang yang telah ditetapkan �
Persediaan Maksimum dan Minimum a. Persediaan maksimum : agar persediaan tidak boleh melebihi suatu batas tertentu, � agar tidak terlalu banyak persediaan yang dapat bergerak. � Pesanan dilakukan dengan menghitung jumlah persediaan untuk memenuhi persediaan maksimum yang ditetapkan. � b. Persediaan minimum : agar persediaan yang ada selalu dalam kondisi minimum. � jika jumlah yang terjual menyebabkan persediaan mencapai angka minimal , maka dilakukan pesanan. � Besar pesanan disesuaikan besar atau kecil, cepat atau lambatnya jenis persediaan terjual �
Prioritas Pengendalian Masalah 1 � Pengelolaan persediaan obat di RS dalam jumlah besar, Persediaan yang ada di RS dengan harga bervariasi Penyelesaiaan Dicari akal mensiasati ribuan item dengan variasi harga dan variasi tingkat keperluan/ pemakaian dalam pengelolaan perbekalan yang efektif dan efisien.
Masalah 2 kebutuhan obat sering kali cukup besar, seringkali melampaui target atau alokasi dana yang tersedia. Penyelesaian � lakukan penyesuaian kebutuhan dan anggaran, spy efisiensi dan efektivitas. Efisiensi : dana dapat memperoleh barang yang lengkap dan dalam jumlah dan jenis yang memadai. Sedangkan efektifitas : Setiap jenis persediaan digunakan seoptimal mungkin a. � Pemanfaatan alokasi dana harus diupayakan dari aspek ekonomi dan aspek pelayanan untuk pasien dari sudut medis/terapi. � Tentukan prioritas dengan analisa ABC ( Pareto ) dan VEN
Penyusunan prioritas dan analisis dengan cara VEN dan PARETO. Kategori VEN Analisis VEN didasarkan atas pengelompokan persediaan dari sudut Vital, Essensial dan Non Esensial. � Kategori ini pada umumnya disusun dengan memperhatikan kepentingan dan vitalitas persediaan farmasi dalam pemakaiannya. �
� Vital � persediaan yang harus selalu tersedia, � untuk pengobatan atau penyelamatan hidup manusia, � untuk pengobatan penyakit yang menyebabkan kematian. � Significant withdrawl side efect ( dosis tinggi propanolol , kortikosteroid ) � Untuk pelayanan kesehatan dasar ( vaccine ) � Bagi pelanggan khusus atau setia atau kronis
� Esensial � � � Perbekalan yang banyak digunakan dalam tindakan Obat yang sering diresepkan pengobatan penyakit terbanyak di suatu daerah atau rumah sakit. Efektif untuk melawan penyakit Penting untuk kondisi penyakit-penyakit � Non Esensial perbekalan pelengkap agar tindakan atau pengobatan menjadi lebih baik. � Obat untuk penyakit ringan/biasa � Obat yang kemanjurannya dipertanyakan �
Kriteria VEN � Untuk kepentingan penjualan dan kelancaran pelayanan, kriteria berbeda � Penyusunan kategori VEN tidak sama antara satu RS dengan RS lain. � Dapat disesuaikan dengan : � Situasi atau derajat kesehatan yang ada RS � Jenis pelanggan yang datang, � Jenis pelayanan RS.
Petunjuk pembelian sistem VEN Untuk dana kecil kebutuhan tinggi : � Teliti kemungkinan adanya dana tambahan � Tinjau keadaan kritis dan atur kebutuhan obat untuk semua kategori � Tersedianya stok pengaman � Atur prioritas VEN
2. Analisis Pareto � Analisis Pareto atau ABC disusun berdasarkan atas penggolongan persediaan yang mempunyai nilai/harga yang paling banyak. � Kelompok A adalah pengeluaran RS, � Kelompok B menyita 15% � Kelompok C. menyita 5 % � Analisis ini memerlukan perhitungan matematika sederhana dan penyusunan urutan (dengan komputer : SORT) berdasarkan prosentase harga yang dibayar untuk satu item yang dibeli. � Dengan urutan nilai tersebut dapat diperoleh kontribusi item tertentu terhadap total anggaran atau harga perbekalan yang menyita sampai 80%
Prinsip dasar analisa ABC � Analisa tak tergantung harga satuan, tapi nilai pemakaian per tahun � Tak tergantung jenis barang � katagori ABC tak selalu sama, tergantung ukuran yang diambil, persediaan dan jumlah barang yang dikontrol.
Tujuan analisa A. B. C. � Menentukan arah dari pengendalian yang selektif
A : kartu merah perhatian intensif dan sistem yang cermat, pengendalian khusus, jumlah jenis barang sedikit tetapi membawa hasil besar B : kartu kuning, pengendalian periodik dengan sistem sederhana C : kartu biru , pengendalian hanya bila terjadi penyimpangan, digunakan sistem sederhana Manfaat analisa ABC : � Rasionalisasi frekuensi pemesanan � Menekan jumlah persediaan
Tahapan yang dilakukan : � Susun daftar item yang ada yang berisikan : Nama persediaan dan identitas, Jumlah unit, Harga per unit dan Jumlah harga. � Susun urutan semua item dengan menempatkan item yang mempunyai jumlah harga terbesar pada urutan pertama dan seterusnya. Kemudian menjumlahkan nilai rupiah dari seluruh item menjadi Jumlah Total � Menghitung prosentase dari jumlaah harga setiap item terhadap Jumlah Total. � Menjumlahkan prosentase dari item pertama dengan kedua dan seterusnya secara kumulatif, sampai ditemukan jumlah total seluruhnya 100%.
