Pengendalian Penyakit Tumbuhan Secara umum tindakan pengendalian dapat

Pengendalian Penyakit Tumbuhan Secara umum, tindakan pengendalian dapat dikelompokkan menjadi enam cara, yaitu ; 1. Sistem perundang-undangan atau peraturan agar dapat dicegah terjadinya wabah, 2. Cara fisik dengan dibakar dan dijemur, 3. Cara mekanik, 4. Cara kultur teknis yaitu cara-cara bercocok tanam, 5. Cara biologi dengan memanfaatkan musuh alami hama dan patogen, 6. Dan cara kimia menggunakan pestisida. Walaupun demikian, ternyata cara kimia atau pestisidalah yang paling sering digunakan petani di lapangan. Bahkan biasanya, diaplikasikan secara berjadwal. Penggunaan pestisida hampir menjadi satu-satunya cara pengendalian karena pestisida bekerja sangat efektif, praktis serta cepat membunuh patogen dan hama.

KONSEP PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN Konsep pengendalian penyakit tanaman meliputi : 1. Prinsip pengendalian yaitu pedoman atau pegangan dari suatu tindakan pengendalian. 2. Strategi pengendalian merupakan perencanaan atau managemen pelaksanaan dari usaha pengendalian. 3. Taktik Pengendalian yaitu ilmu pengetahuan khusus yang digunakan untuk tujuan praktek pengendalian. 4. Aplikasi Pengendalian yaitu prosedur pengendalian yang dapat dilaksanakan di lapangan.

PRINSIP PENGENDALIAN Pengendalian penyakit digolongkan menjadi : tanaman pada prinsipnya 1. EKSKLUSI yaitu usaha mencegah masuknya penyakit ke daerah baru. 2. ERADIKASI yaitu menurunkan, menginaktifkan atau membasmi pathogen. 3. PROTEKSI yaitu usaha memberi perlindungan pada tanaman atau menghalangi terjadinya kontak antara inang dengan pathogen. 4. RESISTENSI yaitu usaha untuk mengurangi perusakan penyakit melalui inang dengan membuat ketahanan pada inang tersebut.

PRINSIP STRATEGI 1. Ekslusi (mencegah) - Prohibisi (larangan) - Intersepsi (menghalangi) - Eliminasi (menghapus) - 2. Eradikasi (membasmi) - Removal (pemindahan/penghapusan) - Eliminasi (menghapus) -Destruksi (membinasakan) - Pemeriksaan perkebunan/kebun buah - Membinasakan inang alternatif - Pemeliharaan organisme antagonis - Meniadakan makanan pokok - Kimia, Api, Pengerjaan tanah 3. Proteksi (perlindunga) - Mencegah infeksi - Menghindarkan infeksi - Penggunaan fungisida - Modifikasi cara bercocok tanam - Modifikasi lingkungan 4. Resistensi - Mengembangkan (ketahanan) tanaman tahan - Proteksi silang Teknik/Taktik - Karantina Uji kesehatan tanaman Sertifikasi Disinfeksi Seleksi Hibridikasi Irradiasi Mengurangi virulensi

Aplikasi pengendalian yang dapat diterapkan di lapangan : A. Pada Taktik Karantina 1. Dengan pelarangan pemasukan bahan perbanyakan tanaman darai luar negeri atau luar daerah. Misalnya : Penyakit darah pada pisang yang disebabkan Pseudomonas celebensis yang diatur dalam Lembaran Negara No 532 tanggal 10 September 1921 yang isinya melarang membawa perbanyakan tanaman pisang dari daerah Sulawesi, untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut. 2. Pemeriksaan di perbatasan terhadap lalu lintas tanaman. Untuk menghalangi masuknya penyakit ke daerah baru.

B. Taktik Pengendalian dengan Uji Kesehatan Tanaman ; dilakukan dengan penggunaan biji yang bebas penyakit misalnya perlakuan biji jagung dengan Ridomil untuk membebaskan dari penyakit bulai Sclerospora maydis. C. Taktik Pengendalian Sertifikasi. Aplikasinya di lapangan dilakukan dengan: 1. Pemberian sertifikat tanaman sehat. 2. Menghilangkan tanaman berpenyakit.

D. Taktik Pengendalian dengan Desinfeksi. Aplikasinya di lapangan dengan : 1. Perlakuan biji dengan bahan kimia misalnya biji kapas yang dicelup Subimat untuk mematikan Xanthomonas malvacearum penyebab penyakit bercak daun bersudut. 2. Perlakuan dengan air panas, misalnya biji kubis yang dicelup air panas 50 0 C selama 30 menit untuk mengatasi Xanthomonas campestris penyebab penyakit busuk hitam.

E. Taktik Pengendalian dengan Pemeriksaaan pada Kebun Pemeliharaan Tanaman maupun Kebun-kebun Buah, dengan aplikasi pengendalian : 1. Deteksi pada cabang-cabang terinfeksi. 2. Membinasakan tanaman terinfeksi. F. Taktik Pengendalian Pembinasaan Inang Alternatif dilakukan aplikasi pengendalian dengan membinasakan gulma inang yaitu gulma yang mungkin menjadi inang dari suatu penyakit.

G. Taktik Pengendalian dengan Pemeliharaan Antagonis. Dilakukan aplikasi pengendalian dengan menggunakan tanaman antagonis sebagai tanaman sela misalnya tanaman Tagetus sp. atau penggunaan organisme antagonis terhadap patogen misalnya Trichoderma sp. H. Taktik Pengendalian dengan Meniadakan Makanan Utama. Aplikasinya di lapangan dilakukan dengan pergiliran tanaman yaitu menanam tanaman digilir dengan tanaman yang bukan menjadi inang dari penyakit utama.

Dampak Penggunaan Pestisida Namun, ternyata penggunaan pestisida mengakibatkan dampak yang sebelumnya tidak diperhitungkan. Pestisida dapat menyebabkan terjadinya ; 1. resistensi pada patogen tumbuhan dan hama, 2. populasi hama dapat meningkat setelah disemprot pestisida berkali-kali, bahkan dapat terjadi ledakan hama yang dulunya dianggap tidak penting. 3. dan yang lebih penting lagi adalah dampak negatif pestisida terhadap kesehatan manusia dan pelestarian lingkungan.

PHT sebagai Solusi Mengurangi dampak Pestisida PHT secara konsep adalah suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian hama dan penyakit tumbuhan yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Sasaran PHT adalah : 1) produktivitas pertanian yang mantap dan tinggi, 2) penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat, 3) populasi hama dan patogen tumbuhan dan kerusakan tanaman karena serangannya tetap berada pada aras yang secara ekonomis tidak merugikan, dan

4)pengurangan risiko pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida. Dalam PHT, penggunaan pestisida masih diperbolehkan, tetapi aplikasinya menjadi alternatif terakhir bila cara-cara pengendalian lainnya tidak mampu mengatasi wabah hama atau penyakit. Pestisida yang dipilihpun harus yang efektif dan telah diizinkan.
- Slides: 12