Memberi tanda item yang masuk dalam kategori. Kategori A ( Always )yaitu i 10 – 20% item , dg nilai prosentase komulatif 5 -20% dana pengadaan 70 – 80 % � Kategori B ( Better ) 20 -40 % item obat /alkes yg disediakan, dg nilai prosentase kumulatif 80, 1% - 95% dan jumlah dana 10 -15 % � Kategori C ( Control ) Item ad 60% dg nilai prosentase kumulatif dari 95, 1% sampai 100%. dana 5 -10% �
Analisis Pareto ini berguna untuk : � Produk mana saja yang memberikan kontribusi paling banyak terhadap penjualan. Belum tentu obat mahal memberikan kontribusi banyak dan sebaliknya. � Pengelompokan persediaan atas dasar Pareto juga memberikan kemudahan dalam pengaturan jumlah persediaan. � Penjualan dalam kategori Pareto A, dibuat dengan prioritas tinggi dan frekwensi pemesanan sesering mungkin dengan jumlah unit sedikit (asal diingat persediaan pengaman).
� Persediaan Pareto kategori C, tidak perlu diperhatikan secara mendalam, kalau perlu membeli dalam stok secara minimal saja dan pembelian/pesanan tidak mempengaruhi banyak terhadap nilai penjualan. � Kelompok Pareto juga membantu untuk menghubungkan faktor tingkat kecukupan, dengan nilai barang. Artinya barang-barang yang berharga mahal dan terjual banyak haruslah diprioritaskan dalam perhitungan persediaan, pesanan maupun monitoringtingkat persediaannya
Analisis VEN ABC � Analisis ini menggabungkan kedua kelompok diatas dalam suatu matrik sehingga analisa menjadi lebih tajam. Matrik dapat dibuat seperti berikut : Matrik dijadikan dasar menetapkan prioritas dalam rangka penyesuaian anggaran atau perhatian dalam pengelolaan persediaan. � Barang yang bersifat Vital (VA, VB, VC) merupakan pilihan utama untuk dibeli atau perlu perhatian khusus. � Barang yang Non Esensial tetapi menyerap anggaran banyak (NA) diproritaskan keluar dari daftar belanja. �
Langkah pengawasan dengan pengendalian persediaan di rumah sakit Langkah-langkah ini dilakukan tiap akhir bulan dalam rapat koordinasi bulanan di rumah sakit � Tetapkan alokasi persediaan sebagai pedoman. sesuai proyeksi kebutuhan serta estimasi paling mutakhir. � Lakukan Analisa PUT : a. P (prioritas ) yi kelompok VA – VB – EA b. U (Utama) yi kelompok EA, EB, EC c. T (tambahan) NA-NB, NC �
Jika anda mengidentifikasikan adanya penyimpangan, coba gali informasi apa yang menjadi penyebab penyimpangan tersebut. Jangan terlalu mudah untuk memblokir suatu persediaan pengaman. � Perhatikan unit-unit lain, apakah ada rayon yang tidak memanfaatkan alokasi persediaannya. Kalau perlu alokasi ysb diredistrubusikan sehingga terjadi pemerataan alokasi sesuai dengan kebutuhan unit/instalasi �
� Lakukan monitoring terhadap data-data sebagai berikut : � Kunjungan per unit pelayanan/instalasi � Total permintaan unit/instalasi � Distribusi obat yang sudah dilaksanakan hingga status terakhir. � Sisa alokasi dalam unit/instalasi hingga akhir bulan. Lakukan analisa sebagai berikut : Analisa konsumsi obat : � Bandingkan jumlah kunjungan dalam satu bulan dengan rata-rata kunjungan dalam triwulan terakhir disetiap unit/instalasi. Apakah ada gerakan penurunan kunjungan di seluruh rumah sakit dan secara khusus di unit/instalasi mana.
� Bandingkan jumlah kunjungan ditiap unit/instalasi dengan jumlah satuan terkecil dari obat Jumlah unit obat yang dikonsumsi dibagi dengan jumlah kunjungan atau dikenal dengan rasio konsumsi obat per kunjungan. Perhatikan apakah ada perubahan dalam pola peresepan apabila dibandingkan dengan tiga bulan terakhir. � Bandingkan total biaya obat yang dikonsumsi dengan jumlah kunjungan per unit/instalasi. Perhatikan apakah ada perubahan dari rata-rata tiga bulan terakhir di unit/instalasi mana ada perubahan yang mencolok.
Analisa Distribusi dan Persediaan obat � � � Bandingkan distribusi obat di unit/intalasi tersebut dengan alokasi yang tersedia, apakah dapat ditemukan adanya kemungkinan kekurangan atau kelebihan alokasi. Lakukan analisa untuk produk yang termasuk katagori V dan secara acak produk E. Untuk produk N lakukan tiap triwulan, khususnya untuk produk yang melampaui alokasinya. Bandingkan rata-rata pemakaian tiga bulan terakhir dengan sisa alokasi Persediaan, apakah ada produk-produk V yang kritis atau produk E yang kritis
TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT
- Slides: 62